Kajian Online WA Hamba الله SWT
Selasa,
29 September 2015
Narasumber : Ustadz Endri Nugraha
Rekapan Grup Nanda 101
Tema : Syakhsiyah Islamiyah (Zara
Marzani)
Editor : Rini Ismayanti
ADAB-ADAB BAGI ORANG SAKIT DAN YANG MENJENGUK
ORANG SAKIT
Adab-Adab Bagi Orang Sakit
1.
Selayaknya bagi yang terkena musibah baik yang terkena itu dirinya, anaknya
atau selainnya untuk mengganti ucapan mengaduh pada saat sakit dengan
berdzikir, istighfar dan ta’abbud (beribadah) kepada Allah, karena sesungguhnya
generasi Salaf -semoga Allah memberikan rahmat kepada mereka- tidak suka
mengeluh kepada manusia, karena meskipun mengeluh itu membuat sedikit nyaman,
namun mencerminkan kelemahan dan ketidakberdayaan sedangkan bila mampu bersabar
dalam menghadapi kondisi sakit tersebut, maka hal itu menunjukkan pada kekuatan
pengharapan pada Allah dan kemuliaan.
2.
Bagi orang yang sakit boleh untuk mengadu kepada dokter atau orang yang dapat
dipercaya tentang sakit dan derita yang dialaminya, selama itu bukan karena
kesal maupun keluh kesah.
3.
Hendaknya meletakkan tangannya pada bagian yang sakit kemudian mengucapkan do’a
dari hadits (yang shahih) seperti:
بِسْمِ
اللهِ.
“Dengan
menyebut Nama Allah (tiga kali).”
Kemudian
mengucapkan sebanyak tujuh kali:
أَعُوْذُ
بِاللهِ
وَقُدْرَتِهِ
مِنْ
شَرِّ
مَا
أَجِدُ
وَأُحَاذِرُ.
“Aku
berlindung kepada Allah dan kepada kekuasaan-Nya dari keburukan apa yang aku
temui dan aku hindari.” [HR. Muslim no. 2022 (67)]
4.
Berusaha untuk meminta kehalalan atas barang-barang yang masih menjadi
tanggungannya, barang yang menjadi hutangnya atau yang pernah dirampas dari
pemiliknya, menuliskan wasiat dengan menjelaskan apa-apa yang merupakan
miliknya, hak-hak manusia yang harus dipenuhinya, juga wajib baginya untuk
mewasiatkan harta-harta yang bukan merupakan bagian dari warisannya, tanpa
merugikan hak-hak warisnya.[1]
5.
Tidak boleh menggantungkan jampi-jampi, jimat-jimat, dan semua yang mengandung
kesyirikan.[2]
Namun
disyari’atkan baginya untuk mengobati sakitnya dengan ruqyah dan do’a-do’a yang
disyari’atkan (do’a dari al-Qur-an dan as-Sunnah).[3]
6.
Hendaknya bersegera untuk bertaubat secara sungguh-sungguh dengan memenuhi
syarat-syaratnya[4] dan senantiasa memperbanyak amalan shalih.
7.
Bagi orang yang sakit hendaknya berhusnuzhzhan (berprasangka baik) kepada Allah
dan berusaha mendekatkan diri kepada-Nya dengan menggabungkan antara takut dan
pengharapan, serta disertai amalan yang ikhlas. Hal ini berda-sarkan sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ
يَمُوْتَنَّ
أَحَدُكُمْ
إِلاَّ
وَهُوَ
يُحْسِنُ
الظَّنَ
بِاللهِ.
“Janganlah
seorang di antara (menginginkan) kematian kecuali dalam keadaan berprasangka
baik kepada Allah.” [HR. Muslim no. 2877, Abu Dawud no. 3113]
Adab-Adab Bagi Orang Yang
Menjenguk Orang Sakit
1.
Hendaknya dalam mengunjungi orang yang sakit diiringi dengan niat yang ikhlas
dan tujuan yang baik. Seperti misalnya yang dikunjunginya adalah seorang ulama
atau teman yang shalih, atau engkau mengunjunginya dalam rangka untuk beramar
ma’ruf atau mencegah kemunkaran yang dilakukan dengan lemah lembut atau dengan
tujuan memenuhi hajatnya atau untuk melunasi hutangnya, atau untuk meluruskan
agamanya atau untuk mengetahui tentang keadaannya. Sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ
عَادَ
مَرِيْضاً
أَوْ
زَارَ
أَخاً
لَهُ
فِي
اللهِ
أَيْ
فِيْ
سَبِيْلِ
اللهِ
نَادَاهُ
مُنَادٍ
بِأَنْ
طِبْتَ
وَطَابَ
مَمْشَاكَ
وَتَبَوَّأْتَ
مِنَ
الْجَنَّةِ
مَنْزِلاً.
“Barangsiapa
mengunjungi orang yang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah atau di
jalan Allah, akan ada yang menyeru kepadanya, ‘Engkau telah berlaku mulia dan
mulia pula langkahmu (dalam mengunjunginya), serta akan kau tempati rumah di
Surga.” [HR At Tirmidzi]
2.
Hendaknya memperhatikan situasi dan kondisi yang sesuai ketika hendak menjenguk.
Janganlah memberatkan orang yang dijenguk dan pilihlah waktu yang tepat. Jika
orang yang sakit dirawat di rumah hendaknya meminta izin terlebih dahulu
sebelum menjenguknya, mengetuk pintu rumahnya dengan pelan, menundukkan
pandangannya, menyebuntukan perihal dirinya, dan tidak berlama-lama karena bisa
jadi itu dapat membuatnya lelah.
3.
Hendaknya orang yang menjenguk mendo’akan orang yang sakit dengan kesembuhan
dan kesehatan. Hal ini berdasarkan hadits berikut ini:
إِذَا
دَخَلَ
عَلَى
مَنْ
يَعُوْدُ
قَالَ:
لاَ
بَأْسَ
طَهُوْرٌ
إِنْ
شَاءَ
اللهُ.
“Apabila
beliau mengunjungi orang yang sakit, beliau berkata, ‘laa ba’-sa thahuurun
insyaa Allaah (tidak mengapa semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih, insya
Allah).’” [HR. Al-Bukhari]
4.
Mengusap bagian yang sakit dengan tangan kanan dan mengucapkan:
اللَّهُمَّ
رَبَّ
النَّاسِ
أَذْهِبِ
الْبَأْسَ
وَاشْفِ
أَنْتَ
الشَّافِيْ
لاَ
شِفَاءَ
إِلاَّ
شِفَاؤُكَ
شِفَاءً
لاَ
يُغَادِرُ
سَقَماً.
“Ya
Allah, Rabb pemelihara manusia, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah,
Engkau-lah Yang Mahamenyembuhkan, tidak ada kesembuhan melainkan hanya
kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan sedikitpun penyakit.”
[HR. Al-Bukhari dan Muslim]
5.
Hendaknya menundukkan pandangan (tidak menatap dengan tajam), sedikit bertanya,
menunjukkan belas kasih kepada yang sakit, menasehatinya untuk senantiasa
bersabar terhadap penderitaan sakitnya karena hal itu mengandung pahala yang
besar dan mengingatkan agar tidak berkeluh kesah karena hal tersebut hanya akan
menimbulkan dosa dan menghilangkan pahala.
6.
Apabila melihat orang yang tertimpa cobaan musibah dan penyakit hendaklah
berdo’a dengan suara yang pelan untuk keselamatan dirinya, do’a tersebut
adalah:
اَلْحَمْدُ
ِللهِ
الَّذِيْ
عَافَانِيْ
مِمَّا
ابْتَلاَكَ
بِهِ
وَفَضَّلَنِيْ
عَلَى
كَثِيْرٍ
مِمَّنْ
خَلَقَ
تَفْضِيْلاً.
“Segala
puji bagi Allah Yang menyelamatkan aku dari musibah yang Allah timpakan
kepadamu. Dan Allah telah memberikan kemuliaan kepadaku melebihi orang banyak.”
[HR. At-Tirmidzi]
REKAP
TANYA-JAWAB
Q
: Terkait no 1 yang untuk orang sakit. Kalo ditanya kabar jawabnya gimana?
A
: Dijawab dengan menyampaikan penyakitnya, tanpa mendramatisir, mengeluh, atau
mengaduh berlebihan
Q
: Assalamu'alaikum ustad, saya pernah mendengar kalau kita membesuk orang sakit
maka malaikat akan mendokan kita sampai sore hari, klo ga salah ada hadisnya
benar apa tidak tad?
A
: Rasulullah صلى الله
عليه
و
سلم
bersabda:
إِذَا
عَادَ
الرَّجُلُ
أَخَاهُ
الْمُسْلِمَ
مَشَى
فِيْ
خِرَافَةِ
الْجَنَّةِ
حَتَّى
يَجْلِسَ
فَإِذَا
جَلَسَ
غَمَرَتْهُ
الرَّحْمَةُ،
فَإِنْ
كَانَ
غُدْوَةً
صَلَّى
عَلَيْهِ
سَبْعُوْنَ
أَلْفَ
مَلَكٍ
حَتَّى
يُمْسِيَ،
وَإِنْ
كَانَ
مَسَاءً
صَلَّى
عَلَيْهِ
سَبْعُوْنَ
أَلْفَ
مَلَكٍ
حَتَّى
يُصْبِحَ.
“Apabila seseorang menjenguk
saudaranya Чαπƍ muslim (yang
sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan Surga
sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan kepadanya rahmat dengan
deras. Apabila menjenguknya di pagi hari maka tujuh puluh ribu malaikat
mendo’akannya agar mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya
di sore hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat
hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dengan
sanad shahih).
Q
: Saya pernah mendapat situasi dimana ada tetangga yang tetap menjelek jelekan
tetangga lain yang sedang sakit, Bagaimana hukumnya ustadz..??
A
: Beritahu ke dia, bahwa perbuatan itu merugikan dirinya sendiri. Karena
menambah dosa & bisa kena ke kita. Dan Kita gak usah ikut-ikutan.
Q
: Tanya lagi ustad, kalau misal sakit trus ada yang brikhtiar mencari
kesembuhan datang ke para ustad dengan di beri air putih plus di suruh
mengamalkan beberapa amalan dari suroh2 di al qur'an bagaimana hukum nya tad?
Pas sakit berat kita tidak bisa menjalankan shalat nah setelah sembuh apa kita
wajib menqodo sholatnya? Misal jumlah nya lupa berapa waktu yang di tinggalkan
bagaimana cara nya tad klo misal harus menqodo?
A
: Penyembuhan supranatural hanya boleh dengan "ruqyah ma'tsurah",
yaitu pengobatan yang diajarkan Nabi SAW.
Diantaranya : air putih yang dibacakan Al Quran.
Shalat harus
dijalankan oleh seorang Muslim ketika masih sadar. Jika sakit berat, walaupun
sadar dia harus shalat sesuai kemampuan. Jika sudah tidak sadar seperti :
hilang ingatan, koma, baru boleh tidak shalat & tidak usah diqadha
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dpatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment