Rabu, 11 Februari 2015
Ustadz Tribuana (Ma’iyatullah)
Editor: Wanda Vexia
Grup Admin M14 (Bd. Rumi & Bd. Dewi)
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya
dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada
Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa
mendapat dari petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan
barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan
Rasul-Nya. Ya Allah, semoga doa dan keselamatan tercurah pada Muhammad dan
keluarganya, dan sahabat dan siapa saja yang mendapat petunjuk hingga hari
kiamat.
Hari ini sy akan sharing materi tentang
Ma'iyatullah
Ma'iyatullah
➡Pengertian
Ma'iyatullah berarti
kebersamaan Allah. Allah selalu bersama dan mengawasi makhluk-Nya.
Ma'iyatullah terbagi
atas dua macam :
1. Ma'iyatullah
Umum: yaitu kebersamaan Allah yang
meliputi seluruh makhluknya, baik manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan,
muslim maupun kafir.
Kebersamaan Allah secara umum ini dapat
dibuktikan dengan adanya:
- Fenomena Petunjuk
Seluruh makhluk ciptaan,
Allah dari atom yang terkecil sampai benda yang paling besar, manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, semua mendapat petunjuk dari Allah dalam menjalani hidupnya.
Allah selalu bersama makhluk-Nya, ketika memberi petunjuk pada bayi untuk
menyusu pada ibunya, kepada anak ayam untuk mematuk ketika akan keluar dari
telurnya; ketika ayam betina membolak-balikkan telur yang sedang dieraminya;
juga ketika allah memberi petunjuk akar tumbuhan untuk menyerap sari makanan
dari dalam tanah.
- Fenomena pengabulan do'a
Seluruh manusia baik beriman maupun kafir,
pernah mengalami langsung fenomena ini. Ketika seseorang mengalami kondisi
kritis dalam fase kehidupannya yaitu ketika ia ditimpa musibah yang membuat
hatinya hancur, putus harapan, dengan serta merta ia memohon kepada Allah
dengan penuh harap dan cemas mengharapkan pertolongan-Nya, ketika itu pula
Allah mengabulkan doanya dan tiba-tiba musibah itu hilang.
Fenomena ini merupakan bukti kebersamaan
Allah dengan manusia pada umumnya. Merupakan sunatullah bahwa Dia harus
mengabulkan doa orang yang terjepit, jika Dia berkehendak, walaupun orang
tersebut orang kafir selama ia selalu berdoa kepada-Nya.
2. Ma'iyyatullah khusus: artinya
kebersamaan Allah yang ditujukan khusus untuk orang-orang yang beriman.
Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang beriman ialah berupa :
-Penjagaan dan pemeliharaan Allah
Berkata Abu Abbas
Abdullah bin Abbas r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Jagalah Allah, niscaya Ia akan menjagamu.
Jagalah allah, niscaya engkau mendapatkan-Nya di hadapanmu. Bila engkau
meminta, mintalah kepada Allah. Dan bila engkau meminta pertolongan, mintalah
pertolongan kepada Allah.." (HR.
Tirmidzi)
- Pertolongan dan
kemenangan dari Allah
يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱذْكُرُوا۟ نِعْمَتِىَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا۟ بِعَهْدِىٓ أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّٰىَ فَٱرْهَبُونِ
“Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk” (QS: Al-Baqarah Ayat: 40)
- Hakikat pertolongan dan kemenangan
itu sendiri ialah :
Hanya datang dari sisi
Allah . Orang yang dimenangkan Allah tidak mungkin bisa dikalahkan oleh
siapapun dan kapanpun meskipun seluruh isi bumi bersatu padu untuk
mengalahkannya. Begitu pula sebaliknya
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَٱسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّى مُمِدُّكُم بِأَلْفٍ مِّنَ ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ مُرْدِفِينَ
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut" (QS: Al-Anfaal Ayat: 9)
وَمَا جَعَلَهُ ٱللَّهُ إِلَّا بُشْرَىٰ وَلِتَطْمَئِنَّ بِهِۦ قُلُوبُكُمْ ۚ وَمَا ٱلنَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِندِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS: Al-Anfaal Ayat: 10)
ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّآ أَن يَقُولُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَٰمِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَٰتٌ وَمَسَٰجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا ٱسْمُ ٱللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ
“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS: Al-Hajj Ayat: 40)
Pertolongan Allah dapat
berupa kehancuran bagi orang-orang kafir, sebagaimana kehancuran kaum pendusta
para nabi dan rasul.
Kekalahan merupakan pertolongan yang
sebenarnya. Yang kita anggap sebagai kekalahan pada hakikatnya merupakan
pertolongan yang sebenarnya. Kekalahan tersebut dapat berupa terbubunuh, di
penjara atau dianiaya. Bukankah dengan terbunuhnya seorang mukmin dapat
dikatakan bahwa ia telah memperoleh syahadah dijalan Allah, seperti yang
dicita-citakannya?
وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki” (QS: Ali Imran Ayat: 169)
قِيلَ ٱدْخُلِ ٱلْجَنَّةَ ۖ قَالَ يَٰلَيْتَ قَوْمِى يَعْلَمُونَ
“Dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke surga". Ia berkata: "Alangkah baiknya sekiranya kamumku” mengetahui. (QS: Yaa Siin Ayat: 26)
بِمَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَ ٱلْمُكْرَمِينَ
“Apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan" (QS: Yaa Siin Ayat: 27)
قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَآ إِلَّآ إِحْدَى ٱلْحُسْنَيَيْنِ ۖ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ أَن يُصِيبَكُمُ ٱللَّهُ بِعَذَابٍ مِّنْ عِندِهِۦٓ أَوْ بِأَيْدِينَا ۖ فَتَرَبَّصُوٓا۟ إِنَّا مَعَكُم مُّتَرَبِّصُونَ
Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. Dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu" (QS: At-Taubah Ayat: 52)
Kemenangan kaum mukmin tidak dibatasi oleh
waktu dan tempat.
Waktunya terbentang
sejak kehidupan dunia hingga akhirat, dan tempatnya pun terbentang di seluruh
bumi Allah. Jika seorang penderita di suatu tempat, pada tempat lain dia akan
memperoleh kemenangan sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah SAW beserta para
sahabatnya (memeperoleh kemenangan ketika hijrah ke Madinah).
Karakteristik
orang-orang beriman yang akan mendapatkan pertolongan Allah adalah :
(a) Menjaga perintah, batasan dan hak-hak
Allah (HR. Tirmidzi) . (b) Kembali ke Islam yang murni seperti yang dibawa
Rasulullah SAW memelihara kemurnian Islam. (c) Selalu berdakwah dan
berjihad (d) Berbuat ikhsan (e) Tabah dan sabar dalam
menghadapi cobaan dakwah dan meyakini akan datangnya pertolongan Allah.
REFERENSI
Aqidah seorang muslim, Al-Ummah.
Al-Umr, Hakikat Pertolongan dan Kemenangan, GIP
Dr. Yusuf Qordhowi, Generasi Mendatang Generasi Yang Menang, GIP Said Hawwa, Allah, Pustaka Mantiq. Majalah Ishlah, No.56/Th.IV/1996, hal.32
Dr. Yusuf Qordhowi, Generasi Mendatang Generasi Yang Menang, GIP Said Hawwa, Allah, Pustaka Mantiq. Majalah Ishlah, No.56/Th.IV/1996, hal.32
TANYA JAWAB
1. Assalamualaikum... Ustadzah, kalau anak
kita bertanya mana Allah? Dimana Allah? Bagaimana kita memberi penjelasan yang
kira-kira dimengerti oleh anak tersebut? Syukron..
Jawab: Mari kita perhatikan firman Allah
Swt berikut
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas ´Arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan dia bersama kamu di mana saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS: Al-Hadiid Ayat: 4)
“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?. Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?” (QS: Al-Mulk Ayat: 16 - 17)
Dalam ayat ini sangat jelas bahwasannya
Allah Swt ada di langit bersemayam di atas ‘Arsy-Nya. Namun ilmu-Nya meliputi
segala yang ada di langit maupun di bumi. Ia mengetahui semua yang telah Ia
ciptakan dari awal hingga akhir tanpa terkecuali.
Ada lagi dalil dari hadits Mu’awiyah bin
Hakam, dikatakan bahwa suatu hari ia berniat membebaskan seorang budak wanita
sebagai kafarah. Lalu Ia bertanya kepada Rasulullah Saw, maka Rasulullah Saw
menguji budak wanita tersebut. Beliau bertanya: “Dimanakah Allah?” maka ia
menjawab: “Di atas langit.” Beliau bertanya lagi: “Siapa AKu?” maka ia
menjawab: “Anda utusan Allah.” Lalu beliau bersabda: “Bebaskanlah ia karena ia
seorang yang beriman.” (HR. Muslim)
Hal lain yang dapat
dijadikan dalil adalah fitrah manusia jika berdo’a maka hati dan fisiknya
mengarah ke atas (ke langit). Bahkan ini terjadi pada semua agama, termasuk
anak kecil yang keilmuannya masih cetek. Belum ditemukan, ada orang dari
agama manapun yang jika berdo’a ia mengarahkan hati dan fisiknya ke arah bawah
(tanah) atau ke samping kiri dan ke samping kanan.
Dengan firman Allah tersebut maka
tertutuplah segala pertanyaan menyimpang yang sengaja dihembuskan oleh setan ke
dalam dada manusia. Seperti pertanyaan bagaimana cara Allah duduk, atau
bagaimana bentuk ‘Arsy Allah dan lain sebagainya.
Kita umat Islam tidak
sepatutnya berfikir sejauh itu. Karena hal tersebut termasuk perbuatan yang
sia-sia dan dapat membahayakan diri kita. Cukup kita katakan bahwa Allah Maha
Suci dan tidak ada sesuatupun yang serupa dengannya. Pada zaman dahulu, Para
ulama sangat tegas menyikapi orang-orang yang suka mempermainkan Allah
Swt dengan pertanyaan-pertanyaan nyeleneh.
Seperti ketika Imam Malik ditanya oleh
seseorang dalam majelisnya tentang bagaimana cara Allah bersemayam ? maka
beliau menjawab: “Bagaimana caranya itu tidak pernah disebutkan (dalam
Al-Qur’an dan Al-Hadits), sedangkan istawa (bersemayam) itu sudah jelas
maknanya, menanyakan tentang bagaimananya adalah bid’ah, dan saya memandang
kamu (penanya) sebagai orang yang menyimpang, kemudian memerintahkan si penanya
keluar dari majelis.” (Dinukil dari terjemah Aqidah Salaf Ahabil Hadits).
Jadi tidak ada gunanya kita memaksakan
diri untuk memikirkan bentuk Allah karena ujung-ujungnya kita akan
tersesat. Akal manusia sangat terbatas, daya jangkaunya pun sangat
rendah. Ada jutaan misteri dalam hidup ini yang sejak dahulu hingga detik ini
belum bisa terjawab dan mungkin tidak akan terjawab hingga seluruh manusia
mati.
Contoh kecil, dalam ilmu matematika. Kita
mengenal apa yang disebut bilangan cacah, yaitu sebuah bilangan yang dimulai
dari 0,1,2,3, dan seterusnya. Setelah angka 9 ada angka 10, setelah angka 10
ada angka 11 hingga ratusan, jutaan, triliunan dan seterusnya. Lantas siapakah
yang dapat menjawab kapankah atau dimanakah ujung dari bilangan tersebut?
Kewajiban yang diperintah Allah Swt kepada
kita hanyalah meyakini bahwa Allah ada di langit, duduk bersemayam diatas
‘Arasy sesuai dengan apa yang dijelaskan Al-Qur’an dan Hadits Sahih tanpa
menggambarkan atau mempertanyakan teknisnya.
Bunda bisa menjelaskan dg contoh turunnya
hujan atau pergantian siang & malam
Siapa yang menyuruh
matahari dan bulan bergerak? Allah. Tapi Allah tidak bisa dilihat sekarang.
Nanti kalau sudah masuk Surga baru bisa melihat Allah.
2. Anak saya
yang usia 4 dan 6 tahun bingung melihat ada anak yang tidak bisa bicara
(tuna rungu) saya bilang "makanya nak kita harus bersyukur karena kita di
beri kesempurnaan oleh Allah" Anak saya ganti bertanya "kenapa kalau
Allah baik tapi kok ada anak yang gak bisa bicara? Waktu itu saya diam sejenak
karena saya mau menjawab itulah ketentuan Allah. Anak saya semakin banyak
bertanya. Kira-kira jawaban yang tepat untuk seusia anak saya bagaimana ya
ustadzah?
Jawab: Contoh alur pembelajaran. Berikut
ini akan saya rekatkan sebuah contoh alur pembelajaran. Saya sebut “contoh”
karena para Ibu (dan Ayah) bisa menyusun alur lain untuk diterapkan di rumah
masing-masing. Tentu saja, disesuaikan dengan usia, kemampuan, dan daya-tangkap
anak.
Usia
(tahun)
Materi
Keterangan
Usia Baru lahir – 2 bulan
Membiasakan anak dengan
lafal “Laa ilaha illallah”
- Bisikkan lafal ini di
telinga anak.
Usia 2 bulan – 6 bulan
Membiasakan anak dengan
lafal syahadat “asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan
rasulullah”
- Pada usia 2 bulan,
ketika anak digendong biasanya anak mulai lebih sering menatap ibunya.
- Tatap mata anak ketika
mengucapkan lafal tersebut.
- Lafal tersebut agak
panjang; bersabarlah membiasakan anak dengannya.
Usia 6 bulan – 1,5 tahun
Biasakan anak mendengar
lafal dzikrullah (tasbih, tahmid, takbir, tahlil) dan kalimah thayyibah
(istigfar, basmalah, isti’adzah, dan lain-lain)
Usia 1,5 tahun – 2 tahun
Mulai bertanya-jawab
dengan anak tentang “siapa Tuhanmu?”
- Disesuaikan dengan
kemampuan bicara anak.
- Tahap 1: orang tua
memberi pertanyaan sekaligus jawabannya (contoh: Ibu: “Usamah, siapa tuhanmu?
Allah”)
- Tahap 2: orang tua
memberi pertanyaan, anak diminta menjawabnya.
Usia 2 tahun – 2,5 tahun
- Mulai bertanya jawab
dengan anak tentang “siapa tuhanmu?”, “apa agamamu?”, “siapa nabimu?”
- Jawaban atas tiga pertanyaan
ini sekaligus sebagai jati diri bagi anak (Tuhannya, agamanya, dan
nabinya).
- Disesuaikan dengan
kemampuan bicara anak.
- Tahap 1: orang tua
memberi pertanyaan sekaligus jawabannya (contoh: Ibu: “Usamah, siapa tuhanmu?
Allah”)
- Tahap 2: orang tua
memberi pertanyaan, anak diminta menjawabnya.
- Mengajarkan rububiah
Allah (contoh: Allah yang ciptakan Usamah. Allah yang ciptakan Ummi. Allah yang
ciptakan Abi. Allah yang ciptakan pohon. Allah yang ciptakan kucing. dan
seterusnya)
- Biasanya pada usia ini
anak mulai lebih sering bertanya tentang objek di sekelilingnya, “Apa ini, Bu?”
- Mengajarkan rukun
islam.
- Mengajarkan rukun
iman.
- Diberikan bila
sekiranya anak memang sudah lancar berbicara.
- Setiap orang tua bisa
mempertimbangkan apakah materi ini akan memberatkan anak bila diberikan
bersamaan dengan materi “siapa tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu?”.
Usia 2,5 – 3 tahun
- Mengajarkan tauhid
asma’ wa sifat Allah.
- Mengaitkan kegiatan
sehari-hari dengan asma’ wa sifat Allah. Contoh:
* Anak makan berdiri.
“Allah Maha Melihat.
Kita malu kalau Allah melihat kita makan berdiri.”
* Anak enggan shalat.
“Allah cinta sama orang
yang rajin shalat.”
- Disesuaikan dengan
daya-tangkap anak.
- Ketika pertama kali
mengajarkan nama Allah atau sifat Allah ulangi hingga tiga kali.
- Beberapa asma’ wa
sifat Allah yang bisa coba diajarkan dalam rentang usia ini:
* Allah di atas ‘arsy.
* Allah Maha Melihat
* Allah Maha Mendengar
* Allah Cinta
* Allah Marah
- Mengajarkan keberadaan
surga dan neraka.
- Untuk mengajarkan
konsep targhib dan tarhib.
3. Ustadzah, dimasyarakat sekitar
saya (jawa) banyak yang islam taat tapi, masih ada yang mencampuradukan dengan
adat misalnya,memberi anak dingoblengke kalau mau keluar rumah, meminta syarat
dari kyai untung pancingan usaha. Padahal kyainya sendiri juga hafal Qur’an dan
kitab-kitab tapi masih juga memberi hukuman semacam rajam, apakah itu menyalahi
aturan? Dan apakah itu masuk dosa syirik? Jika benar bagaimana meyakinkan
dengan halus tanpa menggurui? Karena ilmu agama mereka juga lebih bagus dari
saya.
Jawab: Definisi
syirik adalah lawan kata dari tauhid, yaitu sikap menyekutukan Allah secara
dzat, sifat, perbuatan, dan ibadah. Adapun syirik secara dzat adalah dengan
meyakini bahwa dzat Allah seperti dzat makhlukNya. Akidah ini dianut oleh
kelompokmujassimah. Syirik secara sifat artinya seseorang meyakini bahwa
sifat-sifat makhluk sama dengan sifat-sifat Allah. Dengan kata lain, mahluk
mempunyai sifat-sifat seperti sifat-sifat Allah. Tidak ada bedanya sama sekali.
Sedangkan syirik secara
perbuatan artinya seseorang meyakini bahwa makhluk mengatur alam semesta dan
rezeki manusia seperti yang telah diperbuat Allah selama ini. Sedangkan syirik
secara ibadah artinya seseorang menyembah selain Allah dan mengagungkannya
seperti mengagungkan Allah serta mencintainya seperti mencintai Allah.
Syrik-syirik dalam pengertian tersebut, secara eksplisit maupun implisit, telah
ditolak oleh Islam. Karenanya, seorang muslim harus benar-benar berhat-hati dan
menghindar jauh-jauh dari syirik-syirik seperti yang telah diterangkan di atas.
Contoh bentuk-bentuk
syirik ada banyak. Di antaranya, pertama, menyembah patung atau berhala
(al-ashnaam). Allah swt. menyebutnya dalam ayat berikut ini.
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ حُرُمَٰتِ ٱللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ ۗ وَأُحِلَّتْ لَكُمُ ٱلْأَنْعَٰمُ إِلَّا مَا يُتْلَىٰ عَلَيْكُمْ ۖ فَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلرِّجْسَ مِنَ ٱلْأَوْثَٰنِ وَٱجْتَنِبُوا۟ قَوْلَ ٱلزُّورِ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta” (QS: Al-Hajj Ayat: 30)
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَٰٓأَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِى عَنكَ شَيْـًٔا
“Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?” (QS: Maryam Ayat: 42)
Menyembah matahari
adalah bentuk syirik yang kedua. Allah menolak orang-orang yang menyebah
matahari, bulan, dan atau bintang.
إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِى ٱلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُۥ حَثِيثًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتٍۭ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ أَلَا لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ´Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam” (QS: Al-A'raf Ayat: 54)
وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah” (QS: Fushshilat Ayat: 37)
Bentuk syirik yang
ketiga adalah menyembah malaikat dan jin.
وَجَعَلُوا۟ لِلَّهِ شُرَكَآءَ ٱلْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ ۖ وَخَرَقُوا۟ لَهُۥ بَنِينَ وَبَنَٰتٍۭ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۚ سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يَصِفُونَ
“Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan” (QS: Al-An'am Ayat: 100)
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ أَهَٰٓؤُلَآءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا۟ يَعْبُدُونَ
“Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?" (QS: Saba' Ayat: 40)
قَالُوا۟ سُبْحَٰنَكَ أَنتَ وَلِيُّنَا مِن دُونِهِم ۖ بَلْ كَانُوا۟ يَعْبُدُونَ ٱلْجِنَّ ۖ أَكْثَرُهُم بِهِم مُّؤْمِنُونَ
“Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu" (QS: Saba' Ayat: 41)
وَقَالَتِ ٱلْيَهُودُ عُزَيْرٌ ٱبْنُ ٱللَّهِ وَقَالَتِ ٱلنَّصَٰرَى ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ ٱللَّهِ ۖ ذَٰلِكَ قَوْلُهُم بِأَفْوَٰهِهِمْ ۖ يُضَٰهِـُٔونَ قَوْلَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِن قَبْلُ ۚ قَٰتَلَهُمُ ٱللَّهُ ۚ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
“Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?” (QS: At-Taubah Ayat: 30)
Bentuk syirik keempat
adalah menyembah para nabi, seperti Nabi Isa a.s. yang disembah kaum Nasrani
dan Uzair yang disembah kaum Yahudi. Keduanya sama-sama dianggap anak Allah.
Sesungguhnya telah
kafirlah orang-orang yang berkata,
لَقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ ٱلْمَسِيحُ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُۥ مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS: Al-Maidah Ayat: 72)
Bentuk syirik yang
kelima adalah menyembah rahib atau pendeta. Allah berfirman,
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”
Adi bin Hatim r.a.
pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai hal tersebut, seraya berkata,
“Sebenarnya mereka tidak menyembah pendeta atau rahib mereka.” Rasululah saw.
menjawab, “Benar, tetapi para rahib atau pendeta itu telah mengharamkan yang
halal dan menghalalkan yang haram, sementara mereka mengikutinya. Bukankah itu
tindak penyembahan terhadap mereka?”
Bentuk syirik yang
ke enam adalah menyembah Thaghuut.
Istilah thaghuut diambil dari katathughtaan artinya melampaui batas. Maksudnya, segala sesuatu yang disembah selain Allah. Setiap seruan para rasul intinya adalah mengajak kepada tauhid dan menjauhithaghuut. Allah berfirman,
Istilah thaghuut diambil dari katathughtaan artinya melampaui batas. Maksudnya, segala sesuatu yang disembah selain Allah. Setiap seruan para rasul intinya adalah mengajak kepada tauhid dan menjauhithaghuut. Allah berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ ٱلضَّلَٰلَةُ ۚ فَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (QS: An-Nahl Ayat: 36)
Dan tauhid yang murni
tidak akan bisa dicapai tanpa menghindar dari menyembah thaghuut. Allah
berfirman,
لَآ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَا ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS: Al-Baqarah Ayat: 256)
Allah
bangga dengan orang-orang beriman yang menjauhi thaghuut.
وَٱلَّذِينَ ٱجْتَنَبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ أَن يَعْبُدُوهَا وَأَنَابُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ لَهُمُ ٱلْبُشْرَىٰ ۚ فَبَشِّرْ عِبَادِ
“Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku” (QS: Az-Zumar Ayat: 17)
Bentuk syirik yang
ketujuh adalah menyembah hawa nafsu. Hawa nafsu adalah kecendrungan untuk
melakukan keburukan. Seseorang yang menuhankan hawa nafsu, mengutamakan
keinginan nafsunya di atas cintanya kepada Allah. Dengan demikian ia telah
mentaati hawa nafsunya dan menyembahnya. Allah berfirman,
أَرَءَيْتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ أَفَأَنتَ تَكُونُ عَلَيْهِ وَكِيلًا
"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi
pemelihara atasnya?" (QS: Al-Furqaan Ayat: 43)
أَفَرَءَيْتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِۦ وَقَلْبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِنۢ بَعْدِ ٱللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“Maka pernahkah
kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah
membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran
dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan
memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu
tidak mengambil pelajaran?” (QS: Al-Jaatsiyah Ayat: 23)
Macam-macam Syirik
Ada dua macam syirik, yaitu
syirik besar dan syirik kecil. Masing-masing dari kedua macam ini mempunyai dua
dimesi: zhahir (tampak) dan khafiy (tersembunyi).
Syirik besar
(asy-syirkul akbar) adalah tindakan menyekutukan Allah dengan makhlukNya.
Dikatakan syirik besar karena pelakunya tidak akan diampuni dosanya dan tidak
akan masuk surga. Allah berfirman,
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya” (QS: An-Nisaa Ayat: 116)
Syirik besar ini dibagi
dua dimensi: zhahir dan kafiy. Contoh syirik besat yang zhahir
adalah seperti menyembah bintang, matahari, bulan, patung-patung, batu-batu,
pohon-pohon besar, dan manusia (seperti menyembah Fir’un, raja-raja, Budha, Isa
bin Maryam, malaikat, jin dan Setan). Sementara yang khafiy bisa
dicontohkan seperti meminta kepada orang-orang yang sudah mati dengan keyakinan
bahwa mereka bisa memenuhi apa yang mereka yakini, atau menjadikan seseorang
sebagai pembuat hukum, menghalalkan dan mengharamkan seperti yang seharusnya
menjadi hak Allah swt.
Adapun syirik kecil
(asy-syirkul ashghar) adalah suatu tindakan yang mengarah kepada syirik, tetapi
belum sampai ke tingkat keluar dari tauhid, hanya saja mengurangi kemurniannya.
Syirik kecil juga dua dimensi: dzahir dan khafiy.
Yang zhahir bisa berupa lafal (pernyataan) dan perbuatan.
Contoh yang berupa lafal
adalah bersumpah dengan nama selain Allah dan mengarah ke syirik seperti
Termasuk lafal yang mengarah ke syirik pernyataan, “Kalau tidak karena Allah dan si fulan niscaya ini tidak akan terjadi.” Contoh yang lain adalah memberikan nama anak dengan Abdul Ka’bah dan lain sebagainya.
“demi Nabi, demi Ka’bah, demi kakek dan nenek.” Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda, “Man halafa bighairillahi faqad kafara wa asyraka (siapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka ia kafir dan musyrik).” (HR. Tirmidzi nomor 1535)
Termasuk lafal yang mengarah ke syirik pernyataan, “Kalau tidak karena Allah dan si fulan niscaya ini tidak akan terjadi.” Contoh yang lain adalah memberikan nama anak dengan Abdul Ka’bah dan lain sebagainya.
Adapun contoh syirik kecil zhahir yang berupa perbuatan seperti mengalungkan jimat dengan keyakinan bahwa itu bisa menyelamatkan dari mara bahaya. Syirik kecil yang khafiy biasanya berupa niat atau keinginan, seperti riya’ dan sum’ah. Yaitu melakukan tindak ketaatan kepada Allah dengan niat ingin dipuji orang. Seperti menegakkan shalat dengan tampak khusyu’ karena sedang di samping calon mertua. Seseorang berbuat seperti itu dengan harapan supaya dipuji sebagai orang shalih. Padahal di saat sendirian, shalatnya tidak demikian. Riya’ adalah termasuk dosa hati yang sangat berbahaya. Karena itu, Islam sangat memperhatikan sebab perbuatan hati adalah faktor yang menentukan bagi baik tidaknya perbuatan zhahir.
Allah berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُبْطِلُوا۟ صَدَقَٰتِكُم بِٱلْمَنِّ وَٱلْأَذَىٰ كَٱلَّذِى يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُۥ صَلْدًا ۖ لَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَىْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا۟ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir’ (QS: Al-Baqarah Ayat: 264)
Dalam sebuah hadits
Rasulullah saw. bersabda,
“Man samma’a sammallahu bihii, waman yaraa’ii yaraaillahu bihii (siapa yang menampakkan amalnya dengan maksud riya’ Allah akan menyingkapnya di hari Kiamat, dan siapa yang menunjukkan amal shalihnya dengan maksud ingin dipuji orang, Allah mengeluarkan rahasia tersebut di hari Kiamat).” (HR. Bukhari 11/288 dan Muslim nomor 2987)
Bahaya-bahaya Syirik
Perbuatan syirik sangat
berbahaya. Berikut ini beberapa bahaya yang akan menimpa orang-orang pelaku
syirik.
Pertama, syirik adalah
kezhaliman yang nyata. Allah berfirman,
Mengapa disebut kezhaliman yang besar?
Sebab dengan berbuat syirik seseorang telah menjadikan dirinya sebagai hamba
makhluk yang sama dengan dirinya yang tidak berdaya apa-apa.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar" (QS: Luqman Ayat: 13)
Kedua, syirik merupakan
sumber khurafat. Sebab, orang-orang yang meyakini bahwa selain Allah
–seperti bintang, matahari, kayu besar dan lain sebagainya– bisa memberikan
manfaat atau bahaya, berarti ia telah siap melakukan segala khurafatdengan
mendatangi para dukun, kuburan-kuburan angker, dan mengalungkan jimat di
lehernya.
Ketiga, syirik adalah
sumber ketakutan dan kesengsaraan. Allah berfirman,
سَنُلْقِى فِى قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلرُّعْبَ بِمَآ أَشْرَكُوا۟ بِٱللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِۦ سُلْطَٰنًا ۖ وَمَأْوَىٰهُمُ ٱلنَّارُ ۚ وَبِئْسَ مَثْوَى ٱلظَّٰلِمِينَ
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim” (QS: Ali Imran Ayat: 151)
Keempat, syirik
merendahkan derajat kemanusiaan si pelakunya. Allah berfirman,
حُنَفَآءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِۦ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَتَخْطَفُهُ ٱلطَّيْرُ أَوْ تَهْوِى بِهِ ٱلرِّيحُ فِى مَكَانٍ سَحِيقٍ
“dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh” (QS: Al-Hajj Ayat: 31)
Kelima, syirik
menghancurkan kecerdasan manusia. Allah berfirman,
وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰٓؤُلَآءِ شُفَعَٰٓؤُنَا عِندَ ٱللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّـُٔونَ ٱللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa´at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu)” (QS: Yunus Ayat: 18)
Keenam, di akhirat nanti
orang-orang musyrik tidak akan mendapatkan ampunan Allah dan akan masuk neraka
selama-lamanya. Allah berfirman,
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًۢا بَعِيدًا
“Sesungguhnya
Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia
mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah
tersesat sejauh-jauhnya” (QS:
An-Nisaa Ayat: 116)
Allah juga berfirman,
لَقَدْ كَفَرَ ٱلَّذِينَ قَالُوٓا۟ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلْمَسِيحُ ٱبْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ ٱلْمَسِيحُ يَٰبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُۥ مَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِ ٱلْجَنَّةَ وَمَأْوَىٰهُ ٱلنَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS: Al-Maidah Ayat: 72)
Sebab-sebab Syirik
Ada tiga sebab
fundamental munculnya prilaku syirik, yaitu al-jahlu (kebodohan), dha’ful iiman
(lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara membabi-buta).
Al-jahlu sebab pertama
perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam disebut dengan
masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang
salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cenderung
berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan
kecendrungan berbuat syirik semakin kuat. Dan biasanya di tengah masyarakat
jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama. Mengapa? Sebab mereka bodoh,
dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu bagaimana seharusnya mengatasi
berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ujung-ujungnya para dukun sebagai
narasumber yang sangat mereka agungkan.
Penyebab kedua perbuatan syirik adalah dha’ful iimaan (lemahnya iman). Seorang yang imannya lemah cendrung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar karena ingin segera kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk kepada para dukun untuk suapaya penampilannya tetap memikat hati orang banyak.
Taqliid sebab yang
ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-orang yang menyekutukan
Allah selalu memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek
moyang mereka. Allah berfirman,
وَإِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً قَالُوا۟ وَجَدْنَا عَلَيْهَآ ءَابَآءَنَا وَٱللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا ۗ قُلْ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِٱلْفَحْشَآءِ ۖ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: "Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya". Katakanlah: "Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji". Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS: Al-A'raf Ayat: 28)
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّبِعُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ قَالُوا۟ بَلْ نَتَّبِعُ مَآ أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ ۗ أَوَلَوْ كَانَ ءَابَآؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْـًٔا وَلَا يَهْتَدُونَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?" (QS: Al-Baqarah Ayat: 170)
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ وَإِلَى ٱلرَّسُولِ قَالُوا۟ حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ ءَابَآءَنَآ ۚ أَوَلَوْ كَانَ ءَابَآؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَلَا يَهْتَدُونَ
Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?. (QS: Al-Maidah Ayat: 104)
4. Jika
sekiranya kita melakukan sholat dhuha dengan keyakinan sholat dhuha adalah sholat
agar Allah memperlancar rezeki kita, apakah itu termasuk perbuatan syirik ya ustdzah?
Jawab :
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن
المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري
في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة
Arti Hadist ( ترجمة الحديث )
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang)
Jadi masalah apakah sholat dhuha nya menjurus ke arah syirik hanya orang yang sholat dan Allah yang tahu. Sebagaimana niat awal orang tersebut sholat
Wallahu a'lam
bish showwab
5. Jadi kalau pengen di tambah rezeki bukan berarti syirik dong ya. Kan setelah sholat dhuha ada doanya yang intinya mintan didekatkan dengan rezeki. Benar ga ya ustadzah?
Jawab: Ya betul. Karena memang disunnahkannya sholat dhuha agar rezeki kita bertambah. Rezeki bukan hanya uang aja lho ya.. Kesehatan, ketenangan hati, anak-anak sholih, pasangan hidup yang sholih dan lain-lain termasuk rezeki juga.
Janganlah kita berpikir pragmatis bahwa rezeki dari Allah itu hanya berupa harta benda saja. Wallahu a'lam bish showwab.
Janganlah kita berpikir pragmatis bahwa rezeki dari Allah itu hanya berupa harta benda saja. Wallahu a'lam bish showwab.
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Amiin....
Baiklah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum...
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment