Kamis, 29 Oktober 2014
Nara sumber :Ustadz Syaikhul Muqorobbin
Admin : Sugeng
Tema :
Muamalah - Kaya dan Sedekah
Asalaamualaykum warahmatullahi wabarakatuh
Ahlan bikum ikhwatil karim
Bismillah walhamdulillah wash sholatu
wassalamu 'ala rasulillah
“Kaya dan Sedekah”
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا
قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ
غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ
مَوْتِكَ
“Ambillah ghanimah
(harta berharga) dari lima perkara sebelum lima perkara;
Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
Waktu sehatmu sebelum datang waktu
sakitmu,
Masa kayamu sebelum datang masa
kefakiranmu,
Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
Hidupmu sebelum datang matimu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya 4:
341. Al Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari Muslim)
Yang dimaksud "kaya" dalam Islam
adalah berlebihnya harta untuk memenuhi kebutuhan dasar hari ini. Jika
kebutuhan dasar hari ini hanya 100ribu, sedangkan kita punya lebih banyak, maka
kita sedang kaya hari ini.
Karena itu kewajiban zakat fitri
diberlakukan kepada semua orang yang memiliki kelebihan bahan makanan untuk
hari raya, meskipun ia mungkin tidak punya makanan untuk hari keduanya,
ketiganya, atau seterusnya!
Karena itu para ulama yang zuhud seperti
Imam Nawawi tidak pernah menimbun makanan untuk hari esok, dan hari-harinya
sibuk dalam mengajar ilmu atau menulis ilmu.
Karena itu, Ummul Mukminin yang terhormat
bercerita bahwa keluarga Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak pernah kenyang
walaupun hanya dengan roti gandum selama 2 hari berturut-turut (Syamailul
Muhammadiyyah, Imam Tirmidzi).
Kita tidak sedang membicarakan tentang
hidup sederhana, tapi sedang membicarakan bahwa sebagian besar kita, bahkan
seluruhnya insyaAllah, adalah orang-orang kaya. Karena apa yang kita miliki
hari ini, jauh lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hari ini!
Konsekuensi kayanya kita adalah bersyukur.
Maka bersyukurlah.
Konsekuensi syukur dalam harta adalah
berinfaq fi sabilillah.
Maka berinfaqlah.
Allah Ta’ala berfirman,
وَيَسْأَلُونَكَ
مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ
“Dan mereka
bertanya kepadamu apa yang mereka infaqkan. Katakanlah: ” Yang lebih dari
keperluan.” (QS. Al Baqarah: 219). Al ‘afwu dalam ayat di atas bermakna sedekah
itu di luar kebutuhan pokok (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)
Bukan, bukan infaq yang kecil, karena
Allah tidak sedang memiskinkan kita. Dan besar kecilnya infaq tidak ditentukan
oleh jumlah, tapi oleh pengorbanan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham“. Lalu ada yang
bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau jelaskan, “Ada
seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan.
Ada pula seseorang memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari
kantongnya seratus ribu dirham untuk disedekahkan.” (HR. An Nasai dan Ahmad).
Maka ambillah manfaat (ghanimah) yang
besar sebelum tiba datangnya waktu miskin, sebelum tiba waktu tak berdayanya
kita memenuhi kebutuhan sendiri di hari itu. Karena tubuh yang kaku, tak
bergerak, terselimut kain putih.
وَأَنْفِقُوا مِنْ
مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ
رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ
الصَّالِحِينَ
Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang
telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di
antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
(QS. 63: 10)
Wallahul musta'an
Tanya Jawab
1.) ana mau tanya kalau untuk pegawai yang
gajiannya setiap bulan sekali, apakah menghitung kebutuhannya selama satu hari
atau satu bulan, berhubung penghasilannya tidak harian tapi bulanan..?
2.) apa perbedaan infaq dan sedekah ?
3)ane mau tanya, bagaimana cara berinfak/
sodaqoh orang yang tidak jelas
penghasilannya ?
Jawaban:
1.
Pada dasarnya rezeki itu bukan terbatas pada gaji, dan walaupun mendapat gaji
sebulan, belum tentu kita akan hidup sampai akhir bulan.
di satu sisi, adalah baik untuk mengatur
sedekah, agar kita bisa bersedekah setiap subuh, seperti dalam hadis
“Tidak ada satu subuh-pun yang dialami
hamba-hamba Allah kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu di
antara keduanya berdoa: “Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq”,
sedangkan yang satu lagi berdo’a “Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang
menahan (hartanya)” (HR Bukhary 5/270)
2.
infaq merujuk pada pemberian harta (nafkah) baik yang bersifat sunnah (kepada
fakir miskin misalnya) atau wajib (kepada anak istri)
sedekah dalam hal harta mempunyai makna
yang serupa dengan infaq, namun sedekah juga memiliki makna amal soleh scara
umum, karena itu dalam hadis sahih dikatakan tasbih itu sedekah, tahmid itu
sedekah, menyingkirkan duri dari jalan itu sedekah, bahkan senyum pun sedekah
3.
Nabi dan para sahabatnya juga tidak jelas penghasilannya, tapi mereka tetap
bersedekah sebaik-baiknya
Ana juga bukan pegawai yang tetap
penghasilan, tapi walhamdulillah, rizki telah ditulis di Lauhul Mahfuz dan
tidak akan tertukar. Bahkan sedekah akan melancarkan rizki
Allah berfirman dalam Al Hadid:10
وَمَا لَكُمْ
أَلَّا تُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْض
"Dan mengapa kamu
tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang
mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? ..."
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa
makna ayat di atas adalah anjuran untuk berinfaq fi sabilillah, dan jangan
takut fakir/miskin karena berinfaq, karena Allah yang kita berinfaq di jalanNya
adalah Pemilik langit dan bumi, maka ia Maha Kuasa membalas infaq kita
4)Apakah
berinfaq sebaiknya terang-terangan atau sembunyi-sembunyi?
Jawaban:
sebaiknya sembunyi-sembunyi, sebagaimana disebutkan dalam hadis shahih
tentang orang-orang yang dinaungi di
akhirat, salah satunya adalah mreka yang bersedekah dengan tangan kanan
sedangkan tangan kiri tidak tahu.namun bukan berarti sedekah yang
terang-terangan itu jelek,telah masyhur kisah para sahabat yang mengumumkan
sedekahnya di hadapan Nabi saw.
jadi dua-duanya baik, hanya saja lebih
utama sembunyi-sembunyi.
mari kita cukupkan kajian hari ini dengan
membaca doa,
Doa Kafaratul Majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu alla
ilaa ha illa anta astaghfiruka wa atubu ilayk
wal 'afwu minkum
wassalamualaykum
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment