Hari / Tanggal : Selasa, 14 Oktober 2014
Narasumber : Ustad Khalid Syamhudi Lc
Notulen : Nurza
Editor : Ana Trienta
Hadits Ibnu Umar dimana
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menyerupakannya dengan mukmin.
"Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya ada diantara pepohonan, satu pohon yang tidak gugur daunnya. Pohon ini seperti seorang muslim, maka sebutkanlah kepadaku apa pohon tersebut?" Lalu orang menerka-nerka pepohonan wadhi. Berkata Abdullah: "Lalu terbesit dalam diriku, pohon itu adalah pohon kurma, namun aku malu mengungkapkannya". Kemudian mereka berkata: "Wahai Rasululloh beritahulah kami pohon apa itu?" Lalu beliau menjawab: "Ia adalah pohon kurma"
Hadits
riwayat Imam Bukhori dalam shohihnya kitab Al Ilmu, bab Qaulul Muhadits
Hadatsanaa no. 61 (1/145-Fathul Bariy) dan Muslim dalam shohihnya kitab Sifatul
Munafiqin bab Mitslul mukmin matsalun Nakhlah no. 7029 (17/151- Syarah Nawawi)
Tentulah
pohon ini memiliki keistimewaan sehingga dijadikan sebagai permisalan bagi
seorang muslim. Tidak hanya ini saja bahkan Allah memberikan permisalan kalimat
thoyibah dengan pohon ini dalam firmannya:
Artinya:
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan
seizin Rabbnya.Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat. (QS. Ibrahim: 24-25)
Sebagai
isyarat dari beliau bahwa yang dimaksud dengan pohon yang baik itu adalah pohon
kurma. Memang telah ada riwayat yang tegas dari hadits yang dikeluarkan oleh Al
Bazaar dari jalan periwayatan Musa bin 'Uqbah dari Naafi' dari Ibnu Umar,
beliau menyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wassalam membaca ayat ini
dan bersabda: "Apakah kalian tahu pohon apakah itu?" Ibnu Umar
menyatakan: "Jelas itu adalah pohon kurma, namun usiaku yang kecil
menahanku untuk berbicara". Lalu Rasululloh berkata: "ia adalah pohon
Kurma".[3]
Dengan
demikian, pohon yang baik disini ditafsirkan dengan pohon kurma dan ini adalah
pendapat banyak Ulama Salaf, diantaranya: Ibnu Abbas, Mujahid, Masruq, Ikrimah,
Ad Dhohaak, Qatadah dan Ibnu Zaid.[4] Pendapat ini dikuatkan oleh hadits yang
diriwayatkan Ibnu Hibbaan dari jalan periwayatan Abdulaziz bin Muslim dari
Abdullah bin Dinaar dari ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda:
Artinya:
"Siapakah yang dapat menyebuntukan kepadaku satu pohon yang menyerupai
seorang mukmin, pokok batangnya kokoh dan cabangnya menjulang
kelangit?".[5]
Semua ini
menunjukkan pohon kurma memiliki keutamaan, ketinggian dan keistimewaan. Semua
ini telah ditunjukkan dalam ayat diatas. Namun cukuplah dengan dijadikan
sebagai permisalahan seorang muslim menunjukkan ketinggian dan keistimewaannya.
Nabi
Shalallahu 'alaihi Wassalam dalam hadits ini memberikan permisalan dan
menyerupakan seorang muslim dengan pohon kurma. Tentunya hal ini menunjukkan
adanya sisi kesamaan antara keduanya. memang mengenal dan mengetahui sisi
kesamaan ini perlu mendapat perhatian yang cukup, apalagi Allah telah
menjelaskan hal ini agar manusia selalu ingat kepadaNya, sebagaimana firmanNya:
Artinya:
"Tidakkah kamu kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan
seizin Rabbnya.Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat". (QS. Ibrahim: 24-25)
Diantara
sisi kesamaan muslim dengan pohon kurma adalah:
1. Pohon
kurma mesti memiliki akar, pangkal batang, cabang, daun dan buah, demikian juga
pohon keimanan, memiliki pokok, cabang dan buah. Pokok imam adalah rukun iman
yang enam dan cabangnya adalah amalan sholeh dan aneka ragam ketaatan dan
ibadah. Sedangkan buahnya adalah semua kebaikan dan kebahagiaan yang didapatkan
seorang mukmin didunia dan akherat.
Imam Ahmad berkata: "perumpamaan iman seperti pohon, karena pokoknya adalah syahadatain, batang dan daunnya demikian juga. Sedangkan buahnya adalah sikap wara' (hati-hati). Tidak ada kebaikan pada pohon yang tidak berbuah dan tidak ada kebaikan pada orang yang tidak punya sifat wara'".
Imam Al
Baghaqwiy menyatakan: "Hikmah dari penyerupaan iman dengan pohon adalah
pepohonan tidak dikatakan sebagai pohon (yang baik) kecuali memiliki tiga hal.
Memiliki akar yang kuat, batang yang kokoh dan cabang yang tinggi. Demikian
juga iman, tidak sempurna iman kecuali dengan tiga hal, yaitu pembenaran hati,
ucapan lisan dan amalan anggota tubuh". Demikian juga Ibnul Qayyim
mengomentari hal ini dalam pernyataan beliau: "Ikhlas dan Tauhid adalah
satu pohon dihati, cabangnya adalah amalan dan buahnya adalah kehidupan yang
baik didunia dan nikmat yang abadi di akherat. Sebagaimana buah-buahan syurga
tidak terputus dan tidak tercegah mengambilnya, maka buah tauhid dan ikhlas
diduniapun demikian. Adapun kesyirikan, dusta dan riya' adalah satu pohon
dihati, buahnya didunia perasaan takut, sedih, duka, kesempitan dan kegelapan
hati dan buahnya diakherat buah zaqqum dan adzab yang abadi. Kedua pohon ini
telah dijelaskan Allah dalam surat Ibrohim".
2. Pohon
kurma tidak akan bertahan hidup kecuali dengan disiram dan dipelihara. Disiram
dengan air, jika tidak maka akan kering dan jika ditebang maka mati. Demikian
juga seorang mukmin tidak dapat hidup yang hakiki dan istiqomah kecuali dengan
siraman wahyu. Oleh karena itulah Allah menamakan wahyu dengan ruh dalam
firmanNya:
Artinya:
"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh/ wahyu (al-Qur'an) dengan
perintah Kami.Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (al-Qur'an)
dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Qur'an itu
cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara
hamba-hamba Kami.
Artinya:
"Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya
kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu:
"Peringatkanlah olehmu sekalian,bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak)
melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertaqwa kepada-Ku". (QS. 16:2), karena
kehidupan hakiki bagi hati tidak ada tanpa wahyu. Sehingga tanpa wahyu manusia
dikatakan mayit walaupun bergerak diantara manusia. Allah berfirman:
Artinya:
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami
berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan
ditengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada
dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya. (QS. Al
An'am:122).
Disini
jelas sekali sisi persamaannya. Pohon kurma hanya hidup dengan disiram air dan
hati seorang mukmin hanya hidup dengan siraman wahyu.
3. Pohon
kurma sangat kokoh, sebagaimana firmanNya:
Artinya:
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan
seizin Rabbnya.Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya
mereka selalu ingat". (QS. Ibrahim: 24-25).
Demikian
juga iman jika telah mengakar didalam hati, maka menjadi sangat kokoh dan tidak
goyah sedikitpun, seperti kokohnya gunung yang besar menjulang.
Imam Al
'Auzaa'iy ditanya tentang iman, apakah bertambah? Beliau menjawab: "Ya,
sampai membesar seperti gunung". Ditanya lagi, apakah berkurang? Beliau
menjawab: "Ya, sampai tidak sisa sedikitpun". Demikian juga imam
Ahmad bin Hambal ditanya tentang hal yang serupa dan menjawab: "Bertambah
sampai mencapai lebih tinggi dari langit yang tujuh dan berkurang sampai
menjadi paling rendah dari bumi yang ketujuh"
4. Pohon
kurma tidak dapat tumbuh disembarang tanah, bahkan hanya tumbuh ditanah
tertentu yang subur saja. Pohon kurma disebagian tempat tidak tumbuh sama
sekali, disebagian lainnya tumbuh namun tak berbuah dan disebagian lain tumbuh
berbuah tapi sedikit buahnya. Sehingga tidak semua tanah cocok untuk pohon
kurma. Demikian juga iman, ia tidak kokoh pada semua hati. Dia hanya akan kokoh
pada hati orang yang Allah berikan hidayah dan lapang dada menerimanya.
Sehingga pantaslah bila Rasulullah Shallallahu'alaihi Wassalam bersabda:
Artinya:
"Permisalan petunjuk dan ilmu yang aku dapatkan dari Allah adalah seperti
permisalan air hujan yang deras menimpa bumi. Ada diantara tanah bumi itu
Naqiyah, menerima air lalu menumbuhkan rumput dan tumbuhan yang banyak. Ada
juga ajaadib, menampung air lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia.
Mereka minum, mengambil dan bercocok tanam. Air hujan ini juga menimpa sejenis
tanah lain yaitu Qii'aan yang tidak menerima air dan tidak menumbuhkan
rumputan. Demikian itulah permisalan orang yang berilmu (faqih) dalam agama dan
mengambil manfaat darinya. Ia mengetahui dan mengajarkannya dan permisalan
orang yang tidak menganggapnya sama sekali dan tidak menerima petunjuk Allah
yang aku bawa".
5. Pohon
kurma tidak dapat bercampur dengan tumbuhan pengganggu dan tumbuhan asing yang
bukan jenisnya. Mereka ini dapat mengganggu dan melemahkan pertumbuhannya serta
mengganggunya dalam menyerap air. Oleh karena itu diperlukan perawatan khusus
dan selektif dari pemiliknya. Demikian juga seorang mukmin, mesti mendapatkan
hal-hal yang dapat melemahkan iman dan keyakinannya. Juga mendapatkan perkara
yang dapat mendesak iman dari hatinya. Oleh karena itu diperlukan introspeksi
(muhasabah) dalam setiap waktu dan bersungguh-sungguh menjaganya. Juga berusaha
selalu menghilangkan segala sesuatu yang mengotorinya, seperti was-was,
mengikuti hawa nafsunya dan lain-lainnya. Allah berfirman:
Artinya:
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.Dan sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik". (QS. Al Ankabut: 69).
6. Pohon
kurma memberikan hasilnya setiap waktu, sebagaimana firman Allah :
Artinya:
"pohon itu memberikan buahnya pada setiap waktu dengan seizin
Rabbnya". (QS. Ibrahim: 24-25).
Buah
pohon ini dimakan waktu siang dan malam, baik dimusim dingin atau dimusim
panas. Dimakan dalam bentuk kurma (tamar) atau busr atau Ruthab. Demikian juga
seorang mukmin amalan mereka naik pada pagi dan sore hari.
Ibnu
Jarir Ath Thobariy menyatakan dalam tafsir ayat ini: "Pendapat yang rojih
menuruntku adalah pendapat yang menyatakan, makna dalam ayat ini adalah
pagi dan sore, setiap saat, karena Allah menjadikan hasil pohon ini setiap saat
dari buahnya untuk perumpamaan amalan dan perkataan seorang mukmin. Padahal
sudah pasti amalan dan perkataan baik seorang mukmin diangkat kepada Allah
setiap hari, bukan setiap setahun atau setengah tahun atau dua bulan sekali.
Jika demikian, maka jelaslah kebenaran pendapat ini. Jika ada yang bertanya:
"Pohon kurma mana yang menghasilkan buah setiap saat buah yang dimakan
pada musim panas dan dingin? Jawabnya: adapun dimusim dingin, maka Thol'
(mayang kurma) adalah buahnya dan dimusim panas, maka balkh, busr, Ruthob dan
kurma adalah buahnya. Jadi semuanya adalah buahnya".
7. Pohon
kurma memiliki barokah dalam semua bagiannya. Semua bagiannya dapat
dimanfaatkan. Demikian juga seorang mukmin, sebagaimana sabda Rasululloh
Shallallahu alaihi Wassalam:
Artinya:
"Dari Abdillah bin umar beliau berkata: "Ketika kami duduk-duduk
disisi Rasululloh Shalllallahu 'alaihi Wassalam tiba-tiba diberikan jamaar
(jantung kurma). Rasululloh shallahu 'alaihi wassalam lalu berkata:
"Sesungguhnya terdapat satu pohon, barokahnya seperti barokah seorang
muslim". Lalu aku menerka itu adalah pohon kurma lalu ingin aku sampaikan
dia adalah pohon kurma, wahai Rasululloh. Kemudian aku menengok dan mendapatkan
aku orang kesepuluh dan paling kecil, lalu aku diam. Rasululloh berkata:
"Ia adalah pohon kurma"
Ibnu
Hajar berkata: "Barokah pohon kurma ada pada semua bagiannya, senantiasa
ada dalam setiap keadaannya. Dari mulai tumbuh sampai kering, dimakan semua
jenis buahnya, kemudian setelah itu seluruh bagian pohon ini dapat diambil
manfaatnya sampai-sampai bijinya digunakan sebagai makannan ternak. Demikian
juga serabutnya dapat dijadikan sebagai tali serta yang lainnyapun demikian.
Hal ini sudah jelas. Demikian juga barokah seorang muslim meliputi seluruh
keadaannya. Juga manfaatnya terus menerus ada untuknya dan untuk orang lain
sampai setelah matinya pun".
8. Pohon
kurma disifatkan Rasululloh Sisi persamaannya dengan muslim dijelaskan dalam
riwayat Al Haarits bin Abi Usamah dari hadits Ibnu Umar dari periwayatan yang
lainnya dengan lafadz:
Artinya:
"Kami berada bersama Rasulullah pada satu hari, lalu beliau bersabda:
"Sesungguhnya permisalan seorang mukmin seperti permisalan pohon yang
tidak gugur daunnya. Tahukah kalian pohon apa itu?" Mereka berkata:
"Tidak" Lalu beliau menjawab: "Ia adalah pohon kurma tidak gugur
daunnya dan seorang mukmin tidak gugur do'anya".
Jadi
jelaslah sisi persamaan antara keduanya. Telah dimaklumi do'a telah
disyariatkan dan dijanjikan akan dikabulkan sebagaiman firman Allah:
Artinya:
"Dan Rabbmu berfirman:"Berdo'alah kepada-Ku,niscaya akan
Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Al
Mu'min: 60)
Akan
tetapi do'a akan dikabulkan dengan kesempurnaan syarat dan tidak adanya
penghalang. Terkadang tidak dikabulkan karena tidak sebagian syaratnya atau
keberadaan sebagian penghalangnya. Adabnya yang paling penting adalah kehadiran
hati, pengharapan terkabulnya do'a dan tekad/azam dalam masalah tersebut.
Ibnul
Qayim memberikan makna lain terhadap hadits ini dengan menyatakan hal ini
menunjukkan kekonsistenan pohon kurma menjadikannya sebagai pakaian dan
perhiasan, sehingga tidak gugur pada musim dingin dan panas. Demikian juga
seorang mukmin senantiasa konsisten memakai pakaian ketaqwaan dan perhiasannya
sehingga menghadap Rabbnya.
9. Pohon
kurma disifatkan dalam ayat dengan thoyiibah (baik). Ini meliputi baik dalam
pemandangan, gambar dan bentuk. Juga meliputi baik dalam rasa, buah dan
manfaat. Demikian juga seorang mukmin memiliki sifat baik dalam segala urusan
dan keadaannya, baik dzahir ataupun bathin. Oleh kerena itu ketika kaum
mukminin masuk syurga langsung disambut para malaikat penjaganya dengan
menyatakan:
Artinya:
"Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke surga
berombong-rombongan (pula).Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang
pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya:
"Kesejahtera (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah
surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya". (QS. Az Zumar: 73)
dan
firmanNya:
Artinya:
"(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat
dengan mengatakan (kepada mereka):"Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke
dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS. An Nahl:
32)
serta firman Allah :
Artinya:
"Sesungguhnya Allah mamasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di
surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara,
dan pakaian mereka adalah sutera. Dan
mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki(pula)
kepada jalan (Allah) yang terpuji". (QS. Al Hajj: 23-24)
10. Pohon
kurma disifatkan dengan sabda Rasulullah: Artinya:
"Sesungguhnya permisalan mukmin seperti pohon kurma. Tidaklah kamu
mengambil sesuatu darinya, niscaya bermanfaat bagimu.
Pohon
kurma seluruhnya bermanfaat, demikian juga seorang mukmin ketika bergaul dengan
teman dan sekitarnya. Ia tidak menampakkan kecuali akhlak yang mulia, adab budi
pekerti yang luhur, muamalah baik, memebrikan kebaikan dan tidak mengganggu
mereka. Selalu memberikan manfaat kepada mereka dalam seluruh pergaulannya.
11. Pohon
kurma memiliki perbedaan mencolok, satu dengan lainnya. Perbedaan dalam bentuk,
jenis dan buahnya. Pohon kurma tidak hanya satu tingkat dalam kebagusan dan
kuwalitas, sebagaimana firman Allah:
Artinya:
"Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun
anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang, disirami dengan air
yang sama.Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain
tentang rasanya.Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir". (QS. Ar Ra'd: 4)
Demikianlah
pohon kurma berbeda dalam rasa, bentuk dan jenisnya, sebagiannya lebih baik
dari sebagian yang lainnya. Demikian
juga keadaan antar kaum mukminin. Kaum mukminin bertingkat-tingkat keimanannya
dan tidak satu tingkat dalam iman. Allah berfirman:
Artinya:
"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih
diantara hamba-hamba Kami, lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka
sendiri dan diantara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula)
yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.Yang demikian itu itu
adalah karunia yang amat besar". (QS. Fatir: 32).
12. Pohon
kurma termasuk pohon yang paling sabar menghadapi angin dan terpaannya serta
lainnya dari badai angin. Terkadang menerpanya dan terkadang menggulungnya.
Kebanyakan tumbuhan tidak mampu sabar bertahan dari kekeringan air seperti
kesabaran pohon kurma. Demikian juga seorang mukmin selalu sabar dalam
menghadapi bala, mala petaka dan musibah. Berkumpul pada seorang mukmin
kesabaran dengan ketiga jenisnya, yaitu sabar dalam ketaatan Allah, sabar dari
kemaksiatan dan sabar menghadapi takdir yang menyedihkan. Allah berfirman:
Artinya:
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadam, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan:"Innaa lillahi wa innaa ilaihi
raaji'uun". Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.
Al Baqarah:155-157).
Dan
firmanNya:
Artinya:
"Katakanlah:"Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertaqwalah kepada
Rabbmu".Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan.Dan
bumi Allah itu adalah luas.Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahala tanpa batas". (QS. Az Zumar: 10)
13. Pohon
kurma semakin tua semakin bertambah baik dan tinggi kualitasnya. Demikian juga
seorang mukmin jika panjang usianya maka bertambah kebaikan dan amal sholehnya.
Imam At Tirmidziy meriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Busr, beliau berkata:
Artinya:
"Seorang a'robiy bertanya kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah
siapakah orang yang terbaik? Rasulullah Shallallahu'alaihi Wassalam menjawab:
"Orang yang panjang umur dan baik amalannya".
14. Pohon
kurma tidak pernah berhenti memberi manfaat walaupun gagal berbuah. Manusia
dapat mengambil pelepah, daun dan serabutnya untuk kemanfaatan yang banyak.
Demikian juga seorang mukmin tidak pernah lepas dari kebaikan. Selalu
mengeluarkan kebaikan dan terjaga dari berbuat kejelekan, sebagaimana sabda
Rasulullah:
Artinya:
"Maukah kalian aku beritahu orang terbaik dari terjelak dari kalian. Lalu
beliau mengulanginya tiga kali. Lalu seorang bertanya: "Wahai Rasulullah
beritahulah kami tentang orang terbaik dari terjelak dari kami" Rasululloh
menjawab: "orang terbaik dari kalian adalah orang yang diharapkan
kebaikannya dan aman dari kejelekannya dan orang terjelek adalah orang yang
tidak diharapkan kebaikannya dan manusia tidak aman dari kejelekannya".
Imam
Ikrimah menafsirkan firman Allah dengan menyatakan: "Dialah pohon kurma
yang senantiasa memberi manfaat". Demikian
juga seorang mukmin senantiasa memberi manfaat sesuai dengan bagian dan
kekuatan imannya.
15. Pohon
kurma mudah memetik buahnya, karena pohon kurma terkadang pendek sehingga mudah
memetiknya dan terkadang tinggi besar. Walaupun besar masih mudah memanjatnya
dibanding memanjat pohon lain yang setingginya, karena terdapat tangga dan
tempat memijak sampai keatas. Demikian juga seorang mukmin mudah mengambil
kebaikan darinya.
16. Buah
kurma termasuk buah yang paling bermanfaat, karena ruthabnya dimakan sebagai
buah-buahan dan manis. Juga kurma yang telah kering menjadi makanan pokok, lauk
dan buah serta dapat dihasilkan darinya cuka dan pemanis. Kurma juga dibuat
sebagai obat dan minuman. Kemanfaatannya sudah cukup jelas bagi yang
menggunakannya. Demikian juga mukmin memiliki keumuman manfaat dan keaneka
ragaman kebaikan dan kebagusannya. Ditambah
lagi buah kurma memiliki rasa manis dan iman pun memiliki rasa manis yang tidak
dapat merasakannya kecuali orang yang memiliki iman yang benar. Oleh karena itu
Rasulullah bersabda:
Artinya:
"Tiga perkara, jika seorang memilikinya niscaya merasakan manisnya iman,
menjadikan Allah dan RasulNya lebih dicintai dari yang lainnya dan mencintai
seseorang hanya karena Allah serta benci kembali kepada kekufuran sebagaimana
benci dilemparkan kedalam api".
Imam Abu
Muhammad bin Abi Jamroh menyatakan: "Diibaratkan dengan rasa manis dalam
hadits ini, karena Allah menyerupakan iman dengan pohon dalam firmanNya:
Kalimat
didalam ayat ini adalah kalimat ikhlas dan pohonnya adalah pokok iman,
cabangnya adalah mengikuti perintah dan menjauhi larangan. Sedang daunnya
adalah kebaikan yang diperhatikan seorang mukmin, buahnya adalah
ketaatan".
17.
Kesamaan sifat pohon kurma dengan sifat mukmin sehingga Ibnul Qayyim
menyatakan: "Sebagian orang ada yang telah menyamakan manfaat-manfaat ini
(manfaat pohon kurma) dengan sifat muslim. Mereka menjadikan setiap manfaat
darinya dihadapkan dengan satu sifat muslim. Ketika sampai pada duri pohon
kurma, maka dihadapkan kepada sifat keras dan tegas terhadap musuh Allah dan
orang fajir. Sehingga kekerasan dan ketegasan terhadap mereka (para musuh
tersebut) seperti kedudukan duri pohon kurma dan sikap mereka terhadap mukmin
yang taqwaeperti kedudukan ruthab yang manis dan lembut. Allah berfirman:
Artinya:
"Keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka". (QS. Al Fath:29)
Oleh
karena itu para ulama yang terkenal keras dan tegas dalam membantah orang-orang bathil dinamakan duri dileher mereka.
Demikianlah
diantara kesamaan yang ada. Para pensyarah hadits ini memberikan beberapa
kesamaan yang lainnya, namun semuanya lemah dan sebagiannya batil. Imam Ibnu
Hajar telah meringkasnya dikitab Fathul Bari dengan menyatakan: "Adapun
orang yang menganggap letak persamaan antara muslim dengan pohon kurma dari
sisi: jika dipotong kepalanya ia akan mati, atau karena pohon kurma tidak
berbuah tanpa perkawinan, atau ia mati dengan ditenggelamkan, atau bau
putiksarinya seperti mani manusia atau ia minum dari bagian atasnya. Semuanya
ini lemah, karena sisi kesamaan tersebut juga untuk seluruh manusia tidak
khusus kepada muslim. Yang lebih lemah lagi adalah pernyataan bahwa pohon kurma
diciptakan dari tanah sisa penciptaan adam, karena hadits yang menunjukkannya
tidak shohih, Wallahu a'laam".
Dengan
demikian telah kita ketahui iman adalah pohon mubarokah yang memiliki manfaat
dan faedah besar serta buah hasil. Iman memiliki tempat khusus penanaman dan
siraman khusus, juga memiliki pokok, cabang dan buah. Tempatnya adalah hati
seorang mukmin, siramannya adalah wahyu dan pokoknya adalah rukun iman yang
enam. Sedangkan cabangnya adalah amalan sholeh dan ketaatan yang beraneka ragam
yang dilakukan seorang mukmin dan buahnya adalah semua kebaikan dan kebahagiaan
yang dirasakan seorang mukmin didunia dan akherat. Inilah diantara buah dan
hasil iman. Wallahu a'lam bis Showaab
semoga
bermanfaat.
PENUTUP :
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT