Al-Fudhail bin
‘Iyadh rahimahullah pernah berkata kepada seseorang: “Berapa usia yang telah
mendatangimu?” Orang itu menjawab: “60 tahun.” Al-Fudhail berkata: “Berarti
sejak 60 tahun engkau berjalan menuju Tuhanmu dan hampir-hampir engkau akan sampai
pada-Nya”. Mendengar hal itu, orang tersebut berkata: “Innalillahi wa inna
ilaihi raji`un. Al-Fudhail berkata lagi: “Tahukah engkau tafsir dari kalimat
yang engkau ucapkan? Ya aku tahu, bahwa aku adalah hamba Allah dan aku akan
kembali kepada-Nya. Al-Fudhail berkata: Maka siapa yang mengetahui bahwa dia
adalah hamba Allah dan dia akan kembali kepada-Nya, hendaklah ia mengetahui
bahwa ia akan dibangkitkan di hadapan Allah kelak. Dan siapa yang tahu bahwa ia
akan dibangkitkan, maka hendaklah ia mengetahui bahwa ia akan ditanya, dan
siapa yang tahu ia akan ditanya maka hendaklah ia mempersiapkan jawaban.” Orang
itu menangis dan kemudian bertanya: “Lalu apa jalan keluarnya?” Al-Fudhail
menjawab: “Mudah.” “Apa itu?” tanya laki-laki tersebut. Al-Fudhail berkata:
“Engkau berbuat baik pada umurmu yang tersisa, niscaya akan diampuni bagimu apa
yang telah lewat, karena bila engkau berbuat jelek dengan umurmu yang tersisa
engkau akan disiksa karena kejelekan yang telah lalu dan yang akan engkau perbuat dalam sisa umurmu.” (Jami`ul Ulum, 2/383)
Baik kita mulai kajiannya ya....
Dua Seruan
Allah
“Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang
berisi seruan khusus kepada orang yang beriman, karenanya menjadi amat penting untuk kita perhatikan. Allah swt. Berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS: Al-Baqarah Ayat: 172)
Berdasarkan ayat di atas, ada duaseruan
Allah swt. Untuk orang yang beriman, yaitu sebagai berikut.
1. MAKAN YANG BAIK
Makan merupakan kebutuhan manusia
yang paling utama. Namun, kita tidak di benarkan memakan sesuatu tanpa mempertimabngkan
aspek hukumnya. Itu sebabnya, Allah swt. Menekankan kepada kita untuk makan yang
halal dan thayyib (baik). Rezeki yang thayyib menurut ash-shabuni dalam tafsir
ahkamnya adalah rezeki yang halal, maka setiap yang dihalalkan Allah adalah rezeki
yang baik dan setiap yang diharamkan Allah adalah rezeki yang buruk.
Makan yang halal dan thayyib memiliki
dua maksud. Pertama, memakan makanan yang secara hukum memang telah
dihalalkan seperti memakan daging sapi, kambing, kerbau, ayam dan sebagainya.
Kedua, memaka makanan yang diperoleh dengan cara yang halal ini, artinya meskipun
pada dasarnya jenis yang di makan itu dihalalkan, dia bisa menjadi haram
manakala memperolehnya dengan cara yang tidak halal.
Dengan demikian, mencari rezeki
didalam islam tidak diperbolehkan dengan menghalalkan segala cara, apalagi sampai
menggunakan jalur hukum untuk menghalalkan sesuatu yang tidak halal.
Allah berfirman,
وَلَا تَأْكُلُوٓا۟ أَمْوَٰلَكُم بَيْنَكُم بِٱلْبَٰطِلِ وَتُدْلُوا۟ بِهَآ إِلَى ٱلْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا۟ فَرِيقًا مِّنْ أَمْوَٰلِ ٱلنَّاسِ بِٱلْإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS: Al-Baqarah Ayat: 188)
2. BERSYUKUR
Bersyukur bukanlah sekedar
mengucapkan terima kasih atau Alhamdullillah kepada Allah swt. Tetapi
memanfaatkan kenikmatan itu untuk mengabdi kepada-Nya sehingga kenikmatan akan
terus bertambah, baik dari segi jumlah maupun rasa dalam arti betapa terasa
banyak kenikmatan itu meskipun sebenarnya sedikit.
Allah berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS: Ibrahim Ayat: 7)
Karena bersyukur kepada Allah swt.
Dalam kapasitas sebagai mukmin merupakan sesuatu yang sangat penting, maka
setan terus berupaya semaksimal mungkin agar manusia tidak bersyukur kepada
Allah swt.. tekad setan untuk membentuk manusia yang tidak bersyukur
dikisahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an,
ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَٰنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَٰكِرِينَ
“kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS: Al-A'raf Ayat: 17)
Demikian materinya yaa. Jika ada
pertanyaan dipersilahkan...
TANYA - JAWAB
1. Ustadz, saya saat kerja di Taiwan
majikan saya non Muslim. Yang ingin saya tanya kan, apakah gaji saya termasuk
uang halal atau haram? Terimakasih atas jawabannya.
Jawab : Halal
2. Ustadz, tadi dijelaskan bahwa makanan
yang baik dari segi hukum dan cara perolehannya. Apa hukum seseorang
menghindari salah makanan karena bisa berefek pada kesehatan. Padahal ia jelas
halal dan baik. Apa termasuk mengkufuri nikmat?
Jawab: Tidak baik menurut orang belum
tentu baik buat dia...misal ada penyakit gula. Dia tidak mengharamkan tapi cuma
menghindari saja.
3. Ustadz, dulu waktu masih kecil saya
kena penyakit kulit yang sulit sembuh. Sama orang tua, saya dikasih makan
daging anjing dan sembuh sakit kulitnya. Bagaimana hukumnya itu ustadz? Apa yang
harus saya lakukan untuk saat ini? Apakah dalam darah saya selamanya mengalir
barang yang haram?
Jawab: Tidak. Bu Tri belum faham.
Jadi ga ada dosa. InsyaAllah.
4. Ustadz, misalkan ada seseorang yang
bertugas untuk membagi srsuatu, barang tadi sisa kemudian dibagi untuk panitia
apa hukumnya? Atau misalkan disebuah yayasan dapat jatah sabun, odol dan
lain-lain tiap bulan dan barang selalu tersisa padahal sudah diberikan sesuai kebutuhan.
Barang yang sudah keluar biasanya ga dikembalikan, karena sudah jatahnya
dan tiap bulan juga selalu ada jatah terus sejumlah yang sama memang kadang
pas kadang sisa. Misal sisa itu dikumpulkan kmdian dibagi untuk petugas
hukumnya apa? Jika dilelang hasil uang diberikan makanan diberikan mereka
(anak-anak yayasan/instansi terkait,) boleh ndak ustadz?
Jawab: Boleh. Cari yang paling
bermanfaat nya luas.
5. Ustadz, seandainya kita pakai
uang bunga/uang pinjam bank untuk membuat rumah dan bisnis. Karena keadaan itu
gimana langkah selanjutnya?
Jawab: Ya balikin. Masa pinjem ga
dibalikin. Pake usaha yang bener. Keluarin shodaqohnya.
6. Ustadz, masih boleh kalau
kepepet, seandainya sudah merasa cukup kita berhenti untuk kerja di bank/financial?
Karena kita tau gak boleh/ haram. Apakah kita harus menggatikan uang
sebesar yang kita pakai selama ini/bekerja? Ataukah cukup mengeluarkan infak,
sodaqoh perbulannya?
Jawab: Iya boleh. shodaqoh aja...
7. Maaf ustazah kalau shodaqoh itu apa
saja ? Apa termasuk memberi uang pengamen, ngasih uang lebih ke pembantu?
Jawab: Iya, itu shodaqoh
8. Ustadz, apakah ketika kita lupa
tidak meniatkan atas apa yang kita kasih ke orang amalan tersebut tidak sampai
ke kita?
Jawab: Niat ga harus diucapkan
9. Kalau jakat mall kita berikan
kesaudara kandung kita apakah boleh?
Jawab: Pahala dapet insyaAllah....
10. Bagaimana pahala shodaqoh ? Apa
beda dengan infaq?
Jawab: Kalau ga mampu (masuk
mustahiq) boleh bu
11. Ustadz, kalau kita beri sedekah
sambil kita omongin ke orang yang kita beri sedekah agar mendokan kita misal
saya memberi sedekah ke A sambil saya ucapakan bu doa kan ya biar saya dapat
momongan. Ada yang berpendapat bahwa sedekah kita itu gak dapat pahala dari
Allah tapi cuman dapat doa dari ibu yang kita beri sedekah dan omongan seperti itu tidak di bolehkan.
Jawab: Boleh.
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu."
----------------------------------
Senin, 4 Maret 2014
Narasumber : Ustadz Kaspin Nur
Tema: 2 Seruan Allah SWT
Grup M1 Bunda
Admin : Bd. Meita dan Bd Marpiah
Editor: Wanda Vexia
Kajian Online WA Hamba اللَّهِ SWT
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment