Home » » Indahnya Menahan Amarah

Indahnya Menahan Amarah

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Saturday, December 13, 2014

Kajian Online WA Hamba ﺍﻟﻠَّﻪِ SWT Ummi 19 dan 20


Hari, tanggal: Jumat 12/12/2014
Narasumber : Ustadzah Nurjanah
Judul kajian : Menahan Amarah
Matery         : Sakhsyatul Islam
Admin          : Umi haryani & Bunda Rahmi
Editor           : Indah Permata Sari

Alhamdulilaah...
Sya sehat 'afiah..
Hayu kita mulai yaa
Bismillaahirrohmaanirrohiim

 الحمد لله رب العالمين. حمدا
 طيبا مباركا فيه كما يحب ربنا ويرضاه. قلاة وسلاما دائمين متلازمين على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى آله و أصحابه أجمعين....


Alhamdulillaah wa syukurillah.. Pada hari ini kita masih diberikan nikmat iman.. Nikmat islam...nikmat sehat serta nikmat silaturrahim bersama dimajelis ilmu HA online ini.

Senang sekali saya berada ditengah Bunda semuanya..

Pada kesempatan kali ini, saya akan membawakan materi kajian yg bertema:

Indahnya Menahan Amarah

Siapa yang menahan marah, padahal ia dapat memuaskannya (melampiaskannya), maka kelak pada hari kiamat, Allah akan memanggilnya di depan sekalian  makhluk. Kemudian, disuruhnya memilih bidadari sekehendaknya." (HR. Abu Dawud - At-Tirmidzi)


Tingkat keteguhan seseorang dalam menghadapi kesulitan hidup memang berbeda-beda. Ada yang mampu menghadapi persoalan yang sedemikian sulit dengan perasaan tenang. Namun, ada pula orang yang menghadapi persoalan kecil saja ditanggapinya dengan begitu berat. Semuanya bergantung pada kekuatan manawiyah (keimananan) seseorang.

 Pada dasarnya, tabiat manusia yang beragam: keras dan tenang, cepat dan lambat, bersih dan kotor, berhubungan erat dengan keteguhan dan kesabarannya saat berinteraksi dengan orang lain. Orang yang memiliki keteguhan iman akan menyelurusi lorong-lorong hati orang lain dengan respon pemaaf, tenang, dan lapang dada.
  
Adakalanya, kita bisa merasa begitu marah dengan seseorang yang menghina diri kita. Kemarahan kita begitu memuncak seolah jiwa kita terlempar dari kesadaran. Kita begitu merasa tidak mampu menerima penghinaan itu. Kecuali, dengan marah atau bahkan dengan cara menumpahkan  darah. Naudzubillah.

Menurut riwayat, ada seorang Badwi datang menghadap Nabi S.A.W. dengan maksud  ingin meminta sesuatu pada beliau. Beliau memberinya, lalu bersabda, "Aku berbuat baik padamu." Badwi itu berkata, "Pemberianmu tidak bagus." Para sahabat merasa tersinggung, lalu mengerumuninya dengan kemarahan. Namun, Nabi memberi isyarat agar mereka bersabar.
Kemudian, Nabi S.A.W. pulang ke rumah. Nabi kembali dengan membawa barang tambahan untuk diberikan ke Badwi. Nabi bersabda pada Badwi itu, "Aku berbuat baik padamu?" Badwi itu berkata, "Ya, semoga Allah membalas kebaikan Tuan, keluarga dan kerabat."
Keesokan harinya, Rasulullah S.A.W. bersabda kepada para sahabat, "Nah, kalau pada waktu Badwi itu berkata yang sekasar engkau dengar, kemudian engkau tidak bersabar lalu membunuhnya. Maka, ia pasti masuk neraka. Namun, karena saya bina dengan baik, maka ia selamat."
  
Beberapa hari setelah itu, si Badwi mau diperintah untuk melaksanakan tugas penting yang berat sekalipun. Dia juga turut dalam medan jihad dan melaksanakan tugasnya dengan taat dan ridha.
  
Rasulullah S.A.W. memberikan contoh kepada kita tentang berlapang dada. Ia tidak panik menghadapi kekasaran seorang Badwi yang memang demikianlah karakternya. Kalau pun saat itu, dilakukan hukuman terhadap si Badwi, tentu hal itu bukan kezhaliman. Namun, Rasulullah S.A.W.  tidak berbuat demikian. Beliau tetap sabar menghadapinya dan memberikan  sikap yang ramah dan lemah lembut. Pada saat itulah, beliau S.A.W. ingin menunjukkan pada kita bahwa kesabaran dan lapang dada lebih  tinggi nilainya daripada harta benda apa pun. Harta, saat itu, ibarat sampah  yang bertumpuk yang dipakai untuk suguhan unta yang ngamuk. Tentu saja, unta  yang telah mendapatkan kebutuhannya akan dengan mudah dapat dijinakkan dan  bisa digunakan untuk menempuh perjalan jauh.

Adakalanya, Rasulullah S.A.W. juga marah. Namun, marahnya tidak melampaui  batas kemuliaan. Itu pun ia lakukan bukan karena masalah pribadi. Melainkan,  karena kehormatan agama Allah.
Rasulullah S.A.W. bersabda, "Memaki-maki orang muslim adalah fasik (dosa), dan  memeranginya adalah kufur (keluar dari Islam)." (HR. Bukhari)
  
Sabdanya pula, "Bukanlah seorang mukmin yang suka mencela, pengutuk,  kata-katanya keji dan kotor." (HR. Turmudzi).
  
Seorang yang mampu mengendalikan nafsu ketika marahnya berontak, dan mampu  menahan diri di kala mendapat ejekan. Maka, orang seperti inilah yang  diharapkan menghasilkan kebaikan dan kebajikan bagi dirinya maupun  masyarakatnya.

Seorang hakim yang tidak mampu menahan marahnya, tidak akan mampu memutuskan perkara dengan adil. Dan, seorang pemimpin yang mudah tersulut nafsu marahnya, tidak akan mampu memberikan jalan keluar bagi rakyatnya. Justru, ia akan senantiasa memunculkan permusuhan di masyarakatnya. Begitu pun pasangan suami-isteri yang tidak memiliki ketenangan jiwa. Ia tidak akan mampu melayarkan laju bahtera hidupnya. Karena, masing-masing tidak mampu memejamkan mata atas kesalahan kecil pasangannya.
  
Bagi orang yang imannya telah tumbuh dengan suburnya dalam dadanya. Maka, tumbuh pula sifat-sifat jiwa besarnya. Subur pula rasa kesadarannya dan kemurahan hatinya. Kesabarannya pun bertambah besar dalam menghadapi sesuatu masalah. Tidak mudah memarahi seseorang yang bersalah dengan begitu saja, sekalipun telah menjadi haknya.

Orang yang demikian, akan mampu menguasai dirinya, menahan amarahnya, mengekang lidahnya dari pembicaraan yang tidak patut. Wajib baginya, melatih diri dengan cara membersihkan dirinya dari penyakit-penyakit hati. Seperti, ujub dan takabur, riya, sumah, dusta, pengadu domba dan lain sebagainya. Dan menyertainya dengan amalan-amalan ibadah dan ketaatan kepada Allah, demi meningkatkan derajat yang tinggi di sisi Allah S.W.T.
  
Dari Abdullah bin Shamit, Rasulullah S.A.W. bersabda, "Apakah tiada lebih baik  saya beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah meninggikan gedung-gedung dan mengangkat derajat seseorang?" Para sahabat menjawab, "Baik, ya Rasulullah." Rasulullah saw bersabda, "Berlapang dadalah kamu terhadap orang yang membodohi kamu. Engkau suka memberi maaf kepada orang yang telah menganiaya kamu. Engkau suka memberi kepada orang yang tidak pernah memberikan sesuatu kepadamu. Dan, engkau mau bersilaturahim kepada orang yang telah memutuskan hubungan dengan engkau."  (HR. Thabrani).
  
Sabdanya pula, "Bahwasanya seorang hamba apabila mengutuk kepada sesuatu, naiklah kutukan itu ke langit. Lalu, dikunci pintu langit-langit itu buatnya. Kemudian, turunlah kutukan itu ke bumi, lalu dikunci pula pintu-pintu bumi itu baginya. Kemudian, berkeliaranlah ia kekanan dan kekiri. Maka, apabila tidak mendapat tempat baru, ia pergi kepada yang dilaknat. Bila layak dilaknat (artinya kalau benar ia berhak mendapat laknat), tetapi apabila tidak layak, maka kembali kepada orang yang mengutuk (kembali ke alamat si pengutuk)." (HR. Abu Dawud).

Jazakumullah khoir atas perhatian dan partisipasinya Bunda..semoga ilmu yang kita pelajari penuh manfaat..amiiin.

Rekap Tanya Jawab

Pertanyaan HA 19

❓ Nita ODOJ: Mau nanya ustzh
Skrg neh kan byk terjd kasus bully thdp anak oleh tmn2 sklhnya, apapun bentuknya baik melalui perktaan ato perbuatan
Klo pribadi ana sih, diajarin suami klo anak di bully yah anaknya yg kudu diajarin agar bs menyikapinya dgn baik. Kdg sih sbg ortu ana suka gemes sdr klo dgr cerita anak, tp mnrt suami qta sbg ortu ga perlu ikut campur urusan anak2 dgn begtu anak bs menyelesaikan mslhnya sdr dan mjd kuat krnnya. Tp pengalaman seorg tmn, pd saat anaknya di bully, mk emaknya turun tangan lgsg. Itu gimana ustzh... sbg ortu bgm tindakan qta sbaiknya... ? Afwan kpjgan
Msh nyambung kan pertanyaan ma materi☺


Jawaban:
Bunda.... 
Sepertinya ini lebih cocok ditanyakan kepada psikolog..
Saya hanya menyarankan agar pendidikan agama didalam rumah ditanamkan sejak dini, ajarkan kepada anak akhaq terpuji sebagaimana ajaran Rasulullah saw, terutama ketika mendapatkan suatu hal yang tidak menyenangkan. Mengajarkam anak sikap sabar dan tidak melawan dengan serta merta sangat dianjurkan. Sehingga dengan didikan tersebut anak akan tahu apa yang sebaiknya dilakukan.
Wallaahu'alaam bishshowwab

❓Umi : Assalamu'alaikum ustadzah saya mau bertanya gimana menahan amarah buat wanita hamil...karena wanita hamil cenderung emosinya naik turun...mohon jawabannya ustadzah...😊☺

 Jawaban:
Ibunda sholihat... Betul sekali wanita hamil memang seringkali memiliki emosi yang kurang stabil, hal ini karena pengaruh hormon (perubahan hormon) dalam dirinya. 
Rajin rajinlah berdo' kepada Allah Swt agar dikaruniai kesabaran , karena keadaan emosi bunda akan berpengaruh kepada sifat janin. Bagaimana bunda menata hati ketika hamil agar lebih sabar, tenang, dsb..tentu akan memberikan energi positif kepada janin..
Walaahu'alaam bisshowwab

❓Nurdiana HA: Ustzh, bagaimana sikap sy sbg ortu pd saat mendpti anak melakukan kesalahan dan apakah cukup hanya bersikap memaafkan dan berlapang dada. Dan doa apa yg bisa membuat anak jd paham nasihat ortunya. Syukron ustdzh
  
Jawaban:
Ibunda Nurdiah...
Menrut saya, sikap terbaik yaitu menasehatianak sesuai dengan batas usianya bund...
Disaat senggang, gunakanlah waktu untuksekedar bertukar fikiran tentang perbaikan sikap anak, dll..
Do'a rabithah bisa juga bunda... 
Wallaahu'alaam bishshowwab

Rekapan pertanyaan HA 20


1. Assalamualaikum ustadah.. 
Bagaimana cr mengendalikan amarah... Krn sy gampang skali terpancing emosi...
Mf kluar dr tema, bolehkah qt menyingkat ucapan salam.. Contoh Asskum, ass wr wb... Krn ada sebagian teman yg mengatakn tdk boleh syukron ats jwbnny

Jawaban:
Wa alaikumussalaam bunda...
Salah satu cara untuk menahan amarah dalam Islam adalah dengan sering berpuasa .  berpuasa disini tentu saja harus dimaknai bukan saja dari segi fisik (tidak makan minum) tetapi secara maknawi...menahan segala luapan emosi. Hal ini insyaAllah akan melatih diri kita agar memiliki emosi yang lebih stabil. 
Hmm...tentang ucapan salam, saya rasa ini masalah tata bahasa tulisan saja, alangkah baiknya kita menuliskan sesuatu dengan lengkap, agar pembaca maupun lawan bicara kita menjadi paham maksudnya...begitu bund.
Wallahu'alaam bishshowwab

2.Ada seseorang yg taat ibadah, shalat wajib dan shalat sunnah, puasa senin kamis, tilawah setiap hari baca tafsirnya juga, selalu zakat dan sudah haji, tetapi kalau kita berdiskusi dgn beliau tapi pendapat kita tak sama dgn dia, beliau marah apalagi kalau kita bertahan dgn pendapat kita beliau bisa marah besar, beliau tentu sdh tahu & paham ttg menahan amarah tetapi mgp beliau sgt sulit utk menahan amarah, beliau sendiri mengakuinya, kenapa bisa spt itu? Mohon penjelasanya ustadzah

Jawaban:
Iya bunda....memang ada yang seperti itu, semakin tinggi dan semakin alim seseorang, maka godaan syaithan akan semakin hebat, maka dalam kasus seperti ini jangan pernah mengosongkan hati dari berdzikir kepada Allah swt. Hati seorang 'alim yang lalai menjadi sasaran empuk para syaithan untuk menggodanya.
Wallahu'alaam bishshowwab

3. Apabila kita sudah melakukan kebaikan,lalu setelah itu ada sesuatu yang memancing kita marah.. dan marah itu tidak bisa kita tahan . .
Apakah amalan kita sbelum nya akan gugur?

Jawaban:
Bunda....contohnya bagaimana?
Sering seringlah beristighfar agr Allah Swt berkenan mengampuni segala khilaf kita.


Walahu'alaam bishshowwab

Kita tutup saja majelis kita dengan hamdalah...

Istighfar...

Dan DOA penutup majelis:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Subhanaka Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik.
Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Must. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”.

Wassalamu'alaikum wr wb

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!