KAJIAN ONLINE HAMBA الله UMI 07
Editor: Selli
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Selamat pagi sholihaat..
Semoga selalu dalam kondisi iman kepada Allah, sehat wal afiat di bawah lindunganNya..amiin. Baik...kita lanjutkan pembahasan pondasi kita ya...masih erat kaitannya dengan syahadatain
Setelah memahami makna dan kandungannya, apa implementasi sempurna yang dapat kita wujudkan?
Inilah dia...
Setelah memahami makna dan kandungannya, apa implementasi sempurna yang dapat kita wujudkan?
Inilah dia...
" Al Walaa wal Baraa "
Allah ‘Azza wa Jalla telah menetapkan kebahagiaan hakiki
bagi orang yang mengikuti dan melaksanakan agama Islam dengan
sungguh-sungguh sebagaimana Allah ‘Azza wa Jalla telah menetapkan
kesengsaraan dan kehinaan bagi orang yang memerangi agama Islam.
Sesungguhnya pokok agama Islam adalah kalimat tauhid Laa
ilaha illallah, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah.
Dengan mengucapkan dan mengamalkan kalimat inilah dibedakan muslim dan
kafir, dipaparkan keindahan surga dan panasnya neraka.
Dan tidaklah tauhid seseorang sempurna sampai ia mencintai
karena Allah dan membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak
memberi karena Allah. Inilah yang disebut al wala’ wal baro’.
Mengenal Al Wala’ dan Al Baro’
Al Wala’ secara bahasa berarti dekat, sedangkan secara
istilah berarti memberikan pemuliaan penghormatan dan selalu ingin
bersama yang dicintainya baik lahir maupun batin. Dan al baro’ secara
bahasa berarti terbebas atau lepas, sedangkan secara istilah berarti
memberikan permusuhan dan menjauhkan diri.
Wahai saudariku, ketahuilah bahwa seorang muslimah yang
mencintai Allah dituntut untuk membuktikan cintanya kepada Allah yaitu
dengan mencintai hal yang Allah cintai dan membenci hal yang Allah
benci. Hal yang dicintai Allah adalah ketaatan terhadap perintah Allah
dan orang-orang yang melakukan ketaatan, sedangkan hal yang dibenci
Allah adalah kemaksiatan (pelanggaran terhadap larangan Allah) dan
orang-orang yang melakukan kemaksiatan dan kesyirikan.
Oleh karena itu, hendaklah engkau wala’ terhadap ketaatan
dan orang-orang yang melakukan ketaatan dan baro’ terhadap maksiat dan
kesyirikan dan orang-orang yang mempraktekkannya.
Siapa yang Berhak Mendapatkan Wala’ dan Baro’ ?
Orang yang mendapat wala’ secara mutlak, yaitu orang-orang
mukmin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menjalankan kewajiban
dan meninggalkan larangan di atas tauhid.
Orang yang mendapat wala’ dari satu segi dan mendapat baro’ dari satu segi, yaitu muslim yang bermaksiat, menyepelekan sebagian kewajiban dan melakukan sebagian yang diharamkan.
Orang yang mendapat baro’ secara mutlak, yaitu orang musyrik dan kafir serta muslim yang murtad, melakukan kesyirikan, meninggalkan shalat wajib dan pembatal keislaman lain.
Sebagian Tanda Al Wala’
Orang yang mendapat wala’ dari satu segi dan mendapat baro’ dari satu segi, yaitu muslim yang bermaksiat, menyepelekan sebagian kewajiban dan melakukan sebagian yang diharamkan.
Orang yang mendapat baro’ secara mutlak, yaitu orang musyrik dan kafir serta muslim yang murtad, melakukan kesyirikan, meninggalkan shalat wajib dan pembatal keislaman lain.
Sebagian Tanda Al Wala’
Hijrah, yaitu pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan islami, dari lingkungan maksiat ke lingkungan orang-orang yang taat.
Wajib mencintai saudara muslim sebagaimana mencintai diri sendiri dan senang kebaikan ada pada mereka sebagaimana senang kebaikan ada pada diri sendiri serta tidak dengki dan angkuh terhadap mereka.
Wajib memprioritaskan bergaul dengan kaum muslimin.
Menunaikan hak mereka: menjenguk yang sakit, mengiring jenazah, tidak curang dalam muamalah, tidak mengambil harta dengan cara yang bathil, dsb.
Bergabung dengan jama’ah mereka dan senang berkumpul bersama mereka.
Lemah lembut dan berbuat baik terhadap kaum muslimin, mendoakan dan memintakan ampun kepada Allah bagi mereka.
Wajib mencintai saudara muslim sebagaimana mencintai diri sendiri dan senang kebaikan ada pada mereka sebagaimana senang kebaikan ada pada diri sendiri serta tidak dengki dan angkuh terhadap mereka.
Wajib memprioritaskan bergaul dengan kaum muslimin.
Menunaikan hak mereka: menjenguk yang sakit, mengiring jenazah, tidak curang dalam muamalah, tidak mengambil harta dengan cara yang bathil, dsb.
Bergabung dengan jama’ah mereka dan senang berkumpul bersama mereka.
Lemah lembut dan berbuat baik terhadap kaum muslimin, mendoakan dan memintakan ampun kepada Allah bagi mereka.
Di Antara Tanda Al Baro’
Membenci kesyirikan dan kekufuran serta orang yang melakukannya, walau dengan menyembunyikan kebencian tersebut.
Tidak mengangkat orang-orang kafir sebagai pemimpin dan orang kepercayaan untuk menjaga rahasia dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang penting.
Tidak memberikan kasih sayang kepada orang kafir, tidak bergaul dan bersahabat dengan mereka.
Tidak meniru mereka dalam hal yang merupakan ciri dan kebiasaan mereka baik yang berkaitan dengan keduniaan (misalnya cara berpakaian, cara makan) maupun agama (misalnya merayakan hari raya mereka).
Tidak boleh menolong, memuji dan mendukung mereka dalam menyempitkan umat Islam.
Tidak memintakan ampunan kepada Allah bagi mereka dan tidak bersikap lunak terhadap mereka.
Tidak berhukum kepada mereka atau ridha dengan hukum mereka sementara mereka meninggalkan hukum Allah dan Rasul-Nya.
Tidak mengangkat orang-orang kafir sebagai pemimpin dan orang kepercayaan untuk menjaga rahasia dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang penting.
Tidak memberikan kasih sayang kepada orang kafir, tidak bergaul dan bersahabat dengan mereka.
Tidak meniru mereka dalam hal yang merupakan ciri dan kebiasaan mereka baik yang berkaitan dengan keduniaan (misalnya cara berpakaian, cara makan) maupun agama (misalnya merayakan hari raya mereka).
Tidak boleh menolong, memuji dan mendukung mereka dalam menyempitkan umat Islam.
Tidak memintakan ampunan kepada Allah bagi mereka dan tidak bersikap lunak terhadap mereka.
Tidak berhukum kepada mereka atau ridha dengan hukum mereka sementara mereka meninggalkan hukum Allah dan Rasul-Nya.
Buah Al Wala’ wal Baro’
1. Mendapatkan kecintaan Allah
“Allah berfirman, “Telah menjadi wajib kecintaanKu bagi
orang-orang yang saling mencintai karena Aku.” (HR. Malik, Ahmad, Ibnu
Hibban, Hakim)
2 Mendapatkan naungan ‘Arsy Allah pada hari kiamat
“Sesungguhnya Allah berfirman pada hari kiamat: ‘Mana
orang-orang yang saling mencintai karena kemuliaan-Ku? Hari ini Aku
lindungi mereka di bawah naunganKu pada hari yang tidak ada naungan
kecuali naungan-Ku.” (Hadits Qudsi riwayat Muslim)
3. Meraih manisnya iman
‘Barangsiapa yang ingin meraih manisnya iman, hendaklah dia
mencintai seseorang yang mana dia tidak mencintainya kecuali karena
Allah.‘ (HR. Ahmad)
4. Masuk surga
“Tidaklah kalian masuk surga sehingga kalian beriman dan tidaklah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai.” (HR. Muslim)
5. Menyempurnakan iman
“Barangsiapa yang mencintai dan membenci, memberi dan
menahan karena Allah maka telah sempurnalah imannya.” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi, Hadits Hasan)
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Al Wala’ wal Baro’
Seorang muslimah yang memiliki orang tua kafir hendaknya
tetap berbuat baik pada orang tua. Dan tidak diperbolehkan menaati orang
tua dalam meninggalkan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya.
Diharamkan bagi muslimah untuk menikah dengan laki-laki kafir karena agama seorang wanita mengikuti agama suaminya.
Maraji:
Loyalitas dalam Islam (Syaikh Sholeh Fauzan)
Al Wala’ wal Bara’ (Ustadz Afifi Abdul Wadud)
Diharamkan bagi muslimah untuk menikah dengan laki-laki kafir karena agama seorang wanita mengikuti agama suaminya.
Maraji:
Loyalitas dalam Islam (Syaikh Sholeh Fauzan)
Al Wala’ wal Bara’ (Ustadz Afifi Abdul Wadud)
-----------------------------------
# Tanya Jawab #
1. Tanya
Afwan ustazdah, mau tanya, bagaimana menumbuhkan sifat al wala' wal bara'...?
Jawab :
Insyaallah dengan memahami kandungan makna syahadatain dengan baik. Kemudian perbanyak baca siroh, bagaimana kehidupan Rasulullah dan para sahabat terkait walaa wal baraa.
Mempertajam keyakinan dan kepasrahan kepada Allah dengan perbanyak ibadah.
Dahulukan Allah dalam setiap sendi kehidupan, libatkan Allah dalam pengambilan-pengambilan keputusan.
Insyaallah dengan memahami kandungan makna syahadatain dengan baik. Kemudian perbanyak baca siroh, bagaimana kehidupan Rasulullah dan para sahabat terkait walaa wal baraa.
Mempertajam keyakinan dan kepasrahan kepada Allah dengan perbanyak ibadah.
Dahulukan Allah dalam setiap sendi kehidupan, libatkan Allah dalam pengambilan-pengambilan keputusan.
2. Tanya
Ustadzah, jika kita membantu seseorang karena rasa iba apa itu tidak termasuk memberi karena اَللّهُ? Jika ada laki-laki muslim menikahi perempuan non muslim, bagaimana pandangan Islam dalam hal ini?.. Syukron Ustadzah..
Ustadzah, jika kita membantu seseorang karena rasa iba apa itu tidak termasuk memberi karena اَللّهُ? Jika ada laki-laki muslim menikahi perempuan non muslim, bagaimana pandangan Islam dalam hal ini?.. Syukron Ustadzah..
Jawab :
Tentu setiap kita awalnya memberi karena iba, tapi kemudian perlu diluruskan lillahi ta'ala hanya untuk membantunya.
Tentu setiap kita awalnya memberi karena iba, tapi kemudian perlu diluruskan lillahi ta'ala hanya untuk membantunya.
Sebagian orang berpendapat masih boleh... karena dalam Al Qur'an
diizinkan lelaki muslim menikahi wanita ahli kitab (yahudi/nashrani). Namun
permasalahannya kini adalah apakah kitab mereka masih seperti dulu?
Padahal kita tahu kitab-kitab mereka mengalami revisi terus menerus.
Padahal kita tahu kitab-kitab mereka mengalami revisi terus menerus.
Pe
nutup
Doa Kafaratul Majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi
bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon
pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamualaikum wr wb
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT