Kajian WA Hamba الله SWT
Senin, 2 Februari 2015
Narasumber :Ustadz Tribuana
Editor : Wanda Vexia
Tema : Hukum Merayakan Hari Valentine
Admin Grup UMI M7 (Zuliyah & Wiwin)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
ِ
Boleh jadi tanggal 14
Februari setiap tahunnya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak
remaja, baik di negeri ini maupun di berbagai belahan bumi lainnya.
Sebab hari itu banyak dipercaya orang sebagai hari untuk mengungkapkan
rasa kasih sayang. Itulah hari Valentine, sebuah hari di mana
orang-orang di barat sana menjadikannya sebagai fokus untuk
mengungkapkan rasa ‘kasih sayang’, walau pun pada hakikatnya bukan kasih
sayang melainkan hari ‘making love’.
Dan seiring dengan
masuknya beragam gaya hidup barat ke dunia Islam, perayaan hari
valentine pun ikut mendapatkan sambutan hangat, terutama dari kalangan
remaja ABG.
Bertukar bingkisan valentine, semarak warna pink, ucapan
rasa kasih sayang, ungkapan cinta dengan berbagai ekspresinya,
menyemarakkan suasana Valentine setiap tahunnya, bahkan di kalangan
remaja muslim sekali pun.
Sejarah Valentine
Valentine’s Day
menurut literatur ilmiyah dan kalau mau dirunut ke belakang, sejarahnya
berasal dari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I
pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama
Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari
raya baru yang bernama Valentine’s Day.
The Encyclopedia
Britania, vol. 12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sebagai
berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M
Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi hari
perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.
Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Encylopedia
1998).
Keterangan seperti ini
bukan keterangan yang mengada-ada, sebab rujukannya bersumber dari
kalangan barat sendiri. Dan keterangan ini menjelaskan kepada kita,
bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani
secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno.
Sementara di dalam
tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari
besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis
(penyembah berhala) dari Romawi kuno.
Katakanlah, “Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 1-6)
Kalau dibanding dengan
perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya. Natal dan
Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Sehingga
seharusnya pihak MUI pun mengharamkan perayaan Valentine ini sebagaimana
haramnya pelaksanaan Natal bersama.
Fatwa Majelis Ulama
Indonesia tentang haramnya umat Islam ikut menghadiri perayaan Natal
masih jelas dan tetap berlaku hingga kini. Maka seharusnya juga ada
fatwa yang mengharamkan perayaan valentine khusus buat umat Islam.
Mengingat bahwa
masalah ini bukan semata-mata budaya, melainkan terkait dengan masalah
aqidah, di mana umat Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari
besar agama lain.
Valentine Berasal dari Budaya Syirik
Ken Swiger dalam
artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan, “Kata
“Valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti, “Yang Maha Perkasa,
Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan kepada Nimroe dan
Lupercus, tuhan orang Romawi”.
Disadari atau tidak
ketika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, berarti sama
dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini
merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik,
menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si “Cupid (bayi
bersayap dengan panah)” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa
matahari.
Disebut Tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu
wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan
segala hal yang berbau syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi.
Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan
aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal
atribut dan aksesoris hari valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa
cinta ini.
Walhasil, semangat Valentine ini tidak lain adalah semangat
yang bertabur dengan simbol-simbol syirik yang hanya akan membawa
pelakunya masuk neraka, naudzu billahi min zalik.
Semangat valentine adalah Semangat Berzina
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami
pergeseran sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat
dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen
dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang
ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling
sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan
praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta
kasih.
Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan
bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran,
bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan
seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh.
Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu
libido biasa.
Bahkan tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan
memaklumi putera-puteri mereka saling melampiaskan nafsu biologis dengan
teman lawan jenis mereka, hanya semata-mata karena beranggapan bahwa
hari Valentine itu adalah hari khusus untuk mengungkapkan kasih sayang.
Padahal kasih sayang
yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang barat memang tidak bisa
membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya
bercinta, seharusnya sedekar cinta yang terkait dengan perasan dan hati,
tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau bercinta adalah
melakukan hubungan kelamin alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia
pun mengalami distorsi parah.
Misalnya, istilah penjaja cinta. Bukankah penjaja cinta tidak lain adalah kata lain dari pelacur atau menjaja kenikmatan seks?
Di dalam syair lagu
romantis barat yang juga melanda begitu banyak lagu pop di negeri ini,
ungkapan make love ini bertaburan di sana sini. Buat orang barat,
berzina memang salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang. Bahkan
berzina di sana merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang.
Bahkan para orang tua
pun tidak punya hak untuk menghalangi anak-anak mereka dari berzina
dengan teman-temannya. Di barat, zina dilakukan oleh siapa saja, tidak
selalu Allah SWT berfirman tentang zina, bahwa perbuatan
itu bukan hanya dilarang, bahkan sekedar mendekatinya pun diharamkan.
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk" (QS. Al Isra’: 32)
Kasih Sayang Menurut Islam
Di dalam Islam tidak ada Valentine, sebab kata Valentine
itu merupakan istilah impor dari agama di luar Islam. Bahkan latar
belakang sejarah dan esensinya pun tidak sejalan dengan Islam.
Namun kalau yang anda
inginkan adalah perwujudan rasa kasih sayang menurut syariah Islam,
tentu saja Islam merupakan ‘gudang’ nya kasih sayang. Tidak sebatas pada
orang-orang terkasih saja, bahkan kasih sayang kepada semua orang.
Bahkan hewan pun termasuk yang mendapatkan kasih sayang.
Cinta kepada Kekasih
Kasih sayang kepada
orang terkasih pun ada di dalam Islam, bahkan menyayangi pasangan kita
dinilai sebagai ibadah. Ketika seorang wanita memberikan seluruh
cintanya kepada laki-laki yang dicintainya, maka Allah pun mencurahkan
kasih sayang-Nya kepada wanita itu. Hal yang sama berlaku sebaliknya.
Namun kasih sayang
antara dua insan di dalam Islam hanya terjadi dan dibenarkan dalam
ikatan yang kuat. Di mana laki-laki telah berjanji di depan 2 orang
saksi. Janji itu bukan diucapkan kepada si wanita semata, melainkan juga
kepada orang yang palingbertanggung-jawab atas diri wanita itu, yaitu
sang ayah. Ikatan ini telah menjadikan pasangan laki dan wanita ini
sebagai sebuah keluarga. Sebuah ikatan suami istri.
Adapun bila belum ada
ikatan, maka akan sia-sia sajalah curahan rasa kasih sayang itu. Sebab
salah satu pihak atau malah dua-duanya sangat punya kemungkinan besar
untuk mengkhianati cinta mereka. Pasangan mesra di luar nikah tidak lain
hanyalah cinta sesaat, bahkan bukan cinta melainkan birahi dan libido
semata, namun berkedok kata cinta.
Dan Islam kenal cinta di luar nikah, karena esensinya
hanya cinta palsu, cinta yang tidak terkait dengan konsekuensi dan
tanggung-jawab, cinta murahan dan -sejujurnya- tidak berhak menyandang
kata cinta.
Cinta kepada Sesama
Di luar cinta kepada pasangan hidup, sesungguhnya masih
banyak bentuk kasih sayang Islam kepada sesama manusia. Antara lain
bahwa Islam melarang manusia saling berbunuhan, menyakiti orang lain,
bergunjing, mengadu domba atau pun sekedar mengambil harta orang lain
dengan cara yang batil.
Bandingkan dengan peradaban barat yang sampai hari duduk di
kursi terdepat sebagai jagal yang telah membunuh berjuta nyawa manusia.
Bukankah suku Indian di benua Amerika nyaris punah ditembaki
hidup-hidup? Bukankah suku Aborigin di benua Australia pun sama
nasibnya?
Membunuh satu nyawa di dalam Islam sama saja membunuh semua
manusia. Bandingkan dengan jutaan nyawa melayang akibat perang dunia I
dan II. Silahkan hitung sendiri berapa nyawa manusia melayang begitu
saja akibat ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki?
Silahkan buka lembaran sejarah, siapakah yang dengan bangga
bercerita kepada anak cucunya bahwa nenek moyang mereka berhasil
membanjiri masjid Al Aqsha dengan genangan darah muslimin, sehingga
banjir darah di masjid itu sebatas lutut kuda?
Di awal tahun 90-an, kita masih ingat bagaimana Serbia
telah menyembelih umat Islam di Bosnia, anak-anak mati ditembaki. Bahkan
janin bayi di dalam perut ibunya dikeluarkan dengan paksa dan dijadikan
bola tendang. Bayangkan, kebiadaban apa lagi yang bisa menandinginya?
Sesungguhnya peradaban barat itu bertqanggung jawab atas
semua ini. Tangan mereka kotor dengan darah manusia, korban nafsu
angkara murka.
Kasih sayang yang sesungguhnya hanya ada di dalam Islam.
Sebuah agama yang terbukti secara pasti telah berhasil menjamin keamanan
Palestina selama 14 abad lamanya. Di mana tiga agama besar dunia bisa
hidup akur, rukun dan damai. Palestina baru kembali ke pergolakannya
justru setelah kaum yahudi menjajahnya di tahun 1948.
Bahkan gereja Eropa di masa kegelapan (Dark Ages) pun tidak
bisa melepaskan diri dari cipratan darah manusia, ketika mereka
mengeksekusi para ilmuwan yang dianggap menentang doktrin gereja.
Tanyakan kepadaGalileo Galilei, juga kepada Copernicus, apa yang
dilakukan geraja kepada mereka? Apa yang menyebabkan kematian mereka?
Atas dosa apa keduanya harus dieksekusi? Keduanya mati lantaran
mengungkapkan kebenaran ilmu pengetahuan, sedangkan ilmu
pengetahuandianggap tidak sesuai dengan kebohongan gereja.
Kalau kepada ilmuwan gereja merasa berhak untuk
membunuhnya, apatah lagi dengan orang kebanyakan. Lihatlah bagaimana
pemuda Eropa dikerahkan untuk sebuah perang sia-sia ke negeri Islam,
perang salib. Lihatlah bagaimana nyawa para pemuda itu mati konyol,
karena dibohongi untuk mendapatkan surat pengampunan dosa, bila mau
merebut Al Aqsha.
Sejarah kedua agama itu, berikut sejarah Eropa di masa lalu kelam dan bau anyir darah. Sejarah hitam nan legam…
Bandingkan dengan
sejarah Islam, di mana anak-anak bermain dengan bebas di taman-taman
kota, meski orang tua mereka lain agama. Bandingkan dengan sejarah
perluasan masjid di Mesir yang tidak berdaya lantaran tetangga masjid
yang bukan muslim keberatan tanahnya digusur. Bandingkan dengan
pengembalian uang jizyah kepada pemeluk agama Nasrani oleh panglima Abu
Ubaidah Ibnul Jarah, lantaran merasa tidak sanggup menjamin keamanan
negeri.
Siapakah yang
menampung pengungsi Yahudi ketika diusir dari Spanyol oleh rejim
Kristen? Tidak ada satu pun negara yang mau menampung pelarian Yahudi
saat itu, kecuali khilafah Turki Utsmani. Sebab meski tidak seagama,
Islam selalu memandang pemeluk agama lain sebagai manusia juga. Mereka
harus dilindungi, diberi hak-haknya, diberi makan, pakaian dan tempat
tinggal layak. Syaratnya hanya satu, jangan perangi umat Islam. Dan itu
adalah syarat yang teramat mudah. Maka kalau kita bicara cinta dan kasih sayang, Islam lah bukti nyatanya.
Pandangan Islam
Sebagai seorang muslim
tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu
saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?
Mari kita renungkan firman Allah swt
“Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya” (QS. Al-Isra : 36)
Dalam Islam kata
“tahu” berarti mampu mengindera (mengetahui) dengan seluruh panca indera
yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat
isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau
mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa,
kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang
membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam
Islam disebut Taqlid.
Hadist Rasulullah s.a.w:
"Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah SWT :
“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali Imran : 85)
Hal-hal yang harus diberi perhatian
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam
terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari
atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini
beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah 'Valentine Day'.
1. PRINSIP / DASAR
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta
jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk
Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang
dikaitkan dengankematian St. Valentine.
2. SUMBER ASASI
Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber
dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh
kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata,
tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan
tertolak.
Firman Allah swt dalam
Surah Al Baqarah ayat 120 :“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan
senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah :
“Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”.Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan
datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong
bagimu”.
3. TUJUAN
Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi
adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun.
Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine
seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan
kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan
menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang
Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah saw bersabda :
“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah swt
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)
Surah Al-Anfal ayat 63
yang berbunyi :
“…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sudah jelas ! Apapun
alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang
nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita
mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan.Kerana
kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.
Sudah berapa jauhkah
kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day
? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan
sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu
dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar
Rahman dan Ar Rohim.
Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
Lihatlah kebangkitan
Islam ! Lihatlah kerusakan-kerusakan yang ditampilkan oleh peradaban
Barat baik dalam media massa, televisi dan sebagainya. Karena
sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat
materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.
Mari Istiqomah (Berpegang teguh)
Perhatikanlah Firman Allah :
“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.
Semoga Allah
memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat
istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta
menjalankan ajarannya.
Tujuan dari semua itu
adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita
dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad
s.a.w.
Firman Allah s.w.t.:
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.
Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Amiin....
Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum...
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment