Rabu, 22 Juni 2016
Narasumber : Ustadz Robin
Kajian Link
Ramadhan Pekan-4 Grup Ikhwan
Tema : Lailatul
Qadr
Editor : Rini
Ismayanti
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an
semoga kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan
dikumpulkan sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring
salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam,
Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakaninya nabi besar Muhammad SAW, pada
keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari
akhir nanti. InsyaAllah aamiin
LAILATUL QADR
لْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
وَمَا
أَدْرَاكَ
مَا
لَيْلَةُ
الْقَدْرِ
Dan
tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
لَيْلَةُ
الْقَدْرِ
خَيْرٌ
مِنْ
أَلْفِ
شَهْرٍ
Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
لَيْلَةُ
الْقَدْرِ
خَيْرٌ
مِنْ
أَلْفِ
شَهْرٍ
Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
تَنَزَّلُ
الْمَلَائِكَةُ
وَالرُّوحُ
فِيهَا
بِإِذْنِ
رَبِّهِمْ
مِنْ
كُلِّ
أَمْرٍ
Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan.
سَلَامٌ
هِيَ
حَتَّىٰ
مَطْلَعِ
الْفَجْرِ
Malam
itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Hadits-Hadits Laylatul Qadr
(1)
Bersabda Nabi shallallahu `alaihi wasallam : "Barangsiapa menghidupkan
malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap pahala dari ALLAH maka diampuni
dosanya yang terdahulu." (HR Bukhari, I/61, hadits no. 34)
(2)
"Adalah Nabi shallallahu `alaihi wasallam biasa mencari Lailatul Qadar pd
10 malam yg terakhir." (HR Bukhari, VII/147, hadits no. 1880)
(3)
"Adalah Nabi shallallahu `alaihi wasallam mencari Lailatul Qadar pd malam2
ganjil di 10 hari terakhir." (HR Bukhari, VII/145, hadits no. 1878)
(4)
"Aku melihat Laylatul Qadar lalu aku dibuat lupa waktunya, dan ditampakkan
padaku saat shubuhnya aku sujud di tanah yg basah, lalu kata AbduLLAAH : Maka
turun hujan atas kami pd malam 23, maka Nabi shallallahu `alaihi wasallam
shalat shubuh bersama kami, lalu beliau shallallahu `alaihi wasallam pulang dan
nampak bekas air dan tanah di dahi dan hidung beliau shallallahu `alaihi
wasallam, lalu dikatakan : Maka AbduLLAAH bin Unais berkata tanggal 23 itulah
Lailatul Qadar." (HR Muslim, VI/80, hadits no. 1997)
(5)
Berkata Ubay bin Ka'ab radhiallahu `anhu : "Demi ALLAH yg Tiada Ilah
kecuali DIA sungguh malam tsb ada di bulan Ramadhan, aku berani bersumpah ttg
itu dan demi ALLAH aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yg kita diperintah
Nabi shallallahu `alaihi wasallam untuk menghidupkannya yaitu malam 27 dan
tanda2 nya adalah Matahari bersinar di pagi harinya dengan cahaya putih tapi
tidak menyilaukan." (HR Muslim, IV/150, hadits no. 1272)
(6)
"Lailatul Qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh Malaikat yg turun pd
saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil." (HR Thayalisi dlm
Musnad-nya no. 2545; juga Ahmad II/519; dan Ibnu Khuzaimah dlm shahih-nya
II/223)
(7)
"Pada malam Lailatul Qadar itu tidak panas & tidak dingin, tidak
berawan dan tidak hujan dan tidak berangin, tidak juga terang dg bintang2,
tanda di pagi harinya adalah Matahari terbit bercahaya lembut." (HR
As-Suyuthi dlm Jami' Shaghir, di-shahih-kan oleh Albani dlm Shahihul Jami',
XX/175, no. 9603)
Namun
terkadang pada lailatul-qadr juga turun hujan, sebagaimana disebutkan pada
hadits no.4 dan hadits berikut
(8) Bersabda Nabi shallallahu `alaihi wasallam
: "… Aku melihat Lailatul Qadar lalu aku dibuat lupa kapan waktunya, maka
barangsiapa yg ingin mencarinya maka carilah pd 10 hari terakhir pada malam2
witirnya dan aku melihat diriku pd malam tsb sujud di atas tanah yg basah… Maka
kami kembali dan kami tidak melihat ada awan di langit, maka tiba2 ada awan dan
turun hujan sampai airnya menembus sela2 atap masjid yg terbuat dari pelepah
Kurma, maka aku melihat Nabi shallallahu `alaihi wasallam sujud di atas tanah
yg basah, sampai kulihat bekas tanah yg basah itu di dahi beliau shallallahu
`alaihi wasallam." (HR Bukhari, VII/174, hadits no. 1895)
(9)
Dari Aisyah radhiallahu `anha : Wahai Rasulullah, menurut pendapatmu jika aku
tahu bhw malam terjadinya Lailatul Qadar, maka doa apa yg paling baik
kuucapkan? Sabda Nabi shallallahu `alaihi wasallam : "Ucapkanlah olehmu,
[Allahumma innaka `afuwwun, tuhibbul-`afwa, fa`fuanni] Ya ALLAH sesungguhnya
ENGKAU adalah Maha Pemaaf, mencintai orang yg meminta maaf, maka maafkanlah
aku." (HR Ahmad, Ibnu Majah & Tirmidzi, di-shahih-kan oleh Albani dlm
Al-Misykah, I/473 no. 2091)
(10)
"Allah memiliki di bulan Ramadhan suatu malam yang lebih baik dibandingkan
1000 bulan. Barang siapa yang dihalangi (dari kebaikannya), maka ia akan
dihalangi (dari kebaikan)”. [HR.
An-Nasa’iy dalam Al-Mujtaba (2106), dan Ahmad dalam Al-Musnad (7148). Hadits
ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib) (999)]
Semoga
dapat menambah khasanah keilmuan kita. Namun jangan sampai kita menyibukkan
dengan ilmu tentang laylatul qadr, sibuk melihat tandanya, sibuk menghitung
hari-harii ganjilnya.. padahal yang dicontohkan Nabi saw adalah khusyu ibadah
di sepuluh hari terakhir. Titik.
Semoga
Allah mudahkan kita.
Aamiin.
TANYA
JAWAB
M13
Q : Bagaimana wanita yang baru halangan, misal haid atau nifas bisa meraih malam lailatul qodr, sedangkan untuk puasa , sholat pun terlarang
A : Walaupun terhalang dari puasa dan sholat, wanita nifas/haid tetap punya pilihan ibadah yg banyak. dianjurkan tuk melakukan amalan-amalan tersebut. Tilawah (menurut sbagian ulama diperbolehkan), zikir, doa, membantu suami beritikaf, membantu menyiapkan makan sahur bagi yang beritikaf, memperbanyak istighfar, bangun di sepertiga malam tuk munajat, dll.
Q : Bagaimana wanita yang baru halangan, misal haid atau nifas bisa meraih malam lailatul qodr, sedangkan untuk puasa , sholat pun terlarang
A : Walaupun terhalang dari puasa dan sholat, wanita nifas/haid tetap punya pilihan ibadah yg banyak. dianjurkan tuk melakukan amalan-amalan tersebut. Tilawah (menurut sbagian ulama diperbolehkan), zikir, doa, membantu suami beritikaf, membantu menyiapkan makan sahur bagi yang beritikaf, memperbanyak istighfar, bangun di sepertiga malam tuk munajat, dll.
M8
Q : Amalan apa aja yang harus dilakukan saat 10 hari terakhir dan tidak bisa untuk itikap d mesjid??? Jazakalloh
A : Secara umum sama dengan no.1. tambahan lain, perkuat solat malam, perbanyak tilawah.
Q : Amalan apa aja yang harus dilakukan saat 10 hari terakhir dan tidak bisa untuk itikap d mesjid??? Jazakalloh
A : Secara umum sama dengan no.1. tambahan lain, perkuat solat malam, perbanyak tilawah.
M15
Q : Assalamualaikum....ustad gimana kita mengetahui laitatul qodr..? Dan bolehkah klo kedua orang tua kita meninggal klo kitanya ada rezeki menuaikan zakat fitrah untuk mereka?
A : Laylatul qadr bisa dipahami melalui hadist-hadist di atas, yang penting bukan bagaimana mengenali tandanya, tapi bagaimana 10 hari terakhir khusyu ibadah.
Zakat fitri hanya bagi yang hidup, tidak bisa diniatkan untuk yang sudah wafat. Kalau mau, niatkan saja sedekah biasa.
Q : Assalamualaikum....ustad gimana kita mengetahui laitatul qodr..? Dan bolehkah klo kedua orang tua kita meninggal klo kitanya ada rezeki menuaikan zakat fitrah untuk mereka?
A : Laylatul qadr bisa dipahami melalui hadist-hadist di atas, yang penting bukan bagaimana mengenali tandanya, tapi bagaimana 10 hari terakhir khusyu ibadah.
Zakat fitri hanya bagi yang hidup, tidak bisa diniatkan untuk yang sudah wafat. Kalau mau, niatkan saja sedekah biasa.
M21
Q : Amalan/bacaan apa saja yang kita baca pada 10 malam terakhir agar kita mendapatkan malam lailatul kadar..?
A : Semua jenis amalan soleh dan bacaan kebaikan, khususnya tilawah alquran, dan sholat malam. Adapun doa yang disunnahkan diperbanyak sudah disebutkan dalam hadis pada materi.
Q : Amalan/bacaan apa saja yang kita baca pada 10 malam terakhir agar kita mendapatkan malam lailatul kadar..?
A : Semua jenis amalan soleh dan bacaan kebaikan, khususnya tilawah alquran, dan sholat malam. Adapun doa yang disunnahkan diperbanyak sudah disebutkan dalam hadis pada materi.
M20
Q : Assalaamualaikum Ustadz. Bila selama ini hidup penuh maksiat, kemudian baru saja bertaubat, apakah ada ksempatan dapat Lailatul Qadar? Bagaimana cara mengukur kualitas iman kita hingga kita dipandang layak untuk dapat lailatul qadar?
A : Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Pengasih. Semua punya kesempatan. Tidak perlu sibuk mengukur kualitas iman dan taqwa, tapi sibuklah memperbanyak ibadah, khusyu, perkuat tilawah dan sholat malam, perbanyak istighfar.
Q : Assalaamualaikum Ustadz. Bila selama ini hidup penuh maksiat, kemudian baru saja bertaubat, apakah ada ksempatan dapat Lailatul Qadar? Bagaimana cara mengukur kualitas iman kita hingga kita dipandang layak untuk dapat lailatul qadar?
A : Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Pengasih. Semua punya kesempatan. Tidak perlu sibuk mengukur kualitas iman dan taqwa, tapi sibuklah memperbanyak ibadah, khusyu, perkuat tilawah dan sholat malam, perbanyak istighfar.
Q : Assalamualaikum ustadz., kalo orang orang sakit yang tidak
ikut berpuasa dikarenakan keadaannya karena sakit, apakah bisa mendapatkan
kesempatan Lailatul Qadar?
A : Bisa. Sama seperti wanita haid.
A : Bisa. Sama seperti wanita haid.
M11
Q : Assalamualaikum ustadz......saya mau bertanya bagaimana menyikapi perbedaan semangat beribadah di dalam keluarga misal antara suami dengan istri soal pergi ke masjid. Ketika istri ingin sholat berjamaah di masjid dan suami memilih sholat di rumah apa yang harus istri lakukan? Bolehkan istri tetap berangkat ke masjid?
Begitu juga ketika orang tua mengajak anak-anak untuk sholat ke masjid dan anak-anak yang usia remaja (14-17) menolak bagaimana sikap kita sebagai orang tua ? Terutama kalau sholat Shubuh - Maghrib karena kalau Isya biasanya kan sekalian taraweh. Kalau kita cinta keluarga bukankah kita juga ingin beribadah bersama dengan keluarga? Terima kasih ustadz
A : Sebaiknya istri ke masjid dengan izin suami. Sambil terus mendoakan anak dan suami agar lebih bersemangat ke masjid dan sedikit demi sedikit terus menerus, berupaya mempengaruhi suami dan anak agar lebih bersemangat ke masjid. Berdakwah perlu waktu, tidak ada yang instan. Apalagi terhadap orang dewasa. Perlu kesabaran ekstra. Perbanyak istighfar, sambil terus berusaha menasehati. bisa jadi, terhalangnya hidayah dikarenakan dosa kita pribadi di masa lalu.
Q : Assalamualaikum ustadz......saya mau bertanya bagaimana menyikapi perbedaan semangat beribadah di dalam keluarga misal antara suami dengan istri soal pergi ke masjid. Ketika istri ingin sholat berjamaah di masjid dan suami memilih sholat di rumah apa yang harus istri lakukan? Bolehkan istri tetap berangkat ke masjid?
Begitu juga ketika orang tua mengajak anak-anak untuk sholat ke masjid dan anak-anak yang usia remaja (14-17) menolak bagaimana sikap kita sebagai orang tua ? Terutama kalau sholat Shubuh - Maghrib karena kalau Isya biasanya kan sekalian taraweh. Kalau kita cinta keluarga bukankah kita juga ingin beribadah bersama dengan keluarga? Terima kasih ustadz
A : Sebaiknya istri ke masjid dengan izin suami. Sambil terus mendoakan anak dan suami agar lebih bersemangat ke masjid dan sedikit demi sedikit terus menerus, berupaya mempengaruhi suami dan anak agar lebih bersemangat ke masjid. Berdakwah perlu waktu, tidak ada yang instan. Apalagi terhadap orang dewasa. Perlu kesabaran ekstra. Perbanyak istighfar, sambil terus berusaha menasehati. bisa jadi, terhalangnya hidayah dikarenakan dosa kita pribadi di masa lalu.
M6
Q : Bagaimana sunahnya agar kita bisa ittiba dalam menjalani 10 malam terakhir..apakah dengan itikaf 10 hari di mesjid (mohon dalilnya) dan apakah cukup dengan memalamkan shalat tarawih+witir nya dan menunggu sampai azan subuh??
A : Ittiba pada 10 hari terakhir adalah dengan itikaf. Dalilnya sudah jelas yaitu kebiasaan Nabi saw beritikaf di sepuluh hari terakhir ramadhan. Yang dimaksud itikaf bukan hanya sekedar berdiam di masjid. Tapi mengisinya dengan ibadah; tilawah, solat, zikir, doa, dll. Tidak ada kata cukup dalam mendekatkan diri kepada Allah. Jadi berusahalah sekuat kuatnya, semampu kita.
Q : Bagaimana sunahnya agar kita bisa ittiba dalam menjalani 10 malam terakhir..apakah dengan itikaf 10 hari di mesjid (mohon dalilnya) dan apakah cukup dengan memalamkan shalat tarawih+witir nya dan menunggu sampai azan subuh??
A : Ittiba pada 10 hari terakhir adalah dengan itikaf. Dalilnya sudah jelas yaitu kebiasaan Nabi saw beritikaf di sepuluh hari terakhir ramadhan. Yang dimaksud itikaf bukan hanya sekedar berdiam di masjid. Tapi mengisinya dengan ibadah; tilawah, solat, zikir, doa, dll. Tidak ada kata cukup dalam mendekatkan diri kepada Allah. Jadi berusahalah sekuat kuatnya, semampu kita.
M2
Q : Tanya ustadz...apa ciri orang yang mndapatkan lailatul qadar?
A : Hendaknya kita tidak sibuk pada ciri-ciri, namun terus berusaha dalam taqwa. Apakah kita akan puas ketika kita mengetahui diri kita memiliki ciri orang yang mendapat laylatul qadar? Tentu tidak. Hamba Allah yang sebenarnya adalah yang sibuk dalam taqwa kepada Allah, sibuk dalam memperbaiki diri. bukan sibuk melihat ciri kebaikan dalam dirinya.
Q : Tanya ustadz...apa ciri orang yang mndapatkan lailatul qadar?
A : Hendaknya kita tidak sibuk pada ciri-ciri, namun terus berusaha dalam taqwa. Apakah kita akan puas ketika kita mengetahui diri kita memiliki ciri orang yang mendapat laylatul qadar? Tentu tidak. Hamba Allah yang sebenarnya adalah yang sibuk dalam taqwa kepada Allah, sibuk dalam memperbaiki diri. bukan sibuk melihat ciri kebaikan dalam dirinya.
M7
Q : Assalamu'alaikum ... apakah lailatul qodar bagi yang i'tikaf saja ?
A : Laylatul Qadar bagi seluruh hamba Allah yang mendekat kepadaNya.
Q : Assalamu'alaikum ... apakah lailatul qodar bagi yang i'tikaf saja ?
A : Laylatul Qadar bagi seluruh hamba Allah yang mendekat kepadaNya.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment