Kajian Online Hamba الله SWT
Kamis, 1 Januari 2015
Narasumber : Ustadzah
Tribhuana K
Rekapan Grup Nanda M119 (Astri)
Tema : Psikologi
Editor
: Rini Ismayanti
MENGEMBANGKAN KECERDASAN MAJEMUK
Assalamualaikum wr wb
Perkenalkan nama saya tribuwhana panggil tri saja
Malam ini saya diamanahkan mengisi kajian di grup ini
Saya akan share materinya,,tolong jangan disela dulu ya
Perkenalkan nama saya tribuwhana panggil tri saja
Malam ini saya diamanahkan mengisi kajian di grup ini
Saya akan share materinya,,tolong jangan disela dulu ya
Mulanya, pemahaman
tentang kecerdasan selama lebih kurang 100 tahun hanya terbelenggu pada
kecerdasan otak (IQ) saja. Selama ini anak yang dikatakan pandai, bodoh, ideot,
embisil dst semata-mata hanya dilihat dari kecerdasan otak. Pandangan terkini
mengatakan bahwa kecerdasan itu ada beberapa macam, dimulai dengan Gardner cs
yang mengemukakan teori tentang kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
Bagi Gardner, tidak ada anak yang bodoh atau pintar, yang ada hanya anak yang
menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan. Setiap kecerdasan
tersebut berkaitan dengan bekerjanya salah satu daerah dalam sistem otak
manusia. Itulah yang membuat Gardner cenderung mengatakan hal ini sebagai
kecerdasan, bukan bakat.
Otak manusia memang
sebuah anugerah Allah Swt yang tak ternilai. Kecerdasan majemuk ini menjadi
sangat strategis ketika diketahui bahwa masa paling potensial untuk
mengembangkan fungsi otak manusia adalah sebelum usia 8 atau 9 tahun. Oleh
karena itu, usia 0-8 atau 9 tahun ini disebut ‘the golden age’. Penelitian
menunjukkan bahwa secara fisik, perkembangan otak manusia akan berhenti pada
usia 12 tahun, dengan perincian: perkembangan dalam kandungan mencapai 25%,
usia 0-9 tahun mencapai 90% dan pada usia 12 tahun memcapai 100%. Sementara
itu, perkembangan intelektual seseorang (artinya aspek fungsional dari otak
manusia untuk berpikir), akan berhenti pada usia 18 tahun, dengan perincian:
sampai usia 4 tahun mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80% dan usia 18 tahun
mencapai 100%. Berdasar penelitian tersebut terlihat jelas bahwa masa paling
pesat untuk pertumbuhan fisik maupun intelektual manusia adalah pada saat usia
dini. Sebagai wujud rasa sayaukur kita terhadap nikmat Allah yang yang sangat
berharga ini, maka kita berkewajiban mengembangkan potensi-potensi tersebut,
karena anak adalah amanah Allah yang dititipkan pada kita.
Nah, tentang
kecerdasan majemuk, awalnya Gardner membagi kecerdasan menjadi 7 yaitu
kecerdasan linguistik, kecerdasan logika matematika, kecerdasan fisik,
kecerdasan visual sosial, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal
dan kecerdasan musik. Selanjutnya muncul kecerdasan yang ke 8 yaitu kecerdasan
naturalis. Dalam perkembangannya, Gardner mengemukakan kemungkinan adanya
kecerdasan majemuk yang ke-9 yaitu kecerdasan spiritual (SQ) atau kecerdasan
eksistensial, dan kecerdasan yang ke-10 yaitu kecerdasan moral (EQ).
Bagi kita umat muslim,
tentu kecerdasan yang ke-9 dan 10 ini yang harus menjadi landasan utama dalam
menjalani hidup, jauh lebih penting dari 8 kecerdasan yang lain, terlepas dari
apakah Gardner mengatakan hal itu sebagai kecerdasan atau sekedar potensi saja.
Berikut akan
dijelaskan tiap kecerdasan tersebut, sekaligus bagaimana cara mengenali tiap
kecerdasan tersebut dan mengembangkannya. Pengenalan terhadap ciri tiap jenis
kecerdasan tersebut sangat penting, agar kita mengetahui jenis kecerdasan apa
yang dominan pada anak kita, sehingga kita dapat mengarahkan kecerdasan
tersebut dengan optimal sesuai minatnya. Biasanya, jenis kecerdasan yang
dominan pada anak juga berbanding lurus dengan minatnya, sehingga jika hal ini
dikembangkan dengan baik, anak akan tumbuh besar dengan cita-cita yang sesuai
dengan bakat dan minatnya. Jangan sampai karena kita tidak jeli dalam mengenali
jenis kecerdasan anak, akhirnya anak merasa dipaksa untuk menjadi ini dan itu
di luar keinginannya.
1. KECERDASAN
LINGUISTIK (WORD SMART)
Kecerdasan linguistik yaitu kecerdasan dalam mengolah kata secara efektif baik lisan maupun tertulis. Bagian otak yang bertanggung jawab untuk kecerdasan ini disebut broca area. Ciri-ciri anak cerdas linguistik yang dapat kita amati adalah: lebih awal berbicara dibanding anak lain, suka berargumentasi, suka menulis, suka melucu atau menghibur dengan kata-kata, mudah menghapalkan kata atau tempat baru, suka mengsi TTS, suka mengumpulkan kosa kata baru, membuat kalimat plesetan, mengarang atau mengajar, serta unggul dalam membaca dan menulis. Strategi mengembangkan jenis kecerdasan ini anatara lain:
Kecerdasan linguistik yaitu kecerdasan dalam mengolah kata secara efektif baik lisan maupun tertulis. Bagian otak yang bertanggung jawab untuk kecerdasan ini disebut broca area. Ciri-ciri anak cerdas linguistik yang dapat kita amati adalah: lebih awal berbicara dibanding anak lain, suka berargumentasi, suka menulis, suka melucu atau menghibur dengan kata-kata, mudah menghapalkan kata atau tempat baru, suka mengsi TTS, suka mengumpulkan kosa kata baru, membuat kalimat plesetan, mengarang atau mengajar, serta unggul dalam membaca dan menulis. Strategi mengembangkan jenis kecerdasan ini anatara lain:
Mengajak anak
berdialog atau berdiskusi. Dimulai dengan sering bertanya tentang kondisi anak
atau lingkungan sekitarnya, menggali berbagai perasaannya. Kegiatan ini bermanfaat
untuk pengembangan bahasa dan pengendalian emosinya.Membacakan cerita.
Kebiasaan membacakan cerita sebelum tidur perlu dijadwalkan. Buku dapat dipilih
oleh anak sesuai minatnya. Jika dibiasakan membacakan cerita, maka anak tidak
merasakan kegiatan ini sebagai alternatif bermain tetapi menjadi kebutuhan.
Ekspresi dan intonasi penutur cerita juga akan mengarahkan anak untuk lebih
mandiri dalam mengeksplorasi bacaan.Merangkai cerita. Berikan anak
potongan-potongan gambar lalu minta ia menyusunnya dan bercerita berdasarkan
susunan gambar tersebut. Atau anak dapat diminta bercerita tentang
pengalamannya. Jika anak sudah dapat menulis, latih anak untuk menuliskan
tentang perasaan atau pengalamannya.Bermain kartu huruf atau kata. Dimulai dari
huruf ampelas, kartu huruf, kartu suku kata sampai kartu kata. Ajak anak main
tebak-tebakan, misalnya menyebutkan kata dengan awalan atau akhiran huruf
tertentu.Bermain peran, untuk mencoba berbagai peran sosial di sekitarnya,
menyatakan peran sesuai jenis kelaminnya, mewujudkan imajinasi dan melatih
kerja sama. Melalui dialog dalam main peran ini anak berlatih berkomunikasi
secara verbal dengan orang lain.Bermain teka-teki silang, atau permainan lain
yang berorientasi bahasa (monopoli, scrabble).Memperdengarkan lagu atau dongeng
anak-anak, lalu ajak anak ikut bernyanyi mengikutinya. Kegiatan ini mempertajam
pendengaran anak, menuntut anak untuk teliti dalam menyimak dan menirukan
kembali kata-kata yang ia dengar, serta menambah kosa kata.Memutar film drama
atau detektif lalu menuliskannya dalam bahasanya sendiri atau menceritakan apa
yang diperkirakan akan terjadi pada cerita selanjutnya. Bisa juga dengan
langsung dijadikan bahan diskusi.Mengisi buku harian, dan menulis surat pada
teman. Untuk anak yang belum dapat menulis dengan baik dapat diminta untuk
bercerita lalu kita yang membantu menuliskan, anak tinggal menuliskan namanya
saja atau menghiasnya. Untuk anak yang sudah dapat menulis awalnya diberikan
lembaran terbatas hanya beberapa baris tulisan, selanjutnya ditingkatkan sesuai
kemampuan anak.
2. KECERDASAN LOGIKA
MATEMATIKA (LOGIC SMART)
Kecerdasan logika yaitu kecerdasan dalam mengolah angka atau menggunakan logika. Kecerdasan ini melibatkan sejumlah bagian pusat berpikir pada otak.
Ciri-ciri dari kecerdasan ini adalah: mampu berpikir secara abstrak, suka dengan angka dan hitung-menghitung, mudah dalam memahami konsep yang rumit, runut dalam berpikir atau berbicara, mampu berpikir sebab akibat dan mampu menganalisis suatu masalah dengan tepat. Adapun strategi mengembangkan cerdas logika antara lain dengan:
Kecerdasan logika yaitu kecerdasan dalam mengolah angka atau menggunakan logika. Kecerdasan ini melibatkan sejumlah bagian pusat berpikir pada otak.
Ciri-ciri dari kecerdasan ini adalah: mampu berpikir secara abstrak, suka dengan angka dan hitung-menghitung, mudah dalam memahami konsep yang rumit, runut dalam berpikir atau berbicara, mampu berpikir sebab akibat dan mampu menganalisis suatu masalah dengan tepat. Adapun strategi mengembangkan cerdas logika antara lain dengan:
Bermain pazel, dapat
juga dengan permainan lain seperti ular tangga atau kartu domino. Permainan ini
membantu mengasah kemampuan memecahkan masalah menggunakan logika.Bermain
dengan bentuk-bentuk geometri, dapat dimulai sejak usia bayi dengan menggantung
berbagai bentuk geometri warna-warni. Untuk anak yang lebih besar ajak anak
membandingkan perbedaan berbagai bentuk geometri, kegunaan, mengelompokkan, dan
mencari contoh benda di sekitar dengan bentuk geometri tertentu.Pengenalan
bilangan melalui nyanyian, tepuk, dan sajak berirama. Anak dapat juga membuat
tepuk atau lagu versi sendiri untuk mengenal berhitung.Obrolan ringan tentang
sebab akibat, bermain tebak-tebakan, bermain tentang perbandingan bilangan
dengan topik yang menarik bagi anak.Bermain menyusun pola tertentu, dengan
kancing warna-warni atau benda lainnya, pengamatan atas berbagai rutinitas
kejadian sehari-hari sehingga anak memahami hubungan sebab akibat.Eksperimen
sederhana misalnya bermain mencampur warna atau bermain menuang air ke berbagai
wadah dengan bermacam bentuk, mengukur besar kaki, menemukan konsep udara,
mengukur panjang-berat-volume suatu benda, , mengamati benda kecil dengan lup,
menyeimbangkan batang kayu dan gantungan pakaian.Berjalan-jalan ke luar rumah
untuk berinteraksi dengan alam sekitar.Mengajak anak berbelanja, misalnya
mengecek barang sesuai daftar belanja, mencermati berat barang yang dibeli,
menghitung uang kembalian, memilih dan mengelompokkan berbagai barang (bermain
mengelompokkan atau menyortir benda)Mengenalkan cara menggunakan kalkulator dan
komputer
3. KECERDASAN FISIK
(BODY SMART)
Kecerdasan fisik adalah kemampuan menggunakan seluruh bagian-bagain tubuh untuk menyelesaikan masalah atau melakukan suatu gerak yang menghasilkan suatu produk (pertunjukan). Bagian otak yang memproduksi kemampuan ini adalah cortex di kedua belahan otak (hemisphere). Ciri-ciri dari anak dengan kecerdasan fisik tinggi anatar lain: mampu melakukan suatu gerakan tubuh yang indah atau bagus, berlari, pandai menari, suka main memasak, menghias rumah, membuat taman bunga atau terampil membuat kerajinan tangan dan cekatan dalam mengerjakan sesuatu. Strategi mengembangkan anak dengan cerdas fisik antara lain:
Kecerdasan fisik adalah kemampuan menggunakan seluruh bagian-bagain tubuh untuk menyelesaikan masalah atau melakukan suatu gerak yang menghasilkan suatu produk (pertunjukan). Bagian otak yang memproduksi kemampuan ini adalah cortex di kedua belahan otak (hemisphere). Ciri-ciri dari anak dengan kecerdasan fisik tinggi anatar lain: mampu melakukan suatu gerakan tubuh yang indah atau bagus, berlari, pandai menari, suka main memasak, menghias rumah, membuat taman bunga atau terampil membuat kerajinan tangan dan cekatan dalam mengerjakan sesuatu. Strategi mengembangkan anak dengan cerdas fisik antara lain:
Mengajak anak menari
bersama. Kegiatan ini menuntut keseimbangan dan keselarasan gerak tubuh, dan
kekuatan serta kelenturan otot.Bermain peran, karena kegiatan ini menuntut anak
menggunakan tubuh untuk berekspresi sesuai peran yang dimainkannya.Bermain
drama. Kegiatan ini mirip bermain peran namun dalam lingkup yang lebih luas.
Sebelum bermain drama biasanya ada latihan kelenturan otot. Selain mengandalkan
stamina dan kelenturan tubuh drama juga melatih anak bersosialisasi. Jika anak
tampak berbakat dan berminat dapat dimasukkan di sanggar cerita atau
teater.Berolah raga, misalnya berjalan di atas papan titian, berlari, melompat,
berenang, buku tangkis, senam irama, dll.Bermain pantomim. Komunikasi pada
pantomim hanya mengandalkan gerakan tubuh, tidak seperti bermain peran atau
drama. Kegiatan ini sangat mengasah kecerdasan fisik anak, karena anak perlu
membayangkan gerakan dulu sebelum melakuka gerkan. Pantomim juga melatih
ksseimbangan dan kelenturan tubuhnya.Bermain
menempel-menggunting-mencocok-menjahit, dan berbagai kegiatan keterampilan
lainnya disesuaikan dengan usia.Meniru gerakan orang lain dengan
berhadap-hadapan seolah-olah sedang bercermin, untuk melatih kepekaan perubahan
gerakan.
4. KECERDASAN VISUAL
SPASIAL (PICTURE SMART).
Kecerdasan visual adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk visualisasi gambar dan mempunyai daya penglihatan yang tinggi. Bagian otak yang berperan pada kecerdasan ini adalah hemisphere di bagian kanan belakang. Ciri-cirinya: suka bermain lego, balok atau main rancang bangun lainnya, suka menggambar apa saja yang pernah dilihatnya, mudah mengikuti petunjuk dalam mencari dan mengenali suatu tempat dan mampu dengan tepat memvisualisasikan pemikiran atau gagasannya melalui gambar. Sedang strategi mengembangkannya antara lain:
Kecerdasan visual adalah kemampuan untuk berpikir dalam bentuk visualisasi gambar dan mempunyai daya penglihatan yang tinggi. Bagian otak yang berperan pada kecerdasan ini adalah hemisphere di bagian kanan belakang. Ciri-cirinya: suka bermain lego, balok atau main rancang bangun lainnya, suka menggambar apa saja yang pernah dilihatnya, mudah mengikuti petunjuk dalam mencari dan mengenali suatu tempat dan mampu dengan tepat memvisualisasikan pemikiran atau gagasannya melalui gambar. Sedang strategi mengembangkannya antara lain:
Mengajak anak melukis,
menggambar atau mewarnai. Kegiatan ini dapat dilakukan di mana saja dan kapan
saja, dan termasuk kegiatan favorit anak pada umumnya. Biarkan anak menggambar
sesuai imajinasinya, namun bila ingin melihat contoh pun tidak masalah.
Kegiatan ini merangsang kreativitas, mengembangkan imajinasi, ajang ekspresi
dan melatih motorik halusnya.Memberikan kesempatan anak untuk mencorat-coret,
biasanya dimulai sejak anak umur 18 bulan. Coretan merupakan tahap awal dari
menggambar dan menulis yang menuntut koordinasi mata-tangan dan dapat digunakan
untuk mengembangkan imajinasinya. Siapkan kertas atau dinding khusus agar anak
tidak mencorat-coret di sembarang tempat.Membuat prakarya, misalnya berbagai
lipatan kertas yang akan melatih visual spatial anak. Kegiatan ini juga akan
membangun kepercayaan diri anak.Menggambarkan benda-benda yang disebut dalam
sebuah lagu atau sajak, sehinngga selain gembira anak juga dapat melatih
visualnya karena harus membayangkan dulu benda-benda yang akan
digambarnya.Mengunjungi berbagai tempat untuk memperkaya pengalamannya kemudian
meminta anak menggambarkan apa saja yang sudah dilihatnya, misalnya ke kebun
binatang atau museum.Bermain balok, lego, stempel atau pazel, maze,
rumah-rumahan, bermain ilusi optik kamera, dll.Bersama-sama ibu menata meja
makan, membersihkan rumah, dll sehingga selain melatih visual anak juga
membangun kepercayaan diri anak karena dapat mengambil keputusan
sendiri.Bermain membuat hiasan dengan pelubang kertas yang lubangnya berbentuk
aneka hewan atau benda.Bermain membentuk dengan playdough atau adonan
tepung.Bermain dengan video interaktif/games.Menonton film animasi.Bermain
membaca peta.
5. KECERDASAN
INTRAPERSONAL (SELF SMART)
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk mengerti tentang dirinya sendiri, mampu bekerja mandiri dan memanfaatkan informasi untuk kehidupannya sendiri. Ciri kecerdasan ini adalah: mampu berpikir reflektif, tidak banyak bicara, suka menyendiri, tekun, sering merenung, dan mudah menyelesaikan perasaan negatif yang dialaminya. Untuk anak yang lebih besar, cirinya antara lain: suka mengisi buku harian, menyukai proyek sederhana yang dirancang sendiri, suka bermeditasi, mampu merancang hal-hal yang ingin dilakukan di masa depan dan konsisten dengan cita-citanya. Sedang strategi mengembangkannya: antara lain dengan:
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk mengerti tentang dirinya sendiri, mampu bekerja mandiri dan memanfaatkan informasi untuk kehidupannya sendiri. Ciri kecerdasan ini adalah: mampu berpikir reflektif, tidak banyak bicara, suka menyendiri, tekun, sering merenung, dan mudah menyelesaikan perasaan negatif yang dialaminya. Untuk anak yang lebih besar, cirinya antara lain: suka mengisi buku harian, menyukai proyek sederhana yang dirancang sendiri, suka bermeditasi, mampu merancang hal-hal yang ingin dilakukan di masa depan dan konsisten dengan cita-citanya. Sedang strategi mengembangkannya: antara lain dengan:
Menciptakan citra diri
positif, dengan cara kita sebagai orang tua bersikap tegas dan berwibawa namun
tetap hangat dan peduli pada anak sehingga anak hormat pada orang tua dan
menerima keberadaan mereka.Bercakap-cakap tentang cita-cita setelah mengukur
tinggi dan berat badan.Bercakap-cakap tentang kekurangan dan kelebihan diri
dalam suasana santai. Bantu anak untuk menemukan dan menyadari kekurangan
dirinya yang baru diperbaiki.Bermain peran tentang berbagai profesi.Mengisi
buku harian atau jurnal sederhana. Bagi anak yang belum dapat membaca, diadakan
kegiatan mengisi jurnal dengan menggambar kegiatan yang sudah dia lakukan
sehari itu.Bermain menghadap cermin dan menceritakan atau menggambar apa yang
dilihatnya. Orang tua perlu mengarahkan bila ada hal-hal yang tidak dapat anak
lihat pada dirinya.Mengajak anak berimajinasi menjadi tokoh sebuah cerita dalam
buku. Biarkan anak memilih peran yang ia sukai dan orang tua/guru dapat
terlibat dalam permainan tersebut.Membuat jadwal kegiatan sehari-hari.Membayangkjan
diri di masa yang akan datang, misalnya dengan pertanyaan, ”Jika aku sudah
lulus SMU, aku akan....” Biarkan ia mengkhayalkan masa depannya, karena dari
kegiatan ini kita dapat mengetahui bagaimana anak memandang dirinya saat ini
dan nanti.Membiasakan pujian terhadap anak kita jika berprestasi, untuk
membentuk konsep diri yang positif pada dirinya.
6. KECERDASAN
INTERPERSONAL (PEOPLE SMART)
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti maksud, motivasi dan hasrat orang lain serta secara konsekuen bekerja efektif dengan orang lain. Bagian otak yang berperan pada kecerdasan ini adalah lobus frontal (cortex bagian depan). Ciri-ciri cerdas interpersonal atau cerdas sosial adalah: mudah bergaul dan bekerja sama dengan orang lain, mampu melihat permasalahan dari sisi orang lain, pandai mempengaruhi orang lain, suka memimpin, suka berdiskusi atau menimba pengalaman dari orang lain dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi pada sesama. Strategi mengembangkan jenis kecerdasan ini antara lain dengan:
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti maksud, motivasi dan hasrat orang lain serta secara konsekuen bekerja efektif dengan orang lain. Bagian otak yang berperan pada kecerdasan ini adalah lobus frontal (cortex bagian depan). Ciri-ciri cerdas interpersonal atau cerdas sosial adalah: mudah bergaul dan bekerja sama dengan orang lain, mampu melihat permasalahan dari sisi orang lain, pandai mempengaruhi orang lain, suka memimpin, suka berdiskusi atau menimba pengalaman dari orang lain dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi pada sesama. Strategi mengembangkan jenis kecerdasan ini antara lain dengan:
Membuat peraturan
bersama dalam keluarga melalui diskusi, sehingga tiap anak merasa memiliki
peraturan tersebut. Peraturan ini dapat ditulis dan dipajang di kamar anak atau
di luar kulkas.Memberi kesempatan tanggung jawab di rumah, misalnya mencuci
peralatan makannya sendiri, dll.Melatih anak untuk menghargai perbedaan
pendapat antara anak dengan adik, kakak, atau temannya.Mengajak anak berkunjung
ke keluarga saudara atau tetanggaMenumbuhkan sikap ramah dan peduli pada
sesama, misalnya berkunjung ke panti asuhan atau rumah sakit, memberikan
bingkisan sederhana kepada anak jalanan.Melatih anak mengucapkan terima kasih,
minta tolong atau minat maaf.Melatih kesabaran menunggu giliran.Membuat sebuah
proyek kerjasama dengan seluruh anggota keluarga, misalnya, proyek memelihara
kelinci, membuat taman bunga, dll.
7. KECERDASAN MUSIKAL
(MUSIC SMART)
Kecerdasan musik adalah kemampuan dalam penampilan, komposisi dan apresiasi bentuk-bentuk musik. Anak disebut cerdas musik bila ia mempunyai kepekaan musik yang tinggi sehingga mudah dalam mengamati, mengkritik, menggubah, memainkan musik atau menyanyikan lagu. Bagian otak yang memproduksi kemampuan ini terletak di bagian otak kanan. Ciri-ciri anak yang cerdas musik adalah: mampu bernyanyi dengan nada dan tempo yang benar, suaranya tidak sumbang, mudah mengikuti melodi, suka memainkan alat musik tertentu dan mudah terbawa perasaannya jika mendengarkan musik atau nyanyian.
Sedang strategi mengembangkan cerdas musik antara lain:
Kecerdasan musik adalah kemampuan dalam penampilan, komposisi dan apresiasi bentuk-bentuk musik. Anak disebut cerdas musik bila ia mempunyai kepekaan musik yang tinggi sehingga mudah dalam mengamati, mengkritik, menggubah, memainkan musik atau menyanyikan lagu. Bagian otak yang memproduksi kemampuan ini terletak di bagian otak kanan. Ciri-ciri anak yang cerdas musik adalah: mampu bernyanyi dengan nada dan tempo yang benar, suaranya tidak sumbang, mudah mengikuti melodi, suka memainkan alat musik tertentu dan mudah terbawa perasaannya jika mendengarkan musik atau nyanyian.
Sedang strategi mengembangkan cerdas musik antara lain:
Beri kesempatan pada
anak untuk melihat kemampuan dirinya, misal dengan pertanyaan: Siapa yang suka
musik? Siapa yang suka bernyanyi?Mengunjungi pemusik atau munsayaid untuk
menceritakan pengalamannya.Karya wisata musik, misalnya ke stasiun
radio/televsisi/PH, studio rekaman.Mengajak anak bermain musik, baik alat musik
sungguhan maupun alat musik buatan sendiri (misal dari kaleng bekas ditutup
kertas semen, konser musik dapur, dsb).Meminta anak untuk menciptakan sendiri
irama, rap atau senandung, dan jika mungkin ditampilkan dengan alat
musik.Diskografi, yaitu mencari lagu atau lirik potongan lagu yang berhubungan
dengan topik tertentu. Misalnya, pembahasan tentang DPR, anak akan teringat
lagu ‘Wakil Rakyat’ dari Iwan Fals.Musik supermemori, yaitu memutarkan musik
efektif di saat santai. Misalnya memutarkan lagu atau musik yang pelan saat
anak- anak bekerja membereskan rumah.Meminta anak-anak untuk mengarang sebuah
lagu sederhana baik mengganti sayaairnya saja maupun dengan melodinya.Menirukan
berbagai nada, memperdengarkan musik instrumentalia, dan mengajak anak
bernyanyi sendiri atau bersama-sama.
8. KECERDASAN
NATURALIS (NATURE SMART)
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan berbagai flora fauna dan memahami berbagai gejala alam. Ciri-cirinya: suka menikmati keindahan alam, mengoleksi benda-benda yang ditemukan di lingkungannya, mengenali nama berbagai macam tanaman dan binatang yang ada di lingkungannya, menyayangi binatang dan tanaman, menyukai tantangan alam, mempunyai rasa igin tahu yang besar terhadap berbagai gejala alam. Untuk anak yang lebih besar biasanya suka mendaki gunung, camping atau melakukan perjalanan ke daerah pelosok yang belum ia kenal.
Sedang strategi mengembangkan cerdas naturalis adalah:
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan berbagai flora fauna dan memahami berbagai gejala alam. Ciri-cirinya: suka menikmati keindahan alam, mengoleksi benda-benda yang ditemukan di lingkungannya, mengenali nama berbagai macam tanaman dan binatang yang ada di lingkungannya, menyayangi binatang dan tanaman, menyukai tantangan alam, mempunyai rasa igin tahu yang besar terhadap berbagai gejala alam. Untuk anak yang lebih besar biasanya suka mendaki gunung, camping atau melakukan perjalanan ke daerah pelosok yang belum ia kenal.
Sedang strategi mengembangkan cerdas naturalis adalah:
Beri kesempatan pada
anak untuk mengetahui kemampuan pada dirinya.Mengunjungi pecinta alam, ahli
zoologi, pengawas hutan dll untuk menceritakan pengalamannya.Karya wisata alam,
misalnya berjalan-jalan di alam terbuka, mengamati berbagai jenis binatang di
pantai, lalu didiskusikan bersama.Menceritakan apa yang dilihat ketika
memandang ke luar jendela.Memelihara hewan atau membawa hewan ke kelas dan
anak-anak diminta untuk mengamatinya.Ekostudi, misalnya berhitung tentang
spesies hewan apa saja yang hampir punah, meramalkan yang akan terjadi jika di
bumi tidak ada pohon, dll.Bermain peran sebagai tanaman atau binatang yang
diperlakukan semena-mena.Menanam pohon di halaman rumah dan mencatat
perkembangannya, atau membuat kebun/taman sebagai proyek bersama.Memahamkan
tentang pentingnya menghemat air dan membuang sampah pada tempatnya.Membuat
herbarium sederhana.Menonton film dokumenter tentang bencana alam, lalu
didiskusikan bersama.Simulasi sederhana tentang erosi akibat hutan yang gundul.
9. Kecerdasan
Existensial
Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam jagat raya yang luas, jauh tak terhingga dan menghubungkannya dengan kehidupan selanjutnya (kematian). Sebagaimana dijelaskan di awal, kecerdasan ini diupayakan selalu dominan pada anak, baru diupayakan mengembangkan jenis kecerdasan yang lain. Kita bisa berkaca pada generasi safus saleh seperti Ibnu Sina, Aljabar, dan lain-lain yang sangat ahli di bidangnya, tetapi mereka juga orang-orang saleh yang terkenal dengan ilmu agamanya yang sangat tinggi. Jadi, anak boleh menjadi dokter, insinyur, munsayaid, atlit atau apa saja profesi yang halal sesuai minatnya, tapi tetap sayaarat utamanya adalah dia harus menjadi orang yang saleh dan alim (berilmu agama). Adapun strategi mengembangkan kecerdasan ini antara lain:
Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam jagat raya yang luas, jauh tak terhingga dan menghubungkannya dengan kehidupan selanjutnya (kematian). Sebagaimana dijelaskan di awal, kecerdasan ini diupayakan selalu dominan pada anak, baru diupayakan mengembangkan jenis kecerdasan yang lain. Kita bisa berkaca pada generasi safus saleh seperti Ibnu Sina, Aljabar, dan lain-lain yang sangat ahli di bidangnya, tetapi mereka juga orang-orang saleh yang terkenal dengan ilmu agamanya yang sangat tinggi. Jadi, anak boleh menjadi dokter, insinyur, munsayaid, atlit atau apa saja profesi yang halal sesuai minatnya, tapi tetap sayaarat utamanya adalah dia harus menjadi orang yang saleh dan alim (berilmu agama). Adapun strategi mengembangkan kecerdasan ini antara lain:
Mengintegrasikan
kandungan agama dalam muatan seluruh materi yang sedang diperbincangkan atau
dipelajari bersama anak, sehingga anak dapat merenungkan aspek
keimanan/existensial dari segala sesuatu yang mereka pelajari.Mendampingi anak
dalam menekuni cara-cara ilmuwan dan berbagai profesi lainnya dalam mewujudkan
matra eksistensial dalam hidup mereka, dengan cara silaturahim pada para
ilmuwan yang soleh dan memberikan kesempatan pada anak untuk melihat kerja
keras mereka serta bercaka-cakap dengan merekaMenyediakan buku-buku biografi
atau Sirah tokoh-tokoh muslim dengan gambar yang menarik, dan secara berkala
dibacakan di depan anak-anak dilanjutkan dengan diskusi yang akrab. Biasanya,
anak akan terkesan, dan spontan menyatakan keinginannya, misalnya: “Ibu, aku
ingin seperti Umar nanti. Jadi presiden yang sayang sama rakyatnya,”.
(dari berbagai sumber)
TANYA JAWAB
Q : Ustdz.. Itu pada
kecerdasan intrapersonal. Suka menyendiri? Maksudnya gmn ya stdz??
A : Maksudnya adalah
anak yang menonjol kecerdasan intrapersonal biasanya tidak memerlukan bantuan
orang lain untuk menyelesaikan masalahnya,,terkesan suka menyendiri
Q : Ustadz kalo
kecerdasan intrapersonal bagus, apa kecerdasan interpersonalnya juga bagus? Apa
saling mempengaruhi?
A : Belum tentu,,tapi
antar kecerdasan biasanya saling mendukung,,ada anak yang menonjol di bbrp tipe
kecerdasan. Pengecualian untuk anak-anak remaja yang ada masalah,,terlalu
sering menyendiri dikhawatirkan lagi kena pengaruh narkoba
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan
kita tutup kajiannya ya..
kita tutup kajiannya ya..
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaykum
warahmatullahi wabarakatuh
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment