Saya ndak
mengikuti soal 'as', tapi diskusi hari ini terkait itu. Saya akan masukkan
bahan diskusinya yaaa.
"Bekerja itu dengan prinsip lima as," kata beliau. Suaranya jernih. "Pertama, ikhlas. Jadikan semua itu bermuara kepada Allah. Lalu kerja keras. Kita optimalkan seluruh kemampuan fisik kita. Mujahadah. Lalu, cerdas. Kerja harus menggunakan siasat, perencanaan, kemampuan otak. Jangan lupa, kerja harus tuntas. Dan akhirnya, tutup dengan evaluasi, atau mawas." (Ustadzah Yoyoh Yusroh)
Duhai ummahatul mukminin sekalian.. Apapun peran kita saat ini: single mom, working mom, household mom, entrepreneur mom, dan sebagainya.. Kita coba gunakan prinsip kerja ikhlas, kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja mawas.
Dalam hal
ini, berarti kita menjadi pribadi yang:
itqon –
profesional dan
muntijah
– menghasilkan apalagi ditambah dengan
berbarokah
- penuh keberkahan dari Allah
TERMOTIVASI-LAH
Motivasi
adalah semangat yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Ibnu
Qayyim berkata,
“Tanda-tanda benarnya keinginan keras adalah jika keinginan dan perhatian seseorang adalah Ridha Rabbnya dan bersiap siaga setiap saat untuk berjumpa dengan-Nya, dia akan menyesal atau gusar apa bila waktu berlalu bukan dalam keridhaan Dia. Segala hal urusannya, kesibukannya adalah dia tidak menaruh perhatian dan harapan kepada selain Allah baik dikala siang atau malam.”
Al-Mutabbi
berkata,
“Jika kamu mempunyai kemampuan untuk mengungguli ulama dan ahli zuhud, maka lakukanlah. Mereka adalah laki-laki biasa, kamu juga seperti mereka (laki-laki biasa). Orang yang hanya duduk-duduk saja tidak mau berusaha meningkatkan kualitas dirinya disebabkan rendahnya semangat dan rendahnya kemauan. Sadarlah kamu berada di tengah-tengah medan kompetisi waktu berjalan begitu cepatnya janganlah kamu terus-terusan bermalas-malasan! Segala hal yang terlepas dan terlewat hanyalah disebabkan kamu ini malas-malasan, segala sesuatu yang kamu gapai itu karena kamu mau berusaha dan bersungguh-sungguh. Perumpamaan semangat dalam hati seperti gejolak air dalam tungku yang dipanaskan.”
Setiap
orang memiliki ujiannya masing-masing..
Ada yang
diuji kesabaran
Ada yang
diuji keuangan
Ada yang
diuji kekayaan
Ada yang
diuji kemarahan
Ada yang
diuji dengan lisannya
Ada yang
diuji dengan pekerjaannya
Dan
sebagainya ..
Bolehkah
kita berkeluh? Boleh.. Mengadulah pada Allah. Tapi
ingat selalu: Laa
yukallifuLlaahu nafsan illaa wus'ahaa..
Be
professional, be muntijah, be ikhlas with what you are doing now.. Duhai para
bunda..
TANYA - JAWAB
1. Ustadzah,,
dalam menghadapi ujian sudah seharusnya kita ikhlas. Namun kadang karena hawa nafsu
dan keegoisan serta kurangnya pengetahuan dan tipisnya iman maka kadang kala
menyalahkan keadaan Sebenarnya sikap seperti apa yang harus dilakukan agar bisa
kuat dan ridho dengan ujian yang Allah berikan ustadzah?
Jawab :
Sederhananya: 'selalu sadar'. Menjaga ke'sadar'an ini yang sulit. Diantaranya
sadar berupa 'husnudzon (berbaik sangka)' pada Allah. Ketika kita sedang
'tidak sadar' maka kita membiarkan yang lain menguasai diri kita. Apa saja yang
bisa menguasai diri kita? Ada 3 induknya, banyak cabangnya..
Induknya:
-keterikatan hati dengan selain Allah - menyebabkan kesyirikan
-keterikatan hati dengan selain Allah - menyebabkan kesyirikan
-mengikuti
emosi - menyebabkan kedzaliman terhadap diri sendiri maupun orang lain
-mengikuti
syahwat - menyebabkan zina mata, zina hati, zina pikiran, dan sebagainya.
Jadi, ketika
diuji, pastikan diri ini 'sadar', berpikir jernih, husnudzon sama Allah, lalu
kembalikan semua pada diri kita: apakah kita bermaksiat sehingga begini
sulitnya, apakah kita pernah mendzolimi orang lain sehingga begini rumitnya,
dsb. Kemudian perbanyak istighfar.
Semoga
Allah mudahkan semua urusan kita. Wallahu a'lam
2. Lalu
untuk "husnudzon" caranya seperti apa ustadzah?
Jawab: Husnudzon
kita sama Allah berarti kita nggak berpikiran bahwa Allah menelantarkan kita,
bahwa Allah sangat kejam, bahwa Allah tidak adil.. Nastaghfirullah al 'adziim..
Na'uudzubillah min haadzihil fikroh..
3.
Ustadzah, terkadang kalau duji oleh Allah, bisa sja kita lebih dekat, tapi
orang-orang disekitar kita bawaannya mengeluh dan uring-uringan. Gimna ya
menyadarkan orang-orang disekitar kita agar lebih mendekat diri pada Allah,
bukan malah marah pada Allah
Jawab :
Sebaliknya kita berpikir bahwa ujian ini adalah bentuk kasih sayang Allah,
bahwa Allah ingin menaikkan derajat kita, bahwa bersama kesulitan ini ada
kemudahan..
Sulit
kalau kita mencoba mengingatkan ketika dia sedang dalam kesulitan sedangkan
kondisi imannya juga belum baik. Yang efektif adalah pada kondisi 'sadar'nya.
Dengan saling menasihati di kala hepi maupun setelah ujian datang.
4.
Ustadzah, benarkah kita tidak bisa mintakan ampun untuk orang lain?
Rasulullah pernah menangis ketika lewat makam ibunya, sahabat bertanya, “kenapa?” Beliau menjawab “ku menangis bukan karena teringat, tapi karena aku minta ijin untuk minta ampun atas ibuku, tapi Allah menolak”
Rasulullah pernah menangis ketika lewat makam ibunya, sahabat bertanya, “kenapa?” Beliau menjawab “ku menangis bukan karena teringat, tapi karena aku minta ijin untuk minta ampun atas ibuku, tapi Allah menolak”
Jawab:
مَا كَانَ لِلنَّبِىِّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن يَسْتَغْفِرُوا۟ لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوٓا۟ أُو۟لِى قُرْبَىٰ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَٰبُ ٱلْجَحِيمِ
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.” (QS: At-Taubah Ayat: 113)
Dari
tafsir ibnu katsir surah At-Taubah ayat 113 dijelaskan bahwa ayat ini turun ada
2 sebab: (1) Ketika Rasulullah SAW memintakan ampunan atas paman beliau, Abu
Thalib (HR.
Bukhari & Muslim); (2) Ketika Rasulullah SAW memintakan ampunan atas
ibunda beliau, Aminah (HR. Ahmad).
وَمَا كَانَ ٱسْتِغْفَارُ إِبْرَٰهِيمَ لِأَبِيهِ إِلَّا عَن مَّوْعِدَةٍ وَعَدَهَآ إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥٓ أَنَّهُۥ عَدُوٌّ لِّلَّهِ تَبَرَّأَ مِنْهُ ۚ إِنَّ إِبْرَٰهِيمَ لَأَوَّٰهٌ حَلِيمٌ
“Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (QS: At-Taubah Ayat: 114)
Surah
Attaubah ayah 113 dan 114 dengan secara eksplisit melarang kita untuk berdoa
memintakan ampunan untuk orang-orang musyrik yang sudah meninggal dan berlepas
diri dari mereka. Sedangkan memintakan ampunan selama mereka masih hidup,
diperbolehkan.
3 pahala
yang terus mengalir bahkan setelah kita meninggal: anak shalih yang mendoakan
orangtuanya, shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat. Meminta ampun untuk orang
tua yang beriman dan orang-orang beriman yang sudah meninggal, diperbolehkan.
Diantara doanya adalah:
رَبَّنَا ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ ٱلْحِسَابُ
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". (QS: Ibrahim Ayat: 41)
وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَٰنِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (QS: Al-Hasyr Ayat: 10)
Wallahu
a'lam
5.
Ustadzah, setiap apapun yang kita lakukan kan harus karena Allah dan
ikhlas. Termasuk bekerja. Yang saya tanyakan bekerja untuk mencari penghasilan,
itu bagaimana ? Niat nya yang harus diperbarui ?
Jawab: Seperti
yang kita tahu semua..
Innamal a'maalu binniyaat wa innamaa
likullimri-in maa nawaa..
“Setiap amal itu tergantung niat-niatnya dan setiap urusan akan mendapatkan apa
yang ia niatkan.”
Contoh
sederhana “Makan”
Niat 1:
kenyang
Niat 2:
kenyang, sehat
Niat 3:
kenyang, sehat, ibadah
Kita akan
dapatkan apa yang kita niatkan.
Termasuk
bekerja.
Niat:
dapat penghasilan - ya dapat
Kalau
niatnya dihias lagi, ditambah, diperindah, akan lebih baik.
6. Jadi
dari ulasan di atas sebaiknya kalau kita mau ngasih nasehat ke orang lebih saat
dia 'sadar'. Mungkin setelah masalah mereda. Terus sebaiknya apa yang kita
lakukan saat masalah sedang berkecamuk ustadzah?
Jawab:
Kita tetap coba tenangkan. Diminta sabar, ikhlas, Insya Allah akan baik
nantinya. Layani curhatannya/konsumsi psikisnya, layani konsumsi fisiknya. Coba
sadarkan, jaga emosinya supaya tidak berlebihan. Sepertinya itu.. Tafadhdholy
jika ada yang menambahkan..
7. Saya
pernah mendengar, jika seseorang bersalah kemudian dia menyesali kesalahan nya,
Allah akan mengampuni orang tersebut meski tanpa kifarat (penebusan). Di lain
sisi ada juga pendapat yang mengatakan, tidak akan meninggal seseorang sebelum
menebus semua perbuatan nya. Jika dia berbuat baik maka akan mendapat balasan
kebaikan dan jika dia berbuat jahat akan mendapat balasan kejahatan pula.
Gimana ustadzah penjelasannya tentang itu?
Jawab: Seperti
yang pernah kita bahas sebelumnya. An nadamu taubatun - penyesalan adalah
taubat. Jadi dengan menyesal saja, tandanya dia sudah bertaubat. Dan ketika
ditambah dengan bertekad tidak melakukan lagi serta membenci perbuatan buruk
itu, berarti taubat kepada Allahnya semakin lengkap.
Terkait
kaffarat dosa.. Wah kalau kita buka-buka haditsnya kita akan sangat tercengang
bunda ummu sekalian. Betapa Maha Rahiim Allah. Selain musibah dan sakit yang
bisa menjadi kaffarat. Sholat lima waktu kita menjadi penghapus dosa yang
dilakukan diantaranya. Puasa kita menjadi penghapus dosa juga. Shodaqoh kita.
Dzikir pagi petang kita. MasyaAllah. Betapa luar biasanya Allah. Bahkan ketika
kita melakukan kebaikan, bisa menghapus keburukan yang telah kita lakukan.
Dalam
sebuah hadits pun kita dikatakan akan pasti masuk surga (aamiiin). Asalkan
tidak melakukan kesyirikan. Man laqiyaLlah laa yusyriku bihii syai-an dakholal
jannah.
Terkait
tidak akan meninggal seseorang sebelum menebus kesalahannya- sepertinya saya
perlu mencari referensi tentang ini. Karena ketika dihisab, setiap orang masih
memiliki catatan kebaikan dan kesalahan. Dan di sinilah diperlihatkan seberapa
bernilai catatan kebaikan kita.
8. Ustadzah,
saya pernah dengar dan saya sendiri sering berucap..
Bahwa "Bila kita berbuat baik pada orang lain sekecil apapun itu pasti suatu saat pasti kebaikan itu akan kembali ke diri kita, begitupun sebaliknya, bila kita jahat dan mendholimi orang lain maka hal sama yang akan menimpa kita juga. Benarkah begitu ustadzah?
Bahwa "Bila kita berbuat baik pada orang lain sekecil apapun itu pasti suatu saat pasti kebaikan itu akan kembali ke diri kita, begitupun sebaliknya, bila kita jahat dan mendholimi orang lain maka hal sama yang akan menimpa kita juga. Benarkah begitu ustadzah?
Jawab: Ya bunda.. Kebaikan sebesar dzarrah ada balasannya, kejahatan sebesar dzarrah pun ada balasannya..
9. Kalau
saya terlanjur berbuat jahat dan dholim apa yang harus saya lakukan ustadzah?
Selain minta maaf pada yang bersangkutan dan juga taubat pada Allah.
Jawab: Sebenarnya
terkait taubat terhadap sesama manusia sudah komplit dengan mengembalikan
haknya, seperti yang kita sudah pahami brrsama. Lalu, masih galau? Perbanyak
berbuat baik, bun.. Cari tahu dulu bun apa penyebab galaunya.. Lalu selesaikan
masalah itu. Apakah masalahnya nyata dan bisa diselesaikan atau karena pengaruh
hormonal aja, makanya jadi lebih sensitif.
Kalau
galaunya di pikiran saja, banyak bun, obatnya.. Ada Al-Qur’an, dzikir, doa
minta sama Allah supaya tidak galau lagi serta alihkan dengan kegiatan yang positif
---------------------------------
4 Maret
2015
Narasumber
: Ustdzah Ahyani
Tema: Bekerja
dengan prinsip lima AS
Notulen: Ratih
Editor:
Wanda Vexia
Kajian Online Hamba Allah SWT
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment