Home » , » HAJATUL INSAAN ILAR RASUL (KEBUTUHAN MANUSIA AKAN RASUL)

HAJATUL INSAAN ILAR RASUL (KEBUTUHAN MANUSIA AKAN RASUL)

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Friday, January 2, 2015

Kajian Online WA Hamba اَللّه SWT
(Nanda 106 & Ibnu 201, 202)

Hari,Tanggal: Selasa, 30 des 2014
                     Kamis, 01 Jan 2015
Narasumber: Saykhul Muqarobbin
Editor: Wanda Vexia H
Materi: Mari'faturrasul → Hajatul Insaan ilar Rasul (Kebutuhan Manusia akan Rasul)
Admin M106 Nanda : Wanda Vexia & Nadiya Nawaf

Admin Ibnu : Ryanda Suvitra H & Irvan Reza

بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام علي رسول الله ولاحولاولاقوة الابالله

Manusia, diciptakan dengan fitrah.


فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.

Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. "(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" [QS. Ar-Ruum:30]

Maksud fitrah di sini adalah karakter dasar manusia yang asli yang ditetapkan Allah sejak awal penciptaannya.

Fitrah yang ada pada manusia dapat menilai baik buruk tingkah laku masyarakat ataupun dirinya. Ini disebabkan karena fitrah dimiliki oleh manusia semenjak ia lahir.

Kecenderungan yang baik senantiasa membawa manusia ke arah Islam seperti pengakuannya kepada Allah sebagai pencipta (Rabb).

Perubahan fungsi dan peranan fitrah ini terjadi karena pengaruh persekitaran termasuk pengaruh orang tua ataupun lingkungan sosial.

“Sesungguhnya setiap anak dilahirkan dengan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau majusi.” (HR Muslim)

Secara fitrah, manusia setidaknya memiliki tiga sifat dasar;

1. Menyadari keberadaan Rabb.
Hal ini telah dijelaskan dalam Al Quran;
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)" [QS. Al-A’raaf:172]

Fitrah ini pulalah yang telah membuat orang-orang kafir Quraisy mengakui keberadaan Allah, tapi kesombongan membuat mereka enggan menyembahNya.

84. Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?" 85. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?"
86. Katakanlah: "Siapakah yang mempunyai langit yang tujuh dan 'Arsy yang besar?"
87. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?"
88. Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
89. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka dari jalan manakah kamu ditipu?"
90. Sebenarnya kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.
[QS.Al Mu'minun]

2. Beribadah kepada Sang Pencipta
Karena secara fitrah manusia mengakui keberadaan Pencipta, maka secara fitrah pula, sebenarnya, manusia memiliki kecenderungan untuk menyembah Penciptanya. Sebagai wujud syukur atas nikmat kehidupan, rizki, penjagaan, dsb.
"Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa" [QS. Al-Baqarah:21]

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?" [QS.Ar-Rahman]

3. Mengharapkan Keteraturan Hidup
Fitrah manusia jugalah, yang telah menjadikan manusia mengharapkan kehidupan yang teratur, membenci kesemwarutan. Jiwanya tenang dalam aturan, dan gusar dalam kekacauan.

Karena itu, mereka yang hidupnya mengikuti hawa nafsu, awalnya mungkin merasa bahagia, tapi itu hanyalah kebahagiaan semu, karena, sebenarnya, mereka jatuh dalam ketidakteraturan yang mengecewakan.

Lihatlah tingginya perceraian orang-orang yang mengikuti nafsunya dalam pernikahan, memilih sekedar cantik dan kaya tanpa ikut aturan agama.

Lihatlah banyaknya bunuh diri orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya mengejar dunia, sedikit goncangan dan mereka pun lelah, dan mencari jalan pintas.

Itulah kesesatan, yang berlawanan dengan fitrah.
"... Ketahuilah bahwa Sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim" [QS. Al-Qashash:50]

Fitrah suci yang telah disebutkan di atas, apabila terawat dengan baik dan mendapatkan bimbingan yang benar maka akan melahirkan kebaikan bagi diri manusia dan alam semesta.

Namun, iblis telah bersumpah untuk menyesatkan manusia dari fitrah mereka. Maka di antara manusia ada yang berbuat kemusyrikan , menghalalkan hal-hal yang Allah haramkan, dan mengharamkan hal-hal yang Allah halalkan.

Untuk merawat fitrah, melawan nafsu, dan memerangi syaitan itu manusia membutuhkan petunjuk dan bimbingan Allah. Akan tetapi Allah Yang Maha Ghaib tidak dapat ditemuinya secara langsung bahkan manusia sendiri tak kuasa untuk berhadapan langsung dengan-Nya.

Karena itulah Allah mengutus manusia pilihan untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada umat manusia.

Inilah kebutuhan kita, sebagai manusia, kepada Rasul.
Dengan keberadaan Rasul, kita akan;
1. Mengenal Sang Pencipta
Sebagaimana Muhammad saw telah mengajarkan para sahabatnya dengan al Quran;
"Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. dan kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik." [QS. Luqman:10]

2. Mendapatkan Panduan Kehidupan
Sebagaimana kita lihat, kejayaan umat manusia yang paling sempurna adalah umat yang mengikuti teladan Al Mustofa saw.
"Telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik" [QS. Al Ahzab:21]

Mari membuat permisalan sejenak;
Kita mendapat hadiah sebuah komputer teknologi terbaru. Itulah komputer pertama kita. Bahkan tidak pernah kita mendengar dan melihat komputer sebelumnya.

Tak lama, datanglah teknisi resmi perusahaan komputer, sambil membawa buku panduan resmi perusahaan, kemudian menjelaskan segala sesuatunya tentang komputer tersebut.

Dalam kondisi seperti itu, tentu kita, tidak punya pilihan lain kecuali mengikuti penjelasan sang teknisi.
Sekarang, bandingkanlah dengan hidup kita sebagai manusia. Ini kehidupan pertama kita di dunia, Dan kita, tidak memiliki pengetahuan sama sekali. Bukankah kita butuh akan "utusan resmi" dari sang Pencipta?

Jika kehidupan kita, atau kehidupan umat ini terlihat berantakan sekarang, jangan salahkan orang lain. Salahkanlah diri sendiri yang iseng "ngoprek-ngoprek" kehidupan, tidak menurut arahan "teknisi resmi".

Allahul musta'an Wallahu a'lam


TANYA-JAWAB
1. Uztad, dalam hadits-hadist sering kita temukan kata Rasulullah melarang?,  dan Rasulullah memerintahkan? Pada perbedaan melarang dan memerintahkan, bisakah dijelaskan? Dan namun jika mereka tak mampu melakukan perintah gimana pak ustadz ?
Jawab: dari katanya sudah jelas ukhti Vivin yang dilarang berarti jangan dilakukan, yang diperintahkan berarti harus/sebaiknya dilakukan perintah ada yang sifatnya wajib ada yang sifatnya sunnah. Kita yang tidak mampu berijtihad maka merujuk pendapat para ulama dalam hal ini

2. Ustadz, kan ada hadits yang nasikh dan mansukh. Nah misal sesorang itu masih saja menggunakan hadits yang mansuh gimana? Sedangkan dia tidak tau kalau sudah ada nasih nya?
Jawab: terkait nasikh mansukh, jika tidak tahu, tidak apa-apa. Yang penting terus semangat menuntut ilmu

3. Ustadz, apakah Rasulullah pernah mengajarkan untuk berpuasa seperti puasa ingin dapet jodoh, kaya, puasa kelahiran dll? Soalnya saya pernah bertanya ama orang yang sedang berpuasa, katanya lagi puasa-in pacar biar sholeh. Apa itu boleh ustadz dan hukumnya gimana?
Jawab: Tidak ada puasa untuk dapet jodoh, kaya, dll. Boleh berpuasa senin kamis misalnya, lalu ketika puasa kita berdoa supaya dapet jodoh, cepat kaya, dll. karena doa orang puasa makbul. Jadi tidak ada juga puasa agar pacar sholeh. Dan pacaran tidak dibenarkan dalam Islam.

4. Ustadz, ada satu hadits yang belum saya pahami maknanya, Ini adalah salah satu dari hadist Qudsi, yang Allah menyatakan: "Semua perbuatan anak Adam adalah miliknya kecuali puasa, sesungguhnya dia adalah untukKu dan AkuLah yang membalasnya"
Bisakah dijelaskan apa makna yang terkandung dalam hadist tersebut? Sedangkan semua amal ibadah kita demi mengharapkan Ridho-Nya.
Jawab: Maksudnya adalah balasan puasa itu bisa tak terhingga, karena Allah yang langgung membalasnya. Demikian penjelasan sebagian ulama.

5. Kalau dalam Usul Fiqh, sumber hukum itu kan ada sampe 8 atw 9 gitu kan, nah itu semua harus kita pakai atau boleh pilih-pilih ya?
Jawab: Sumber hukum Islam bisa berbeda tergantung mazhab. Dan yang disepakati hanya 4; Quran, Sunnah Ijma dan Qiyas. Dipakai semuanya sesuai kebutuhan, dan diprioritaskan sesuai urutannya (Quran yang paling tinggi, berikutnya Sunnah, dst)

6. Ustadz, perihal sholawat Badr, ada yang mengatakan itu termasuk bid'ah karena tidak ada tuntunannya dari Rasulullah. Mohon dijelaskan ustadz
Jawab: Bersholawat kepada Nabi secara umum adalah sunnah dengan kalimat Sholawat yang umum, walaupun tidak secara khusus diajarkan oleh Nabi. Sholawat mengandung makna doa, maka bahasa doa dibebaskan selama baik dan sesuai syariat.
Tp dalam sholawat badar ada isu tawassul dengan diri Nabi saw dan mujahid. Ini yang diperselisihkan ulama. Sebagian ulama melarang, sebagian membolehkan. Yang terbaik adalah bersholawat dengan apa yang diajarkan Nabi, afdhol.

6. Ada hadist yang mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda "Barang siapa yang dapat menjamin untukku apa yang ada diantara kedua jenggotnya (mulutnya) dan apa yang ada di antara kedua kakinya (kemaluannya) maka aku jaminkan Surga baginya" Itu maksudnya bagaimana ustadz?
Jawab: Maksutnya barang siapa yang menjaga mulutnya dan menjaga kemaluannya, maka akan masuk Surga. Wallahu a'la....

7. Ustadz, kalau ada seseorang yang mempercayai adanya Allah tapi prinsipnya tidak mengedepankan agama melainkan selalu memperbaiki hubungannya sama manusia aja, dan ia beranggapan dapat pahala dari situ. Pertanyaannya, bagaimna ya ustadz orang seperti ini? Kasihan sifatnya ke sesama manusia bisa di bilang baik, tapi sama Rabbnya sangat minim Syukron ustad..
Jawab: Islam mengajarkan keseimbangan. Hubungan dengan Allah dan dengan manusia/alam harus baik kedua-duanya. Kurang salah satunya bisa menjadi sumber dosa.

8. Berkata Syeikh Al-Albany rahimahullah: "Sesungguhnya ucapan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam: "Sampai menjadi bentuk pohon dalil bahwasannya perubahan yang membolehkan penggunaan gambar adalah perubahan pada tanda tanda (yg menjadikan) gambar (itu hidup), sehingga menjadi benntuk lain yang diperbolehkan seperti pohon. Oleh karenanya tidak boleh menggunakan gambar (mahluk bernyawa) meskipun dia tidak mungkin hidup dengan cara seperti itu, karena dalam keadaan seperti ini dia masih gambar mahluk bernyawa baik nama maupun hakikatnya, seperti foto setengah badan dan yg semisalnya". (Silsilah Al-ahadist ash-shahihah 1/693)
Itu maksudnya bagaimana ustadz? Berarti kita tidak diperbolehkan menggunakan simbol/smiley/icon/ekspresi wajah seperti yang ada di whatsapp,line dan bbm ya?
Jawab: Ukhti Meydillah, gambar makhluk hidup, terlebih lagi emoticon, adalah masalah furuiyyah, perkara cabang dalam agama. Ada khilafiyah para ulama dalam hal ini. Sebagian ulama membolehkan gambar yang tidak diagungkan, sebagaimana hadits shahih dari  Aisyah yang menjadikan gambar sebagai bantal dan alas. Sebagian ulama juga membolehkan gambar yang tidak utuh berdasarkan dalil yang shahih. Buku bahasa arab yang dipakai ulama-ulama Saudi juga menampilkan gambar yang terpotong-potong.

9. Dari Ibnu Abas bahwa Rasulullah bersabda: "Apabila salah seorang diantara kamu makan makanan maka janganlah ia membasuh tagannya sebelum ia menjilatinya atau menjilatkannya pada orang lain" (Mutafaqun Alaihi)
Ustadz, kalau kita pakai sendok makannya harus dijilat juga ya?
Jawab: Itu temasuk sunnah. Pakai tangan atau pakai sendok, sama saja.

Wallahu'alam bish showab ..


Penutup
Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Aamiin....

Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:
 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
 


Wassalamu'alaikum ...
 

For more category please visit:
(www.kajianonline-hambaAllah.blogspot.com)

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!