Hari / Tanggal : Rabu, 05 November 2014
Narasumber : Ustad Dian Alamanda
Notulen : Nurza
Editor : Ana Trienta
Assalamu'alaikuuum.. Saya mau sharing isi kitab tanbihul ghofilin bab taubat, semoga bermanfaat, bismillahirrohmanirrohiiim
Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Ubaid bin Umair berkata: "Adam a.s. berkata: "Ya Robbi, Engkau telah memenangkan Iblis atasku sehingga aku tidak dapat mengelakkan diri padanya kecuali dengan pertolonganMu." Firman Allah s.w.t.: "Tiada lahir seorang anak keturunanmu melainkan telah aku datangkan kepadanya yang menjaganya dari tipu daya iblis, dan dari jin-jin yang jahat." Adam berkata: "Tambahkan bagiku." Jawab Allah s.w.t.: "Aku beri pahala setiap hasanat sepuluh lipat ganda dan ada harapan ditambah, sedang kejahatan satu lawan satu, dan ada harapan dihapuskan." Adam berkata: "Tambahkan bagiku." Firman Allah s.w.t.: "Taubat tetap diterima selama roh dikandung badan." Adam berkata: "Tambahkan bagiku." Firman Allah s.w.t.: "Qul ya ibadziyal ladzina asrafu ala anfusihim lataq nathu min rahmatillahi innallaha yagh firudzdzunuha jami'a, in nahu hauwal ghafururrahiem." Yang bermaksud: "(Katakanlah: Hai hambaKu yang telah memboros dari menggunakan masa hidup untuk amal yang tidak berguna) kamu jangan putus harapan dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah dapat mengampunkan semua dosa, sesungguhnya Allah maha pengampun lagi penyayang.)"
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a. berkata: "Bahawasanya Wahsyi yang membunuh Hamzah r.a., pakcik Rasulullah s.a.w. menulis surat kepada Rasulullah s.a.w. dari Mekkah: "Sesungguhnya saya ingin masuk Islam tetapi terhalang oleh ayat (Yang berbunyi): Walladzina laa yad-una Allahi ilahanakhoro, wala yaqtuluna nafsallati harramallahu illa bilhaqqi walla yaznun, waman yaf'al dzalika yaiqa atsaamaa. (Yang bermaksud) Dan mereka yang tidak mempersekutukan Allah dengan tuhan yang lain dan tidak membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah kecuali dengan hak dan tidak berzina, dan siapa yang berbuat itu maka ia menanggung dosa-dosa. Sedang saya telah berbuat semua itu, maka apakah ada jalan bagiku untuk taubat?"
Maka turun ayat yang berbunyi: "Illa man taba waamana wa amila amalan salihin fa ula ika yubaddilullahu sayyiantihim hasanaat." (Yang bermaksud): Kecuali orang yang taubat dan beriman soleh, maka untuk mereka Allah akan menggantikan dosa-dosa mereka dengan hasanat. Maka Nabi Muhammad s.a.w. mengirim ayat tersebut kepada Wahsyi lalu dijawab oleh Wahsyi: "Bahwa didalam ayat ini ada syarat iaitu harus beramal soleh, sedang saya belum tahu apakah dapat melakukan amal soleh atau tidak." Maka turun ayat (Yang berbunyi): "Inna Allah la yagh firu yusyroka bihi wayaghfiru ma dunia dzalika liman yasya'u." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya Allah tidak mengampuni pada siapa yang mempersekutukanNya dan mengampuni semua dosa selain syirik itu, bagi siapa yang dikehendakiNya."
Ayat ini dikirimkan kepada Wahsyi. Jawab Wahsyi: "Didalam ayat ini juga ada syarat dan saya tidak mengetahui apakah Allah s.w.t. hendak mengampuni saya atau tidak." Maka turun ayat (Yang berbunyi): "Qul ya ibadiyalladzina ala antusikum, laa' taqnathu min rahmatillahi innallah yagh firudz dzunuba jami a innahu huwal ghafurrahiem." (Yang bermaksud): "Katakanlah: Hai hambaKu yang telah memboros diri, janganlah kamu putus harapan dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah dapat mengampuni semua dosa, sungguh Allah maha pengampun lagi penyayang.
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Sufyan berkata: "Muhammad bin Abdulrahman Assulami menulis surat kepadaku: Ayahku menceritakan kepadaku: Saya duduk dekat Nabi Muhammad s.a.w. di Madinah, lalu ada seorang diantara mereka berkata: Saya telah mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: Siapa yang taubat sebelum mati, maka Allah s.w.t. memaafkan padanya. Lalu saya bertanya: Benarkah kau mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda demikian? Jawabnya: Ya. Tiba-tiba ada sahabat berkata: Saya telah mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: Siapa taubat sebelum matinya sekira sesaat, maka Allah s.w.t. memaafkan baginya. Kemudian ada yang lain berkata: Saya telah mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: Siapa taubat sebelum tercabut nyawa dari tenggorokannya maka Allah s.w.t. memaafkan baginya."
Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Muhammad bin Mutharrif berkata: "Allah s.w.t. berfirman: anak Adam berbuat dosa lalu minta ampun, maka Aku ampunkan tetapi kemudian ia mengulangi dosanya lalu minta ampun, maka Aku ampunkan, ia tidak dapat meninggalkan dosanya tetapi ia pula tidak putus harapan dari rahmatKu, hai para MalaikatKu, Aku persaksikan kepada kamu bahawa Aku telah mengampuni baginya."
Abul-Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Al-a'masy dari seorang dari Mughits bin Sumai berkata: "Ada seorang pada ummat-ummat yang dahulu, ia selalu berbuat maksiat, maka pada suatu hari ketika ia sedang berjalan, teringat pada perbuatan-perbuatannya yang lalu, maka ia berdoa: Allahumma ghufranaka (Yang bermaksud) Ya Allah, aku harap ampunanMu sebanyak tiga kali, mendadak ia mati, maka Allah s.w.t. mengampuni baginya."
Seorang hamba bila bertaubat maka Allah s.w.t. menerima taubatnya dan mengampuninya, kerana itu seharusnya manusia tidak putus harapan dari rahmat Allah s.w.t. Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: "Innahu layaiasu min rouhillah illal qaumul kafirun." (Yang bermaksud) "Sesungguhnya tidak akan putus asa dari rahmat Allah kecuali kaum yang kafir."
Maka seharusnya bagi seorang yang sempurna akalnya bertaubat pada tiap waktu supaya tidak tergolong pada orang-orang yang durhaka, sebab seorang yang selalu bertaubat tidak dianggap selalu didalam dosa meskipun ia mengulangi dosa itu sehari sampai tujuh puluh kali, sebagaimana riwayat Abubakar Assidiq r.a. dari Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak dianggap terus menerus berbuat dosa orang yang selalu membaca istighfar (minta ampun) meskipun ia mengulangi dalam sehari tujuh puluh kali. Rasulullah s.a.w. juga bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya saya bertaubat kepada Allah tiap hari seratus kali."
Abu bakar r.a berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak seorang hamba yang berdosa kemudian ia wudhu dengan sempurna kemudian sholat dua rakaat dan membaca istisgfar (minta ampun) kepada Allah melainkan diampunkan oleh Allah baginya. Kemudian Rasulullah s.a.w. membaca ayat (Yang berbunyi): "Wa man ya'mal su'an yadh lim nafsa hu tsumma yas tagh firillah yajidillaha ghafura rahiema. (Yang bermaksud): Dan siapa berbuat kejahatan atau aniaya pada diri sendiri kemudian membaca istighfar (minta ampun) pasti akan mendapatkan Allah maha pengampun lagi penyayang."
Al-Hasan Albashri berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: " Ketika Allah s.w.t. menurunkan iblis laknatullah ia berkata: Demi kemuliaanMu, saya tidak akan melepaskan anak Adam sehingga ia terpisah dengan rohnya, maka dijawab Allah s.w.t.: Demi kemuliaan dan kebesaranKu, Aku tidak akan menutupkan jalan taubat dari hambaKu sehingga rohnya berada ditenggorokannya (hampir mati)."
Sifat orang arif (yang mengenal Allah s.w.t.) ada enam yaitu:
> Jika ingat kepada Allah s.w.t. maka dia berbangga.
> Jika ingat pada dirinya maka dia merasa rendah.
> Jika melihat ayat-ayat Allah s.w.t. maka dia mengambil pelajaran.
> Jika ingin bermaksiat maka dia menahan diri
> Jika ingat maafnya Allah s.w.t. maka dia gembira, dan
> Jika ingat dosa-dosanya maka minta ampun
Ibn Abbas r.a. ketika menerangkan ayat (Yang berbunyi): "Ya ayyuhal ladzina amanu tubu ilallahi taubatan nashuha." (Yang bermaksud): "Hai orang yang beriman, taubatlah kamu kepada Allah taubat yang nashuha (Sesungguh-sungguhnya)." Yaitu menyesal dalam hati dan istighfar dengan lidah dan niat tidak akan mengulangi lagi selamanya.
Seorang ulama tabi'in berkata: "Adakalanya seorang yang berdosa, selalu teringat akan dosa dan menyesal serta minta ampun sehingga ia masuk syurga, sehingga syaitan laknatullah mengeluh: Celaka diriku, andaikan aku tahu niscaya tidak aku jerumuskan ia kedalam dosa itu."
Seorang Bijak ditanya: "Apakah ada tanda bahwa taubat itu telah diterima?" Jawabnya: "Ya, ada empat tanda yaitu:
- Putus hubungan dengan kawan-kawan yang tidak baik dan bersahabat dengan orang-orang solih
- Menghentikan semua maksiat dan rajin melakukan ketaatan
- Hilang rasa kesenangan kepada dunia kepada hatinya dan selalu ingat kesusahan akhirat
- Percaya pada jaminan Allah s.w.t. dalam soal rezeki, lalu sibuk mengerjakan perintah Allah s.w.t.
Adalah seorang wanita dari dari Juhainah datang kepada nabi SAW dalam keadaan hamil dan mengaku berzina. Dia sudah taubat dari dosanya dan minta dirajam. Setelah dirajam, jenazahnya dishalati oleh Rasulullah SAW. Melihat hal itu, Umar bin Al-Khattab ra bertanya, "Apakah Anda wahai nabiyallah menshalatinya padahal dia pernah berzina?" Beliau pun menjawab:
لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِّمَتْ بَيْنَ سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ اَلْمَدِينَةِ لَوَسِعَتْهُمْ, وَهَلْ وَجَدَتْ أَفَضَلَ مِنْ أَنْ جَادَتْ بِنَفْسِهَا لِلَّهِ." رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Sesungguhnya dia telah bertaubat dengan kualitas taubat yang bila dibagikan kepada 70 orang penduduk Madinah, telah mencukupi. (HR Muslim)
Diriwayatkan Nabi Muhammad s.a.w. beristighfar dan taubat tiap hari seratus kali, padahal telah diampuni oleh Allah s.w.t. semua dosanya yang lalu dan yang akan datang, maka bagaimana kita yang belum mengetahui apakah diampunkan atau tidak? Apakah tidak selayaknya taubat tiap waktu dan tidak berhenti-henti membaca istighfar? maka binasalah orang-orang yang menunda-nunda taubatnya.
Karena itu maka tiap muslim harus bertaubat kepada Allah s.w.t. tiap pagi dan petang. Mujahid berkata: "Orang yang tidak bertaubat tiap pagi dan petang maka termasuk orang yang zalim (aniaya) terhadap dirinya sendiri.
Diriwayatkan dari Al-Hasan, bahwasannya dia berkata, "Dulu ada seorang wanita pelacur yang sangat cantik. Dia tidak mau melayani, kecuali jika dibayar 100 dinar. Pada suatu hari ada seorang ahli ibadat melihatnya dan kemudian terpikat olehnya. Laki-laki itu akhirnya pergi mencari pekerjaan guna mengumpulkan sebanyak uang 100 dinar. setelah uang sebanyak itu ia dapatkan, dia pun pergi menemui wanita itu seraya berkata, " sesungguhnya aku telah tergoda oleh kecantikanmu, karenanya aku lalu pergi mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang 100 dinar". "Silahkan masuk!" pinta siwanita itu.
Orang ahli ibadat itu kemudian masuk kerumahnya. Di rumah wanita pelacur itu mempunyai sebuah tempat tidur terbuat dari emas. Wanita itu lalu duduk ditempat tidurnya seraya berkata,"Ayo cepat!". Ketika laki-laki tersebut hendak memuaskan hasratnya kepada wanita tadi, seketika itu pun dia ingat akan kedudukan dirinya disisi Allah dan gemetarlah seluruh persendiannya. Laki-laki itu lalu berkata kepada si wanita teman kencannya, " Biarlah aku keluar meninggalkanmu dan uang 100 dinar itu menjadi hakmu!".
"Apa yang terjadi kepada dirimu, bukankah kamu telah tergila-gila kepadaku hingga kamu pun memeras keringat untuk mendapatkan uang 100 dinar ? sekarang kamu telah mendapatkan diriku, akan tetapi kamu justru meninggalkanku," Kata wanita itu kepadanya. "Ini karena aku takut kepada Allah dan juga atas kedudukanku disisi-Nya. Kamu telah membenciku dan demikian juga kamulah orang yang paling aku benci," Kata laki-laki itu. "Jika yang kamu katakan itu benar, aku tidak akan bersuami selain dengan dirimu," Jawab si wanita kepadanya.
"Biarkanlah aku keluar!" Pinta laki-laki itu.
" Tidak, kecuali bila kamu bersedia menjadi suamiku!" Desak wanita itu.
" Tidak, biarkanlah aku keluar dulu!" Jawab laki-laki tersebut.
" Apa yang membuatmu merasa berat bila aku datang memohon kepadamu untuk menikahi diriku?" Kata wanita tersebut.
"Mungkin saja! " Jawabnya, sambil mengenakan cadar dengan kain bajunya lalu keluar dari daerah tersebut.
Demikian pula dengan siwanita itu ikut keluar seraya bertaubat kepada Allah dan menyesali semua perbuatan yang pernah dilakukannya. Wanita itu terus berjalan hingga akhirnya sampailah dia ketempat asal si laki-laki ahli ibadat itu. si wanita itu lalu bertanya kesana kemari perihal laki-laki ahli ibadat yang pernah mendatanginya. Akhirnya jerih payahnya untuk medapatkan laki-laki tersebut membuahkan hasil. Seseorang lalu datang menghadap kepada laki-laki ahli ibadat yang dimaksud wanita tersebut seraya berkata, " Sesungguhnya sang permaisuri telah datang kepadamu." Ketika sang ahli ibadat melihat kedatangan wanita itu dia terkejut sambil menjerit dan jatuh dalam rengkuhan tangan si wanita itu, ternyata dia telah meninggal dunia seketika itu juga, si wanita itu lalu bertanya, "Si fulan ini telah meninggalkanku untuk selama-lamanya. apakah dia masih memiliki sanak keluarga?".
"Saudaranya adalah seorang laki-laki yang miskin", Jawab mereka yang hadir.
"Jika demikian, aku akan menikah dengannya karena kecintaanku kepada saudaranya," Jawab si wanita itu. Akhirnya si wanita tersebut dinikahkan dengan saudara laki-laki si ahli ibadat itu. Dan dari hasil pernikahan, oleh Allah dikaruniakan kepada mereka tujuh orang Nabi Allah." (ibnu Qudamah)
semoga Allah memberikan kita hidayah untuk selalu bertaubat... wallahua'lam
Dari Abu Said Al-Khudri radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Dulu sebelum kalian ada seorang laki-laki yang membunuh sembilan puluh sembilan orang, hingga ia bertanya tentang orang yang alim di kalangan penduduk bumi. Mereka menunjuk kepada seorang rahib (ahli ibadah), kemudian orang tersebut mendatanginya dan berkata bahwa ia telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Apakah masih ada kesempatan baginya untuk bertaubat? Rahib tadi berkata: “Tidak.” Orang itu malah membunuhnya, sehingga genap menjadi seratus orang. Kemudian ia bertanya tentang penduduk bumi yang paling alim. Maka ditunjukkan kepadanya seorang alim. Ia berkata kepadanya bahwa ia telah membunuh seratus orang. Apakah masih ada kesempatan baginya untuk bertaubat? Orang alim tersebut menjawab: “Ya! Dan siapa yang bisa menghalangi antaramu dengan taubat. Pergilah ke negeri ini dan itu, karena di sana ada orang-orang yang beribadah kepada Allah Ta’ala. Beribadahlah bersama mereka, dan jangan kembali ke negerimu karena negerimu adalah negeri yang jelek.”
Kemudian orang itu pergi tapi di tengah-tengah perjalanan ia meninggal. Sehingga malaikat rahmat dan malaikat adzab saling berselisih tentangnya. Malaikat rahmat berkata: “Dia datang dalam keadaan bertaubat, menghadap Allah.” Malaikat adzab berkata: “Dia belum beramal shalih sama sekali.” Kemudian datanglah kepada kedua malaikat itu seorang malaikat dalam wujud manusia. Mereka (kedua malaikat itu) menjadikannya sebagai pemutus urusan mereka. Malaikat itu berkata: “Ukurlah antara dua negeri tersebut. Mana yang lebih dekat (jaraknya dengan kedua negeri itu) maka itulah lebih berhak.” Mereka kemudian mengukurnya. Ternyata mereka dapati bahwa ia (orang yang mati itu) lebih dekat ke negeri yang baik. Maka malaikat rahmat mengambilnya. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
PENUTUP
Doa Kafaratul Majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Semoga Bermanfaat
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



