REKAP KAJIAN ONLINE
GRUP 24
Kamis 18 Des 2014
Narasumber : Ustdzah Tribuana
Tema : Parenthing
Notulen : fitri/riska
Admin : Nani/Arini
KAJIAN PAGI PARENTING
Copas dari facebook
Apakah Sekolah Kita Sudah "Beradab"?
Setahun terakhir ini saya terlibat membantu program Teaching Respect
for All UNESCO. Saya juga membantu sejumlah sekolah agar menjadi sekolah welas
asih (compassionte school). Dua hal di atas membawa saya betemu dengan sejumlah
sekolah, pendidik, hingga aktivis revolusioner dalam menciptakan pendidikan
alternatif. Di benak saya ada satu pertanyaan: sudah se-compassionate apa sekolah
kita? Sejauh mana sekolah menumbuhkan sikap respect pada siswa dan guru, serta
semua unsur di lingkungan sekolah? Karena compassion (welas asih) dan respect
(sikap hormat dan emphaty) adalah bagian dari adab (akhlak) maka pertanyaannya
bisa sedikit diubah dan terdengar kasar: sudah seber-adab apakah sekolah kita?
Rekan saya melakukan sebuah experimen yang menarik. Dia berkunjung ke
Sekolah Ciputra, sekolah millik pengusaha Ciputra yang menekankan pada
karakter, leadeship dan entrepreneurship serta memberi pengharagaan pada
keragaman agama dan budaya. Pada kunjungan pertama rekan saya itu datang dengan
baju necis menggunakan mobil pribadi. Di depan gerbang Pak Satpam langsung
menyambut hangat, "Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Rekan
saya menjawab bahwa dia ingin bertemu dengan kepala sekolah, tetapi dia belum
buat janji. Dengan sopan Pak Satpam berkata, "Baik, saya akan telepon pak
kepala sekolah untuk memastikan apakah bisa ditemui, bapak silakan duduk, mau
minum kopi atau teh?" Pelayanan yang begitu mengesankan!
Di waktu lain, rekan saya datang lagi, dengan penampilan yang berbeda.
Baju kumal, dengan berjalan kaki. Satpam yang bertugas memberikan sambutan yang
tak beda dengan sebelumnya, diperlihakan duduk dan diberi minuman. Saat
berjalan menuju ruang kepala sekolah, satpam mengantarkan sambil terus
bercerita menjelaskan tentang sekolah, bangunan, serta cerita lain seolah dia
adalah seorang tour guide yang betul menguasai medan. Bertemu dengan kepala
sekolah tak ada birokrasi rumit dan penuh suasana kehangatan. Padahal rekan
saya itu bukan siapa-siapa, dan datang tanpa janjian sebelumnya.
Melatih satpam menjadi sigap dan waspada adalah hal biasa. Tetapi
menciptakan satpam dengan perangai mengesankan pastilah bukan kerja semalaman.
Pastilah sekolah ini punya komitmen besar untuk menerapkan karakter luhur bukan
hanya di buku teks dan di kelas. Tapi semua wilayah sekolah, sehingga saat kita
masuk ke gerbangnya, kita bisa merasakannya. Itulah hidden curricullum,
culture.
Di kesempatan lain, saya bersama rekan saya itu berkunjung ke sebuah
sekolah Islam yang lumayan elit di sebuah kota besar (saya tidak akan sebut namanya).
Di halaman sekolah terpampang baliho besar bertuliskan, "The most
innovative and creative elementary school" sebuah penghargaan dari
media-media nasional. Dindinging-dinding sekolah dipenuhi foto-foto siswa yang
menjuarai berbagai lomba. Ada dua lemari penuh dengan piala-piala. Pastilah
sekolah ini sekolah luar biasa, gumam saya.
Kami berjalan menuju gerbang sekolah menemui satpam yang bertugas.
Setelah kami mengutarakan tujuan kami ketemu kepala sekolah, satpam itu dengan
posisi tetap duduk menunjuk posisi gerbang dengan hanya mengatakan satu
kalimat, "lewat sana".
Kami masuk ke sekolah tersebut. Di tangga menuju ruangan kepala sekolah,
ada seorang ibu yang bertugas menjadi front office menghadang kami dengan
pertanyaan, "mau kemana?" dengan wajah tanpa senyum. Saat tiba di
ruangan kepala sekolah, kebetulan sat itu mereka sedang rapat. Sehingga kami
harus menunggu sekitar 45 menit. Selama kami duduk, berseliweran guru datang
dan pergi tanpa ada ada yang menghampiri dan bertanya, " ada yang bisa
saya bantu?"
Akhirnya kepala sekolah mempersilakan kami unutk masuk ke ruangannya.
Baru ngobrol sebentar, tiba tiba seseorang di luar membuka pintu dan memasukkan
kepalanya menanyakan sesuatu kepada kepala sekolah yang tengah mengobrol dengan
kami. Tak lama dari itu tiba-tiba seorang guru masuk lagi langsung minta tanda
tangan tanpa peduli bahwa kami sedang mengobrol. Karena kesal, akhirnya kepala
sekolah itu mengunci pintu agar tak ada orang masuk. Dalam obrolan, saya sempat
bertanya, apa kelebihan sekolah ini? Kepala sekolah terlihat berpikir keras
selama beberapa menit sampai akhirnya menjawab," ini seperti toko serba
ada, semua ada". Dari jawaban itu saya baru faham, pantas saja satpam
sekolah ini tak punya sense of excelent service, kepala sekolahnya saja tak
biss menjelaskan apa value preposition sekolahnya.
Kemegahan bangunan, serta berbagai prestasi yang telah diraih, rasanya
menjadi tak ada apa-apanya. Karena bukan itu yagn membaut kita terkesan,
melainkan atmosfir sekolah, hidden curricullum, culture.
Perjalanan kami lanjutkan ke sekolah Islam di tengah kampung.
Bangunannya kecil sederhana. Pendiri sekolah ini seorang lulusan STM, tetapi
mengabdikan separuh hidupnya untuk merumuskan dan menerapkan konsep sekolah kreatif yang dapat memanusiakan
manusia. Saat ditanya tentang sekolahnya, dengan lancar dia menjelaskan konsep
sekolah kreatif yang memberikan keras besar pada kreativitas anak dan guru.
Ruang kelas dibuat tanpa daun pintu. Hanya lubang lubang besar berbentuk kotak,
lingkaran, bulan sabit, bintang. Sehingga ketika guru tidak menarik, siswa
boleh keluar kapan saja. Tak ada seragam sekolah dan buku pelajaran.
Kami duduk di pelataran sekolah sambil menyaksikan keceriaan anak-anak
yang tengah bermain. Selama kami duduk, ada tiga orang guru dalam waktu yang
berbeda menghampiri menyambut kami dan bertanya, "ada yang bisa yang saya
bantu?". Saya menangkap semangat melayani para guru tersebut. Mereka ingin
memastikan tak ada tamu yang tak dilayani dengan baik.
Saat mengamati anak-anak bermain, saya melihat ada seorang anak yang
jatuh dan menangis. Saya menebak bahwa guru akan segera membantu. Tetapi
tebakan saya salah, ternyata dua teman sekelasnya datang menghibur dan
membantunya untuk berdiri dan memapahnya ke kelas. Saya cukup terkesan.
Di sekolah yang sederhana ini saya menangkap aura kebahagiaan dari
siswa dan guru-gurunya. Saya tak perlu tahu kurikulum dan sistemnya, saya sudah
bisa merasakannya. Konsep dan visi pendirinya, ternyata bukan hanya di kertas.
Saya bisa melihat dalam praktik. Itulah hidden curricullum, culture.
Pada kesempatan lain rekan saya pernah juga terkesan oleh siswa sekolah
internasiona yang kebanyakn siswanya berkebangsaan jepang. Saat itu rekan saya
akan mengisi acara di depan siswa pukul 10 pagi. Setengah sepuluh aula masih
kosong. Tak ada orang tak ada kursi. Lima belas menit sebelum acara para siswa
datang, mengambil kursi lipat dan meletakkannya dalam posisi barisan yang rapi.
Seusai acara, setiap siswa kembali melipat kursi dan meletakkannya di tempat
penyimpanan, hingga ruangan kembali kosong dan bersih seperti semula. Itulah
culture.
Dari cerita di atas, saya semakin tidak tertarik pada prestasi apa yang
diraih sekolah, semegah apa sebuah sekolah. Saya lebih tertarik bagaimana
budaya sekolah dibangun dan diterapkan? Banyak sekolah yang menginvestasikan
begitu banyak waktu dan pikiran untuk menyabet berbagai penghargaan. Tapi tak
banyak yang serius membuat sekolah menjadi berharga dengan karakter dan budi
pekerti. Banyak guru dan pelatih didatangkan untuk memberikan pembinaan
tambahan pada siswa agar dapat menang lomba. Tapi sedikit sekali pelatihan
service excellence untuk satpam dan karyawan. Dinding sekolah dipenuhi
foto-foto siswa yang juara ini juara itu, tapi jarang sekali foto sesorang
siswa dipajang karena dia melakukan sebuah kebaikan. Kehebatan lebih dihargai
daripada kebaikan. Prestasi lebih berharga dari budi pekerti.
Kita harus segera mengubah sistem pendidikan kita masih berorientasi
pada ta'lim (mengajarkan) menjadi ta'dib (penanaman adab). Dalam konsep compassionate
school, ta'dib harus diterapkan secara menyeluruh (wholse school approach)
meliputi tiga area, pertama SDM yaitu guru, karyawan, orangtua, hingga satpam,
kedua kurikulum, dan yang ketiga iklim atau hidden curricullum.
Sebuah sekolah bukanlah pabrik yang melahirkan siswa-siswa pintar. Tapi
sebuah lingkungan yang membuat semua unsur di dalamnya menjadi lebih ber-adab.
Untuk mengukur apakah sebuah sekolah sudah menjadi compassionate school tak
serumit standar ISO. Cobalah berinteraksi dengan satpam sekolah, amatilah
bagaimana guru berinteraksi, siswa bersikap. Rasakan atmosfirnya.
Wallahu a'lam bishshowwab
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷��🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Rekap tanya jawab
1⃣ Semua orang tua pasti mendambakan sekolah yg spt apa di atas....
Tp kan nyari nya susah bu ustdzh...
Maaf di ponpes aja tdk semua spt itu
Apalagi yg negri... Yg maaf penddkan agamanya cuman seminggu 2 jam...
Dan yg IT (islam Terbuka) pun tdk luput juga....
Dan kita sbg ortu.... Nyari sekolahan pun pasti ada pertimbangannya
masing masing...
Nah yg saya mo tanyakan...
Bagaimana yg harus di lakuan kita sbg ortu... Yg menyekolahkan di
sekolahan negri ataupun di islam terbuka
Untuk menjadi kan akhak anak
baik... Gitu...
2⃣ Bu Ustadzah.... Pernah saya baca artikel.... Hindari Melarang anak dengan menggunakan
kata "JANGAN"
TRUS saya juga pernah baca klo kita harus tegas sama anak... Dan
melarang anak dengan kata jangan pun tdk apa ...... Di dalam al quran pun ada
beberapa ayat yg jelas dan terang klo larangan itu di ucapkan dengan kata "jangan"....
Nah kita yg awam dengan ilmu semacam ini ... Kadang bingung jadinya....
Yg bagus buat anak itu yg spt apa tobbu Ustadzah....
Jawab
dicopas & edit..
::JADIKAN AL QUR'AN DAN AS-SUNNAH SEBAGAI PEDOMAN, JANGAN PSYCHOLOG ::
Copas dari Bintang PolarisFollow · September 9 ·
Kekeliruan Buku Pendidikan "Mengharamkan" Kata
"JANGAN"
Salah seorang pendidik pernah berkata, "Pintu terbesar yang mudah
dimasuki Yahudi ada dua, yaitu dunia psikologi dan dunia pendidikan.
"Karena itulah, berangkat dari hal ini. Kita akan mengupas
beberapa "kekeliruan" pada buku-buku pendidikan, seminar, teori
pendidikan, dll yang kadang sudah menjangkiti beberapa pendidik muslim, para
ayah dan ibu, yaitu melarang berkata "Jangan" pada Anak.
Beberapa waktu lalu, saya sepakat dengan hal ini. Maka dengan
tertulisnya artikel ini, saya bertaubat kepada Alloh Subhanahu wa ta'ala dari
bahayanya doktrin di atas.
Mari kita lihat, beberapa perkataan 'dalam pendidikan' tentang larangan
mengucapkan kata 'jangan' pada anak, misalnya "..gunakan kata-kata
preventif, seperti hati- hati, berhenti, diam di tempat, atau stop. Itu
sebabnya kita sebaiknya tidak menggunakan kata 'jangan' karena alam bawah sadar
manusia tidak merespons dengan cepat kata "jangan.."
Pada media online detik.com, pernah tertulis artikel 'Begini Caranya
Melarang Anak Tanpa Gunakan Kata 'Tidak' atau 'Jangan', bertuliskan demikian:
"..Tak usah bingung, untuk melarang anak tak melulu harus dengan kata
jangan atau tidak..."
Pada sebuah artikel lain, berjudul "Mendidik Anak Tanpa
Menggunakan Kata JANGAN” tertulis: "Kata 'jangan' akan memberikan nuansa
negatif dan larangan dari kita sebagai orangtua, maka dari itu coba untuk
mengganti dengan kata yang lebihpositif dan berikan alasan yang dapat diterima
anak..."
Nah, inilah syubhat (keraguan/kerancuan). Indah nampaknya, tapi di
dalamnya terkandung bahaya yang fatal.
Mari kita bahas syubhat yang mereka gelontorkan. Sebelumnya, kalau kita
mau teliti, mari kita tanyakan kepada mereka yang melarang kata 'jangan',
apakah ini punya landasan dalam Al-Qur'an dan hadits? Apakah semua ayat di
dalam al-Qur'an tidak menggunakan kata "Laa (jangan)"?
Mereka pun mengatakan "jangan" terlalu sering mengatakan
jangan. Sungguh mereka lupa bahwa lebih dari 500 kalimat dalam ayat Al-Qur’an
menggunakan kata “jangan". Allohu Akbar, banyak sekali! Mau dikemanakan
kebenaran ini? Apa mau dibuang? Apa mau lebih memilih teori-teori
yang dhoif?
Kalau mereka mengatakan kata jangan bukan tindakan preventif
(pencegahan), maka kita tanya, apakah Anda mengenal Luqman Al-Hakim? (Surah
Luqman ayat 12 sampai 19).
Kisah ini dibuka dengan penekanan Allah bahwa Luqman itu orang yang
diberi hikmah, orang arif yang secara tersirat kita diperintahkan untuk
meneladaninya (“walaqod ataina luqmanal hikmah….” . dst)
Apa bunyi ayat yang kemudian muncul? Ayat 13 lebih tegas menceritakan
bahwa Luqman itu berkata kepada anaknya: “Wahai anakku, JANGANLAH engkau menyekutukan
Allah. Sesungguhnya syirik itu termasuk dosa yang besar”. Inilah bentuk
tindakan preventif yang sangat tegas dalam al-Qur'an. Sampai pada ayat 19, ada
4 kata “ laa" (jangan) yang dilontarkan oleh Luqman kepada anaknya, yaitu
“laa tusyrik billah”, “fa laa tuthi’humaa”, “Wa laa tusha’ir khaddaka
linnaasi”, dan “wa laa tamsyi fil ardli maraha”.
Luqman tidak perlu mengganti kata “jangan menyekutukan Allah” dengan
(misalnya) "esakanlah Allah”. Pun demikian dengan “Laa” yang lain, tidak
diganti dengan kata-kata kebalikan yang bersifat anjuran.
Mengapa Luqmanul Hakim tidak menganti "jangan" dengan
"diam/hati-hati"? Karena ini bimbingan Alloh. Perkataan
"jangan" itu MUDAH dicerna oleh anak, sebagaimana penuturan Luqman
Hakim kepada anaknya. Perkataan "jangan" juga positif, tidak negatif.
Ini semua bimbingan dari Alloh Subhanahu wa ta'ala, bukan teori pendidikan
Yahudi.
Adakah pribadi psikolog atau pakar parenting pencetus aneka teori
‘modern’ yang melebihi kemuliaan dan senioritas Luqman? Tidak ada.
Luqman bukan nabi, tetapi namanya diabadikan oleh Allah dalam Kitab
suci karena ketinggian ilmunya. Dan tidak satupun ada nama psikolog yang kita
temukan dalam kitabullah itu.
Membuang kata “jangan” justru menjadikan anak hanya dimanja oleh
pilihan yang serba benar.
Ia tidak MEMUKUL TEMAN bukan karena mengerti bahwa memukul itu
TERLARANG dalam agama, tetapi karena lebih memilih berdamai.
Ia tidak SOMBONG bukan karena kesombongan itu DOSA, melainkan hanya
karena menganggap rendah hati itu lebih aman baginya. Dan kelak...(naudzubillah
min dzaliik..) ia tidak BERZINA bukan karena takut adzab Alloh, tetapi karena
menganggap bahwa menahan nafsu itu pilihan yang dianjurkan orangtuanya. Nas
alulloha salaman wal afiyah.
Anak-anak hasil didikan tanpa “jangan” berisiko tidak punya “sense of
syariah” dan keterikatan hukum.
Mereka akan sangat tidak peduli melihat kemaksiatan bertebaran, tidak
perhatian lagi dengan amar ma'ruf nahi mungkar, tidak ada lagi minat untuk
mendakwahi manusia yang dalam kondisi bersalah, karena dalam hatinya berkata
“itu pilihan mereka, saya tidak demikian”.
Mereka bungkam melihat penistaan agama karena otaknya berbunyi “mereka
memang begitu, yang penting saya tidak melakukannya”.
Itulah sebenar-benar paham liberal, yang 'humanis’, toleran, dan
menghargai pilihan-pilihan.
Jadi, bila kita yakini dan praktikkan teori parenting barat itu, maka
sesungguhnya kita bersiap anak-anak kita tumbuh menjadi generasi liberal.
Haruskah kita simpan saja Al-Qur’an di lemari paling dalam, dan kita
lebih memilih teori2 yahudi?
Astagfirulloh!
[Rujukan: Al-Qur'an, Akh Budi, Akh Yazid (Abu Hanin, Komentar gurunda
ustadz Fauzil Adhim: Terkait kata jangan atau tidak, dalam agama sudah sangat
jelas bahwa kata jangan maupun tidak justru tak dapat dilepaskan. Syahadat
diawali kata tidak. Nasehat Luqman menggunakan kata yang sama dengan makna
jangan. Ada ribuan kata bermakna tidak/jangan dalam Al-Qur'an. Tapi jika kita
cuma mengetik bahasa Endonesiyah "jangan" di Al-Qur'an for android,
ketemunya cuma sekitar 360. Saya pernah membahas ini di buku "Saat
Berharga untuk Anak Kita". Di luar itu, jika kita seorang guru, salah satu
hal penting untuk keberhasilan kelas adalah manajemen kelas. Dan urutan pertama
dalam manajemen kelas adalah Aturan & Prosedur yang isi pokoknya Larangan
dan Perintah.
(Hasil diskusi via
WA)https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10204255699906288&set=a.1020460685402.4098.1641726078&type=1&comment_id=10204255753627631&ref=notif¬if_t=like
Tanya
Bu untuk menghadapi anak satu
sama lain kan berbeda cara...
Nah biasanya anak umir 3 th dengan umur 8 th dan 10 th ...itu pasti
beda dari segi emosi contohnya...
Trus adakah metode untuk menghadapi anak yg sesuai dengan umurnya...
Bagaimana gitu bu....
Jawab
Masa Pengasuhan Anak Dalam Islam
Masa pengasuhan anak dalam islam terhitung sejak anak masih dalam
kandungan. Orang tua sudah harus memikirkan perkembangan anak dengan menciptakan
lingkungan fisik dan suasana batin dalam rumah tangga. Secara formal tampaknya
tugas ini memang menjadi tanggung jawab
sang ibu, tetapi pada dasarnya menjadi tugas bersama, bapak dan ibu. Dengan
kata lain kesetaraan suami istri, kedua orang tua dituntut untuk memberikan
perhatian yang penuh ketika anak dalam kandungan ibu.
Ajaran islam menyebutkan bahwa masa kehamilan merupakan masa yang
menentukan bagi kehidupan masa depan anak. Apa yang dirasakan anak ketika masih
dalam kandungan digambarkan sebagai situasi yang akan dialami anak dalam
kehidupan selanjutnya. Dalam agama hal ini didasarkan pada konsep qadha dan
qadar yang ditetapkan Allah pada manusia ketika
anak dalam kandungan ibunya. Dalam surah ali imran/3:6 ditegaskan:
Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendakinya tidak ada
tuhan melainkan dia, yang maha perkasa lagi maha bijaksana.
Pengasuhan anak ketika masih dalam kandungan juga untuk menimbulkan
watak keberagaman anak sejak dini. Untuk itu disarankan agar orang tua memperbanyak
ibadah dan terbiasa mensucikan diri sebelum melakukan pekerjaan sehari-hari. Kondisi suci yang
diciptakan dalam lingkungan keluarga itu diyakini akan berpengaruh pada
kehidupan janin dalam kandungan.
Termasuk bagian dari pengasuhan anak pada masa dalam kandungan ini
adalah ketelitian dalam makan. Dalam hal iniditekankan untuk menghindari
makanan haram karena pengaruhnya akan terasa pada janin. Dikatakan oleh seorang
ulama, bahwa penderitaan janin yang paling berat adalah ketika daging, badan
dan tulang-tulangnya dibentuk dari makanan haram. Dasar dari pandangan ini
adalah firman Allah:
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim, maka
sebenarnya mereka memakan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke neraka
sa’ir (Qs. An-Nisa’/4:10).
Masa berikutnya dari pengasuhan anak ini adalah masa kelahiran dan
pertumbuhan bayi sejak dini. Dalam ajaran islam, masa kelahiran bayi merupakan
momentum awal komunikasi langsung antara orang tua dengan anak. Ketika masih
dalam kandungan komunikasi berlangsung lebih dengan perasaan dan sentuhan
emosi, sementara ketika sudah lahir komunikasi mulai terjadi secara langsung.
Diajarkan bahwa komunikasi pertama yang sebaiknya dilakukan adalah mengenalkan
agama dengan cara menyuarakan azan di telinga sang bayi yang baru lahir.
Pada masa kelahiran dan pertumbuhan bayi ini secara alamiah peranan ibu
sangat penting terutama dalam proses penyusuan. Namun demikian, sang ayah pun
dapat melatih komunikasi dengan anak melalui sentuhan dan percakapan-percakapan
sepihak. Dalam proses penyusuan ini pengasuhan anak secara fisik mulai
berlangsung dalam lingkungan keluarga.
Orang tua, khususnya ibu, sebaiknya memanfaatkan masa penyusuan itu
secara optimal dengan cara menyusuinya sendiri. Para ahli sepakat bahwa air susu
ibu sangat bagus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara fisik
maupun non fisik. Sangatlah bisa dipahami jika al-Qur’an memberikan penekanan
husus mengenai hal ini Ibu-ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberikan makanan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupanya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan
warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua
tahun) dengan kerelaan keduanya dan musyawarah, maka tidak ada dosa atas
keduanya.
Taanya
Bu Ustadzah... Anak saya yg pertama kan klas 6 SD dan dia pernah nanya
sama saya tentang mimpi basah... Ya saya jawab yg saya tau ....
Adakah cara yg baik yg benar ..atau yg enak gitu... Dia juga nanya
tentang haid.... aduuuh kadang kita sbg
ibu ya mikir..... Gmn ya cara neranginnya.... Paling kita cuman jawab setaunya
aja...
Jawab
Metode Pendidikan Seks dalam Islam | Ajaran Islam -
http://islamiwiki.blogspot.com/2013/11/metode-pendidikan-seks-dalam-islam.html?m=1#.VJJRmKA-bGV
Bu Ustdzah.... Gini.... Klo kita mendidik akidah anak intinya biar tau
klo kita islam...diluar islam kafir.... Trus klo permpuan islam di wajibkan
menutup aurat..jilbab...
Tp di luar itu semua... Memang anak bisa bedain dengan gampang
Tp.......ada cerita dikit nih...
Kebetulan kami ada tetangga yg nonis.... Nah suatu hari anak anak pada
main ya biasakan.... Tp ada yg mengganjal deh... Anakku jadi ngatain anak yg
nonis... Orang kafir ..orang kafir
aduuuh spontan yg lain pada
ngikutin.... Tu salah satu
Ada lagi ada mbak mbak yg tdk pake kerudung... Di tanya. Mbak kamu
kafir ya..... Kok tdk pake jilbab
Klo spt itu gmn tu bu Ustadzah.... Kadang kita nya jd malu... Tp ada
rasa bangga juga sih.... Kadang ada mbak mbak ... Yg jd malu sendiri tdk bisa
jawab....
Tp yg malunya.... Ke mertua ... Uwak uwak nya juga begitu.... Kita nya
yg kena omel
Pola spt salah kah bu.... Wah jadi curhat nih
Jawab:
Mendidik dan mengajarkan kebaikan sebaiknya dilakukan dg cara yg
santun,
Kalau sdh terlanjur ya mau gmn lg bunda arini,
Lainkali gunakan bhs yg sederhana dan tdk mengandung kata2 makian ,
Nanti kalo waktunya sdh tepat gpp diajarkan ttg keberanian membela
kebenaran
Tp kita nyampaikannya sih bukan maksud untuk memaki orang lain bu us....
Kita kasih pengertian juga lah... Tp mungkin anak nyantolnya yg gampang
nya aja.... Ya itu resiko di tanggung penumpang
Tanya
Anak saya kan umur 4 tahun,saya melihat dia sudah mulai aktif
mempelajari apapun yg ditemukan,skr dia suka seperti power rangers,ultramen,satria
bima,dan segala sesuatu yg berkaitan dg hal trsbt.sedihnya,saat dia asyik dg
hal tsb,saya cut untuk ngaji,anaknya berontak,saya marahi,saya paksa untuk mau
ngaji.salahkah yg saya lakukan,pengaruh atau ndak tentang perubahan karakter dia
yg selalu saya marahi.
Jawab
Memilih Teladan dan Idola yang Baik Bagi Keluarga
Memilih Teladan dan Idola yang Baik Bagi Keluarga
Sebagai seorang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tentu kita
wajib memilih idola yang baik bagi keluarga kita, yang akan memberi manfaat
bagi pembinaan rohani mereka.
Dalam hal ini, idola terbaik bagi seorang muslim adalah Nabi mereka,
nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang diutus oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala untuk menyempurnakan akhlak yang mulia, sebagaimana sabda beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad, 2/381, dan al-Hakim, no. 4221, dishahihkan oleh
al-Hakim dan disetujui oleh adz-Dzahabi, serta dinyatakan hasan oleh syaikh
al-Albani dalam Silsilatul Ahaadiitsish Shahiihah, no. 45).
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling kuat dan
sempurna dalam menjalankan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, mengamalkan isi
al-Quran, menegakkan hukum-hukumnya dan menghiasi diri dengan adab-adabnya
(lihat keterangan Imam an-Nawawi dalam kitab Syarh Shahih Muslim, 6/26). Oleh
karena itulah, Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang memuji keluhuran budi
pekerti beliau dalam firman-Nya,
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya, kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS.
al-Qalam: 4).
Dan ketika Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha ditanya tentang
akhlak (tingkah laku) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
menjawab, “Sungguh, akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
al-Quran.” (Hadits shahih riwayat Muslim, no. 746).
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok teladan dan idola
yang sempurna bagi orang-orang yang beriman kepada Allah yang menginginkan
kebaikan dan keutamaan dalam hidup mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو
اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya, telah ada pada (diri) Rasulullah itu teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (balasan kebaikan
pada) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzaab: 21).
Dalam ayat yang mulia ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang
menamakan semua perbuatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
“teladan yang baik”, yang ini menunjukkan bahwa orang yang meneladani sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berarti dia telah menempuh
ash-shirathal mustaqim (jalan yang lurus) yang akan membawanya mendapatkan
kemuliaan dan rahmat Allah Ta’ala (lihat keterangan Syaikh Abdurrahman as-Sa’di
dalam tafsir beliau, hal. 481).
Kemudian setelah itu, idola yang utama bagi seorang mukmin adalah
orang-orang yang teguh dalam menegakkan tauhid dan keimanan mereka, sehingga
Allah Ta’ala sendiri yang memuji perbuatan mereka sebagai “suri teladan yang
baik” dalam firman-Nya,
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ
اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ
أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguhnya, telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada diri
(Nabi) Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya (yang mengikuti petunjuknya);
ketika mereka berkata kepada kaum mereka, ‘Sesungguhnya, kami berlepas diri
dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari
(kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian
buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah semata.’” (QS
al-Mumtahanah: 4).
Ketika mengomentari ayat ini, Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata,
“Sesungguhnya, keimanan dan pengharapan balasan pahala (dalam diri seorang
muslim) akan memudahkan dan meringankan semua yang sulit baginya, serta
mendorongnya untuk senantiasa meneladani hamba-hamba Allah yang shaleh,
(utamanya) para Nabi dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena dia
memandang dirinya sangat membutuhkan semua itu.” (Kitab Taisiirul Kariimir
Rahmaan, hal. 856).
Demikian pula para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah teladan shaleh yang utama bagi orang yang beriman, karena Allah memuji
mereka dalam banyak ayat al-Quran, di antaranya firman-Nya,
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ
رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ
وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ
فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ
فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا
عَظِيمًا
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia
(para sahabat radhiallahu ‘anhum) adalah keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi penyayang di antara sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud
mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda meraka tampak pada muka
mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan
sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman mengeluarkan tunasnya
maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak
lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena
Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS al-Fath: 29).
Dalam hal ini, Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,
“Barangsiapa di antara kamu yang ingin mengambil teladan, maka hendaknya dia
berteladan dengan para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena
mereka adalah orang-orang yang paling baik hatinya di umat ini, paling dalam
pemahaman (agamanya), paling jauh dari sikap berlebih-lebihan, paling lurus
petunjuknya, dan paling baik keadaannya, mereka adalah orang-orang yang dipilih
oleh Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya, maka kenalilah keutaman mereka dan
ikutilah jejak-jejak mereka, karena sesungguhnya mereka berada di atas petunjuk
yang lurus.” (Dinukil oleh Imam Ibnu ‘Abdil Barr dengan sanadnya dalam kitab
Jaami’u Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, no. 1118).
[ : Puisi Pendidikan itu...
Puisi pendidikan karya Dorothy Law Nolte ini diambil dari halaman vi
dari buku Children Learn What They Live: parenting to inspire values yang
disebutkan tadi.
Children Learn What They Live
If children live with criticism, they learn to condemn.
If children live with hostility, they learn to fight.
If children live with fear, they learn to be apprehensive.
If children live with pity, they learn to feel sorry for themselves.
If children live with ridicule, they learn to feel shy.
If children live with jealousy, they learn to feel envy.
If children live with shame, they learn to feel guilty.
If children live with encouragement, they learn confidence.
If children live with tolerance, they learn patience.
If children live with praise, they learn appreciation.
If children live with acceptance, they learn to love.
If children live with approval, they learn to like themselves.
If children live with recognition, they learn it is good to have a
goal.
If children live with sharing, they learn generosity.
If children live with honesty, they learn truthfulness.
If children live with fairness, they learn justice.
If children live with kindness and consideration, they learn respect.
If children live with security, they learn to have faith in themselves
and in those about them.
If children live with friendliness, they learn the world is a nice
place in which to live.
Terjemahan Indonesia
Berikut ini adalah terjemahan yang diberikan oleh Jalaluddin Rakhmat
dalam bukunya Islam Aktual; refleksi-sosial seorang cendekiawan Muslim
(Bandung: Mizan, Cet. X, 1998, hal. 187).
Anak-anak Belajar dari Kehidupannya
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar
keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar
menemukan cinta dalam kehidupan.
Tanya
Ustazah, bagaimana cara mengatasi ank yg suka teriak2. Ank saya serg
teriak ktika dy tdk bisa mnyelesaikn sesuatu. Sdh sya ajk komunikasi dgn cara halus
smpai akhirny sya kesal tdk.than emosi saya. Terkadang sya bilg "klo
hisyam msh teriak2 mama mau main aj krmh umi"...baik atau tdk jwb sya
sprti itu. Saya khawatir akn smpai besar dy sprt itu. Atau ini memang masa ny
dy dlm menghadapi mslhny... Mohon jwbanny y ustazah?
Maklum ustazah br ank pertama...mgkin psikologis sya kah yg blm bs
mnhan emosional dgn kondisi ank saya. Maaf ustazah klo bnyk bertany
Jawab:
Utk mengatasi anak temper tantrum bunda hrs bersabar...dlm kondisi
marah nasehat apapun tdk akan dpt diterima anak
CARA RASULULLAH SAW MENASEHATI ANAK KECIL
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata, “Rasulullah meneriman
suatu hadiah berupa baghal dari Raja Kisra. Beliau menungganginya dengan sutas
tali, lalu beliau menaikkanku di belakangnya dan kami pun berjalan bersama.
Beliau menoleh kepadaku seraya berkata, ‘Wahai anakku!’
Aku menjawab, “Ya, wahai Rasullullah” beliau bersabda, “Ingatlah Allah
dan Allah akan melindungimu!”
Diriwayatkan dari Umar bin Abu Salamah r.a, ia berkata, “Saat aku masih
kecil, aku bermain di rumah Rasulullah. Tanganku pada saat itu berbuat tanpa
aturan ketika hendak makan. Lalu, Rasulullah berkata kepadaku, ‘Wahai anak
muda. Sebutlah nama Allah, makan dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan
yang cocok denganmu.’ Pada saat itu, cara makanku masih seperti dahulu (yakni
tidak sesuai dengan aturan yang dianjurkan Rasulullah)”(HR Bukhari)
Umar bin Abu Salamah r.a juga meriwayatkan bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Mendekatlah wahai anakku! Sebutlah nama Allah, makan dengan tangan
kananmu, dan makanlah makanan yang dekat denganmu!” (HR Abu Daud)
Diriwayatkan dari Anas r.a, ia berkata, “Seorang anak Yahudi membantu
Rasulullah. Pada suatu saat anak itu jatuh sakit. Lalu, Rasulullah
menjenguknya. Rasulullah duduk selaras dengan
kepala anak yang sedang berbaring itu dan berkata kepadanya, ‘Masuk
Islamlah!’”
Sang anak menoleh kapada ayahnya yang saat itu sedang bersamanya. Sang
ayah berkata kepadanya, “Patuhilah nasihat itu, wahai anakku!”
Anak tersebut pun masuk islam. Kemudian Rasulullah keluar dari ruangan
tersebut seraya berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya
dari api neraka” (HR Bukhari)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, ia berkata, “Aku berada di belakang
Rasulullah, lalu beliau bersabda, ‘Wahai anakku, aku akan mengajarimu kata-kata
yang bermanfaat untukmu: Ingatlah Allah maka kelak Allah akan melindungimu. Ingatlah
Allah maka kelak Allah ada di pihakmu. Jika kamu meminta sesuatu, mintalah
kepada Allah. Jika kau meminta pertolongan, mintalah pertolongan itu kepada
Allah. Ketahuilah, walaupun seluruh umat itu bersatu untuk memberi manfaat
kepadamu, mereka tidak akan mampu melakukannya. Sesungguhnya Allah telah
menetapkan segala sesuatu untukmu. Walaupun, mereka tidak akan mampu
melakukannya. Sesungguhnya Allah telah menetapkan segala sesuatu untukmu. Pena
telah terangkat dan tulisan telah mongering. Tiada ketetapan selain
ketetapan-Nya.’” (HR Tumudzi, dia berkata “Hadis ini hasan sahih”)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik, “Rasulullah berkata kepadaku, ‘Wahai
anakku, jika aku mampu menyambut pagi dan soremu dengan hati yang bersih dari
niat curang kepada seseorang, lakukanlah!’ Rasulullah melanjutkan ucapannya
kepadaku, ‘Hal itu merupakan sunnahku. Barangsiapa yang menghidupkannya maka
itulah bukti kecintaannya kepadaku dan barangsiapa mencintaiku maka ia akan
bersamaku di surga.’” (HR Turmudzi)
Terima ksh ustazah atas jwbanny.
Harus lbh bnyk bljr sabar n bnyk istighfar slalu ingat allah y
ustazah...biar hati tmbh lembut... Mksh ustazah
Terima kasih ustazah,memang
sabar kunci segalanya
Berarti karakter yg tdk baik yg dimiliki anak ato respon anak,sbenarnya
salah satu andil dr kita secara tdk lgsg akibat dr memperlakukan mereka dg cara
yg salah ya ustazah?
Jawab
Yupz betul sekali bunda asda
Group 23
Wallahu a'lam bishshowwab
[8:34 18/12/2014] +62 813-9051-7741: Afwan ust saya mau bertanya
bagaimana dgn kekerasan & bullyan yg sering terjadi di sekolah...baik dr
guru kepada murid atau antar murid...faktor2 apa saja yg bs mempengaruhi
sehingga hal ini bs terjadi...krna di sekolah2 negri pendidikan agama skr
dianggap bukan hal yg penting..
Jawab :
Itu menjadi perhatian dan keprihatinan kita bersama
Krn harusnya sekolah mjd tempat tinggal kedua stl rumah to malah mjd
tempat yg tdk nyaman.
Disekolah2 yg sdh paham dg tdk bolehnya ada kekerasan disekolah
mengkampanyekan 'no bullying' dg cara2 yg kreatif
[8:49 18/12/2014] +62 813-9051-7741: Afwan, bagaimana cara membimbing
anak kita agar tidak tertinggal pelajaran di skolah, sedangkan si anak masih
ingin main terus..
Kebetulan putri saya baru masuk kelas 1 di salah satu skolah Islam di
kota saya yg mottonya tiada hari tanpa PR.
Dan spanjang 1 semester ini, terlihat murid dipaksakan tuk bisa
menguasai materi, Syukron..
Jawab :
Umur 0-6 th adl masa bermain bagi anak2
Umur 6-12 th adl masa pengenalan disiplin dan pembentukan akhlak
Umur 12-ke atas adalah masa pembelajaran dan eksplorasi pengetahuan yg
sdh didapat anak
Kalau baru satu semester anak dipaksa memahami pelajaran dr sekolah tdk
fair ya,,,tunggulah sampai satu tahun
Kalo disekolah tempat sy mengabdi,,,siswa masuk tdk ada tes calistung
tp hanya tes penempatan tilawah quran
Jd disekolah kami msh ada murid kls 1 yg blm bisa baca
Sekolah kami adl sekolah fullday,,,dr jam 7-9.15 kegiatan
pagi,,,pembelajaran mulai pukul 9.15-14.00,,,istirahat 3 kali
Tanya:
Saya pernah membacaa novel toto chan...ceritanya menarik ttg pendidikan
dijepang.
Sebenarnya konsep pendidiikan dinegara
maju spt apa sehingga negaara kita bisa tertinggal?
Jawab :
Makalah Perbandingan Pendidikan di Indonesia, Jepang, dan Finlandia |
Rini Wulandari - Academia.edu -
http://www.academia.edu/7373047/Makalah_Perbandingan_Pendidikan_di_Indonesia_Jepang_dan_Finlandia
monggo silahkan dibaca mb anzali
Tanya:
Oya tad...apakah mengajari anak disiplin sejak dini itu salah? Krn usia 6-12 th itu baru masa pengenalan disiplin dan
pembentukann akhlaq.
Apakah anak 2 th blm boleh
diajari disiplin semmentarra katanya pendidikan semenjak anak dalam kandungan .
Jawab;
Disiplin boleh dtanamkan tp tdk untuk dpsksakan.
Tanya:
mau bertanya ustd..
Kalau og tua mengajarkn anak utk membaca dan menulis d usia yg dini.
Dimaksudkn agar nanti begitu sekolah sudah pandai membaca dan menulis.
itu termasuk penekanan pd anak2 tdk y ustd..
Kebanyakan dari para org tua pasti senang dan bangga jika anaknya sudah
pandai membaca dan menulis sebelum masuk umur sekllah.
Jawab:
Krn anak2 kecil yg dipaksa belajar biasanya dikelas 4 sd keatas akan
mogok belajarmetode pengasuhan cara rasulullah
Masa Pengasuhan Anak Dalam Islam
Masa pengasuhan anak dalam islam terhitung sejak anak masih dalam
kandungan. Orang tua sudah harus memikirkan perkembangan anak dengan
menciptakan lingkungan fisik dan suasana batin dalam rumah tangga. Secara
formal tampaknya tugas ini memang menjadi tanggung jawab sang ibu, tetapi pada dasarnya menjadi
tugas bersama, bapak dan ibu. Dengan kata lain kesetaraan suami istri, kedua
orang tua dituntut untuk memberikan perhatian yang penuh ketika anak dalam
kandungan ibu.
Ajaran islam menyebutkan bahwa masa kehamilan merupakan masa yang
menentukan bagi kehidupan masa depan anak. Apa yang dirasakan anak ketika masih
dalam kandungan digambarkan sebagai situasi yang akan dialami anak dalam
kehidupan selanjutnya. Dalam agama hal ini didasarkan pada konsep qadha dan
qadar yang ditetapkan Allah pada manusia ketika
anak dalam kandungan ibunya. Dalam surah ali imran/3:6 ditegaskan:
Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendakinya tidak ada
tuhan melainkan dia, yang maha perkasa lagi maha bijaksana.
Pengasuhan anak ketika masih dalam kandungan juga untuk menimbulkan
watak keberagaman anak sejak dini. Untuk itu disarankan agar orang tua
memperbanyak ibadah dan terbiasa mensucikan diri sebelum melakukan pekerjaan sehari-hari. Kondisi suci yang
diciptakan dalam lingkungan keluarga itu diyakini akan berpengaruh pada
kehidupan janin dalam kandungan.
Termasuk bagian dari pengasuhan anak pada masa dalam kandungan ini
adalah ketelitian dalam makan. Dalam hal iniditekankan untuk menghindari
makanan haram karena pengaruhnya akan terasa pada janin. Dikatakan oleh seorang
ulama, bahwa penderitaan janin yang paling berat adalah ketika daging, badan
dan tulang-tulangnya dibentuk dari makanan haram. Dasar dari pandangan ini
adalah firman Allah:
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim, maka
sebenarnya mereka memakan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke neraka
sa’ir (Qs. An-Nisa’/4:10).
Masa berikutnya dari pengasuhan anak ini adalah masa kelahiran dan
pertumbuhan bayi sejak dini. Dalam ajaran islam, masa kelahiran bayi merupakan
momentum awal komunikasi langsung antara orang tua dengan anak. Ketika masih
dalam kandungan komunikasi berlangsung lebih dengan perasaan dan sentuhan
emosi, sementara ketika sudah lahir komunikasi mulai terjadi secara langsung.
Diajarkan bahwa komunikasi pertama yang sebaiknya dilakukan adalah mengenalkan
agama dengan cara menyuarakan azan di telinga sang bayi yang baru lahir.
Pada masa kelahiran dan pertumbuhan bayi ini secara alamiah peranan ibu
sangat penting terutama dalam proses penyusuan. Namun demikian, sang ayah pun
dapat melatih komunikasi dengan anak melalui sentuhan dan percakapan-percakapan
sepihak. Dalam proses penyusuan ini pengasuhan anak secara fisik mulai
berlangsung dalam lingkungan keluarga.
Orang tua, khususnya ibu, sebaiknya memanfaatkan masa penyusuan itu
secara optimal dengan cara menyusuinya sendiri. Para ahli sepakat bahwa air
susu ibu sangat bagus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara fisik
maupun non fisik. Sangatlah bisa dipahami jika al-Qur’an memberikan penekanan
husus mengenai hal ini Ibu-ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberikan makanan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seorang
tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupanya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan
warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua
tahun) dengan kerelaan keduanya dan musyawarah, maka tidak ada dosa atas
keduanya.
Tanya:
Mau tanya ustadz
Sy mempunyai ank 9th berkbtuhan khusus dia klo dsuruh belajar gampang
cape apalagi klo yg berhub.dg menulis dia cenderung gak mau karna tanganya
spastik.. Klo hapalan Alhamdulillah cepet bs.. Apakah cara mddk.sy salah yg
kadang memaksa untk menulis.
Jawab:
Ya bunda anak2 yg mengalami handicapped tdk boleh dipaksa menulis
Kalau sdh tdk capek silahkan dilanjutkan kembali belajarnya
Tanya :
Bagaimana cara menjelaskan kpd anak angkt klo dy bukan anak kandung
saya, trs idealnya kita mmberitahukannya saat anak umur brpa?
Soalnya anak angkt saya terlihat depresi.. Dy sdh sering dengar dri org
bhw dy bkn anak kandung saya, tp di 1 sisi sy sllu negasin klo dy anak kandung
saya..tp ttp dy kliatan sprti yg depresi dan bingung..bahkan prilakunya jd
mncari perhatian gtu..
Mohon bimbingannya ust.
Trimakasih
Jawab:
Berarti sdh waktunya skrg bunda menjelaskan hal yg sebenarnya sekarang
Tanya :
bgmn menyadarkan anak yg setelah remaja berubah menjd pembangkang,
malas ibadah, dll....
Jawab:
Pengaruh Pendidikan Agama
Terhadap Kehidupan Remaja
Pendidikan agama islam dapat digunakan sebagai terapi terhadap
kenakalan remaja, karena sifat ajaran Islam unifersal adalah shiroth al
mustaqim, hudan wa rohmah, syifaun lima fi al-sudur dan bimbingan agama seperti
ajaran moral yang diajarkan kepada mereka akan sangat berpengaruh untuk
mencegah mereka dari perbuatan yang buruk.[5]
Selain itu nilai-nilai akhlak yang ditanamkan sejak kecil akan mencegah
mereka baik sadar maupun tidak sadar untuk cenderung menjauhi hal-hal yang di
larang agama, karena pada dasarnya manusia diciptakan dengan fitrah yang
cenderung mencintai kebaikan dan kebenaran. Oleh karena itu dengan pengetahuan
agama kita bisa mempertajam fitrah kita dan mengarahkan kita kepada sesuatu
yang bersifat hakiki.
Kebanyakan penyimpangan yang dilakukan oleh remaja adalah karena
masalah sosialisasi anak terkait dengan teman sebayanya. Oleh karena itu kita
sebagai orang tua harus benar-benar memastikan bahwa teman anak kita adalah
teman yang baik dan bukan teman yang menjerumuskan. Oleh karena itu lingkungan
yang agamis dirasa perlu. Juga hadis-hadis nabi yang sering di sampaikan di
dalam rumah tidak hanya di sekolah akan semakin memperkuat keyakinan anak tersebut
untuk bekata tidak pada obat-obatan, karena anak akan merasa bahwa orang tuanya
sangat perhatian terhadapnya.
IV. KESIMPULAN
Masa remaja adalah periode kehidupan transisi manusia dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Pada dasarnaya pertumbuhan dan perkembangan remaja
itu dapat dilihat dari karakteristik remaja itu sendiri, seperti yang telah
diterangkan di atas.
Dalam islam terdapat beberapa pendidikan, antara lain pendidikan moral
dan akhlaq yang dapat ditanamkan kepada para remaja sebagai terapi terhadap
kenakalan para remaja. Oleh karena itu lingkungan yang agamis juga pendidikan
yang di tanamkan sejak kecil dirasa perlu.
B.Karakteristik Pertumbuhan dan
Perkembangan Remaja
Pada Remaja pertumbuhan dan perkembangan itu sering terlihat adanya ;
1. Kegelisahan yaitu
keadaan yang tidak tenang menguasai diri remaja. Mereka mempunyai banyak macam
keinginan yang tidak selalu dapat di penuhi. Di satu pihak mereka ingin mencari
pengalaman.
2. Pertentangan yaitu
pertentangan-pertentangan yang terjadi di dalam diri mereka juga menimbulkan
kebingungan baik bagi diri mereka maupun orang lain dengan timbulnya
perselisihan dan pertentangan antara remaja dan orang tua.
3. Berkeinginan besar
untuk mencoba segala hal yang belum diketahuinya
4. Keinginan menjelajah ke
alam sekitar yang lebih luas, misalnya; melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan
pramuka, himpunan pencinta alam dan sebagainya.
5. Mengkhayal dan
berfantasi yaitu khayalan dan fantasi remaja banyak berkisar mengenai prestasi
dan tangga karier. Khayalan dan fantasi tersebut tidak selalu bersifat negatif.
6. Aktifitas berkelompok
yaitu kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitan-kesulitannya
dengan berkelompok melakukan kegiatan bersama.[4]
C. Kebutuhan Remaja
Kebutuhan-kebutuhan dasar psikis dan sosial anak remaja, antara lain
sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan cinta,
kasih sayang dan kebutuhan ingin dihormati dan diterima eksistensinya.
2. Kebutuhan ingin
mendapatkan tempat dan kedudukan.
3. Kebutuhan seksual.
4. Kebutuhan menurut
perkembangan akal pikiran dan kreativitas.
5. Kebutuhan ingin memantapkan eksistensi diri.
Kenakalan Remaja Dan Solusinya
Problematika-problematika yang dihadapi para remaja, antara lain:
1. Perkelahian Antar
Pelajar
Pada hakikatnya perkelahian antar pelajar sudah terjadi sejak zaman
dulu. Namun saat ini kita perlu menaruh perhatian terhadap perkelahian antar
pelajar yang sering membawa korban jiwa dan dilakukan secara berkelompok.
Manusia memilki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, yaitu kebutuhan
untuk hidup dan kebutuhan akan rasa aman. Karena itulah orang-orang tertentu
sering memanfaatkan kekuatan fisiknya untuk menyelesaikan persoalan yang
terkait dengan kebutuhan untuk hidup dan rasa aman.
Untuk mencegah agar remaja tidak terlibat perkelahian maka pihak yang
terkait seperti keluarga, sekolah, aparat keamanan, perlu menciptakan kondisi
yang sedemikian rupa agar para remaja dapat berpeluang untuk berprestasi dan
bersahabat antar sesama mereka dalam kehidupan sehari-hari serta fasilitas yang
cukup untuk mereka berkreasi, berkomunikasi dan bereksperimen dengan berbagai
pengalaman hidup di bawah pengawasan yang bersifat membimbing. Mereka berkelahi
karena merasa tidak memiliki prestasi yang di banggakan dan sistem persahabatan
yang dapat digunakan untuk membagi kesulitan hidup. Serta lembaga konsultasi yang menjadi media
bagi mereka untuk mendapatkan solusi yang baik untuk masalah mereka.
2. Bahaya Ekstasi dan “Pil
Koplo”
Sekolah harus peduli dengan bahaya yang mengancam masa depan siswa
secara keseluruhan ini, jika tidak sekolah akan kehilangan legitimasinya
sebagai institusi formal yang bertanggung jawab terhadap pencerdasan dan
pembentukan pribadi seutuhnya bagi anak-anak bangsa ini.
Salah satu yang menyebabkan ekstasi dan pil koplo cepat tersebar
dikalangan remaja karena adanya pengelompokan diantara para siswa. Dan
obat-obatan tersebut dapat menyebabkan penggunanya tersingkir secara alami
dalam berbagi bentuk persaingan di kalangan masyarakat sebagai akibat kurangnya
keunggulan dan pengetahuan yang dimilikinya, karena pengetahuan hanya dapat
diperoleh secara sadar.
Dan model perlindungan yang pantas di berikan adalah penjajakan
terhadap pembetukan kelompok di antara para siswa, dengan menggunakan model
sosiometri di masing-masing kelas. Secara pedagogis sekolah dapat memasukkan
kajian tentang bahayanya pil koplo pada berbagai mata pelajaran yang relevan
seperti agama, kimia, biologi, PKN dan sebagainya. Dan orang tua juga harus
waspada terhadap bahaya tersebut, hal yang harus dilakukan oleh orang tua
adalah waspada terhadap pergaulan anaknya, dan jika di curigai pergaulan anak
tersebut tergolong pergaulan yang kurang baik, maka perlu adanya campur tangan
dengan kelompok itu secara persuasif. Juga dikalangan masyarakat perlu
melakukan pembinaan remaja tanpa henti.
3. Penyimpangan Moralitas
dan Perilaku Sosial Pelajar
Dewasa ini semakin banyak penyimpangan yang dilakukan oleh remaja,
seperti perampokan, pembunuhan, seks bebas dan lain-lain. Dan berbagai tindak
kriminalitas sebagian besar pelakunya adalah remaja.
Perilaku sosial dan moralitas yang menyimpang jelas adalah hasil dari
sosialisasi anak tersebut, selain itu
filter moral masyarakat yang sedikit demi sedikit berubah akibat dari
transisi kultural (yang tersirat maupun tersurat dari TV dan media massa)
mancanegara yang ukuran baik-buruknya berbeda dengan budaya kita.
Oleh karena itu orang tua harus waspada terhadap sosialisasi anak, baik
sadar maupun tidak sadar anak terus mengadaptasi norma social yang yang sedang
tumbuh sesuai dengan daya nalar dan kriteria yang dimilikinya.
Tanya :
Maaf bund terlambt....
Masih bleh nanya...? Sebagian orang tua cipika cipiki di dpn ank ,tapi
dlam batas kewajara n....sebagai hormat dan kasih sayang terhadap keluarga.dan
sebagian lagi ada yang merasa tabu pabila suami atau istri cipika cipiki didepn
anaknya....sebaiknya yang mana ya ustdz....
Jawab:
Kembalikan ke pemahaman masing2 bunda safni
Maksudnya kira2 kalo kita melakukan hal spt itu pantas atau tidak?
Kemesraan tdk harus diekspresikan berlebihan, tp kalo sdh biasa mungkin
anak2 jg tdk canggung
Wallahu a'lambishowab
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta
astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada
sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan
bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum...
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment