Home » , » SIKAP MUSLIM TERHADAP ULANG TAHUN

SIKAP MUSLIM TERHADAP ULANG TAHUN

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Tuesday, June 24, 2014



Kajian Online WA Hamba اللَّهِ SWT
Senin, 23 Juni 2014
Narasumber: Ustadz Dodi Kristono
Rekapan Grup HA 11


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Siapa yang akan ulang tahun dalam waktu dekat ini...?
Udah lewat... tapi katanya tidak boleh merayakan Ultah..?

Karena hari ini kajiannya tentang aqidah...
Kita akan bahas hal tersebut yaaa.

Bagaimana sikap kita dalam menghadapi ulang tahun dan meminta doa panjang umur.

1. Jika ini menjadi ritual berdoa dan bersyukur dan ada juga yang mandi kembang 7 rupa, maka ini masuk ke perintah ibadah, dimana jelas Islam tidak memerintahkan ini. 

2. Hanya sebagai tradisi, adat, have fun, dan lain-lain. Bila demikian, sebelumnya perlu diketahui bahwa dalam Islam, hari yang dirayakan secara berulang disebut Ied, misalnya Iedul Fitri, Iedul Adha, juga hari Jumat merupakan hari Ied dalam Islam. Dan perlu diketahui juga bahwa setiap kaum memiliki Ied masing-masing. Maka Islam pun memiliki Ied sendiri. 

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

إن لكل قوم عيدا وهذا عيدنا
“Setiap kaum memiliki Ied, dan hari ini (Iedul Fitri) adalah Ied kita (kaum Muslimin)” [HR. Bukhari-Muslim]

Kemudian, Ied milik kaum muslimin telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya hanya ada 3 saja, yaitu :

1. Iedul Fitri, 
2. Iedul Adha, juga 
3. Hari Jumat. 

Nah, jika kita mengadakan hari perayaan tahunan yang tidak termasuk dalam 3 macam tersebut, maka Ied milik kaum manakah yang kita rayakan tersebut....? 

Yang pasti bukan milik kaum muslimin. Padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

من تشبه بقوم فهو منهم
“Orang yang meniru suatu kaum, ia seolah adalah bagian dari kaum tersebut” [HR. Abu Dawud, disahihkan oleh Ibnu Hibban]

Maka orang yang merayakan Ied yang selain Ied milik kaum Muslimin seolah ia bukan bagian dari kaum Muslimin. Namun hadits ini tentunya bukan berarti orang yang berbuat demikian pasti keluar dari statusnya sebagai Muslim, namun minimal mengurangi kadar keislaman pada dirinya. Karena seorang Muslim yang sejati, tentu ia akan menjauhi hal tersebut. Bahkan اللّهُ Ta’ala menyebutkan ciri hamba اللّهُ yang sejati salah satunya,

والذين لا يشهدون الزور وإذا مروا باللغو مروا كراما
“Yaitu orang yang tidak ikut menyaksikan Az Zuur dan bila melewatinya ia berjalan dengan wibawa” [QS. Al Furqan: 72].

Rabi’ bin Anas dan Mujahid menafsirkan Az Zuur pada ayat di atas adalah perayaan milik kaum musyrikin. Sedangkan Ikrimah menafsirkan Az Zuur dengan permainan-permainan yang dilakukan adakan di masa Jahiliyah.

Jika ada yang berkata “Ada masalah apa dengan perayaan kaum musyrikin....? Toh tidak berbahaya jika kita mengikutinya”. Jawabnya, seorang muslim yang yakin bahwa hanya اللّهُ lah sesembahan yang berhak disembah, sepatutnya ia membenci setiap penyembahan kepada selain Allah dan penganutnya. Salah satu yang wajib dibenci adalah kebiasaan dan tradisi mereka, ini tercakup dalam ayat.

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada اللّهُ dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang اللّهُ dan Rasul-Nya” [QS. Al Mujadalah: 22].

Kemudian Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin-rahimahllah-menjelaskan : “Panjang umur bagi seseorang tidak selalu berbuah baik, kecuali kalau dihabiskan dalam menggapai keridhaan اللّهُ dan ketaatanNya. 

Sebaik-baik orang adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya. Sementara orang yang paling buruk adalah manusia yang panjang umurnya dan buruk amalannya.

Karena itulah, sebagian ulama tidak menyukai do’a agar dikaruniakan umur panjang secara mutlak. Mereka kurang setuju dengan ungkapan : “Semoga اللّهُ memanjangkan umurmu” kecuali dengan keterangan “Dalam ketaatanNya” atau “Dalam kebaikan” atau kalimat yang serupa. Alasannya umur panjang kadang kala tidak baik bagi yang bersangkutan, karena umur yang panjang jika disertai dengan amalan yang buruk -semoga اللّهُ menjauhkan kita darinya- hanya akan membawa keburukan baginya, serta menambah siksaan dan malapetaka”

Jika demikian, SIKAP yang ISLAMI dalam menghadapi hari ulang tahun adalah → 

1. Tidak merayakan, 
2. Biasa-biasa saja dan 
3. Berwibawa dalam menghindari perayaan semacam itu. 
4. Mensyukuri nikmat اللّهُ berupa kesehatan, kehidupan, usia yang panjang, sepatutnya dilakukan setiap saat bukan setiap tahun. 
5. Dan tidak perlu dilakukan dengan ritual atau acara khusus, اللّهُ Maha Mengetahui yang nampak dan yang tersembunyi di dalam dada. 
6. Demikian juga refleksi diri, mengoreksi apa yang kurang dan apa yang perlu ditingkatkan dari diri kita selayaknya menjadi renungan harian setiap muslim, bukan renungan tahunan.

والله أعلم بالصواب

TANYA DAN JAWAB:

■ Kita sudah tidak merayakanulang tahun., lalu ada yang mengucapkan selamat ulang tahun, bagaimana sikap kita? Jika ada yang memberikan hadiah dalam rangka ulang tahun kita, apakah boleh diterma atau tidak? Jika ada yang berbagi makanan dalam rangka ulang tahunnya, apakah boleh dimakan atau tidak?
Jawab:
Ucapkan terima kasih saja. Untuk makanan diterima saja. Mubazir kan jika tidak diterima.
Tanggapan: Ada yang pernah bilang untuk makanan yang diberikan sebaiknya tidak diterima.
Jawab:
Kita saja boleh menerima dari orang Non-Islam (NONI). Masa jika teman kita muslim memberikan sesuatu, kita tolak?!
In sha اللّهُ tidak mengapa yaaa

■ Pak ustadz saya mau tanya kalau tiba-tiba di rumah sudah dibelikan kue ultah untuk ditiup oleh keluarga dan dipotong dan dimakan bersama bagaimana? Tidak enak jika sudah dibelikan kuenya terus kita tidak tiup kue ULTAH-nya pak.
Jawab:
Ucapkan terima kasih saja yaaa. Toh diluar kuasa dan kehendak kita. Usahakan hindari meniup lilin, karena itu kebiasaan kaum majusi yang mengagungkan api.

■ Pak, di kantor saya ada kebiasaan tiap ada yang ULTAH selalu mentraktir makanan kalo misal tidak mentraktri suka ditagih atau merasa tidak enak, terus dapat suprise kue dan tiup lilin itu seperti jadi tradisi tiap tahun. Jika tahu itu dilarang bagaimana kita perlu menyikapinya pak?
Jawab:
Bilang saja terima kasih yaaa. Hindari saja meniup lilinnya.

■ Pak Dody kalo saya kebalikannya. Kalau saya yang ULTAH, dan kakak-kakak saya tidak membawa hadiah, saya akan manyun. Dosa ya? 
Jawab:
Cium dan peluk aja kakak-kakaknya, ini adalah hal yang paling spesial diantara kado.

■ Semua itu mencakup ulang tahun kelahiran saja atau termasuk ulang tahun yang lain pak? Misal ulang tahun pernikahan orang tua.
Jawab:
Semuanya ya.

■ Saya pernah di undang makan-makan acara ULTAH teman deket bingung banget nolaknya, akhirnya cari-cari alasan (berbohong) supaya tidak datang ke acaranya.
Itu gimana ustadz bohong demi menghindari pesta ultah? 
Jawab:
Buat pernyataan ambigu saja, bahwa saya harus datang ke Mall (yang deket kantor atau rumah, sesuai kebutuhan yang akan kita cari dan datangi mall atau tempat tersebut ya.

■ Mau tanya diluar tema boleh? Kalau anak menyakiti hati orang tua, dosa kan pak? Bagaimana jika sebaliknya?
Jawab:
Sebatas mana sakitnya...? Jika memang menyakitkan sekali, terima saja. Jangan pernah mengataknya kita kepada orang tua adalah salah satu alat ukur tingkat ketaqwaan kita.

■ Terus kalau yang ULTAH mentraktir makan-makan bagaimana pak hukumnya?
Apa salah satu merayakan juga? Kalaua itu permintaan teman-teman bagaimana pak?
Terima kasih.
Jawab:
Ya sama saja, pada saat memutuskan di dalam hati, keputusan yang buat kan diri kita sendiri. 
Traktir saja makan-makan diluar hari ULTAH dan kapan saja, jangan dipatok ya.
Jika memang bisa diberitahukan secara lisan atau pun memberikan buku yang temanya berkaitan dengan kejadian di atas. 
Ingatkan saja... Bahwa acara-acara tersebut merupakan ajaran dari agama Hindu.
Apakah tidak akan menangis mayitnya jika mayitnya muslim justru malah menggunakan cara cara Hindu..?!

■ Pak saya kebiasaan kalo berbicara pasti ada "ah mama sayang kan tidak begitu". Terus kalau disuruh jawabnya "bentar ya mah" tapi sambil jalan nyamperin mama. Itu hukumnya bagaimana ya?
Jawab:
Dirubah ya, karena kata "ah" itu tertulis jelas dalam dalil. Gunakan kata-kata yang bisa membuat hubungan semakin bahagia.

■ Maaf pak, dulu saya sering marah-marah sama orang yang tidak memberikan kado di hari ULTAH. Terus pas hari ULTAH ada rasa seneeeng dapat ucapan dan do'a dari semua.
Jawab:
Pada dasarnya setiap manusia itu senang diberikan hadiah dan dikirimkan doa. Maka, untuk membuat manusia yang kita sayangi senang, maka kasihlah kado dan doa sepanjang kita mampu, jangan hanya dipatok 1 tahun sekali yaaa.

■ Waduh jadi peringatan kematian juga tidak boleh ya? Apa hal-hal seperti itu jatuhnya bisa jadi dosa pak jika tetap dikerjakan?
Jawab:
Iya BERDOSA dan amalannya tidak diterima atas perbuatan itu.

■ Saya mau tanya pak ...
Bagaimana hukumnya pengantin yang dandan adat jawa.Disanggul dan berbaju seksi lagi tipis yang diunggah di Media Sosial?
Apakah tidak berdosa...? Sedangkan hukum menutup aurat itu wajib...? Apakah kalau pengantin seperti itu bebas dosa ya pak...? Mohon penjelasannya...
Jawab:
Tetap BERDOSA... 
Bahkan lebih besar lagi, karena bukannya hanya 1-2 orang saja yang melihat, bahkan berpotensi jutaan orang bisa melihatnya.

■ Pak Dody ada kirim pertanyaan tapi malu bilang langsuung. Jika pakaiannya masih dicuci oleh ibunya bagaimana pak? Karena ibunya tidak mau pakai yang bantu-bantu.
Jawab:
Selama orang tua tersebut ikhlas dan tidak ada paksaan dari anaknya. Tak mengapa... 
Tapi anaknya juga bantu-bantu yang lain dong.

■ Jadi baiknya mengadakan resepsi nikah itu kaya bagaimana pak?
Jawab:
Sesuai adab Islam, dipisah pada saat acara walimatulnya antara undangan akhwat dan ikhwan

■ Dipisah tamunya aja atau pengantinnya juga dipisah pak ustadz? Jadi yang akhwat mengunjungi pengantin akhwat aja pak?
Jawab : 
Yang biasa di Indonesia : 
1. Pengantin dan tamunya dipisah. 
2. Pengantin digabung, undangannya saja yang dipisah
Kebanyakan yang nomor 2 dilaksanakan di Indonesia.

■ Oh iya pak kadang kalau datang ke resepsi pernikahan begitukan, resepsinya suka memotong waktu dzuhur. Apakah sempat pengantin wanitanya sholat? Kata teman ada yang bilang boleh dijamak, apakah boleh pak?
Jawab:
Tak Boleeeeh

■ Bapak saya waktu kajian di kantor kata ustadznya boleeh hanya pengantinnya saja yang dijamak. Yang lain tidak boleeh.
Jawab:
Mungkin karena keterbatasan saya dalam membaca dalil. Sampai sekarang saya belum menjumpainya tentang walimatul menjadi syarat diperbolehkan untuk menjamak sholat.
والله أعلم بالصواب

■ Pak, bagaimana dengan resepsi yang pengantinnya digabung undangannya dipisah itukan tetep saja pengantin wanitanya keliatan sama tamu cowok?
Jawab:
Bukan melihatnya yang diutamakan. Tetapi pencampuradukkan antara ikhwan dan akhwat (ikhtilat).

■ Jadi kalau keluarga mengadakan selamatan kematian, kita ikut bantu berarti kita ikut dosa ya pak? Terus bagaiman? Karena keluarga yang mau mengadakan slamatan rumahnya di depan rumahku pak. Gak enak jika dimintain bantuan-bantuan apa. Itu bagaimana pak?
Jawab:
Bantu-bantu saja sebelum acara dimulai, cuci piring dan lain-lainnya ya Bunda. Setelah acara dimulai, jika ada kesempatan, pamit saja.

Saya mohon maaf bila ada kesalahan. Mari kita tutup dengan kaffaratul majlis.

Doa Kafaratul Majelis:

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Semoga Bermanfaat
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

Ketik Materi yang anda cari !!