Kajian
Online Hamba الله
Selasa,
2 Desember 2014
Narasumber :
Ustadzah Pipit
Rekapan
Grup Nanda 107-108 (Diah/Ria)
Tema
: Syakhsiyatul Islam
Editor
: Rini Ismayanti
KETIKA ANDA MEMUTUSKAN UNTUK MENIKAH
Assalamu'alaikum wr. wb.
Alhamdulillahirabbil
'aalamin...Ba'da tahmid wa shalawatu Rasulullah.
Disiang
yang teduh ini (maklum pinggiran Jakarta) Nanda-nanda smart dan sholihat sekalian bertemu lagi denang saya untuk mengkaji dienullah.
Sejujurnya
saya amaze dengan suasana fastabiqul khairaat menuju jenjang pernikahan yang seru di grup ini. So sweet sekali... Jadi ingat masa-masa 'berburu' peluang ibadah menggenapkan setengah dien 6 tahun yang lalu bersama kawan-kawan halaqah.
Nah,
sempat kami bahas sebuah buku "Ketika Anda Memutuskan Untuk Mengambil Keputusan Besar Itu" dan menemukan bahwa untuk SIAP Nikah minimal harus siap dalam:
1. Keilmuan
2. Kejiwaan
3. Kemampuan Fisik
4. Keuangan
Karena
klo kita 'bolong' di salah satu aspek trsebut maka siap-siaplah
dihadang masalah dalam berkeluarga.
Sehubungan
dengan amanah saya sampaikan materi Syakhsiyah Islamiyah, capaian muwashaffat
kita adalah Qadiirun 'Alal kasbi dan Munazhamun fii syu'unihi. Fokus kajian kita
adalah:
Manajemen
Keuangan Keluarga Islami (Part 1)
Tema
kita hari ini adalah:
"Status dan Fungsi Harta Dalam Perspektif Islam"
...HARTA...
5 huruf yang sederhana namun luas maknanya. Sebagian besar manusia pasti senang
pada harta, atau minimal merasa butuh terhadap harta. Bahkan usaha apapun dilakukan untuk dapatkan harta. Bagi sebagian orang bahkan perjuangan mencari harta sampai harus menguras waktu dan tenaga, sampai-sampai tidak menyisakan waktu untuk beribadah. Na'udzubillah.
Kajian
ini saya sarikan dari buku DR.Miftah Faridl "Harta Dalam Perspektif
Islam".
Seorang
muslim harus punya cara pandang yang benar tentang harta agar tidak terjebak menjadi budak harta (tanpa kita menyadarinya). Maka yang harus dipahami tentang harta adalah:
1.
Benarkah Harta Itu Milik Kita?
Allah SWT berfirman dalam Q.S.Thaha : 6
"Kepunyaan-Nya
lah semua yg ada di langit dan di bumi ,semua yang ada di antara keduanya, dan
semua yang ada di bawah tanah".
Naah...karena
semua hal (termasuk harta) memang milik Allah maka ayo
kita hidupkan filosofi tukang parkir. Meskipun tiap hari mobil-mobil bagus
bolak-balik dititipin ke kita, tapi kalau waktunya diambil sama yang punya yaaa relain aja, namanya
juga titipan.
2.Harta
Adalah Anugrah Yang Harus Disyukuri.
Namanya
juga anugrah yang harus disyukuri, artinya tidak terkecuali dia 'banyak' ataupun 'sedikit'. Baik yang kita 'butuhkan dan sukai' ataupun yang 'belum dibutuhkan dan belum disukai'.
Di Q.S.Ar-Ra'ad : 26
"Allah
meluaskan rizki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka (yang diluaskan) bergembira terhadap kehidupan dunianya. Padahal kehidupan dunia itu dibanding dengan akhirat hanyalah kesenangan yang sedikit".
Jangan
lupa pula,
"Laa
insyakartum laa azidannakum,walaa inkafartum inna 'adzabi laa syadiid”. Tidaklah seorang hamba yang bersyukur pada nikmat Allah kecuali akan ditambah
nikmatnya. Dan tidaklah orang yang kufur, sesungguhnya akan diberi adzab yang pedih".
3.Harta
Adalah Amanah Yang Harus Dipertanggungjawabkan.
Masih
ingat kan H.R.Tirmidzi tentang 4 hal yang diminta pertanggungjawaban di akhirat? Ingat
yaaa...Harta pertanyaannya ada 2. Bagaimana memperolehnya? Untuk apa
dimanfaatkannya?
Maka
urusan harta bukan cuma perlu diperhatikan darimana datangnya, tapi juga kemana
perginya.
4. Harta Adalah Ujian Yang Harus
Diantisipasi.
Namanya
juga ujian, pasti susah dan berat, tapi kalo sukses kita akan naik tingkat.
Jadi ujian dalam harta adalah kepastian.Tinggal kita siap menghadapi dan syukur-syukur bisa
mengantisipasi (mempersiapkan diri).
Q.S. Al-Anfaal : 28
"Dan
ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan/ujian bagimu. Dan sesungguhnya di sisi Allah lah
pahala yang besar".
Jadi
saat diuji dengan harta ya hadapilah dengan rumus dan teori-teori dari Qur'an, biar kita lulus ujian dan dapat pahala yang besar.
5.Harta
Adalah Hiasan Hidup Yang Harus
Diwaspadai.
Karena
dia adalah hiasan maka pasti indah dan menggoda. Siapa saja umumnya punya kecenderungan suka pada
harta.Yaa ndak apa-apa, asal ada batas rasa sukanya..
Q.S. Ali Imran :14
"Dijadikan
indah pada pandangan manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini. Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas-perak-kuda pilihan-binatang-binatang ternak-sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik".
Nah
ini yg paling penting.....
6.Harta Sebagai Bekal dan Sarana
Ibadah
Ini
yg paling sering kita lupain. Seolah-olah hidup bergelimang
harta itu sesuatu yang tabu dan haram buat mukmin yang taat. Padahal sahabat rasul Abdurrahman bin ‘Auf masuk ke surga lewat hartanya (dia kuasai dan kelola
hartanya sesuai syariat). Dan banyak shahabat Rasul yang luar biasa kaya, tapi bisa zuhud
mengelola harta.
Q.S. At Taubah : 41
"Berangkatlah
kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat. Dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui."
Saya
ambil dari pengalaman ikut ESQ bagian Financial Quotient.
Wallahu'alam
bishowab. Silakan yg mau sharing atau curhat.
TANYA
JAWAB
T
: Anak ada dasarnya adalah harta (fisik) yang sangat berharga bagi ibu dan bapak...
Tak
heran ortu rela melakukan apa saja untuk kebahagiaan si anak.
Nah,
terkadang sikap kecintaan yang "maha terlalu" bisa membuta mata hati si ortu sehingga nekat mencari harta (materi)
degnan cara tidak halal. Atau pun kadang menjadi fatanit dan tidak ikhlas ketika anak dipanggil kembali oleh Rabb atau menikah.
Langkah
apa yang harus ditanam sejak dini kepada si ibu/bapak muda (yang baru merit) supaya kecintaannya kepada harta tidak melebihi kecintaan pada Rabbnya?
J
: Wah ini pertanyaan ma'nawiyah ya...
Para
ortu muda (termasuk saya yang masih merasa muda) tentu sangat menyayangi buah
hatinya, apalagi bila proses mndapatkannya susah. Mencintai anak itu boleh
bahkan harus, sebagai wujud syukur nikmat dan tanda ketaatan yang memang ada dasarnya dalam Qur'an & Sunnah. Tapi harus diingat juga
bahwa cinta pada anak ada batasnya, yaitu saat cinta membuat kita melalaikan
ibadah dan mengalahkan cinta serta ketaatan pada Allah. "Katakanlah bila anak-anakmu dll lebih kau
cintai daripada Allah maka tunggulah murka Alaah. Menurut saya itu batas
kongkretnya, karena menakar cinta dalam hati sangat abstrak.
T : Bagaimana trik mengelola atau menjaga harta bagi si pengantin baru agar sesuai dengan syariat? Kan klo baru nikah itu belum tentu semua udah dapat kerja tetap.
J
: Nah, itu smart question. Langsung to
the point Ada dasar ilmunya dan trik-trik dalam
manajemen keuangan keluarga. In sya Allah akan kita kupas
tuntas sampai 5 part ke depan. Tapi klo boleh disarikan sebetulnya teori-teori manajemen syariah ga kalah dengan yang konvensional. Intinya adalah perencanaan dan pencatatan (ada di Q.S. Al Baqarah ayat terakhir). In sya Allah kita bahas ya di saat yang tepat. Sebagai basic hari ini kita baru sharing harta.
T
: Assalamu'alaikum bunda..afwan bun..bagaimana cara menurut syar'i untuk membatasi cinta kita kepada lawan jenis? Apa salah jika seseorang ikhwan dan akhwat yang akan menjelang pernikahan memberikan perhatian? Atau ada rasa cemburu dan rasa kangen?
J
: Nanda, hal itu manusiawi di jelang-jelang pernikahan. Cinta itu kan seperti benih kehidupan yang harus dipelihara, disemaikan, ditumbuhkan.
Menurut saya tidak mengapa menunjukkan sedikit perhatian sebagai tanda syukur karena Allah telah mudahkan proses ini. Tapi mohon dijaga batas-batas adabnya. Maka dari itu kaidah syariah memerintahkan untuk menyegerakan nikah setelah khitbah karena memang luar biasa godaannya. Idealnya proses ta'aruf hingga nikah
paling lama 3 bulan dan jarak dari khitbah ke nikah paling lama 1 bulan. Tetap bersabar dan jaga kemuliaan diri ya Nanda Desi.
T
: Yang dikatakan pasangan (pendamping) yang cocok atau klop dalam Islam itu gimana sih bunda? Hihi.. Kadang kan cocok di mata orang gak cocok di kita, cocok di kita belum tentu cocok di ortu, gak cocok di kita dan cocok di ortu belum tentu cocok sama Allah...dll. Hehe
J
: Menurut saya sederhana saja. Kalau kita adalah muslimah yang memahami hakikat hidup sebagai ladang penghambaan, kinerja ibadah untuk bekal pulang kampung akhirat nanti, berarti jodoh yang klop adalah yang bisa saling mendukung untuk mewujudkan cita-cita itu. Ga harus mapan-mapan amat (Allah akan
bantu kita jadi kaya stelah nikah), ga perlu cakep-cakep amat
(kita bisa saling make over setelah nikah), ga harus sholeh-sholeh sekali (yang penting senantiasa perbaiki diri dalam ibadah dan akhlak). Kalau sudah
begini, dengan niat baik ini masa kan ortu akan mempersulit. Untuk 'klop' itu butuh waktu, tapi untuk siap saling dukung bisa dimulai cukup dengan
niat. Innallaha ma'ana.
T : Bunda mau
nanya...
Temen
saya udh ingin segera menikah dengan pasangannya, tapi keadaan finansial kedua
orang tua belum mencukupi untuk menikahkan anaknya, dari laki laki pun beliau
belum bekerja..
Apa
yang harus di lakukan oleh pasangan tersebut bunda? Bukankah pernikahan itu niat baik yang harusnya tidak ditunda-tunda.
J : Hukum
dasar nikah adalah mubah. Kalo sudah mampu dan sudah mau jadi sunah. Klo baru mau tapi belum mampu jadi makruh. Klo untuk menyakiti jadi haram.
Nah
klo lihat kasus temannya Nanda sepertinya baru sangat mau tapi belum mampu (baru
siap fisik, belum siap 3 aspek lain). Dalam hal ini hukumnya bisa jatuh ke
makruh, dianjurkan banyak mendekat pada Allah dan berpuasa. Serta yang tidak kalah penting adalah berikhtiar luar biasa untuk kejar semua ketertinggalannya ya...
Nah
klo memang sudah saling cinta dan punya muyul (kecenderungan hati yg kuat) maka
silakan berkomintmen untuk progran intensif (percepatan persiapan nikah 3 bulanan) yang bentuknya :
1.
Mengikuti kajian dasar-dasar keislaman, dasar-dasar fiqih,
fiqih munakahat
2.
Intens mempelajari dan mengumpulkan referensi tentang psikologi berumah tangga
3.
Mencari pekerjaan yg halal dan barokah dan berkomitmen menabung utuk membiayai pernikahan syar'i dan memulai hidup baru
Program
intensif berlaku untuk Si Pria dan Si Wanita. Setelah itu silakan
ajukan diri pada orangtua wanita untuk mengkhitbah putrinya, serta siap terima apapun
hasil ikhtiarnya.
T : Bunda. Kenapa yaa, ketika semakin dekat dengan hari H (curhat teman hehe) hati itu semkin galau dan bimbang? Bahkan seringkali ini mengakhiri. Apakah karena proses atau bukan jodoh?
J : Nanda,
galau dan waswas tidak datang dari Allah, tapi dari syetan sebagai 'alladzi
yuwaswisufi suduurinnas'. Perbanyaklah berdzikir dan baca doa
Anti Galau.
Saya
pribadi bukan termasuk yang percaya bahwa itu pertanda bukan jodoh. Kenapa? Karena setelah yakin
luar biasa, cinta setengah mati bahkan dibawa mati pun masih bisa terpisahkan
karena bukan jodoh. Jadi sebetulnya yang mana jodoh kita? Saya lebih percaya bahwa pada
hal-hal yang sifatnya abstrak/relatif seperti pendamping hidup itu berlaku rumus
Allah: "Boleh jadi kamu memandang buruk suatu urusan namun sesungguhnya ia
baik di mata Allah. Boleh jadi juga sebaliknya. Allah mengetahui, sedang
kamu tidak".
Ingatkah
Bunda Asiah wanita penghulu surga? Apakah ia bukan wanita baik-baik lagi mulia? Namun Allah pilihkan Fir'aun laknatullah sebagai jodohnya. Dan yang menentukan kesuksesan kita di akhirat bukan jodoh
kita tapi amalan kita dalam menyikapi jodoh itu. Itulah sebabnya Nabi Nuh tak
bisa beri keselamatan untuk istrinya yang durhaka.
Maka
saran saya, kuatkan niat nikahnya untuk ibadah, ridho dan bahagialah dengan ketentuan jodoh dari Allah, tetap syukur dan sabar arungi biduk
keluarga. SEMANGAT YA !
T : Ummi
..Jika kita berbuat kesalahan terus-menerus dalam diri uda pengen banget diubah pengen jadi lebih baik tapi ga ada niat untuk berubah apa itu
artinya Allah sudah menutup jalan buat kita berubah ummi? Mohon
penjelasannya yaa ummi sejelas jelasnya. Tapi meskipun dia berbuat kesalahan sedemikian rupa
ia tetap mencari Allah ummi ia mau dan sangat pengen berubah tapi gimana caranya? hiks
J : Nanda
sayang... itu kan dalam diri udah pingin berubah, artinya udah ada niat say...
Kayanya
sih bingung teknis caranya ya? Kalo mau dishare di sini kisahnya
silakan, tapi klo ga bisa ya silakan japri saya, ntar kita ngobrol ya .
Hmm...
Secara umum perubahan untuk berhenti dari lakukan dosa/maksiat adalah dengan taubat ya Sayang.
Taubat
ada adab atau cara-caranya, yaitu : banyak beristighfar, benci dan berhenti melakukan dosa yang sama serta akhirnya berjanji dan berikhtiar untuk memperbaiki diri.
T : Bunda,
doa anti galau itu seperti apa?
J : Waa
a'udzubika minal 'ajzi wal kasal wa a 'udzubika minal jubni wah bukhli wa a
'udzubika min ghalabatiddaini wa qahrirrijal.
T : Untuk menjaga hati agar tidak kembali pada dosa atau masa lalu gimana bunda?
Karena mempertahakan itu gak gampang bunda. Kan ada istilah, "Hidayah bisa datang kepada siapa saja, tapi mempertahankan hidayah tidak semua orang berhasil",
J : Menyibukkan
diri dengan aktifitas Ibadah Uluhiyah (pada Allah) dan ibadah mu'amalah (pada sesama dan alam semesta). Buat target-target
pencapaian hidup dunia akhirat. Cari teman-teman yang baik agamanya untuk tawassaubilhaq tawassaubish shabr. Dan yang paling penting, ayo sekarang kita move
on dari dosa-dosa masa lalu.
T : Hukum
dasar nikah adalah mubah. Kalo sudah mampu dan sudah mau jadi sunnah. Klo baru mau tapi belum mampu jadi makruh. Klo untuk menyakiti jadi haram. Masya Allah ustadzah. Maksudnya menyakiti sebelum nikah haram ya ustdzah?
Contohin dong utdzah.
JAWAB
:
Nanda,
contoh niat menyakiti sebelum nikah misalnya menikahi untuk segera menceraikan demi dapatkan hartanya. Menikahi untuk membayar utang keluarga (nikah siti nurbaya haram lho ), menikahi demi
transaksi bisnis, atau menikahi untuk manas-manasin mantan. Dan banyak
lagi contoh lainnya. Wallahua’lam.
T : Klu
misalnya nolak seseorang lelaki itu termasuk haram gak ustdzah? Cuma gak suka dengan yang terlalu agresif.
J : Nanda,
agresif itu kata sifat yang relatif lho. Klo agresif dalam target-target ibadah, kinerja memenuhi nafkah dan perjuangan dakwah itu mah mantapks!
Lha
kalo 'agresif' dalam pendekatan ke lawan jenis itu yang bahaya.
T : Kalu si calon mempersiapkan uang sedangkan jarak dan waktu jauh, bagaimana umy?
J : Maksudnya
dia bilang lagi persiapkan uang. Tapi kepastian khitbahnya masih lama ya Nanda? Hmmm...
ada beberapa kemungkinan, kalo bisa dipermudah dalam target jumlah, misal: yang penting cukup untuk walimatul ursy sederhana dan biaya keluarga kecil 3 bulan pertama maka anggap saja cukup untuk disegerakan nikahnya (asal 3 kesiapan lain sudah
ya ). Prinsipnya Yassirhu walaa tu'atsirhu...
Klo
masih sangat jauh dan masa menuggu dari proses ta'aruf hingga khitbahnya lewat
3 bulan ya berarti si ikhwan belum siap. Ngga usah dipaksakan ya, nanti
banyak mudharatnya, seperti memetik bunga sebelum mekar memakan buah sebelum
matang
T : Iya ummi...msh 0-0 keduanya raga siap. Mental siap. Umur siap. Uangnya?
Negeri
kita cari kerja susah ummi apalagi saya cuman lulus SMK. Harus hijrah ke negeri saolin...
J : Nanda-nanda sholihat, tahu ga kenapa siap keuangan ditaruh di nomer akhir? Karena
sebetulnya ini bukan masalah yang penting amat. Menikahlah! Maka Allah akan
menjadikan kalian kaya... Jadi jangan nunggu punya uang banyak baru nikah, ntar ga nikah-nikah.
Nikahlah
jika kesiapan 1,2,3 telah mulai terisi (ga perlu sampai full karena perlu waktu madal hayah - seumur hidup). Nanti setelah nikah dengan kerangka ibadah, Allah akan beri ketenangan jiwa dan optimisme
raga yang akan tingkatkan produktivitas kerja dan kepiawaian manajemen
keluarga. Untuk jadi kaya akan jadi mudah.
T : Bolehkan kita kalo tidak nikah?
J : Iiiih...
jangan ga nikah aaah Nanda, itu mah menolak keindahan seni kehidupan yang akan berbuah surga jannatunna'im.
T : Oh iya
ummii kalau menikah menunggu umur sekian tahun tapi yang laki maunya umur aku
sekarang, gimana tu?
Bunda,
adakah batasan atau jarak umur yang cocok dalam memilih pasangan?
Si pria ibadahnya
bolong-bolong, lagi meniti karir, dewasa, dan bertanggung jawab. Kalau ibadahnya bolong-bolong berarti dia belum bisa bertanggung jawab ya mi?
Itu
kan tanggung jawab terhadap diri sendiri.
J : Usia
nanda Selvie berapa? Si pria berapa? Terutama si pria sudah mulai menapak 4
kesiapan tadi belum say?
Batasan
umur menurut saya tdk kaku, tapi batasan kematangan fisik (organ reproduksi dan
pola hidup) dan kematangan psikologis itu yang penting. Menikah
itu mengelola hati hadapi banyak perbedaan 2 individu dan keluarga besar, Sudahkah hati Nanda-nanda terlatih untuk lapang menerimanya? Menikah itu menekan batas ego dan kepentingan kita
demi keutuhan dan kebaikan keluarga, sudahkah Nanda terlatih utk merelakannya?
Dan menikah adalah seni negosiasi kata dan hati agar sama-sama
mendamaikan batin, sudahkan Nanda mempelajari?
Hari
gini sih klo liat murid-murid dan mahasiswa- mahasiswa yang manjanya kaya gitu, menurut saya sih kasian nanti
anak dan suami.
Oya
satu lagi, bentuk kesiapan berkeluarga adalah siap berketurunan ya. Jadi Nanda ada baiknya
si Bapak 22 tahun itu mempersiapkan segala sesuatunya dulu, terutama perbaiki ibadah
bolong-bolongnya. Atuh itu mah belum dewasa dan bertanggung jawab kalo masih belang bentong ibadahnya.
T : Mba
piet..br baca ni.. 'yashirhu walaa tuatshirhu' apa artinya.. maaf kalo
kelewat..manjatnya panjaang
J : yashir
wala tuasir : mudahkan jangan dipersulit. Kalau udah ada niat dan kesempatan jangan ditunda-tunda.
T : Gimana cara mengatur keuangan setelah menikah yang baik? Apa semua dikendalikan istri atau
suami ?
J : Nanda shalihat... Saya sempat baca hadits kalo tak salah di
Riyadhus Shalihin 'Addunya mataa'iha wakhairu mataa'iha mar'atushalihah' - Dunia
adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah istri shalihat (semoga kita semua termasuk ya).
Nah
dilanjutkan dengan hadits (saya lupa matan-nya) 'Istri Shalihat itu adalah yang menyenangkan bila dipandang, menenangkan saat ditinggalkan, menjaga
harta suaminya'.
Jadi
memang sebaiknya Istri yang mengelola keuangan
keluarga. Dalam suatu studi yang diadakan kawan-kawan di LPEM
UI juga nampak bahwa wanita dengan kecenderungannya untuk multitasking (tukang nyambi-nyambi, pengen
tahu ini itu) dianggap lebih fasih dalam pembagian pos-pos keuangan
dan lebih tekun dalam pelaporan. Sementara laki-laki yang cenderung lebih 'Smart' akan ok untuk mengaudit laporan keuangan istrinya, hehehe..
Sampai
di sini dulu, disambung di lain wktu in sya Allah. Semoga bermanfaat. Mohon
maaf segala khilaf. Kita akhiri dengan doa
penutup majelis bersama-sama.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
Subhanakallahumma wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaykum
warahmatullah..
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment