Hari / Tanggal : Selasa, 14 Oktober 2014
Narasumber : Ustadz Cipto
Notulen : Ririanty
Editor : Ana Trienta
Ikhwati fillah rahimakumullah mari kita lanjutkan kajian syaksiyah islamiyah kita. Setelah pekan lalu kita bahas tentang manusia kali ini coba ana share tentang Nafsu Manusia. Sebelum dilanjut sebaik baik ucapan yg tak boleh terlupa adalah kalimat اسلم عليكم ورحمة الله وبركته. Sudah siap lanjut ya....
Tentang nafsu manusia (نفس ال انسن)
Dalam ayat-ayat quran الله banyak bersumpah dengan matahari,bulan, siang dan malam lalu bersumpah dengan manusia. Kemudian الله menjadikan bagi manusia pilihan untuk nafsunya kepada hal yang baik atau yang buruk sebagaimana dalam surat Asy-Syams :7-8
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
"Dan jiwa serta penyempurnaan ciptaanNya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan jalan ketakwaan"
Dalam hadist rasulullah SAW yg diriwayatkan imam muslim
"Allah taala berfirman :"Aku telah menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaab hanif (baik), lalu syaitan datang kepada mereka, kemudian menyimpangkan mereka dari agama mereka"
Hadist dari Ibnu Abbas RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh berbahagialah orang yang jiwanya dibersihkan oleh Allah SWT" (HR Ibnu Abi Hatim)
Dalam buku kepribadian muslim yang ditulis oleh Prof. Dr. irwan Prayitno, Psi. M.Sc. "Nafsu Manusia senantiasa berubah-rubah. Perubahan ini dipengaruhi sejauh mana kekuatan ruh dapat berhadapan dengan hawa nafsunya."
Dalam hal ini beliau mendefinisikan ilham pada jiwa yang dituntun kepada ketakwaan disebut dengan "ruh" sedangkan ilham pada jiwa yang mengajak pada kesesatan disebut "hawwa"
Ada beberapa posisi dimana antara ruh dan hawwa sering terjadi pada kita....
1. Posisi dimana ruh berada diatas hawwa posisi ini nafsu manusia berada pada posisi nafsu mutmainnah (kondisi jiwa yang tenang) dimana ruh dituntun oleh nilai-nilai islam sebagaimana الله berfirman dlm QS Al-Fajr : 27
يٰٓأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
Hai jiwa yang tenang.
Dilanjutkan dgn ayat berikutnya QS Al-Fajr : 28
ارْجِعِىٓ إِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
فَادْخُلِى فِى عِبٰدِى
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Al-Fajr : 29
وَادْخُلِى جَنَّتِى
masuklah ke dalam surga-Ku. Al-Fajr : 30
2. Posisi berikutnya dimana posisi Ruh & Hawwa saling tarik menarik. Dimana tarik-menarik antara ruh dan hawwa ini adalah realitas yang terjadi pada diri manusia dan sangat tergantung pada kesadaran,ilmu, kekuatan kehendak, serta hidayah yang الله berikan pada seseorang. Pada posisi ini nafsu manusia adalah nafsu lawwamah (Jiwa yang selalu menyesali diri)
An-Nisa' : 143
مُّذَبْذَبِينَ بَيْنَ ذٰلِكَ لَآ إِلٰى هٰٓؤُلَآءِ وَلَآ إِلٰى هٰٓؤُلَآءِ ۚ وَمَن يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ سَبِيلًا
Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.
3. Posisi dimana ruh dibawah pengaruh hawwa dimana orientasinya pada syahwat dan selalu menyuruh pada kejahatan
Al-Furqan : 43
أَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلٰهَهُۥ هَوٰىهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?
Al-Jasiyah : 23
أَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلٰهَهُۥ هَوٰىهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلٰى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهِۦ وَقَلْبِهِۦ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهِۦ غِشٰوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِنۢ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
Yusuf : 53
وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِالسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
Baik demikian sekilas tentang nafsu manusia....
Tafadol kalau ada yang mau didiskusikan...
TANYA JAWAB
Ustadz kan yang membedakan manusia dan binatang sama-sama memiliki nafsu, dan yang membedakannya adalah manusia punya akal untuk mengendalikan nafsunya. Namun sekarang banyak manusia yang tidak bisa mengendalikan nafsunya, karena banyak sekali godaan di sekitar. Bagaimana cara untuk mnghindari godaan tersebut dengan keadaan saat ini? Lalu ustad, pnyesalan biasa datang belakangan, bila manusia sudah berdosa karena memenangkan hawa nafsu ketimbang akalnya, lalu menyesal kemudian bertobat, tapi esoknya seperti itu lagi mmenangkan hawa nafsu lagi, harusnya bagaimana ustad, apa yang harus dilakukan manusia tersebut agar tidak seperti itu lagi? Syukron ustad
Jawab
Betul ukh riri, kalo lihat posisi umum manusia saat ini mungkin prosentase posisi yang di 2&3 sangat banyak. Sehingga seperti yang anti sampaikan. Bahkan lebih banyak yang pada posisi ketiga yang menjadi penggoda. Kunci sederhana yang Allah berikan adalah :
Al-'Ankabut : 45
اتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَأَقِمِ الصَّلٰوةَ ۖ إِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ar-Ra'd : 28
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Ali 'Imran : 191
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيٰمًا وَقُعُودًا وَعَلٰى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بٰطِلًا سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Dengan dzikir baik itu (dzikir yang ma'tsur, sholat dan membaca quran). Penyesalan emang selalu dibelakang dan sebaik-baik kamu adalah yang jika berbuat salah adalah dengan istigfar.
At-Tahrim : 8
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوٓا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسٰى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللَّهُ النَّبِىَّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
Dan begitulah manusia selalu berbuat salah namun berupayalah tuk terus bergeser dari taubat yang berulang (taubat sambel) menuju ke taubatan nasuhah. Waalahu 'alam
Thoyyib ana cukupkan ya, afwan jiddan dengan segala keterbatasan ana al afwu minkum
Doa Kafaratul Majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamualaikum wr wb
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT