Kajian
Online WA Hamba الله SWT
Rabu,
11 Mei 2016
Narasumber
: Ustadzh Hizbullah
Rekapan
Grup Nanda M110 (Rani)
Tema
: Kajian Umum
Editor
: Rini Ismayanti
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله ولو كره المشركون
أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. أما بعد
Lantunan
syukur mari kita ucapkan kepada Allah Azza wa Jalla...
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat
yang telah mati, memepersatukan bangsa2 yang tercerai berai, membimbing manusia
yg tenggelam dlm lautan syahwat, membangun generasi yg tertidur lelap dan
menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan, kemuliaan, dan
kebahagiaan.
Bismillahirrahmanirrahim
PINTU
KEBAIKAN TERBUKA, PINTU KEJELEKAN TERTUTUP (RAMADHAN)
Sahabat
yang dirahmati Allah,
Abu
Hurairah berkata: Rasulullah صلى
الله عليه وسلم bersabda:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ
"Apabila
datang Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan
setan-setan dibelenggu"
Hadits
di atas dikeluarkan oleh al-Imam al-Bukhari dalam Shahih-nya kitab ash-Shaum,
bab Hal Yuqalu Ramadhan au-Syahru Ramadhan no. 1898, 1899. Dikeluarkan pula
dalam kitab Bad'ul Khalqi, bab Shifatu Iblis wa-Junuduhu no. 3277. Adapun
al-Imam Muslim dalam Shahih-nya membawakannya dalam kitab ash-Shaum, dan
diberikan judul babnya oleh al-Imam an-Nawawi, Fadhlu Syahri Ramadhan no. 2492.
Kedatangan
Ramadhan akan disambut dengan penuh kegembiraan oleh insan beriman yang selalu
merindukan kehadirannya dan menghitung-hitung hari kedatangannya. Banyak
keutamaan yang dijanjikan untuk diraih dan didapatkan di bulan mulia ini, di
antaranya seperti tersebut dalam hadits yang menjadi pembahasan kita kali ini.
Dan keutamaan yang tersebut dalam hadits di atas didapatkan sejak awal malam
Ramadhan yang mubarak sebagaimana tersebut dalam sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم berikut
ini:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ. وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَ ذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
"Apabila
datang awal malam dari bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat
jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang
terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang
ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: "Wahai orang yang menginginkan
kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan
tahanlah" Dan Allah تعالى memiliki
orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap
malam" (HR. at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Pada
bulan yang penuh barakah ini, kejahatan di muka bumi lebih sedikit, karena
jin-jin yang jahat dibelenggu dan diikat, sehingga mereka tidak bebas untuk
menyebarkan kerusakan di tengah manusia sebagaimana hal ini dapat mereka
lakukan di luar bulan Ramadhan. Di hari-hari itu kaum muslimin tersibukkan
dengan ibadah puasa yang dengannya akan mematahkan syahwat. Juga mereka tersibukkan
dengan membaca al-Qur'an dan ibadah-ibadah lainnya. (al-Mirqah, asy-Syaikh
Mulla 'Ali al-Qari pada ta'liq al-Misykat 1/783, hadits no. 1961)
Ibadah-ibadah
ini akan melatih jiwa, membersihkan dan mensucikannya. Allah تعالى berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
"Wahai
orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan
kepada orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa" (QS.
al-Baqarah : 183)
Karena
amal shalih banyak dilakukan, demikian pula ucapan-ucapan yang baik berlimpah
ruah, ditutuplah pintu-pintu jahannam dan dibuka pintu-pintu surga. (Shifatu
Shaumin Nabiyyi صلى الله عليه وسلم fi
Ramadhan, hal. 18-19)
Makna
ucapan Nabi صلى الله عليه وسلم dalam
hadits di atas صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ adalah
setan itu dibelenggu. Dan yang dimaksudkan dengan setan di sini adalah مَرَدَةُ الْجِنِّ sebagaimana
tersebut dalam hadits riwayat at-Tirmidzi dan Ibnu Majah. Kata مَرَدَةٌ adalah
bentuk jamak (lebih dari dua) dari kata الْمَارِدُ yaitu الْعَاتِي الشَّدِيْدُ , maknanya
yang sangat angkuh, durhaka, bertindak sewenang-wenang lagi melampaui batas
(lihat an-Nihayah fi Gharibil Hadits). Sehingga yang dibelenggu hanyalah setan
dari kalangan jin yang sangat jahat, adapun setan dari kalangan manusia tetap
berkeliaran.
Kita
perlu nyatakan hal ini, kata asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wad'i, agar jangan
sampai engkau mengatakan: "Kami mendapatkan beberapa perselisihan dan
fitnah di bulan Ramadhan (lalu bagaimana dikatakan setan-setan itu dibelenggu
sementara kejahatan tetap ada?) Kita jawab bahwa yang dibelenggu adalah setan
dari kalangan jin yang sangat jahat. Sedangkan setan-setan yang kecil dan
setan-setan dari kalangan manusia tetap berkeliaran tidak dibelenggu. Demikian
pula jiwa yang memerintahkan kepada kejelekan, teman-teman duduk yang jelek dan
tabiat yang memang senang dengan fitnah dan pertikaian. Semua ini tetap ada di
tengah manusia, tidak terbelenggu kecuali jin-jin yang sangat jahat"
(Ijabatus Sa'il :ala Ahammil Masa'il, hal. 163)
al-Imam
Ibnu Khuzaimah berkata dalam Shahih-nya (3/188): "Bab penyebutan
keterangan bahwa hanyalah yang diinginkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam
sabdanya وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ hanyalah
jin-jin yang jahat, bukan semua setan. Karena nama setan terkadang diberikan
kepada sebagian mereka (tidak dimaukan seluruhnya)"
Di
bulan yang mubarak ini ada malaikat yang menyeru kepada kebaikan dan menyeru
untuk mengurangi kejelekan sebagaimana dalam lafadz hadits:
وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ
"Wahai
orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan
kejelekan tahanlah"
📚Hadits-hadits tentang
Keutamaan Ramadhan
Selain
hadits di atas, banyak lagi hadits lain yang berbicara tentang keutamaan
Ramadhan. Di antaranya akan kita sebutkan berikut ini:
Dari
Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Siapa
yang berpuasa pada bulan Ramadhan dalam keadaan iman dan mengharapkan pahala,
akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dari
'Imran bin Murrah al-Juhani, ia berkata: "Seseorang datang menemui Nabi صلى الله عليه وسلم seraya
berkata:
يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ شَهِدْتُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ الله، وَأَنَّكَ رَسُوْلَ اللهِ، وَصَلَّيْتُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ، وَأَدَّيْتُ الزَّكاةَ، وَصُمْتُ رَمَضَانَ، فَمِمَّنْ أَنَا؟ قَالَ: مِنَ الصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ
"Wahai
Rasulullah, apa pendapat anda bila aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan
yang benar kecuali Allah تعالى saja dan
aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah, aku mengerjakan shalat lima waktu,
menunaikan zakat dan puasa di bulan Ramadhan, maka termasuk dalam golongan
manakah aku?" Rasulullah menjawab: "Engkau termasuk golongan
shiddiqin dan syuhada" (HR. al-Bazzar, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban
dalam Shahih keduanya, dan lafadz yang disebutkan adalah lafadz Ibnu Hibban)
Dari
Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِيْنِ، لِلَّهِ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ
"Telah
datang pada kalian Ramadhan bulan yang diberkahi. Allah تعالى mewajibkan
atas kalian untuk puasa di bulan ini. Pada bulan Ramadhan dibuka pintu-pintu
langit dan ditutup pintu-pintu neraka serta dibelenggu setan-setan yang sangat
jahat. Pada bulan ini Allah تعالى memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Siapa yang diharamkan untuk mendapatkan kebaikan malam itu maka sungguh
ia telah diharamkan" (HR. Ahmad, 2/385, An-Nasa'i no. 2106)
Dari
Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
الصَّلَوَاةُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةَ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ، إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ
"Shalat
lima waktu, Jum'at ke Jum'at berikutnya dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya
adalah penghapus dosa di antara keduanya, apabila dijauhi dosa-dosa besar"
(HR. Muslim no. 549)
Cukuplah
kiranya keutamaan bagi Ramadhan dengan تعالى memilihnya di antara bulan-bulan
yang ada untuk Allah تعالى turunkan
kitab-Nya yang mulia di bulan berkah tersebut, di malam yang penuh kemuliaan.
Allah تعالى berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتِ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
"Bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda antara yang haq dengan yang batil" (QS. al-Baqarah : 185)
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
"Sesungguhnya
Kami telah menurunkan al-Qur'an itu pada malam Qadar (malam kemuliaan)"
(QS. al-Qadar : 1)
🕋Puasa Semestinya membuahkan
Takwa
Hikmah
disyariatkannya puasa dinyatakan Allah تعالى dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
"Wahai
orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan
kepada orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa" (QS.
al-Baqarah : 183)
asy-Syaikh
Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di berkata: "Perkara takwa yang dikandung
puasa di antaranya:
Orang
yang puasa meninggalkan apa yang تعالى haramkan kepadanya berupa makan,
minum, jima' dan semisalnya, sementara jiwa itu condong kepada perkara yang
harus ditinggalkan tersebut. Semua itu dilakukan dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah تعالى,
mengharapkan pahala-Nya. Ini termasuk takwa.
Orang
yang puasa melatih jiwanya untuk merasakan pengawasan Allah تعالى
(muraqabatullah), maka ia meninggalkan apa yang diinginkan jiwanya padahal ia
mampu melakukannya, karena ia mengetahui pengawasan Allah (SWT) تعالى
terhadapnya.
Puasa
itu menyempitkan jalan setan, karena setan itu berjalan pada anak Adam seperti
peredaran/aliran darah. Dan puasa akan melemahkan jalannya sehingga mengecilkan
perbuatan maksiat.
Orang
yang puasa umumnya memperbanyak amalan ketaatan sementara amalan ketaatan
termasuk perangai takwa.
Orang
yang kaya jika merasakan tidak enaknya lapar maka mestinya ia akan memberikan
kelapangan/memberi derma kepada orang-orang fakir yang tidak berpunya. Ini pun
termasuk perangai takwa. (Taisir al-Karimir Rahman, hal. 86)
Dengan
demikian sungguh tidaklah berlebihan bila kita katakan bahwa seharusnya
momentum Ramadhan dijadikan langkah awal untuk memperbaiki iman dan takwa
kepada Allah تعالى, untuk
kemudian iman dan takwa itu terus dipupuk dan dirawat di bulan-bulan
selanjutnya. Dan jangan dibiarkan terpisah dari jiwa dan raga hingga datang
jemputan dari utusan ar-Rahman (malaikat maut). Khususnya kita –penduduk negeri
ini– seharusnya berkaca diri berkaitan dengan segala petaka yang menimpa negeri
kita, demikian pula musibah yang datang terus menerus, lagi susul menyusul.
Tidaklah semua ini menimpa kita kecuali karena dosa-dosa kita dan jauhnya kita
dari iman serta takwa kepada al-Khaliq.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
"Telah
tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan karena perbuatan
tangan/ulah manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat
perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar" (QS. ar-Rum :
41)
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيْرٍ
"Dan
apa saja musibah yang menimpa kalian maka hal itu disebabkan oleh perbuatan
tangan kalian sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar dari
kesalahan-kesalahan kalian" (QS. asy-Syura : 30)
Musibah
yang menimpa negeri ini berupa gempa, tsunami, meletusnya gunung berapi, tanah
longsor, semburan lumpur panas, dan sebagainya bukanlah karena kesialan
penguasa/pemerintah sebagaimana tuduhan orang-orang dungu atau pura-pura dungu.
Namun justru karena dosa-dosa yang ada di negeri ini. Terlepas apakah bencana
ini karena rekayasa asing yang ingin menjatuhkan dan menghancurkan negeri ini
sebagaimana analisa sebagian orang, atau murni musibah tanpa rekayasa, toh
semuanya ditimpakan oleh Allah تعالى sebagai teguran bagi kita agar kembali
kepada-Nya. Bangkit dari lumpur hitam dosa dan maksiat, untuk kemudian bertaubat
dan mohon ampun kepada-Nya.
Yang
sangat disesalkan, di antara penduduk negeri ini banyak yang tidak sadar dari
maksiat mereka dengan musibah yang menimpa. Mereka malah melakukan
praktik-praktik kesyirikan, membuat sesajen penolak bala yang dipersembahkan
kepada roh-roh penguasa laut, penguasa gunung, penguasa darat, dan sebagainya.
Sehubungan
dengan momentum Ramadhan sebagai bulan untuk menambah iman dan takwa, serta
terkait dengan banyaknya musibah yang menimpa negeri ini, bagus sekali untuk
kita nukilkan nasihat dari Samahatusy Syaikh Ibnu Baz berkenaan dengan musibah
yang menimpa anak Adam, khususnya gempa bumi. Mudah-mudahan nasehat ini bisa
menjadi renungan bagi anak negeri ini.
Beliau
rahimahullahu berkata: "Allah تعالى Maha Memiliki hikmah Maha
Mengetahui terhadap apa yang Dia putuskan dan tetapkan, sebagaimana Dia Maha
Memiliki Hikmah lagi Maha Mengetahui dalam apa yang Dia syari'atkan dan
perintahkan. Dia menciptakan apa yang diinginkan-Nya berupa tanda-tanda
kekuasaan-Nya. Dia tetapkan hal itu untuk menakut-nakuti hamba-Nya dan
mengingatkan mereka tentang hak-Nya dan memperingatkan mereka dari kesyirikan,
penyelisihan terhadap perintah-Nya dan melakukan larangan-Nya"
Selanjutnya
beliau menyatakan: "Tidaklah diragukan bahwa gempa yang terjadi pada
hari-hari ini di banyak tempat/negeri merupakan sejumlah tanda-tanda kekuasaan Allah
تعالى, yang
dengannya Allah تعالى hendak
menakut-nakuti hamba-hamba-Nya. Seluruh musibah gempa yang terjadi dan perkara
lainnya yang membuat kemudharatan para hamba dan menyebabkan gangguan bagi
mereka, adalah disebabkan kesyirikan dan maksiat"
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
"Tidaklah
satu kebaikan menimpamu melainkan itu dari Allah dan tidaklah satu kejelekan
menimpamu melainkan karena ulah dirimu sendiri" (QS. an-Nisa' : 79)
asy-Syaikh
Ibnu Baz berkata: "Yang wajib dilakukan oleh seluruh muslimin adalah
bertaubat kepada Allah تعالى, istiqamah
di atas agamanya dan berhati-hati dari seluruh perkara yang dilarang berupa
syirik dan maksiat. Sehingga mereka memperoleh pengampunan, kelapangan, keselamatan
di dunia dan di akhirat dari seluruh kejelekan, dan Allahتعالى menolak
dari mereka seluruh musibah, lalu menganugerahkan kepada mereka setiap
kebaikan. Sebagaimana Ia berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُوْنَ
"Seandainya
penduduk negeri itu beriman dan bertakwa niscaya Kami bukakan bagi mereka
berkah dari langit dan bumi, akan tetapi mereka malah mendustakan, maka Kami
pun menyiksa mereka disebabkan apa yang dulunya mereka upayakan" QS.
al-A'raf : 96)
Kemudian
Syaikh menukilkan ucapan al-'Allamah Ibnul Qayyim: "Di sebagian waktu
Allah تعالى mengizinkan
bumi untuk bernapas panjang. Ketika itu terjadilah gempa/goncangan yang besar,
sehingga menimbulkan ketakutan pada hamba-hamba-Nya, lalu mereka kembali kepada
Allah تعالى dan
mencabut diri dari maksiat, tunduk patuh kepada Allah تعالى dan
menyesali diri, sebagaimana ucapan sebagian salaf ketika terjadi gempa bumi:
"Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian" Ketika terjadi gempa di
kota Madinah, "Umar ibnul Khaththab berkhutbah dan memberi nasehat kepada
penduduk Madinah dan beliau berkata: "Kalau gempa ini terjadi lagi, aku
tidak akan tinggal bersama kalian di Madinah ini"
Asy-Syaikh
Abdul 'Aziz bin Abdullah bin Baz menasehatkan: "Ketika terjadi gempa bumi
dan tanda-tanda kekuasaan Allah تعالى lainnya, gerhana, angin kencang dan
banjir, yang wajib dilakukan adalah bertaubat kepada Allah تعالى, tunduk
menghinakan diri kepada-Nya dan memohon maaf/kelapangan-Nya serta memperbanyak
mengingat-Nya dan istighfar pada-Nya. Sebagaimana ucapan Nabi صلى الله عليه وسلم ketika
terjadi gerhana dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Bukhari dan al-Imam
Muslim: "Apabila kalian melihat gerhana maka berlindunglah kalian dengan
zikir/mengingat Allah, berdoa kepada-Nya dan istighfar"
Disenangi
pula untuk memberikan kasih sayang kepada fakir miskin dan bersedekah kepada
mereka dengan dalil sabda Nabi صلى
الله عليه وسلم:
اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمنُ، اِرْحَمُوْا مَنْ فِي اْلأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
"Orang-orang
yang menyayangi (memiliki sifat rahmah) akan dirahmati oleh ar-Rahman.
Sayangilah orang yang ada di bumi niscaya Yang di langit akan merahmati kalian"
مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ
"Siapa
yang tidak menyayangi maka ia tidak akan disayangi/dirahmati"
Diriwayatkan
dari 'Umar bin Abdil 'Aziz bahwa beliau mengirim surat kepada
gubernur-gubernurnya ketika terjadi gempa agar mereka bersedekah.
Termasuk
sebab kelapangan dan keselamatan dari semua kejelekan adalah agar pemerintah
bersegera mengambil tangan rakyatnya dan mengharuskan mereka untuk berpegang
dengan kebenaran dan menjalankan syariat Allah تعالى pada mereka serta amar
ma'ruf nahi mungkar. Sebagaimana firman Allah تعالى:
وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكَاةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ
"Kaum
mukminin dan mukminat sebagian mereka adalah wali/kekasih bagi sebagian yang
lain. Mereka memerintahkan kepada yang ma'ruf dan melarang dari yang mungkar,
mereka menegakkan shalat, menunaikan zakat dan mentaati Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itulah yang akan dirahmati Allah" (QS. at-Taubah : 71)
Dan
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى معْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ. وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ. وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
"Siapa
yang melepaskan seorang mukmin dari satu bencana/kesulitan dunia niscaya Allah
akan melepaskannya dari satu bencana di hari kiamat. Siapa yang memberi
kemudahan bagi orang yang sedang kesulitan niscaya Allah akan memberikan
kemudahan baginya di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutup kejelekan/cacat
seorang muslim, Allah pun akan menutup cacatnya di dunia dan di akhirat. Dan
Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong
saudaranya"
Demikian
nasehat dari asy-Syaikh Ibnu Baz –semoga Allah تعالى merahmati beliau dengan
rahmat-Nya yang luas dan melapangkan beliau di kuburnya, أمين–.
Semoga
Allah تعالى merahmati
penduduk negeri ini dan menghilangkan musibah dari mereka serta memberi taufik
kepada mereka agar bertaubat dan kembali kepada agama-Nya yang benar.
Semoga
penduduk negeri ini mengambil pelajaran yang berharga, di bulan Ramadhan nan
penuh keberkahan, menambah iman dan takwa mereka kepada Allah تعالى hingga
mereka menjadi , orang-orang yang dibebaskan dari api neraka.
TANYA
JAWAB
Q
: Assalamu'alaikum ustadz.. Saya mau tanya, amalan apa saja yang di lakukan
saat bulan puasa...
Terima
kasih..
A
: Lakukan amalan seperti biasa, namun lebih ditingkatkan, misal biasa tilawah
1-2 lembar, usahakan jadi 5 lembar, dulu ga tahajjud sekarang kesempatan
tahajjud selalu ada (saat bangun sahur) jadi tahajjudlah ... namun satu hal,
apa yang dilakukan selama ramadhan minimal dipertahankan selepas ramadhan, agar
selalu ada peningkatan ibadah yang kita laksanakan.
Q
: Ustadz, kan syaiton dibelenggu saat ramadhan, terus bagaimana dengan orang-orang
yang tetap burbuat jahat pada bulan ramadhan? Bukankah orang yang berbuat jahat
itu digoda syaiton?
A
: Setan itu adalah pengikut iblis, terbagi menjadi dua golongan. Pertama dari
golongan jin yang sesat, mereka inilah yang dibelenggu. Kedua dari golongan
manusia, manusia-manusia yang ingkar akan perintah Allah, yang tidak
melaksanakan apa yang diperintahkan, malah mengerjakan apa yang dilarang,
bahkan yang lebih buruknya lagi, mereka goda sahabatnya untuk terjatuh dalam
kesesatan yang sama dengan dirinya, maka manusia yang seperti itu, artinya ia
adalah setan berwujud manusia. Jadi jangan kaget, dengan orang yang tetap
melakukan maksiat di bulan ramadhan.
Q
: Ustadz terkait amalan saat Ramadhan, bagaimana dengan perempuan yang sedang
berhalangan, apa saja yang bisa dilakukan?
A
: Amalan di bulan ramadhan yang bisa dilakukan oleh orang yang haid selama
bulan ramadhan, hingga ia bersih, adalah berdizikir, perbanyak dzikrullah, membangunkan
sahur, menyiapkan buka puasa juga amalan yang baik dilakukan.
Q
: Ustadz ketika 10 malam terakhir ramadhan untuk kaum adam dianjurkan untuk
memperbanyak iktikaf di masjid, bagaimana untuk kaum hawa,, syukran ustadz
A
: Yang udah bersuami silahkan 'itikaf dengan suami di masjid, tapi jangan
sampai mengotori lingkungan masjid (mandi-cuci-makan). Pada dasarnya tempat
ibadah terbaik bagi wanita adalah di rumahnya, dan yang terbaik adalah di dalam
kamarnya.
Q
: Ustad mau nanya klo ibu hamil yang ga berpuasa itu gimana ustad... diganti
puasanya atau pake fidyah? Kalo ibu hamil yang kuat berpuasa.. amalan apa saja
yang baik untuk melatih si kecil ustad?
A
: Ada fidyah atau tidak relatif. Ini jawab dengan jujur. Bila takut karena
dirinya, dan/atau dirinya dan janinnya maka cukup diganti puasa. Namun jika
hanya takut janinnya kenapa-napa, fidyah mesti dibayar, puasa mesti diganti.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment