Kajian WA Hamba الله SWT
Rabu,
11 Februari 2015
Narasumber
: Ustadzah Pristia Wardanni
Tema:
Ar-Ridhaa
Editor:
Wanda Vexia
Grup
Ummi M4
Ridha
adalah hasil dari cintanya mukmin kepada Allah SWT. Cinta berarti menerima semua
keinginan dan tuntutan dari yang dicintainya (Allah SWT). Tuntutan dan kehendak
Allah SWT ini terdapat di dalam Al-Quran. Kehendak Allah SWT terhadap manusia,
alam semesta dan dari diri kita.
Kehendak
Allah SWT terhadap manusia yaitu diberikan ketentuan-ketentuan yang pasti
seperti qadha' dan qadar. Terhadap alam, Allah SWT menghendaki alam sebagai
kajian untuk dikaji dan mengambil manfaat darinya, juga menggambarkan kehebatan
dan kekuasaan Allah SWT di dunia.
Yang
Allah SWT kehendaki dari diri manusia adalah melaksanakan petun-jukNya, menjalankan
syariat dan iltizam. Dengan menerima semua ketentuan-ketentuan yang diberikan
kepada kita, alam dan yang dikehendaki dari kita, maka individu tersebut
beriman sebenarnya.
1. Ar-Ridhaa (Rela)
Ridha
merupakan buah dari rasa cinta seseorang mukmin terhadap Allah SWT. Fenomena
ridha adalah menerima semua kehendak dan kemauan Allah SWT tanpa reserve. Hal
ini terdapat dalam tiga dimensi. Ridha Allah SWT adalah harapan orang-orang
mukmin dan mereka rela berkorban untuk mendapatkannya.
Makna
ridha adalah menerima ketentuan Allah SWT atas dirinya. Sehingga apapun yang diputuskan
kepada dirinya akan ikhlas atau rela diterimanya sebagai sesuatu kebaikan atau
cobaan yang perlu dihadapinya.
“Dan di
antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan
Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”
(QS. Al-Baqarah:207)
“Dia memasukkan siapa yang dikehendakiNya ke
dalam rahmat-Nya (Surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang
pedih” (QS. 76:31)
2. Maa Araadallah (Apa yang Allah Kehendaki)
Kehendak
Allah SWT terhadap kita yaitu kejadian yang telah berlangsung, tidak dapat
dihindarkan, tidak diketahui sebelumnya (ghaib) seperti kelahiran, kematian,
pernikahan dan kehidupan dengan segala seginya seperti kekayaan, kemiskinan, kemenangan,
kekalahan, keimanan, kekafiran.
Semua
yang telah terjadi ini tidak mungkin berlangsung kecuali dengan kehendak Allah
SWT Semua kejadian apakah kebaikan maupun keburukan merupakan dari sisi Allah SWT,
misalnya kematian. Kita sebagai manusia wajib mengimani dan menerimanya.
Tak
ada seorangpun yang dapat menghindari rahmat Allah SWT dan kecelakaan yang dikenakanNya
pada seseorang. Kita pasrah dan ridha terhadap apapun yang diputuskan Allah
kepada kita. Setiap makhluk di tangan Allah SWT Iah ketentuan rezkinya.
Masing-masing makhluk termasuk manusia memiliki rezekinya yang telah ditentukan
oleh Allah SWT, sehingga setelah kita berusaha maka kita wajib menerima dengan
ikhlas berapapun rezeki yang diberiNya.
Semua
kejadian pada diri orang-orang mukmin adalah ketentuan Allah SWT bagi mereka
dan tidak ada satupun yang mampu mencegahnya.
“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
(QS. 4:78)
TANYA JAWAB
1.
Bunda, kalau hal buruk menimpa kita kadang dibilang itu kesalahan kita sendiri bukan
karena Allah yang menentukan. Maaf contoh buruk "perceraian"
misalnya. Nah, kalau kasusnya
seperti itu, gimana bun? Apakah benar? Atau
semua sebenarnya memang sudah digariskan Allah?
Jawab:
Semua yang dikehendaki Allah terkadang tidaklah sama seperti yang manusia inginkan
bun. Justru masalah perceraian adalah sesuatu hal yang tidak di sukai Allah.
Namun, perceraian pula merupakan jalan yang terbaik untuk kedua pihak. Yang penting
penyelesaian perceraian dengan cara yang syar’i dan tanpa emosi. Dan teruslah
memohon ampun pada Allah serta memohon petunjuk dari Nya.
2. Qada dan qadar ya bun? Rezeki kan sudah dipatok oleh Allah. Bisa dirubah ga dari usaha manusia?
Jawab: Tidak bisa di ubah, namun hanya bisa di maksimalkan. Jika dalam qada dan qadarnya saya sebagai pedagang maka tentu saja tidak dapat diubah. Namun dengan adanya usaha maka hasilnyapun maksimal.
3.
Jadi qada dan qadar itu sebenarnya sudah ketetapan juga ya bun?
Jawab:
Insya Allah seperti itu. Terkadang manusia punya rencana, namun rencana Allah
akan lebih indah. Contohnya, ketika kita akan menikah (sebenarnya kita mau
dengan laki-laki pilihan kita. Namun, seiring berjalannya waktu, Allah
menunjukkan bahwa laki-laki tersebut tidak shalih). Jelas kita pasti sakit
hati, galau dan patah hati. Namun, Allah menggantinya dengan yang lebih
baik karena kita mau menerima petunjuk dari Allah. Dan laki-laki pilihan Allah
lebih shalih dan bisa menjadi imam keluarga yang baik serta bertanggung jawab.
4. Tanda-tanda bahwa suatu kejadian itu ketetapan Allah atau bukan gimana ya? Takut salah mengambil keputusan.
Jawab: Begini.. Allah tidak akan memberikan petunjuk yang salah. Misalkan kita menginginkan sesuatu barang seperti tas. Dalam hati ingin sekali nafsu kita yang mau, namun seiring berjalannya lama kelamaan keinginan itu terhalang oleh kebutuhan yang paling urgent. Maka, sebenarnya itu salah satu pertanda dari Allah.
5. Bagaimana caranya kalau apa yang terlah terjadi sama kita itu di ridhoi Allah?
Kadang karena sesuatu tidak sesuai dengan harapan, kita pikir Allah tidak ridho.
Jawab: Tidak bunda. Ridho diatas adalah rela. Maka dari itu iman kita harus diasah terus bun. Agar kita bisa peka setiap musibah yang terjadi, itu merupakan bukti iman kita sedang di uji bun.
6. Ustadzah, musibah itu iman yang di uji apa teguran?
Jawab: Iman yang di uji sekaligus sebuah teguran. Keduanya balance.
7. Kalau kita di sakiti, di dzalimi, terus dalam hati kita mengucapkan ga akan pernah ridho danm akan mendapat balasan setimpal untuk orang yang menyakiti, Itu bagaimana?
Jawab: Istighfar bun. Allah saja ridho dan memberikan maaf serta taubat kita. Mengapa kita umatnya tidak bisa? Bisa jadi dosa bunda shalihah.
Jawab:
Kita kembali pada Allah bun. Berikanlah ridho serta maaf bunda. Karena kita
tidak tau hidup kita sampai kapan.
8. Kalau suami istri gak saling negur sapa alias diam-diaman lama itu gimana bun? Dan kalau anak dengan orang tua musuhan gak saling negur juga gimana ustadzah?
Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma
ba’du. Salah satu diantara prinsip yang diajarkan dan ditekankan dalam islam adalah menjaga persaudaraan sesama muslim. Karena itu, Allah memotivasi agar kaum muslimin berupaya menjadikan muslim yang lain sebagaimana layaknya
saudara.
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺇِﺧْﻮَﺓٌ ﻓَﺄَﺻْﻠِﺤُﻮﺍ ﺑَﻴْﻦَ ﺃَﺧَﻮَﻳْﻜُﻢْ
“Sesungguhnya hanya kaum muslimin yang bersaudara. Karena itu, berupayalah memperbaiki hubungan antara kedua saudara kalian..” (QS. Al-Hujurat: 10)
Bahkan
Allah ingatkan, diantara nikmat besar yang Allah berikan kepada para sahabat
adalah Allah jadikan mereka saling mengasihi, saling mencintai, padahal
sebelumnya mereka saling bermusuhan.
ﻭَﺍﺫْﻛُﺮُﻭﺍ ﻧِﻌْﻤَﺖَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺇِﺫْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺃَﻋْﺪَﺍﺀً ﻓَﺄَﻟَّﻒَ ﺑَﻴْﻦَ ﻗُﻠُﻮﺑِﻜُﻢْ ﻓَﺄَﺻْﺒَﺤْﺘُﻢْ ﺑِﻨِﻌْﻤَﺘِﻪِ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧًﺎ
“Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, kemudian Allah mempersatukan
hatimu, lalu jadilah kalian orang-orang yang bersaudara, karena nikmat Allah” (QS.
Ali imran:103)
Bahkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan hubungan persaudaraan
antara sesama muslim, ibarat satu jasad. Jika ada yang sakit, yang lain turut
merasakannya,
ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻓِﻲْ ﺗَﻮَﺍﺩِّﻫِﻢْ ﻭَﺗَﺮَﺍﺣُﻤِﻬِﻢْ ﻭَﺗَﻌَﺎﻃُﻔِﻬِﻢْ ﻣَﺜَﻞُ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﺇِﺫَﺍ ﺍﺛْﺘَﻜَﻰ ﻣِﻨْﻪُ ﻋُﻀْﻮٌ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﻟَﻪُ ﺳَﺎﺋِﺮُ ﺍﻟْﺠَﺴَﺪِ ﺑِﺎﻟﺴَّﻬَﺮِ ﻭَﺍﻟْﺤُﻤﻰ
“Perumpamaan kaum mukminin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka adalah bagaikan satu jasad, apabila satu anggota tubuh sakit maka seluruh badan akan susah tidur dan terasa panas.” (HR. Muslim 2586)
Akan
tetapi, membangun suasana persadauraan semacam yang diajarkan Islam, lebih
sulit ketimbang memindahkan gunung. Setan selalu berupaya memicu terjadinya
permusuhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
permusuhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﻗَﺪْ ﺃَﻳِﺲَ ﺃَﻥْ ﻳَﻌْﺒُﺪَﻩُ ﺍﻟْﻤُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺟَﺰِﻳﺮَﺓِ ﺍﻟْﻌَﺮَﺏِ، ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺘَّﺤْﺮِﻳﺶِ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ
“Setan (Iblis) telah putus asa untuk disembah oleh orang yang rajin
shalat di Jazirah Arab. Namun dia selalu berusaha untuk memicu permusuhan dan kebencian.” (HR. Muslim 2812 dan Ibn Hibban 5941)
Ketika
Iblis melihat kemajuan islam di akhir dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dia sudah putus asa, tidak mungkin kaum muslimin akan menyembahnya
(melakukan syirik) di jazirah arab. Karena mereka menjadi generasi yang sangat
kuat imannya.
Tapi
setan tidak tinggal diam, dia berupaya untuk memicu munculnya permusuhan
diantara mereka. Karena itu, sikap saling mendzalimi tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia.
Sikap
saling mendzalimi telah menyatu dan menjadi warna hidup manusia. Namun, islam
tidak membiarkannya. Islam menekan agar seminimal mungkin semacam ini bisa
terjadi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻟَﺎ ﻳَﺤِﻞُّ ﻟِﻤُﺴْﻠِﻢٍ ﺃَﻥْ ﻳَﻬْﺠُﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﻓَﻮْﻕَ ﺛَﻠَﺎﺙِ ﻟَﻴَﺎﻝٍ
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot (tidak menyapa)
saudaranya lebih dari 3 hari.” (HR. Bukhari 6237 dan Muslim 2560)
Anda
bisa perhatikan hadis di atas, Islam tidak melarang umatnya untuk membenci muslim
yang lain secara mutlak. Karena setiap muslim yang merasa telah didzalimi orang
lain, dia pasti akan membencinya. Dan tidak bisa serta merta memaafkannya.
Untuk itu, Islam memberikan batas toleransi selama 3 hari. Toleransi bagi gejolak
emosi yang itu menjadi tabiat manusia.
3
Ancaman Memboikot tanpa Aturan
Pertama,
Sebab Tertahannya Amal Memboikot sesama muslim tanpa alasan yang benar, menjadi
sebab Allah tidak memperkenankan amalan seseorang. Dalam hadis tentang
pelaporan amal setiap Kamis dan Senin, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan,
ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺈِﺛْﻨَﻴْﻦِ، ﻭَﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﺨَﻤِﻴﺲِ، ﻓَﻴُﻐْﻔَﺮُ ﻟِﻜُﻞِّ ﻋَﺒْﺪٍ ﻟَﺎ ﻳُﺸْﺮِﻙُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﺷَﻴْﺌًﺎ، ﺇِﻟَّﺎ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﺃَﺧِﻴﻪِ ﺷَﺤْﻨَﺎﺀُ، :ُﻝﺎَﻘُﻴَﻓ ﺃَﻧْﻈِﺮُﻭﺍ ﻫَﺬَﻳْﻦِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺼْﻄَﻠِﺤَﺎ، ﺃَﻧْﻈِﺮُﻭﺍ ﻫَﺬَﻳْﻦِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺼْﻄَﻠِﺤَﺎ، ﺃَﻧْﻈِﺮُﻭﺍ ﻫَﺬَﻳْﻦِ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺼْﻄَﻠِﺤَﺎ
“Pintu-pintu surga dibuka setiap hari senin dan kamis. Lalu diampuni selluruh hamba yang tidak berbuat syirik (menyekutukan) Allah dengan sesuatu apapun. Kecuali orang yang sedang ada permusuhan dengan saudaranya. Dikatakan: Tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai…” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwatha’ 5/1334, Ahmad 9119, dan Muslim 2565).
Kedua,
ancaman neraka jika belum damai sampai matiDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻟَﺎ ﻳَﺤِﻞُّ ﻟِﻤُﺴْﻠِﻢٍ ﺃَﻥْ ﻳَﻬْﺠُﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﻓَﻮْﻕَ ﺛَﻠَﺎﺙٍ، ﻓَﻤَﻦْ ﻫَﺠَﺮَ ﻓَﻮْﻕَ ﺛَﻠَﺎﺙٍ ﻓَﻤَﺎﺕَ ﺩَﺧَﻞَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭَ
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari 3 hari. Siapa yang memboikot saudaranya lebih dari 3 hari, kemudian dia meninggal maka dia masuk neraka.” (HR. Abu Daud 4914, dan dishahihkan Al- Albani).
Ketiga, boikot setahun sama dengan membunuhnya. Orang yang memboikot saudaranya tanpa alasan yang benar selama setahun, dosanya seperti menumpahkan darahnya. Dari Abu Khirasy As- Sulami radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻣَﻦْ ﻫَﺠَﺮَ ﺃَﺧَﺎﻩُ ﺳَﻨَﺔً ﻓَﻬُﻮَ ﻛَﺴَﻔْﻚِ ﺩَﻣِﻪِ
“Siapa yang memboikot saudaranya setahun, dia seperti menumpahkan darahnya.” (HR. Ahmad 17935, Abu Daud 4915, dan dishahihkan oleh Syuaib Al- Arnauth).
Memboikot
dalam Rangka Nasehat Boikot orang muslim, dalam rangka memberikan nasehat
kepadanya, bukanlah satu hal yang terlarang. Karena boikot termasuk salah satu
bentuk dakwah yang Allah ajarkan.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan seluruh sahabatnya, untuk
memboikot 3 orang (Ka’ab bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi’)
karena tidak ikut perang Tabuk.
ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺜَّﻠَﺎﺛَﺔِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺧُﻠِّﻔُﻮﺍ ﺣَﺘَّﻰ ﺇِﺫَﺍ ﺿَﺎﻗَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢُ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽُ ﺑِﻤَﺎ ﺭَﺣُﺒَﺖْ ﻭَﺿَﺎﻗَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﺃَﻧْﻔُﺴُﻬُﻢْ ﻭَﻇَﻨُّﻮﺍ ﺃَﻥْ ﻟَﺎ ﻣَﻠْﺠَﺄَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺇِﻟَّﺎ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺛُﻢَّ ﺗَﺎﺏَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻟِﻴَﺘُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻫُﻮَ ﺍﻟﺘَّﻮَّﺍﺏُ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢُ
“Terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka. Padahal bumi itu Luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya” (QS. At-Taubah: 118).
Tiga orang itu, diboikot oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabat sepulang beliau dari perang Tabuk. Hingga istri mereka diperintahkan untuk menjauhi suaminya. Peristiwa Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu dan mereka yang diboikot karena tidak mengikuti perang tabuk, menjadi alasan dibolehkannya boikot bagi orang yang melakukan maksiat atau ahli bid’ah.
Ath-Thabariy
mengatakan: “Kisah Ka’ab bin Malik
radliyallaahu ’anhu merupakan dalil pokok di dalam hajr (boikot) pelaku maksiat.”
Sementara
larangan saling membenci dan memboikot sesama muslim seperti yang disebutkan
dalam hadis di atas, berlaku untuk boikot karena masalah dunia, atau yang tidak
berhubungan dengan masalah agama.
Waliyud
Did Al-Iraqi mengatakan,
ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﻢ ﻣﺤﻠﻪ ﻓﻲ ﻫﺠﺮﺍﻥٍ ﻳﻨﺸﺄ ﻋﻦ ﻏﻀﺐ ﻷﻣﺮ ﺟﺎﺋﺰ ﻻ ﺗﻌﻠﻖ ﻟﻪ ﺑﺎﻟﺪﻳﻦ ، ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﻬﺠﺮﺍﻥ ﻟﻤﺼﻠﺤﺔ ﺩﻳﻨﻴﺔ ﻣﻦ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﺃﻭ : ﺔﻋﺪﺑ ﻓﻼ ﻣﺎﻧﻊ ﻣﻨﻪ ، ﻭﻗﺪ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﻬﺠﺮﺍﻥ ﻛﻌﺐ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﻭﻫﻼﻝ ﺑﻦ ﺃﻣﻴﺔ ﻭﻣﺮﺍﺭﺓ ﺑﻦ ﺍﻟﺮﺑﻴﻊ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻢ
Larangan
dalam hadis di atas, berlaku untuk boikot yang muncul karena marah dalam
masalah yang mubah, tidak ada kaitannya dengan agama. Adapun boikot karena
maslahat agama, seperti karena maksiat atau bid’ah, hukumnya tidak terlarang.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memboikot Ka’ab bin Malik,
Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi’. (Tharhu At-Tasrib, 8/353) Allahu a’lam
TANYA JAWAB
1.
Assalamu'alaikum ustadzah... Kadang-kadang tanpa sadar kita mengingat-ingat
masa lalu dan ada pikiran penyesalan. Andai saja dulu aku ambil jalan yang itu mungkin
aku udah begini begitu. Dosakah kita punya perasaan seperti itu ustdzah? Tapi setelah
itu tersadar bahwa inilah kehendak Allah. Segera baca istighfar.
Jawab: Betul bunda. Sebenarnya kita tidak boleh mengingat-ingat masa lalu. Namun, tanpa masa lalu kita tidak dapat menemukan jalan masa depan. Sudah betul bunda langsung beristighfar.
2. Ustadzah, terkadang sesekali saya suka teringat masa lalu tentang cara didikan dan sikap orang tua yang menurut saya salah kepada anak. Dan kadang kalau ingat saya benci dan kesal, sendiri, dan kadang pernah saat saya marah sama anak saya pun, saya teringat orang tua saya dulu memarahi saya, dan tak sadar saya meniru cara ortu memarahi saya kepada anak saya setelah itu saya menyesal dan beristighfar. Apakah saya berdosa besar kepada orang tua ustadz, yang dalam batin ini masih gak terima cara didikan orang tua yang keras, sering memojokkan, menyakiti hati, dan sebagainya. Afwan, saya gak bermaksud membuka aib saya cuma mau cari solusinya.
Jawab:
Bunda, tiap orang melalui masa-masa sulit. Saya pun mengalami masa seperti
bunda. Setiap saya ingin berpikir masa lalu saya, saya selalu
beristighfar. Ingat bunda, syaitan akan selalu membisiki kita dari segala cara
agar kita berdosa. Ingatlah kebaikan orang tua bun. Kita di sekolahkan, kita di
besarkan, kita dibelikan baju, kita dibelikan mainan, dan yang paling mudah
diingat adalah kita selalu diberikan makan oleh orang tua. Sejahat-jahatnya orang
tua, mereka adalah orang tua dan kita wajib berbakti kepada orang tua.
3. Alhamdulillah sampai orang tua meninggal pun saya msih merawat beliau-beliau. Terakhir ibu meninggal tahun 2012. Itu cuma fikiran emosi saya aja ustadz. Semoga saya terhindar dari syaitan yang membisikkan kejahatan, aamiin.
Jawab: Lekaslah taubat yang bersungguh-sungguh. Dan doakanlah orang tua kita selalu. Doa anak yang shaliha akan melancarkan proses di akhirat orang tua.
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Amiin....
Baiklah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum...
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment