Kajian Online Hamba الله SWT
Jum’at, 5 Desember 2014
Narasumber : Ustadz Syaikhul
Muqorrobin
Rekapan Grup Nanda 123-124 (Siti)
Tema : Sabar
Editor
: Rini Ismayanti
SABAR
بسم الله والحمد لله
والصلاة والسلام علي رسول الله
ولاحولاولاقوة الابالله
Bersabarlah dengan Kesabaran yang Indah!
Tahukah kita, bahwa di antara induk akhlaq mulia yang diajarkan
agama yang
lurus ini adalah kesabaran?
Mungkin, kita telah memahami bahwa di antara metode pemecahan
berbagai permasalahan kehidupan adalah
kesabaran. Namun, makna sesungguhnya dari
sifat sabar telah terabaikan.
Saudariku fillah,
Mari sedikit kita selami makna kesabaran dalam pelbagai karya
Sang Pencipta. Perhatikanlah pembentukan janin hingga ia sempurna menjadi bayi
yang siap lahir. Fase-fase itu dilalui dengan bertahap hingga ia menjadi
sempurna. Sungguh, ia tidak menjadi sempurna dengan seketika.
Pernah ke kebun atau sawah? Lihatlah bagaimana aneka tanaman
bermula dari bibit, tumbuh sedikit demi sedikit, lalu menjadi hasil yang siap dipanen.
Renungkanlah, bukankah keimanan pada dalil telah meyakinkan kita
bahwa Allah menciptakan langit dan bumi
dalam 6 hari?
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي
سِتَّةِ أَيَّامٍ
"Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi
dalam enam masa, "
(al-A'raf: 54)
Subhanallah! Bukankah Allah Maha Kuasa untuk mencipta langit dan
bumi dalam sekejap? Tapi, seolah-olah Dia, dengan kemulian Dzat-Nya, ingin
mengajarkan manusia tentang kesabaran dan kebertahapan dalam kehidupan. Ternyata,
sifat sabar ini bukan hanya hak manusia, tapi juga melekat di alam semesta!
Allahu Akbar!
Saudariku fillah,
Di antara hikmah yang diajarkan para ulama adalah;
"Sesungguhnya jiwa adalah kendaraan setiap hamba. Dia akan
menaikinya
menuju surga atau menuju neraka. Tali kekangnya adalah sabar.
Jika engkau
meninggalkan dan melepaskan tali kekangnya, maka jiwamu akan
pergi
berpetualang ke mana saja ia kehendaki"
Inilah tali kekang kita, maka kita wajib menjaganya baik-baik,
jika tidak, maka kita tidak akan bisa menentukan, ke mana akhir tujuan kita.
Maka bersabarlah,
Dalam ketaatan kepada Allah. Dan hendaknya kita mengambil hikmah
dari sabarnya Bilal dalam siksaan majikannya demi mempertahankan tauhid.
Maka bersabarlah,
Dalam menjauhi maksiat terhadap Allah. Sebagaimana kisah
Nabiyullah Yusuf 'alayhissalam yang bersabar dalam penjara demi ajakan zina
seorang ratu.
Maka bersabarlah,
Dalam menghadapi taqdir ilahiyah. Karena ujung kesabaran adalah
bertambanya hidayah, menyempurnanya berkah, dan turunnya kasih dari Dzat
Penguasa Semesta (al Baqarah: 155-157)
Maka bersabarlah,
Dalam bergaul dengan manusia. Bukankah mukmin yang bersabar di
antara manusia lebih baik daripada yang mengasingkan diri dalam ibadah?
Sebagian akhowat yang ingin menyempurnakan hijabnya, dan
bercadar, sering bertanya tentang bagaimana meyakinkan orang tuanya yang masih
menolak. Walhamdulillah, ini adalah perkara yang sangat, sangat baik. Hijab
syar'i ditambah cadar akan menghalangi fitnah, menambah kemuliaan, menjaga kesucian,
dan bagian dari syiar atas sunnah.
Namun hendaknya kita memperhatikan, dalam agama yang luhur ini
ada bagian fikih yang disepakati, dan ada bagian yang dipersilisihkan. Hijab
syar'I yang longgar, tidak tembus pandang, menutupi seluruh tubuh kecuali
tangan dan wajah, adalah yang disepakati. Maka kita memperjuangkannya, sebagai bentuk
sabar dalam taat dan menjauhi maksiat.
Adapun cadar, adalah bagian yang diperselisihkan, sebagaimana asy-Syaikh
al-Albani telah menjelaskan dalam kitabnya Jilbab al-Mar-ah al-Muslimah (bahkan
beliau memilih pendapat tentang tidak wajibnya cadar).
Oleh karena itu, utamakanlah bakti kepada orang tua dalam hal
ini. Bukankah Suri Teladan kita shallallahu 'alayhi wasallam telah menyuruh
seorang sahabatnya untuk meminta izin orang tuanya saat hendak berjihad? Maka bandingkanlah
masalah jihad ini dengan masalah cadar...
Jika pun ingin tetap mengamalkannya, maka hendaklah dilakukan
setelah mendakwahkannya dengan lemah lembut kepada mereka.
Saudariku fillah,
“Seorang mukmin yang berbaur dengan masyarakat dan bersabar
terhadap
gangguan dari mereka, itu lebih besar pahalanya daripada mukmin
yang tidak
berbaur dengan masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan
mereka” (HR. Bukhari dan Ahmad, dishahihkan Al Albani)
Mari kuatkan sabar dalam akhlaq kita. Sabar dalam bakti kepada
kedua orang tua, dan mendakwahi keluarga. Sabar dalam memuliakan tetangga dan mengunjungi
mereka. Sabar dalam menebar kebajikan, walau hanya dengan memperbanyak kuah
masakan untuk berbagi, atau kerja bakti menyingkirkan sampah dari jalanan.
Bukankah itu semua tanda-tanda iman?
Sebagian kita, terkadang, "kebablasan" menegakkan
sunnah, tapi belum memberikan masyarakat hak-hak mereka. Tanpa pernah bergaul
banyak dengan tetangga dan keluarga, kita adalah orang yang rajin ke masjid,
selalu menghadiri majelis ilmu, lalu tiba-tiba penampilan kita berubah, cara ibadah
kita berubah.
Dan dengan segera, kita memaksakan orang-orang di sekitar
memahami kita. Padahal kita, telah tidak mau memahami mereka, dengan
meninggalkan kesabaran, dalam bergaul baik dengan mereka. Maka mereka pu
meninggalkan kita, disebabkan buruknya kesabaran kita, buruknya akhlaq kita.
Tidakkah kita takut?
"Sesungguhnya manusia yang paling jelek di sisi Allah pada
hari kiamat adalah seseorang yang ditinggalkan orang lain karena menghindari kejelekan(akhlaq)nya"
(HR. Bukhari dan Muslim)
Tidakkah kita berharap?
"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat
tempat duduknya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaqnya"
(HR. at-Tirmidzi, dishahihkan al-Albani)
Saudariku fillah,
Sungguh, kesabaran adalah kunci pertolongan dan kebersamaan
Allah dalam kehidupan kita.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ
إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (al
Baqarah 153)
Maka bersabarlah, dengan kesabaran yang indah...
فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا
(al Ma'arij: 5)
Allahu a'lam
Allahul musta'an
TANYA JAWAB
Q : Masya Allah materinya Ustadz tanya ya... kiat-kiat untuk
melatih kesabaran apa saja.. soalnya ane orangnya suka ngambekan hehehe
A : Untuk melatih kesabaran dengan menuntut ilmu syar'i dan menguatkan
keyakinan bahwa Allah lah satu satunya tumpuan, maka kita tidak akan terlalu
peduli pada cemoohan dan ujian kuatkan doa, banyakkan harap kepada Allah. maka
kita tidak akan mudah ngambek jika
dikecewakan manusia
Q : Ustad bagaimana caranya bersabar untuk menjaga diri dari
pergaulan tetangga yang tidak sesuai syariah,
contohnya saja tetangganya banyak yang suka merokok, nongkrong d pinggir jln dan ngerumpi. Apakah
lebih baik kita menghindar atau bagaimana ustad?
A : Yang terbaik adalah, bila mampu, mendakwahkan mereka. Jika
tidak, maka tetap bergaul dengan baik terhadap mereka. Bergaul tidak harus ikut
nongkrong dengan mereka. bisa dengan.sesekali mengantarkan makanan, memberikan
hadiah. menjenguk ketika sakit, dll. Sungguh, jalan tuk berakhlaq mulia banyak
dan beragam, jangan mudah tertutupi oleh keburukan seseorang. insyaAllah,
banyak yang bisa kita lakukan.
Q : Misalnya ni lagi sama temen, terus temannya itu ngomongin orang,
kita ingati malah dibilang sok kayak ustadzah. Itu sebaiknya sikap kita gimana
ustadz ?
A : Selain mengingatkan langsung, sebenarnya ada cr lain yang lebih
halus, yaitu kita mengarahkan pembicaraan yang berbeda. Misalnya diganti jadi
ngomongin harga-harga diskon di supermarket, jalan jalan.ke luar negeri,
mimpi-mimpi setelah.menikah... apalah gitu yang enak-enak. Klo tidak mampu
juga, ya tinggalkan saja dia, izin ke toilet
Q : boleh nanya lagi y ustadz,
klo ada tetangga yang senang berhutang tapi klw d tanyain utangnya malah
marah itu gimana ustad kita nanggapinnya?
A : Jika dia marah ketika diingatkan, maka masalahnya ada di dia. Tapi
kita
juga perlu melihat kondisinya. Jika ia memang dalam kondisi
sulit, maka lebih
baik kita yang berlapang dada. Atau mungkin bahasa kita
mengingatkan kurang baik terdengar oleh dia. Ini juga masalah komunikasi.
Kata-kata yang baik bagi kita, belum tentu baik juga ketika terdengar olehnya.
Selain itu, doakanlah ia
Q : Ustadz bisa kasih tips ga hehe bagaimana kiat kiat sabar dalam
menghadapi cobaan dari Allaah saya tahu hadiah itu ga harus trbungkus indah dan
itu brnamakan ujian dan dari ujian ujian itu secara tidak langsung Allaah
mendidik kita buat brsabar namun kadang kala sebagai seorang hamba kita msih
saja nggersulo kalau orang jawa bilangnya gitu atau biasa kita sbut belum
ikhlas..itu gimana yaa tips nya hehe
A : Maksudnya mungkin bukan ikhlas, tapi ridho ya... Dalam
kehidupan, wajar saja klo keridhoan kita belum sempurna, kita semua juga masih
pembelajar. jadi, yang penting adalah terus istiqomah walaupun terkadang ridho
kita belum sempurna. Bahkan, ketika ukhti wiwin merasa bersalah karena belum
sempurna ridhonya, justru itulah kebaikan. Berapa banyak manusia yang jauh dari
keridhoan terhadap ujian Allah, namun mereka tidak sadar, dan larut dalam
mencaci dan meratap.
Merasa bersalahnya ukhti adalah tanda hidayah. jaga itu, dan
tetap terus
maju, dengan menuntut ilmu dan beramal sholihah
Q : Ridho dan ikhlas itu beda yaa ustd?!
A : Beda ukhti. Ridho itu ketika kita menerima ketentuan Allah. Ikhlas
itu ketika kita beramal hanya berharap pada Allah. Klo ukhti memberi hadiah ke
orang lain, ukhti harus ikhlas. Klo ukhti menerima hadiah dari orang lain,
ukhti kudu ridho
A : Karena dalam keadaan apapun kesabaran memang harus di pupuk
dengan baik lalu ustadz gimana dengan sabarnya orang yang marah hehe dia marah
tapi sabar loww koq bisa yaa hehe
Q : Iya
ukhti, proses itu tidak akan berakhir sampai ruh berpisah dari jasad; menuntut
ilmu, mengamalkan ilmu, mendakwahkan ilmu, dan terus berulang, bersabar di atas
putaran itu. Hehehe.. klo marah berarti tidak sabar. kecuali marah lillah
misalnya ketika syariat Allah dilecehkan agar terpupuk kesabaran dalam jiwa, kuatkan
berharap padaNya. Klo hanya Dia tumpuan dan cinta kita, maka kita takkan marah
jika dikecewakan dunia..
اِزْهَدْ فِـي الدُّنْيَا ، يُـحِبُّكَ اللّٰـهُ ، وَازْهَدْ فِيْمَـا فِي
أَيْدِى النَّاس ، يُـحِبُّكَ النَّاس
“Zuhudlah terhadap dunia, niscaya engkau dicintai Allah dan
zuhudlah
terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya engkau dicintai
manusia.” (HR
Ibnu Majah, hasan)
Q : ustadz mau tanya lagi. Bagaimana caranya mempersatukan
keluarga yang awalnya baik-baik saja tapi karena adanya masalah keluarga tsb jadi
terpecah belah hingga bertahun tahun lamanya. Ada pihak A yang istilahnya
dijauhin itu selalu mncoba menjaga tali
silaturahmi tapi malah dianggap yang tidak-tidak. Malah pihak A menjadi yang dsudutkan.
Karena masalah itu walapun dia sudah mencoba untuk tetap berkunjung, memberi hadiah dsb. namun
semua perbuatan baik malah d anggap angin lalu, dan akhirnya
keluarga itu
pun seperti orang lain saja. bagaimana itu ustadz. Afwan kalau
pertanyaannya belibet.
A : Kasus seperti itu, alangkah baiknya jika pihak yang disudutkan
tetap
berakhlakul karimah terhadap keluarga yang memusuhinya. Namun
jika dirasa itu sangat berat baginya karena terus menerus spt itu, maka ia bisa
menguatkan doa pada Allah. Karena memang yang dapat membalikkan hati itu hanya
Allah.
Q : Mmhh ketika Allah menguji kita dengan memanggil salah satu
anggota keluarga itu sebaiknya kita ikhlas atau ridho ust?!
A : Saat itu, kata yang lebih tepat adalah ridho
Q : Gimana nasehatin jika ada orang yang bilang sabar koq trs
cape tahu hihihi itu gimana yaa ustadz. Hehe iyaa semisal gini kita lagi pada silahturahmi
sama sahabat sahabat trs kami cerita satu sama lain suatu ketika ada sahabat yang
merasa koq hidup gini gini ajaa trs kita nasehatin ga boleh begitu yang sabar
semua pasti ada pasang surutnya tapi dianya bilang sabar koq terus smpai kapan
coba hehehe
Q : Nyambung pertanyaan mbak, kadang ad juga yang blagi sabar itu
ada batasnya,,,menurut ust gimana??
A : sabar yang sebenarnya itu tidak berbatas.. ketika dia
membatasi, di situlah dia tidak sabar. Selayaknya, nasihat kesabaran juga dibarengi
nasihat solusi. ya memang kasian disuruh sabar terus, mana solusinya? hehe.. Setidaknya
ajak ia tuk sibuk dengan hal lain yang membuatnya fokus pada syukur, sehingga tidak
terlalu stress dengan sabarnya
Q : Tanya ustad. Cara meredam amarah? karena klo saya kecapean
dan diganggu cepet emosi. Tapi nanti setelah marah saya hanya bisa menyesal. Adakah
kiat khusus melatih kesabaran? Syukron ust.
A : Di antara cara melatih kesabaran saat kecapean, beristirahat
saja kalau
capek. Terkadang menghindari manusia, beristirahat sejenak, atau
tafakkur itu
sangat baik bagi jiwa.
Q : Ana juga mau tanya ust...bagaimana kiat-kiat sabar sebagai
menantu menghadapi mertua yang rewel atau yang tidak suka dengan kita..disini
ada kejadian karena kurang ridho dngan sikap mertua jadi akhirnya si menantu malahan
pulang ke rumah ortunya...
A : Coba dicari tahu ukh, mengapa mertua rewel. Jika diketahui
alasannya, maka insyaAllah, kita akan mudah mengatasinya. Jangan pula lupa tuk
bermusyawarah dengan suami dan kuatkan doa, karena doa adalah senjata orang
beriman
Q : Ust..mau tanya lagi,,gimana caranya sabar menghadapi ortu yang
keras kepala??ketika sodara dan anak menasehati tidak pernah mau tau,,
A : Coba cari orang ketiga yang dihormati orang tua tuk
berbicara baik-baik, pelan-pelan... Perubahan itu tidak instan, jangan langsung menasehati bagian yang bermasalah, tapi
coba perlahan-lahan mulai dari hal lain.. Jangan lupa, kuatkan doa dengan
sekuat-kuatnya
Q : ust.. mau nanya.. misal orangtua kita menilai sesuatu yang
tidak-tidak terus kita milih diam untuk bersabar dari pada kita ngomong tapi terbawa
emosi ketidaksetujuan tentang yang dinilai ortu itu apakah baik ust? terkadang
memang kita bisa memberitau dengan baik atau meluruskn dengan
baik apa yang salah dalam penilaian ortu tapi terkadang kita sedikit terbawa
jengkel karenaa yang dbhs benar-benar nyeleneh kalau kata orang jawa , atau sedikit
aneh gtu ust.. gimana ya ust. afwan klo kalimatnya kacau ust
A : Boleh berdiam. Itu baik. tambahkan doa yang kuat, agar
sakinah turun dalam keluarga ,melatih kesabaran dengan menuntut ilmu syar'i dan
menguatkan keyakinan bahwa Allah lah satu satunya tumpuan, maka kita tidak akan
terlalu peduli pada cemoohan dan ujian
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta
astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon
pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment