Pengertian Al-Qur’an (Ta’riful Qur’an)
Baiklah sahabat Quran hamba Allah
Kajian kali ini akan kami buka ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ
Baiklah sahabat Quran hamba Allah
Kajian kali ini akan kami buka ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ
Puji syukur kehadirat
Allah ﻋﺰّﻭﺟﻞّ atas sgla nikmat iman islam dan iman ukhuwah dan berjuang
di jalan yang Allah tunjuki keridhoanNya. Sehingga dengan rahmat dan
karuniaNya shingga kita bisa berjumpa dalam kajian pagi menjelang siang
di M111 Semoga dengan mengharap berkah dan ridho Allah yang Maha Kuasa
maka untuk keilmuan kita untuk lebih baik lagi dalam bertaqarrub kepada
Allah, menguatkan Azzam dlm shaff hamba Allah yg di cintaiNya
memaksimalkn insan ber energi menyemaikan kebaikan dg damai rahmat bagi
semesta dalam berukhuwah indah hingga akhirat yg berujung dan bersemai
jannah yang indah. Aamiin
Shalawat dan salam
terlantun spesial untuk baginda Muhammad ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ , yg
berahklak mulia dg alquranul kariim, meski dijamin masuk surga oleh
Allah, beliau terus berakhlaq quran dg istimewanya. Hingga ibunda Aisyah
RA mengatakan beliau Alquran yang berjalan. Masya Allah. Apkah kita yg
blm dijamin Allah masuk surga hny berhrp dlm doa agr surga bersma kita,
akan berhnti dalam melakukan kebaikan tnpa Alquran? Mari kita
berbekal Quran dan Sunnah. Mari bersama Perkuat ukhuwah islamiyah
menuju jannah dg petunjuk kitabullah dan i' tiba sunnah oleh qudwah kita
Rasulullah aamiin ya Allah
MUKADIMAH
Pemahaman kaum muslimin ¾ secara umum ¾ terhadap al-Qur'an masih parsial (juz’i). Hal itu menyebabkan Al-Qur'an belum difungsikan secara menyeluruh dan utuh. Sebagian masyarakat memahami al-Qur'an sebagai obat (syifa) saja, maka mereka memfungsikannya hanya sebatas sebagai penyembuh. Sehingga, Al-Qur'an baru dekat dengan orang-orang yang sakit, sekarat atau sudah meninggal. Padahal al-Qur'an sebenarnya lebih dibutuhkan oleh orang-orang yang sehat. Sebagian yang lain hanya memahami al-Qur'an sebagai kitab bacaan yang pahalanya besar. Pemahaman yang terbatas ini mendorong masyarakat merasa puas setelah hanya membaca al-Qur'an. Pemungsian al-Qur'an oleh masyarakat sangat dipengaruhi oleh pengetahuan (tashawur) dan persepsi mereka terhadap al-Qur'an itu sendiri. Hal inilah yang membuat pengenalan terhadap al-Qur'an menjadi sangat penting.
1. Pengertian al-Qur'an (ta’riful Qur’an)
Para ulama tafsir al-Qur'an dalam berbagai kitab ‘ulumul qur’an, ditinjau dari segi bahasa (lughowi atau etimologis) bahwa kata al-Qur'an merupakan bentuk mashdar dari kata qoro’a – yaqro’uu – qiroo’atan – wa qor’an – wa qur’aanan. Kata qoro’a berarti menghimpun dan menyatukan; al-Qur'an pada hakikatnya merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf al-Qur'an. Di samping itu, mayoritas ulama mengatakan bahwa al-Qur'an dengan akar kata qoro’a, bermakna tilawah: membaca. Kedua makna ini bisa dipadukan menjadi satu, menjadi “al-Qur'an itu merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang dapat dibaca”
Makna al-Qur'an secara ishtilaahi, al-Qur'an itu adalah “Firman Allah SWT yang menjadi mu’jizat abadi kepada Rasulullah yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia, diturunkan ke dalam hati Rasulullah SAW, diturunkan ke generasi berikutnya secara mutawatir, ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar” Dari definisi di atas terdapat lima bagian penting:
a. Al-Qur'an adalah firman Allah SWT (QS 53:4), wahyu yang datang dari Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya (al-Qur'an) pun menjadi mulia dan agung juga, yang harus diperlakukan dengan layak, pantas, dimuliakan dan dihormati.
b. Al-Qur'an adalah mu’jizat. Manusia tak akan sanggup membuat yang senilai dengan al-Qur'an, baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.
c. Al-Qur'an itu diturunkan ke dalam hati Nabi SAW melalui malaikat Jibril AS (QS 26:192). Hikmahnya kepada kita adalah hendaknya al-Qur'an masuk ke dalam hati kita. Perubahan perilaku manusia sangat ditentukan oleh hatinya. Jika hati terisi dengan al-Qur'an, maka al-Qur'an akan mendorong kita untuk menerapkannya dan memasyarakatkannya. Hal tersebut terjadi pada diri Rasululullah SAW, ketika al-Qur'an diturunkan kepada beliau. Ketika A’isyah ditanya tentang akhlak Nabi SAW, beliau menjawab: Kaana khuluquhul qur’an; akhlak Nabi adalah al-Qur'an.
d. Al-Qur'an disampaikan secara mutawatir. Al-Qur'an dihafalkan dan ditulis oleh banyak sahabat. Secara turun temurun al-Qur'an itu diajarkan kepada generasi berikutnya, dari orang banyak ke orang banyak. Dengan cara seperti itu, keaslian al-Qur'an terpelihara, sebagai wujud jaminan Allah terhadap keabadian al-Qur'an. (QS 15:9).
e. Membaca al-Qur'an bernilai ibadah, berpahala besar di sisi Allah SWT. Nabi bersabda: “Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan satu kebaikan nilainya 10 kali lipat” (al-Hadist).
Ali bin Abi Thalib berkata: Aku dengar Rasulullah SAW bersabda: “Nanti akan terjadi fitnah (kekacauan, bencana)” Bagaimana jalan keluar dari fitnah dan kekacauan itu Hai Rasulullah? Rasul menjawab: “Kitab Allah, di dalamnya terdapat berita tentang orang-orang sebelum kamu, dan berita umat sesudah kamu (yang akan datang), merupakan hukum diantaramu, demikian tegas, barang siapa yang meninggalkan al-Qur'an dengan sengaja Allah akan membinasakannya, dan barang siapa yang mencari petunjuk pada selainnya Allah akan menyesatkannya, Al-Qur'an adalah tali Allah yang sangat kuat, cahaya Allah yang sangat jelas, peringatan yang sangat bijak, jalan yang lurus, dengan al-Qur'an hawa nafsu tidak akan melenceng, dengannya lidah tidak akan bercampur dengan yang salah, pendapat manusia tidak akan bercabang, dan ulama tidak akan merasa puas dan kenyang dengan al-Qur'an, orang-orang bertaqwa tidak akan bosan dengannya, al-Qur'an tidak akan usang sekalipun banyak diulang, keajaibannya tidak akan habis, ketika jin mendengarnya mereke berkomentar ‘Sungguh kami mendengarkan al-Qur'an yang menakjubkan’, barang siapa yang mengetahui ilmunya dia akan sampai dengan cepat ke tempat tujuan, barang siapa berbicara dengan landasannya selalu benar, barang siapa berhukum dengannya hukumnya adil, barang siapa yang mengamalkan al-Qur'an dia akan mendapatkan pahala, barang siapa yang mengajak kepada al-Qur'an dia diberikan petunjuk ke jalan yang lurus” (HR Tirmidzi dari Ali r.a.)
2. Nama-nama al-Qur'an
Di dalam al-Qur'an terdapat banyak nama-nama al-Qur'an. Dibalik nama itu kita akan memahami fungsi al-Qur'an.
Al-Qur'an
Nama yang paling populer adalah al-Qur'an itu sendiri, Allah menyebutkannya 58 kali. Penyebutan berulang-ulang itu menjadi peringatan bagi manusia agar dapat memfungsikan al-Qur'an sebagai bacaan agar mendapatkan petunjuk dalam hidup (QS 2: 185)
Al-Kitab
Artinya, wahyu yang tertulis. Menurut Syaikh Abdullah ad Diros, penamaan dengan al-Kitab menunjukkan bahwa al-Qur'an tertulis dalam mushaf dan hendaknya melekat di dalam hati. Rasulullah bersabda: “Orang yang di dalam hatinya tidak ada sedikitpun al-Qur'an, bagaikan rumah yang rusak” (al-Hadist)
Al-Huda
Artinya, petunjuk (QS 2:2). Sebagai petunjuk (al-Huda) merupakan fungsi utama dari diturunkannya al-Qur'an (QS 2:185). Kita tidak dapat menjadikan al-Qur'an sebagai petunjuk jika kita tidak membaca dan memahaminya, mengamalkannya dengan baik.
Rahmah
Berarti rahmat, terutama bagi orang-orang yang beriman (QS 17:82).
Nur
Berarti cahaya penerang. Konsekuensi dari pemahaman ini adalah dengan menjadikan al-Qur'an sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup kita (QS 5:15-16). Kita melihat tuntunan al-Qur'an, kemudian melangkah dengan tuntunan itu.
Ruh
Berarti ruh sebagai penggerak (QS 16:2). Ruh menggerakkan jasad manusia. Dengan nama ini Allah SWT ingin agar al-Qur'an dapat menggerakkan langkah dan kiprah manusia. Terutama perannya untuk memberikan peringatan kepada seluruh manusia bahwa tidak ada Ilah selain Allah.
Syifa’
Berarti obat (QS 10:57). Al-Qur'an merupakan obat penyakit hati dari kejahiliyahan, kemusyrikan, kekafiran dan kemunafikan.
Al-Haq
Berarti kebenaran (QS 2:147).
Bayan
Berarti penjelasan atau penerangan (QS 3:138; 2:185).
Mauizhoh
Berarti pelajaran dan nasehat (QS 3:138).
Dzikr
Berarti yang mengingatkan (QS 15:9).
Naba’
Berarti berita (QS 16:89). Di dalam al-Qur'an memuat berita-berita umat terdahulu dan umat yang akan datang.
MUKADIMAH
Pemahaman kaum muslimin ¾ secara umum ¾ terhadap al-Qur'an masih parsial (juz’i). Hal itu menyebabkan Al-Qur'an belum difungsikan secara menyeluruh dan utuh. Sebagian masyarakat memahami al-Qur'an sebagai obat (syifa) saja, maka mereka memfungsikannya hanya sebatas sebagai penyembuh. Sehingga, Al-Qur'an baru dekat dengan orang-orang yang sakit, sekarat atau sudah meninggal. Padahal al-Qur'an sebenarnya lebih dibutuhkan oleh orang-orang yang sehat. Sebagian yang lain hanya memahami al-Qur'an sebagai kitab bacaan yang pahalanya besar. Pemahaman yang terbatas ini mendorong masyarakat merasa puas setelah hanya membaca al-Qur'an. Pemungsian al-Qur'an oleh masyarakat sangat dipengaruhi oleh pengetahuan (tashawur) dan persepsi mereka terhadap al-Qur'an itu sendiri. Hal inilah yang membuat pengenalan terhadap al-Qur'an menjadi sangat penting.
1. Pengertian al-Qur'an (ta’riful Qur’an)
Para ulama tafsir al-Qur'an dalam berbagai kitab ‘ulumul qur’an, ditinjau dari segi bahasa (lughowi atau etimologis) bahwa kata al-Qur'an merupakan bentuk mashdar dari kata qoro’a – yaqro’uu – qiroo’atan – wa qor’an – wa qur’aanan. Kata qoro’a berarti menghimpun dan menyatukan; al-Qur'an pada hakikatnya merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf al-Qur'an. Di samping itu, mayoritas ulama mengatakan bahwa al-Qur'an dengan akar kata qoro’a, bermakna tilawah: membaca. Kedua makna ini bisa dipadukan menjadi satu, menjadi “al-Qur'an itu merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang dapat dibaca”
Makna al-Qur'an secara ishtilaahi, al-Qur'an itu adalah “Firman Allah SWT yang menjadi mu’jizat abadi kepada Rasulullah yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia, diturunkan ke dalam hati Rasulullah SAW, diturunkan ke generasi berikutnya secara mutawatir, ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar” Dari definisi di atas terdapat lima bagian penting:
a. Al-Qur'an adalah firman Allah SWT (QS 53:4), wahyu yang datang dari Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya (al-Qur'an) pun menjadi mulia dan agung juga, yang harus diperlakukan dengan layak, pantas, dimuliakan dan dihormati.
b. Al-Qur'an adalah mu’jizat. Manusia tak akan sanggup membuat yang senilai dengan al-Qur'an, baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.
c. Al-Qur'an itu diturunkan ke dalam hati Nabi SAW melalui malaikat Jibril AS (QS 26:192). Hikmahnya kepada kita adalah hendaknya al-Qur'an masuk ke dalam hati kita. Perubahan perilaku manusia sangat ditentukan oleh hatinya. Jika hati terisi dengan al-Qur'an, maka al-Qur'an akan mendorong kita untuk menerapkannya dan memasyarakatkannya. Hal tersebut terjadi pada diri Rasululullah SAW, ketika al-Qur'an diturunkan kepada beliau. Ketika A’isyah ditanya tentang akhlak Nabi SAW, beliau menjawab: Kaana khuluquhul qur’an; akhlak Nabi adalah al-Qur'an.
d. Al-Qur'an disampaikan secara mutawatir. Al-Qur'an dihafalkan dan ditulis oleh banyak sahabat. Secara turun temurun al-Qur'an itu diajarkan kepada generasi berikutnya, dari orang banyak ke orang banyak. Dengan cara seperti itu, keaslian al-Qur'an terpelihara, sebagai wujud jaminan Allah terhadap keabadian al-Qur'an. (QS 15:9).
e. Membaca al-Qur'an bernilai ibadah, berpahala besar di sisi Allah SWT. Nabi bersabda: “Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan satu kebaikan nilainya 10 kali lipat” (al-Hadist).
Ali bin Abi Thalib berkata: Aku dengar Rasulullah SAW bersabda: “Nanti akan terjadi fitnah (kekacauan, bencana)” Bagaimana jalan keluar dari fitnah dan kekacauan itu Hai Rasulullah? Rasul menjawab: “Kitab Allah, di dalamnya terdapat berita tentang orang-orang sebelum kamu, dan berita umat sesudah kamu (yang akan datang), merupakan hukum diantaramu, demikian tegas, barang siapa yang meninggalkan al-Qur'an dengan sengaja Allah akan membinasakannya, dan barang siapa yang mencari petunjuk pada selainnya Allah akan menyesatkannya, Al-Qur'an adalah tali Allah yang sangat kuat, cahaya Allah yang sangat jelas, peringatan yang sangat bijak, jalan yang lurus, dengan al-Qur'an hawa nafsu tidak akan melenceng, dengannya lidah tidak akan bercampur dengan yang salah, pendapat manusia tidak akan bercabang, dan ulama tidak akan merasa puas dan kenyang dengan al-Qur'an, orang-orang bertaqwa tidak akan bosan dengannya, al-Qur'an tidak akan usang sekalipun banyak diulang, keajaibannya tidak akan habis, ketika jin mendengarnya mereke berkomentar ‘Sungguh kami mendengarkan al-Qur'an yang menakjubkan’, barang siapa yang mengetahui ilmunya dia akan sampai dengan cepat ke tempat tujuan, barang siapa berbicara dengan landasannya selalu benar, barang siapa berhukum dengannya hukumnya adil, barang siapa yang mengamalkan al-Qur'an dia akan mendapatkan pahala, barang siapa yang mengajak kepada al-Qur'an dia diberikan petunjuk ke jalan yang lurus” (HR Tirmidzi dari Ali r.a.)
2. Nama-nama al-Qur'an
Di dalam al-Qur'an terdapat banyak nama-nama al-Qur'an. Dibalik nama itu kita akan memahami fungsi al-Qur'an.
Al-Qur'an
Nama yang paling populer adalah al-Qur'an itu sendiri, Allah menyebutkannya 58 kali. Penyebutan berulang-ulang itu menjadi peringatan bagi manusia agar dapat memfungsikan al-Qur'an sebagai bacaan agar mendapatkan petunjuk dalam hidup (QS 2: 185)
Al-Kitab
Artinya, wahyu yang tertulis. Menurut Syaikh Abdullah ad Diros, penamaan dengan al-Kitab menunjukkan bahwa al-Qur'an tertulis dalam mushaf dan hendaknya melekat di dalam hati. Rasulullah bersabda: “Orang yang di dalam hatinya tidak ada sedikitpun al-Qur'an, bagaikan rumah yang rusak” (al-Hadist)
Al-Huda
Artinya, petunjuk (QS 2:2). Sebagai petunjuk (al-Huda) merupakan fungsi utama dari diturunkannya al-Qur'an (QS 2:185). Kita tidak dapat menjadikan al-Qur'an sebagai petunjuk jika kita tidak membaca dan memahaminya, mengamalkannya dengan baik.
Rahmah
Berarti rahmat, terutama bagi orang-orang yang beriman (QS 17:82).
Nur
Berarti cahaya penerang. Konsekuensi dari pemahaman ini adalah dengan menjadikan al-Qur'an sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup kita (QS 5:15-16). Kita melihat tuntunan al-Qur'an, kemudian melangkah dengan tuntunan itu.
Ruh
Berarti ruh sebagai penggerak (QS 16:2). Ruh menggerakkan jasad manusia. Dengan nama ini Allah SWT ingin agar al-Qur'an dapat menggerakkan langkah dan kiprah manusia. Terutama perannya untuk memberikan peringatan kepada seluruh manusia bahwa tidak ada Ilah selain Allah.
Syifa’
Berarti obat (QS 10:57). Al-Qur'an merupakan obat penyakit hati dari kejahiliyahan, kemusyrikan, kekafiran dan kemunafikan.
Al-Haq
Berarti kebenaran (QS 2:147).
Bayan
Berarti penjelasan atau penerangan (QS 3:138; 2:185).
Mauizhoh
Berarti pelajaran dan nasehat (QS 3:138).
Dzikr
Berarti yang mengingatkan (QS 15:9).
Naba’
Berarti berita (QS 16:89). Di dalam al-Qur'an memuat berita-berita umat terdahulu dan umat yang akan datang.
3. Fungsi dan kedudukan al-Qur'an
Fungsi utama dari
al-Qur'an adalah.
3.1. Kitab petunjuk (kitabul hidayah).
Di samping itu al-Qur'an juga memiliki fungsi-fungsi yang lain, antara lain:
3.2. Kitab berita (an-Naba’ wal akhbar) (QS 78:1-2)
3.3. Kitab hukum dan aturan (al-hukmu wasy syari’ah) (QS 5:49-50)
3.4. Kitab berjuang (Kitabul Jihad) (QS 29:69)
3.5. Kitab pendidikan (Kitabut tarbiyyah) (QS 3: 79)
3.6. Kitab ilmu pengetahuan (Kitabul ‘Ilm)
3.1. Kitab petunjuk (kitabul hidayah).
Di samping itu al-Qur'an juga memiliki fungsi-fungsi yang lain, antara lain:
3.2. Kitab berita (an-Naba’ wal akhbar) (QS 78:1-2)
3.3. Kitab hukum dan aturan (al-hukmu wasy syari’ah) (QS 5:49-50)
3.4. Kitab berjuang (Kitabul Jihad) (QS 29:69)
3.5. Kitab pendidikan (Kitabut tarbiyyah) (QS 3: 79)
3.6. Kitab ilmu pengetahuan (Kitabul ‘Ilm)
DIANTARA KEUTAMAAN MEMBACA DAN MEMPELAJARI AL-QUR’AN
1. Orang yang mempelajari, mengajarkan, dan mengamalkan
Al-Qur`an termasuk insan yang terbaik, bahkan ia akan menjadi Ahlullah
(keluarga Allah). Rasulullah Shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkanya”
[HR Bukhari]
[HR Bukhari]
أَهْلُ الْقُرْآنِ أَهْلُ اللهِ وَخَاصَّتُهُ ..رواه النسائى وابن ماجة والحاكم بإسناد حسن)
Ahli Al-Qur`an adalah Ahlullah dan merupakan kekhususan
baginya [HR. An-Nasa`i, Ibnu Majah, Al-Hakim. Lihat: Kitab Minhajul
Muslim. hal. 70]
2. Mendapatkan Syafaat dari Al-Qur`an pada hari kiamat.
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
Bacalah Al-Qur`an,
sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat bagi
pembacanya”.[Ahlul Qur’an atau Shahibul Qur’an adalah orang yang membaca
(mempelajari) Al- Qur’an dan mengamalkan hukum-hukumnya serta beradab
dengan adab-adabnya. Lihat Bahjatun Nazhirin II/225, 230 -Red] [HR.
Muslim, dari Abu Umamah Al-Bahili]
3. Shahibul Qur`an akan memperoleh ketinggian derajat disurga.
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ
تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ
تَقْرَأُهَا
Dikatakan kepada Shahibul Qur`an (di akhirat): “Bacalah
Al-Qur`an dan naiklah ke surga serta tartilkanlah (bacaanmu) sebagai
mana engkau tartilkan sewaktu di dunia. Sesungguhnya kedudukan dan
tempat tinggalmu (di surga) berdasarkan akhir ayat yang engkau baca”.
[HR. Imam Tirmidzi, Abu Dawud, dari Abdillah bin Amru bin Ash
Radhiyallahu ‘anhuma] [Hadits ini dihasankan oleh Syeikh Salim Al-Hilali di dalam Bahjatun Nazhirin II/230, no:1001-Red]
4. Orang yang membaca Al-Qur`an akan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat.
Firman Allah Azza wa Jalla.
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ
وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً يَرْجُونَ
تِجَارَةً لَّن تَبُورَ . لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن
فَضْلِهِ
Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan
yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala
mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya.
[Al-Fathir:29-30]Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ
وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ
أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah
(Al-Qur`an) maka dia akan memperoleh satu kebaikan dan satu kebaikan
akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang semisalnya. Saya tidak
mengatakan (الم) itu satu huruf, akan tetapi (ا) satu huruf dan (ل) satu
huruf seta (م) satu huruf”.
[HR. At-Tirmidzi, Ad-Darimi dan lainya;
dari Abdullah bin Mas`ud Radhiyallahu ‘anhu]
[Hadits ini dishahihkan
oleh Syeikh Salim Al-Hilali di dalam Bahjatun Nazhirin II/229,
no:999-Red].
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ
وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ
شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
Orang yang Mahir
membaca Al-Qur`an akan bersama para Malaikat yang Mulia, sedangkan orang
yang membaca (Al-Qur`an) dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan
dalam membacanya, maka dia akan mendapatkan dua pahala.
[HR. Muslim
dalam Shahihnya dari `Aisyah Radhiyallahu ‘anha]
5. Sakinah (ketenangan) dan rahmat serta keutamaan akan diturunkan kepada orang-orang yang berkumpul untuk membaca Al-Qur`an.
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ
اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ
السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah
Azza wa Jalla untuk membaca Kitabullah (Al-Qur`an) dan mereka saling
mempelajarinya kecuali sakinah (ketenangan) akan turun kepada mereka,
majlis mereka penuh dengan rahmat dan para malaikat akan mengelilingi
(majlis) mereka serta Allah akan menyebutkan mereka (orang yang ada
dalam majlis tersebut) di hadapan para malaikat yang di sisi-Nya. [HR.
Muslim]
Dengan niat hanya karena Allah.Semoga bisa menjadi sarana
buat kita untuk senantiasa ingat pada Al Quran, tilawah dan mengamalkan
dlm kehidupan sehari2.
Semangat taddabur dan menambah hafalan sahabat dunia kheratku, semoga Allah mudahkan urusan kita hari ini dan seterusnya.aamiin
TANYA -JAWAB
1. saya mau tanya yang
dikatakan niat membaca Al-Qur'an karena Allah bagaimana? berdosakah
kalau kita membaca Al-Qur'an karena menginginkan sesuatu, seperti
contohnya membaca Surat Al Waqiah yg dianjurkan utk dbaca setiap hari
krna agar diberi rezki oleh Allah atau membaca Surat Al-Kahfi setiap
hari Jum'at karena ingin wajah kita terlihat bercahaya?
JAWAB:
bnyak keutamaan dalam beramal kita mulai dulu dari niatcikhlas karena Allah. Jk tdk ikhlas karena Allah mk amalan kita bisa bisa tak di terima di akhirat . Jk niat ikhlas karena Allah maka akhiratlah tujuan kita. Dan dunia akan menghampiri kita tanpa kita sangka sebelumnya. Sebagai imbas dari Allah Yg maha Pemberi Rizki dg kekyasaanNya dari bumi dan langit yg menggerakkan makhluk makluknya untuk mencintai hambaNya pecinta quran. Jk dlam membaca quran misal alwaqiah berniat supaya untuk dapat rezeki dsb.. Maka kita hanya di dunia saja mndpkan rezeki dan sebagainya... Tp ktk di akhirat amalan kita hilang lenyap karena niatnya bukan Lillah karena Allah tapi karena rezeki/ duniawi yg dicari. Hadist arba'in 1 innamal a'malu binniat....
JAWAB:
bnyak keutamaan dalam beramal kita mulai dulu dari niatcikhlas karena Allah. Jk tdk ikhlas karena Allah mk amalan kita bisa bisa tak di terima di akhirat . Jk niat ikhlas karena Allah maka akhiratlah tujuan kita. Dan dunia akan menghampiri kita tanpa kita sangka sebelumnya. Sebagai imbas dari Allah Yg maha Pemberi Rizki dg kekyasaanNya dari bumi dan langit yg menggerakkan makhluk makluknya untuk mencintai hambaNya pecinta quran. Jk dlam membaca quran misal alwaqiah berniat supaya untuk dapat rezeki dsb.. Maka kita hanya di dunia saja mndpkan rezeki dan sebagainya... Tp ktk di akhirat amalan kita hilang lenyap karena niatnya bukan Lillah karena Allah tapi karena rezeki/ duniawi yg dicari. Hadist arba'in 1 innamal a'malu binniat....
2. Ustadzah, adakah trik n tips khusus utk tetep istiqomah ktika mmbca al-qur'an?
Soalny jujur aja klo abis subuh itu pas baca qur'an suka ngantuuuuk bgt
JAWAB:
tipsnya ada pada diri kita seberapa kuat azzam kita untuk bangkit dlm keterpurukan. Krn tidur bada shubuh kurang ahsan... Allah menurunjan rezeki barokah di waktu subuh. Jd Sebaiknya digunakan untuk yg maslahat/ kebaikan yg banyak. Subuh adalah di saat bnyak malaikat rahmat turun kpd hambaNya yg bangun dan beraktifitas di pgi hari. Subuh jg waktu dmn tjd perubhan gelap dan terang. Yang menurut penelitian bagus untyk belajar/ membaca/ menghafal quran karena kondisi otak kita masih fresh. Di negara mesir univ al azhar kairo membuktikan bnyk para mahasiswanya berhasil mnghafal alquran lbh cepat di jam sekitar subuh dan ashar mnjelng maghrib. Krn pergntian gelap dan terang. Kita bisa berazam sekuat baja untk berusaha mnahan kantuk. Segera bergegas untuk beraktifitas yaitu berinteraksi dengan Alquran. Tips bisa kita ikhtiarkan juga untuk terbiasa dg kebaikan amal sholih ibadah sunnah shg tak ada celah syetan untuk msuk. Shg kebaikan yg kita produksi .krn disibukkan dg kebaikan. Jd bnyk upaya kita jauh dari kemaksiatan dan kejahatan shg kita mudah untuk berinteraksi dg kebaikan Alquran
Biasakan hati untuk senantiasa bersih dari penyakit hati
Biasakan dg amalan ibadah sunnah( puasa sunnah sholat dhuha sholat lail sedekah dsb)
3. Beda'a manfaat dhuha 8 rakaat ma 10 rakaat apa?
JAWAB:
“Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barangsiapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga. Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang danugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya” Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani.
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment