Kajian
Online Hamba الله
Selasa,
2 Desember 2014
Narasumber :
Ustadz Cipto
Rekapan
Grup Nanda 101-102
Tema
: Syakhsiyatul Islam
Editor
: Rini Ismayanti
HASIL DARI TAQWA
بسم الله الرحمن الحيم
ألسلام عليكم ورحمةالله وبركته
In sya Allah kita
lanjutkan tema Syaksiyah Islamiyah dengan judul hasil dari taqwa (نتاءج التقوا)
Kita
telah memahami dari sejak diciptakan manusia untuk beribadah dan
hasil dari ibadah yang diharapkan adalah taqwa.
Adapun
kita mengharapkan ada hasil dari taqwa yakni sebagai berikut:
1.
Beroleh rahmat
Al-Bayyinah
: 8
جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ رَّضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ
“Balasan mereka di
sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan
merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang
takut kepada Tuhannya.”
2.
Mendapatkan furqon
Al-Anfal
: 29
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا إِن تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
“Hai orang-orang
beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan.
Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni
(dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
3.
Beroleh berkah
Al-A'raf
: 96
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرٰىٓ ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ وَلٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنٰهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
4.
Solusi atau jalan keluar
At-Talaq
: 2
فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَىْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهٰدَةَ لِلَّهِ ۚ ذٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْءَاخِرِ ۚ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا
“Apabila mereka telah
mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah
mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di
antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah
diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar.”
5.
Mendapatkan Rizki
At-Talaq
: 3
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ اللَّهَ بٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
“Dan memberinya rezeki
dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya
Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah
mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
6.
Kemudahan
At-Talaq
: 4
وَالّٰٓـِٔى يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِن نِّسَآئِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلٰثَةُ أَشْهُرٍ وَالّٰٓـِٔى لَمْ يَحِضْنَ ۚ وَأُولٰتُ الْأَحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَن يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ ۚ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مِنْ أَمْرِهِۦ يُسْرًا
“Dan perempuan-perempuan
yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu
ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan;
dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan
yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya.
Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya.”
7.
Dihapuskan kesalahan, ampunan dan pahala yang besar
At-Talaq
: 5
ذٰلِكَ أَمْرُ اللَّهِ أَنزَلَهُۥٓ إِلَيْكُمْ ۚ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّـَٔاتِهِۦ وَيُعْظِمْ لَهُۥٓ أَجْرًا
“Itulah perintah Allah
yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah,
niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan
pahala baginya.”
Ketujuh
hal di atas adalah bentuk kesempurnaan hasil yang kita berharap memperolehnya dunia dan akhirat sebagai sejatinya kemenangan.
Al-Baqarah
: 200
فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنٰسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا وَمَا لَهُۥ فِى الْءَاخِرَةِ مِنْ خَلٰقٍ
“Apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah dengan menyebut Allah,
sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau
(bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang
yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan
tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.”
Al-Baqarah
: 201
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Dan di antara mereka
ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".
Al-Qasas
: 77
وَابْتَغِ فِيمَآ ءَاتٰىكَ اللَّهُ الدَّارَ الْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
“Dan carilah pada apa
yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Hingga
kesemua itu memunculkan العزة (harga diri)
Al-Munafiqun
: 8
يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعْنَآ إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ ۚ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka berkata:
"Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang
kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya". Padahal kekuatan
itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi
orang-orang munafik itu tiada mengetahui.”
Al-Hujurat
: 13
يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقٰىكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.”
Thoyyib
demikian materi untuk bahan diskusi kita kali ini. Tafadol lanjutkan dengan diskusi.
TANYA JAWAB
T : Apakah ketika salah satu di antara hasil bertakwa tersebut kita dapatkan apakah kita sudah bisa mengatakan diri kita bertakwa kepada Allah dengan tidak merasa bangga atas hasil takwa kita sendiri?
J : Bisa jadi
Allah memberikannya satu persatu, atau sekaligus namun kita yakini Allah yang lebih tahu kondisi kita dengan hasil-hasil dari taqwa itu... Adapun ciri orang-orang yang bertaqwa itu ujub adalah musuh dari taqwa itu sendiri....
T : Apa ciri-ciri ketika kadar takwa kita berkurang kepada Allah?
J : Futur
atau sedang menurun atau taqwa kita menurun adalah ketika kecendrungan terhadap
maksiyat lebih kuat daripada kecenderungan pada ketaatan. Itu ciri sederhana.
T : Aasiff ustadz,
ketika teman-teman ana banyak yang berhijrah menjadi lebih baik lagi sebagai seorang muslimah pada awal-awal mereka berhijrah masih banyak sharing tentang ilmu agama dan kajian-kajian akan
tetapi setelah sudah semakin sering bertemu bukan lagi masalah memperbaiki ahlak, memperbanyak ilmu dll tapi saling memamerkan hijab yang digunakannya, lalu mulai memamerkan fotonya pada
khalayak umum yang kita tau psti bisa menimbulkan fitnah, dll. Apakah itu tanda dari
kadar ketakwaan kita berkurang?
J : Bisa
jadi....al imaanu yaaziidu wa yankus. Bahwa iman itu naik dan turun. Ingatkan saudari kita dan tetap bersabar ya.
T : Aku mau
nanya, apakah ketujuh hal tersebut yang merupakan hasil dari taqwa akan kita
dapatkan secara sekaligus atau mungkin saja satu persatu?
J : Bisa jadi
lansung kesemuanya dapat atau satu-persatu. Allah yang lebih tahu kapan saat yang pas sesuai dengan kondisi kita...
T : Ustadz,
siapakah golongan orang yang masuk surga? Orang yang beriman dan beramal baik sudah cukupkah?
J : In sya Allah mereka yang beriman kepada Allah dan beramal sholeh yang akan masuk syurga.
Maryam
: 60
إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صٰلِحًا فَأُولٰٓئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْـًٔا
“Kecuali orang yang
bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan
tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.”
T : Apakah orang beriman jika timbangan dosanya lebih besar akan di"cuci" dulu dosanya di
neraka baru bisa masuk surga? Bukankah harusnya suami yang bisa menyelamatkan anak dan istri dari azab neraka?
J : Setiap
amal kita akan mendapatkan balasan sebagaimana
Az-Zalzalah
: 7
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
“Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
Az-Zalzalah
: 8
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ
“Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
pula.”
Artinya
bahwa balasan atas amal kita akan kita terima baik itu di dunia maupun di
akhirat. Masuk neraka salah satu bentuk balasan dari perbuatan buruk manusia
yang masih beriman akan diselamatkan kelak setelah semua proses pembalasan atas
dosanya selesai. Yang tidak berampun adalah dosa syirik. Suami memang
bertanggung jawab terhadap anak dan istrinya namun tetap pertanggung jawaban
pribadi akan dimintakan karena Allah seadil-adilnya Hakim.
T : Apakah
istri yang solehah bisa masuk neraka karena suaminya masuk neraka? Bisakah istri menolong
suami yang masuk neraka?
J : Sebagaimana
Asiyah istri Firaun yang beriman dan dijamin masuk syurga. Jadi tetap pertanggungjawaban personal akan terjadi. Yang ana ketahui bahwa
anak dapat menyelamatkan ortunya sedangkan sebaliknya tidak. Ana belum pernah dapat referensi tentang istri sholihah yang menolong suaminya yang masuk neraka.
T : Surga
adalah hak prerogatif Allah, lalu ditempatkan dimanakah orang yang "kelainan jiwa"(gila)?
J : Orang yang berkelainan jiwa tetap akan diperhitungkan amalnya sebelum yang bersangkutan terkena gangguan jiwa. Adapun setelahnya Allah tidak menghitungnya karena sudah tidak terkena kewajiban-kewajiban syariat.
T : Para nabi
di yaumul hisab akan memberi syafaat pada umatnya atas seijin Allah. Maksudnya
bagaimna ustadz?
J : Bahwa
tiap nabi berhak untuk memberi jaminan akan keselamatan ummatnya yang dikehendaki. Namun tentu sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
T : Afwan ustad, aku ada
cerita nie seorang perempuan keterbelakangan mental tapi sholatnya rajin banget walau kadang tepat waktu kadang engga, kalo jamaah sie rakaat shalatnya tepat, tapi kalo sholat sendiri kadang lebih kadang kurang, puasa wajib juga ga di qodo ma dia, bagaimana hisab dia nanti di akhirat ustad? Apakah tetap dihisab seperti manusia normal yang lainnya apa bagaimana?
J : Subhanallah
betapa luar biasanya yang jadi orang tua anak tersebut karena pahalanya pasti mengalir pada beliau-beliau dengan
catatan beliau-beliau menerimanya dengan ikhlas... Wallahua’lam kalo urusan hisabnya.
T : Jadi beruntung ya ustad ortu anak tersebut asal ikhlas?
Masalah
puasa wajib nya diqodo apa tidak tad?
Atau sholat-sholat yang mungkin ketinggalan? Tanya doa-doa anak kayak yang aku ceritakan mustajab ya tad? Pernah suatu hari aku di minta temen untuk meminta doa kepada anak tersebut.
J : In sya Allah ukh
mendapat keturunan itu karunia yang besar. Karena tidak semua diberikan karunia anak apapun kondisinya. Untuk puasa atau sholat
atau kewajiban in sya Allah sudah lepas dengan kondisinya tersebut.
T : Ustadz, apakah anak
yng menikahi pria beda agama, ortunya juga akan menanggung dosa si anak? Awalnya sih sudah syahadat ke sini-sininya balik ke agama
semula.
J : Tugas orang tua selesai ketika anaknya (putrinya) menikah selanjutnya ia
menjadi tanggung jawabnya suaminya. Adapun selanjutnya si menantu kembali
murtad sebisa mungkin ortu tetap berusaha untuk menarik kembali anaknya.
Baiklah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum.
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment