Kajian Online Hamba الله SWT
Jumat, 28 November 2014
Narasumber : Ustadzah
Ira Wahyudianti
Rekapan Grup Nanda 119-120
Tema: Memaknai Sang Waktu
Editor :Rini Ismayanti
MEMAKNAI SANG WAKTU
Sahabat, tentu kita mengenal
10 muwashafat tarbiyah yang di mana salah satu isinya
yaitu Haritsun ‘ala Wakitaihi yaitu manajemen waktu. Allah memberikan
kita waktu 24 jam, sama, dari zaman Nabi Adam hingga hari ini yang harus kita
gunakan sebaik mungkin dan seefisien mungkin.
Ada sebait kisah menarik
dari Imam Sulaim Ar Razi, salah seorang ulama Syafi’ah yang meninggal
tahun 447 H. Seperti yang diceritakan oleh Muammil bin Hasan bahwa pada suatu
hari ia melihat pena Sulaim Ar Razi rusak dan tumpul, ketika ia memperbaiki
penanya tersebut terlihat ia menggerak-gerakkan mulutnya, setelah diselidiki
ternyata di membaca Al Qur’an di sela-sela memperbaiki penanya, dengan tujuan
agar tidak terbuang begitu saja waktunya dengan sia-sia
Sahabat, masih segar dalam
ingatan kita perkataan Imam Syahid Hasan Al Banna, “Sesungguhnya kewajiban itu
lebih banyak dari waktu yang tersedia”. Gunakanlah skala prioritas dalam
menentukan suatu aktivitas dimulai dari yang penting & mendesak, tidak
penting tapi mendesak, penting tapi tidak mendesak, dan tidak penting &
tidak mendesak.
Kita juga tentu mengetahui
bahwa Allah pun bersumpah dalam beberapa waktu yaitu “Demi Dhuha”, Demi Fajar,
Demi Subuh, Demi cahaya merah pada waktu senja, Demi Malam, Demi Siang, dan
Demi Masa.” Sumpah Allah yang berulang kali atas nama waktu menunjukkan betapa
pentingnya waktu dalam kehidupan manusia.
Waktu adalah kehidupan,
karenanya barangsiapa yang menyia-nyiakan waktunya maka sungguh dia telah
menyia-nyiakan hidupnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama
as-salaf, “Wahai anak Adam, kamu tidak lain kecuali hari-hari, setiap kali
berlalu sebuah hari maka sebagian dirimu juga telah pergi darimu.” Akan tetapi
kenyataannya kebanyakan manusia melalaikan nikmat waktu luang ini, mereka
mengira bahawa waktu luang adalah waktu untuk bersantai sehingga mereka
membiarkannya. Sungguh mereka inilah orang-orang yang tertipu dan yang
mendapatkan kerugian di dunia dan terlebih lagi di akhirat, kerana semua waktu
luang yang dia miliki akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah Ta’ala
sebelum dia bergerak pada hari kiamat. Bahkan bukan sekadar waktu luang, akan
tetapi masa muda yang menjadi ruang terlalu lama yang dialami manusia dalam
hidupnya, bahkan semua umurnya akan diminta dipertanggung jawapankan.
Para ulama kita menyatakan
bahwa di antara sebab terbesar menyimpangnya seseorang adalah tatkala dia
mempunyai banyak waktu luang yang tidak dia manfaatkan dengan baik. Karena di
antara jalan masuknya setan untuk menggelincirkan manusia adalah pada waktu
luang ini dimana hati kosong dari kegiatan. Sebagian ulama as-salaf pernah
berkata, “Jika hati kosong dari zikir kepada Allah maka akan diisi oleh zikir
kepada syaitan, dan itu pasti.” Barangsiapa yang takut kepada syaitan
yang menjadi musuhnya nescaya dia akan berjalan di malam hari, yakni dia tidak
akan membuang-buang waktu untuk istirahat di tengah perjalanannya menuju ke
kampungnya (syurga), tapi malam hari itu dia tetap berjalan, yakni mengisi
semua waktunya untuk beramal soleh agar dia cepat tiba di kampungnya dalam
keadaan selamat dari gangguan syaitan yang diibaratkan pembajak yang membajak
setiap musafir yang bermalam di padang pasir.
Hassan Al-Basri mengatakan,
"Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu
hari itu hilang, mala akan hilang pula sebagian dirimu." Ja'far bin
Sulaiman berkata bahawa dia mendengar Ro'biah menasihati Sufyan Ats Tsauri,
"Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu, maka
sebagian dirimu juga akan hilang. Bahkan hapir-hampir sebagian harimu berlalu,
lau hilanglah seluruh dirimu (mati) sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh kerana
itu, beramallah. Imam Asy-Syafi'e rahimahullah pernah mengatakan "Aku
pernah bersama dengan orang-orang sufi. Aku tidak mendapatkan pelajaran darinya
selain dua perkara:
Pertama: Dia mengatakan
bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkan), maka
dia akan memotongmu (membahayakanmu). Jika dirimu tidak disubukkan dengan
hal-hal yang baik (haq) pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang sia-sia
(batil).
Ibnul Qoyyim rahimahullah
mengatakan, "Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut
adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh
kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan azab yang pedih. ketahuilah bahawa
berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan dari berjalannya awan
(mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah kpd
Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai
sebagai kehidupannya, namun hanya dianggap seperti kehidupan binatang ternak.
Jika waktu hanya dihabiskan untuk perkara-perkara yang membuat lalai, untuk
sekadar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya
dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan ( sia-sia ), maka
sungguh kematian lebih layak bagi dirinya."
Aplikasi dari haritsun ‘ala
wakitaihi yang dapat diperaktikkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
Memperhatikan adab Islam
dalam berkunjung dan mempersingkat keperluannya.
Memelihara janji. Jangan
obral janji manis ya, kawan. Cukup saya saja yang manis.
Hehehehe.. :D
Mengisi waktunya dengan hal-hal
yang berfaedah dan bermanfaat.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/08/30/22577/memaknai-sang-waktu/#ixzz3KFZB0BJI
TANYA JAWAB
Q : Saya pernah menyia-nyiakan
waktu dari smu sampe berjalan 18taon dengan seseorang yang special, kami
sama-sama dalam lingkup tarbiyah jadi bisa saling menjaga, kami tidak
menyegerakan menikah karena banyak faktor dan akhirnya kami tidak ditakdirkan
berjodoh, beliau menikahi janda anak 1, bagaimana tips agar saya move on ya
ustdzah?
A : MasyaAllah mba apri,
hehehe afwan sebelumnya 18th hts an bersama seorang ikhwan itu tidak baik mba,
dan mungkin karena itu pula akhirnya tidak jodoh, saya mungkin tidak tau banyak
tentang banyak faktor nya dan baiknya mb apri keep saja, menurut saya kalau
ikhwan yang baik pasti tidak akan selama itu menggantung sebuah hubungan, karena
rasanya kan salah/dosa, seseorang yang imannya baik pasti tidak akan melakukan
itu, dan yang pasti dia memang bukan orang yang baik untuk mba dan tidak perlu
disesali ketidakjodohannya dengan kita siapapun yang kini mendampinginya /
pilihan yang dinikahinya menurut kita buruk
Q : Tips-tips menjaga waktu
agar selalu istiqomah ustdzah?
A : Mengurangi tidur, dan
mengisi malamnya dengan menuntut ilmu dan ibadah, Memanfaatkan waktu perjalanan
dengan membaca buku, berzikir, menuntut ilmu, bahkan menyampaikan hadist
Q : Bagaimana cara move on dari
calon suami yang membatalkan pernikahan dan manghilangkan malu kepada keluarga
dan masyarakat
A : ini untuk menguatkan
mba-mba sekalian ya
"Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.." (Qs.Al-Baqarah:216)
"Apabila kita Ridho pd
sesuatu yang mengecewakn hati kita,
Maka percayalah ALLAH akan
menggantikn kekecewaaan itu dengan sesuatu yang tidak di sangka - sangka
Q : Ustdzh mau nanya, dulu
ketika jadi mahasiswa nyesel banget kenapa waktu sma gak buat prestasi yang banyak,sekarang
udah kerja nyesel banget kenapa dulu pas kuliah gak buat yang ini ato yang ini.
Saya belum bisa membuat plan yang bagus ustdzh..seperti apa ke depan,dsb..mohon
bantuanya
A : hehe penyesalan memang
selalu datang belakangan mba, karena kalau di depan namanya pendaftaran, nda
perlu terlalu disesali juga mba, saya juga pernah ngalamin kok pas jaman
kuliah, masalah banyak, akhirnya kurang fokus kuliah, dan akhirnya harus
berjuang keras membalas apa yang telah disia-siakan dulu, kenapa ga belajar dengan
keras.
Dahulu itu juga adalah salah
satu ujian Allah, kita harus bersabar setiap mengenangnya dan berusaha
memperbaiki diri saja dan berjuang semaksimal mungkin di kesempatan yang Allah
kasih walau mungkin perjuangannya berat karena masa lalu itu
Tambahan: segala sesuatu kan
bertemu dan berpisah karena Allah, itu aja yang dipegang ya, Apa yang sudah
ditakdirkan milik kita yah akan tetep milik kita apapun jalannya tapi apa yang
tidak ditakdirkan bukan milik kita sekuat apapun kita mengenggamnya maka akan terlepas
dari genggaman kita
Q : Ustadzah, kita memang tidak
dapat menarik waktu agar mundur kembali, namun bagaimana bila kita tidak hanyut
dalam penyesalan dan sibuk menyalahkan diri atas kejadian yang telah berlalu? Jazakillah
Ustadzah
A : jawaban ayatnya sama
"Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui.." (Qs.Al-Baqarah:216)
Jadi apa yang kita sesali itu
sebenernya ga perlu karena itu yang terbaik untuk kita karena hikmah dari
masalah itu kita jadi tertampar dan tersadarkan, jadi ga perlu disesali lagi yang
penting bagaimana adik kita atau anak kita nanti ga melakukan kesalahan yang sama.
Kuncinya dengan banyak bersyukur. Alhamdulillah ala kulli hal (alhamdulillah
atas segala kondisi yang Allah berikan baik maupun kurang baik). Jika kita
merasa bersalah, maka berjuang lah memperbaiki dan menutup kesalahan itu dengan
sekuat tenaga, menerima dengann ikhlas dan ridho akan takdir Allah dan buktikan
klo kita juga bisa dan mampu menjalani takdir tersebut ke depannya
Q : Ustadza... klo untuk
menumbuhkan cinta gimana ya? Selama ini waktu malah habis untuk diri sendiri
dan keluarga...
A : Seriusan mba? masa sih
RENUNGAN tentang CINTA Apa
itu CINTA? Apakah telapak tanganmu berkeringat, jantungmu berdetak cepat, dan
suaramu tercekat saat berada di dekatnya? Itu bukan CINTA itu SUKA Apakah kamu
tak bisa melepaskan pandangan atau genggaman darinya? Itu bukan CINTA itu NAFSU
Apakah kamu menginginkan dia saat dia sedang tidak ada? Itu bukan CINTA tapi
itu KESEPIAN Apakah kamu ada di sana karena itulah yang diinginkannya? Itu
bukan CINTA, itu KESETIAAN Apakah kamu menerima pengakuan cintanya karena kamu
tak ingin menyakitinya? Itu bukan CINTA, itu KASIHAN Apakah kamu ada di sana
karena dia memelukmu atau menggenggam tanganmu? Itu bukan CINTA itu
KETERGANTUNGAN Apakah kamu ingin memilikinya karena tatapan matanya membuat
hatimu berdegup kencang? Itu bukan CINTA itu TERGILA-GILA Apakah kamu memafkan
kesalahannya karena kamu peduli padanya? Itu bukan CINTA itu PERSAHABATAN
Apakah kamu mengatakan padanya setiap hari bahwa dialah satu-satunya orang yang
kamu pikirkan? Itu bukan CINTA, itu DUSTA Apakah kamu ingin memberikan semua
benda kesayanganmu untuknya? Itu bukan CINTA itu kedermawanan Apakah hatimu
sedih dan sakit saat dia terluka, dan sebisa mungkin ingin mengobati lukanya?
Itu barulah CINTA Apakah kamu tertarik pada orang lain, tapi tetap setia
mendampinginya tanpa pernah menyesal? Barulah itu CINTA Apakah kamu menerima
segala kesalahan dan kekurangannya karena itulah bagian dari dirinya? Barulah
itu CINTA Apakah kamu menangis saat dia sedih meskipun dia kuat? Itulah CINTA
Apakah kamu memaafkan dan bersedia tetap bersamanya saat dia menyakiti? Itu
baru CINTA Apakah kamu akan tetap setia apapun yang terjadi, baik saat gembira
maupun sengsara? Barulah itu CINTA Apakah kamu bersedia memberikan hatimu,
hidupmu dan matimu untuk NYA itu baru CINTA CINTAILAH SANG MAHA PECINTA.....
CINTAILAH sang MAHA PECINTA
Oleh Rochma Yulika
Kita akhiri kajian hari ini dengan lafadz Hamdallah dan do'a
kifaratul majelis.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
“Maha Suci Engkau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
-Mu.”
Wassalamu'alaykum warahmatullah..
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment