Selasa, 7 Juni 2016
Narasumber : Ustadz Dody
Kajian Link Ramadhan
Pekan-2 Grup Bunda
Tema : Fiqh Tilawah
editor : Rini Ismayanti
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an
semoga kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan
dikumpulkan sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring
salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam,
Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakaninya nabi besar Muhammad SAW, pada
keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari
akhir nanti. InsyaAllah aamiin
MACAM-MACAM
TILAWAH BESERTA DENGAN ADAB ADABNYA
1.
Tilawatu Lafdhihi ( تلاوة لفظه
) yakni membaca Al-Quran dari segi lafadz-lafadznya.
Tahapan
ini yang mesti dilalui bagi pemula (orang yang baru mengenal islam) atau pun
anak-anak, yaitu mengenal atau mengetahui makharijul huruf (tempat-tempat
keluarnya huruf melalui lisan) dan sifat-sifat huruf Al-Quran serta mempelajari
hukum-hukum tajwid yang semuanya guna memperbaiki tilawah itu sendiri.
Sebagaimana
arti tajwid itu sendiri. Tajwid secara bahasa, maknanya : “Menata sesuatu dengan baik” atau “Membaguskan”. Secara Istilah : “Yaitu membenarkan bacaan
dalam tilawah Al-Quran Al-Karim”.
2.
Tilawatu Hukmihi yakni membaca Al-Quran
dari segi hukum-hukumnya .
Tahapan
ini yaitu menelaah kandungan Al-Quran itu sendiri dengan mempercayai
kabar-kabarnya, mengikuti hukum-hukum yang telah اللّهُ tetapkan, dengan menjalankan
perintah-perintahnya dan menjauhi seluruh larangan yang telah disebutkan di
dalamnya, dan inilah tujuan utama diturunkanya Al-Quran.
Firman اللّهُ Azza wa Jalla.
كِتَابٌ
أَنزَلْنَاهُ
إِلَيْكَ
مُبَارَكٌ
لِّيَدَّبَّرُوا
ءَايَاتِهِ
وَلِيَتَذَكَّرَ
أُوْلُوا
اْلأَلْبَابِ
Ini
adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai pikiran. [Shad: 29]
Sesungguhnya
tilawah al-Quran adalah lebih afdhal (utama) daripada dzikir, dan dzikir lebih
afdhal daripada doa, hal ini dinyatakan oleh Al-Imam An-Nawawi di dalam
kitabnya “Al-Adzkar” halaman: 101, beliau menyebutkan: “Seseungguhnya tilawah
al-Qur’an itu lebih afdhal daripada dzikir-dzikir, dan di dalam qira’ah (tilawah)
mempunyai adab-adab dan tujuan-tujuan.”
Oleh
sebab itu, hendaknya kita (semua) sebagai thalibul ilmi, memperhatikan
adab-adab dan menetapkan tujuan ketika hendak membaca Al-Qur’an. Karena memang sesungguhnya al-Quran ini
(adalah) yang kita baca, kita dengar, kita hafalkan dan kita tulis adalah kalam
Rabb kita, Rabb semesta alam yang Maha Awal dan Maha Akhir.
Al-Quran
ini merupakan tali اللّهُ yang sangat kuat, dan jalan-Nya yang lurus,
serta merupakan dzikir yang penuh berkah dan cahaya yang terang. Inilah di antara sifat-sifat agung al-Quran,
maka wajiblah kita mengagungkan dan memuliakannya. Apabila seorang hamba hendak
membacanya maka janganlah dia meremehkannya dan janganlah sambil bermain-main.
ADAPUN
ADAB-ADAB TILAWAH ADALAH :
1.
Mengikhlaskan niat untuk اللّهُ semata. Karena tilawah al-Quran termasuk
ibadah, sebagaimana telah disebutkan pada keutamaan tilawah.
Rasulullah
ﷺ bersabda.
إِنَّمَا
الْأَعْمَالُ
بِالنِّيَّةِ
Sesungguhnya
seluruh amalan itu tergantung pada niatnya. [HR. Bukhari-Muslim]
2.
Menghadirkan hati (konsentrasi) ketika membaca, khusyu’, tenang dan sopan,
berusaha terpengaruh (terkesan) dengan yang sedang dibaca, dengan memahami
(menghayati) atau memikirkan (tafakkur-tadabbur) sebagaimana tujuan utama dalam
tilawah.
أَفَلاَ
يَتَدَبَّرُونَ
الْقُرْءَانَ
Apakah
mereka tidak memperhatikan al-Qur’an?! [An-Nisa’:82, Muhammad:24]
Sopan,
sebagai upaya memuliakan Kalam اللّهُ Azza wa Jalla. Khusyu’ atau memusatkan hati
dan pikiran (konsentrasi) sebagai upaya mengambil hikmah yang terkandung pada
ayat yang kita baca; menampakkan kesedihan dan menangis, (ketika membaca
ayat-ayat yang menceritakan adzab (siksa) neraka. Dan apabila tidak bisa maka
berusahalah untuk bisa menangis.
Rasulullah
ﷺ bersabda:
إِنَّ
هَذَا
الْقُرْآنَ
نَزَلَ
بِحُزْنٍ
فَإِذَا
قَرَأْتُمُوهُ
فَابْكُوا
فَإِنْ
لَمْ
تَبْكُوا
فَتَبَاكَوْا
Sesungguhnya
al-Quran ini turun dengan kesedihan, maka jika kamu membacanya hendaklah kamu
menangis, jika kamu tidak (bisa) menagis, maka berusahalah untuk menangis. [HR.
Ibnu Majah]
Allah
berfirman:
وَيَخِرُّونَ
لِلأَذْقَانِ
يَبْكُونَ
وَيَزِيدُهُمْ
خُشُوعًا
Dan
mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah
khusyu’. [Al-Israa : 109]
3.
Tilawah al-Quran, hendaknya di tempat yang suci (haram atau dilarang di WC)
atau tempat-tempat yang tidak pantas untuk tilawah al-Qur’an yang suci. Terutama di masjid sebagai upaya memakmurkan
masjid
إِنَّمَا
يَعْمُرُ
مَسَاجِدَ
اللهِ
مَنْ
ءَامَنَ
بِاللهِ
وَالْيَوْمِ
اْلأَخِرِ
وَأَقَامَ
الصَّلاَةَ
وَءَاتَى
الزَّكَاةَ
وَلَمْ
يَخْشَ
إِلاَّ
اللهَ
Hanyalah
yang memakmurkan mesjid-mesjid اللّهُ ialah orang-orang yang beriman kepada اللّهُ dan hari kemudian, serta tetap mendirikan
sholat, menuaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) sela in kepada اللّهُ. [At-Taubah : 18]
Selain
di tempat yang suci, kitapun sebaiknya dalam keadaan suci (tidak dalam keadaan
hadast besar dan hadats kecil) untuk memuliakan kalam اللّهُ Ta’ala.
4.
Membaca doa Istiazhah (berlindungan kepada Allah Ta’ala dari godaan setan)
ketika hendak membaca al-Qur’an.
Allah
berfirman
فَإِذَا
قَرَأْتَ
الْقُرْآنَ
فَاسْتَعِذْ
بِاللَّهِ
مِنَ
الشَّيْطَانِ
الرَّجِيمِ
Apabila
kamu membaca al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari
syaitan yang terkutuk. [An-Nahl :98]
Membaca
basmalah apabila membaca al-Quran dari awal surat, kecuali surat at-Taubah,
yakni membaca:
أَعُوْذُ
بِاللهِ
مِنَ
الشَّيْطَانِ
الرَّجِيمِ
Artinya
lihat diatas
5.
Menghadap kiblat hal ini juga sebagai upaya menghidupkan sunnah dalam
bermajlis.
خَيرُْ
المجالس
ما
استقبل
القبلة
(رواه
الطبرانى
فى
الأوسط
من
حديث
ابن
عمر
Sebaik-baik
Majlis adalah yang menghadap kearah qiblat. [HR. Thabrani dalan Al-Ausath
hadits dari Ibnu Umar].
6.
Membaguskan suara dengan tidak ghuluw (melewati batas), riya (agar dilihat
orang) , sum'ah (agar didengar orang) atau ujub (mengagumi diri sendiri).
زَيِّنُوا
الْقُرْآنَ
بِأَصْوَاتِكُمْ
..رواه
أحمد
وابن
ماجة
والنسائى
والحاكم
وصححه
Perindahlah
(bacaan) Al-Quran dengan suara kalian. (HR. Ahmad, Ibnu Majah Nasa`i dan Hakim
menshahihkannya].
Tetapi
jangan sampai seseorang mengeraskan bacaannya di dalam mushalla (masjid)
sementara orang lain dalam keadaan shalat, sedangkan hal yang demikian itu
telang dilarang.
خَرَجَ
عَلَى
النَّاسِ
وَهُمْ
يُصَلُّونَ
وَقَدْ
عَلَتْ
أَصْوَاتُهُمْ
بِالْقِرَاءَةِ
فَقَالَ
إِنَّ
الْمُصَلِّيَ
يُنَاجِي
رَبَّهُ
فَلْيَنْظُرْ
بِمَا
يُنَاجِيهِ
بِهِ
وَلَا
يَجْهَرْ
بَعْضُكُمْ
عَلَى
بَعْضٍ
بِالْقُرْآنِ
Bahwa
Nabi ﷺ pernah keluar pada suatu kaum, sedang mereka
sementara dalam keadaan shalat dan mengeraskan bacaannya, maka Nabi ﷺ bersabda: “Setiap kalian bermunajat
(berbisik-bisik) kepada Rabbnya, maka janganlah kalian mengeraskan bacaan
(Al-Qur`an) kalian atas sebagian yang lain. [HR. Imam Malik dalam kitabnya
“Al-Muwatha`”[1/80]), Ibnu Abdil Barr berkata: “Ini adalah hadits shahih] [10].
[Lihat: Majaalis Syahrur Ramadhan; Syaikh Al-Utsaimin]
7.
Hendaknya membaca dengan sirri (pelan) apabila dikhawatirkan dapat menimbulkan
riya atau sum'ah pada dirinya atau dapat mengganggu ketenangan dalam Masjid
sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Nabi ﷺ
الجْاَهِرُ
بِالْقُرْآنِ
كَالْجَاهِرُ
بِالصَّدَقَةِ
.
Mengeraskan
(dalam membaca) Al-Qur`an sama dengan menampakan dalam bershadaqah. [Minhajul Muslim,
hal.71]
Dan
telah diketahui bahwa shadaqah yang dicintai adalah yang sembunyi-sembunyi,
kecuali dalam keadaan tertentu yang berfaidah. Misalnya: untuk mendorong orang
lain agar melakukan seperti yang kita lakukan.
8.
Hendaknya membaca Al-Qur`an dengan tartil
وَرَتِّلِ
الْقُرْءَانَ
تَرْتِيلا
Dan
bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. [Al-Muzammil : 4]
Ali
bin Abi Thalib menjelaskan makna tartil dalam ayat tersebut diatas adalah:
”Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya”.
[Syarh Mandhumah Al-Jazariyah, hl. 13]
Bacaan
dengan perlahan-perlahan (tartil), bukan dengan cepat-cepat, hal yang demikian
itu akan membantu dalam tadabbur (memahami) maknanya dan menghindari dari
kesalahan dalam melafadzkan atau mengeluarkan huruf-hurufnya.
9.
Hendaknya sujud, ketika membaca ayat-ayat yang mengisyaratkan sujud, hal ini
dilakukan dalam keadaan berwudhu’, di waktu siang maupun malam, dengan takbir
dan mengucapkan: سبحان ربي
الأعلى(
Suci Rabbku yang Maha Tinggi) dan hendaklah berdoa, kemudian bangun dari sujud
tanpa takbir dan tanpa salam. [Majaalis Syahrur Ramadhan; Syaikh Al-Utsaimin]
TANYA
JAWAB
M15
Q
: Bolehkah membaca alquran dengan menirukan murottal? Sambil membuka alquran
A
: Boleh, tapi sisi belajarnya jadi ngga dapet, karena hanya mengulang dengan
menggunakan indera pendengaran. Sedangkan ilmu ilmu lainnya menggunakan
pandangan [melihat], berfikir dan disinkronkan dengan bunyi di mulut.
Q
: Bolehkah wanita yang sedang haid membaca alquran? Walau tidak
menyentuh/pegang pake alas biar ga kena langsung sama alquranya?
A
: In sha اللّهُ
boleh
Q
: Apakah mengaji tidak boleh di lagukan maksudnya seperti MTQ dll....Di tempat
saya ada suatu kelompok pengajian mereka mengharamkan itu bahkan adzan pun
begitu, jadi ngaji dan adzannya dibuat datar dan rata.....Mohon penjelasannya
ustadz, terima kasih
A
: Dilagukan selama sesuai dengan panjang pendeknya tidak masalah. Yang menjadi
perdebatan adalah ketika sang wanita yang ditonton campur baur dengan melagukan
Al Quran dihadapan semua pihak
Q
: Assalamualaikum..mau tanya ustadz..selain dalam keadaan suci,perlukah juga dalam
keadaan menutup aurat,misalnya kalau mengaji d rumah agak lama memakai mukena
kadang terasa gerah
afwan..
A
: Boleh... Selama tidak ada orang lain yang bukan mahram disana.
M5
Q
: Seperti sudah dijelaskan di atas...membaca alqur'an harus dalam keadaan
suci..apakah ini berarti seorang wanita yang lagi haid tidak boleh
memegang/membaca al-qur'an ustdz mohon penjelasannya
A
: Boleh. Yang jadi perbedaan pendapat apakah boleh menyentuhnya secara langsung
atau tidak.
Q
: Adakah Dalil yang shaheh... yang membolehkan orang haid boleh membaca Al quran
.... dan Sikap apa yang baiknya kita ambil.. dari perbedaan antara boleh atau
tidaknya membaca Alquran bagi wanita yang lagi haid. Maksudnya seputar boleh tidaknya membaca dan memegang alqur'an
diwaktu haid..
A
: Dalil menunjukkan bahwa wanita yang haid boleh membaca Al-Quran, sabda
Rasulullah ﷺ kepada
Aisyah radhiyallahu ‘anha yang akan melakukan umrah akan tetapi datang haid:
“Kemudian
berhajilah, dan lakukan apa yang dilakukan oleh orang yang berhaji kecuali
thawaf dan shalat.” (HR.Al-Bukhary dan Muslim, dari Jabir bin Abdillah)
Untuk
yang haid hanya dilarang THAWAF dan SHOLAT, dan Aisyah radhiyallahu anha
melakukan amalan amalan lain termasuk Tilawah dan haji tersebut. Untuk masalah memegangnya memang ada perbedaan
pendapat Ulama dalam hal ini, ada yang melarang dan ada yang membolehkan dengan
menggunakan perantara.
M20
Q
: Assalamualaikum ustadz maaf oot. Ada temen nanya soal ngebadalin sholat terus
terang saya baru denger...misal kita haid selesai ashar...nah shubuh sama
dzuhurnya kita badalin...katanya ada ustadzah yang bilang bulan puasa harus
banyak ngebadalin sholat..yaitu membayar sholat fardhu yang terlewat..
A
: Pertama : Minta hujjah dari sang Ustadzah perintah yang demikian, sehingga
kita tau landasan dari Sang Ustadzah tersebut.
Kedua
: Tidak ada Qadha sholat selain jika dan hanya jika tertidur dan terbangun
setelah melewati waktunya sholat.
Q
: Ustdz, membaca al qu'ran memghadap ke kiblat itu sunnah kan ya bukan wajib?
Kemudian sebelum membaca al qu'ran tidak wajib berwudhu dulu? Tidak wajib
memakai jilbab kan (misal hanya mengenakan gamis),
A
: Iya benar semuanya
Q
: Bun tanya,, jadi klo ada tanda *sujud,
saat selesai membaca ayat.nya kita lagisg sujud gtu ya? Trus klo kita baca
qur'an nya di kursi, harus ke tempat sholat dlu gtu ya
A
: Langsung aja sujud disana
M3
Q
: Apa baca al quran harus wudhu? Kadang saya masak sambil baca al quran, bagaimana
bolehkah?
A
: Boleh. Adabnya atau lebih afdholnya ya bersuci. Jika tidak pun tidak apa apa.
Q
: Di jaman teknologi ini, byk aplikasi2 Al Qur'an di HP. Lantas bagaimana hukumnya jika HP yang ad
aplikasi Qur'annya kita bawa dalam WC ato t4 lain yang najis.
A
: Didalam HP itu ada memori yang bisa menyimpan begitu banyak file apapun.
Ketika HP nya masuk ke WC dan tidak dibuka, maka tidak mengapa. Karena aplikasi
Qurannya tersimpan didalam memory internal. Sama halnya dengan fungsi otak
manusia. Hapalan Quran itu adanya di otak, maka ketika masuk WC, jangan
dikeluarkan hapalannya, simpan saja dalam otak. Apakah kita harus operasi dulu mengeluarkan
"otak" ketika kita mau masuk ke WC...? Tentu tidak yaa
Q
: Jika smua orang tilawahnya pke HP, lama-lama mushaf tidak lagi dipake donk.
Itu bagaimana menurut pendapat ustadz?
A
: Boleh boleh saja. Ada kalanya listrik habis dan mata terganggu, lalu akhirnya
balik lagi ke manual mushaf. Nda ada masalah disini, yang jadi masalah apakah
Quran asli dan Quran di applikasi ada perbedaan...?
Q
: Jika ditengah-tengah kita baca Al-Quran tiba-tiba wudhu kita batal (buang
angin) apa kita harus lanjutkan menbaca atau berhenti & ambil wudhu dulu?.
A
: Bebas apa saja yaa. Adabnya lebih baik bersuci
M11
Q
: Sesuai point no 7. Hendaklah membaca dengan sirri (pelan ). Bagaimana yang
membaca Al qur'an pake spiker di mesjid ? Apalagi di Ramadhan ini ..banyak yang
begitu .
A
: Naaah... Terganggu ngga...? Saya sendiri sih merasa nda nyaman. Apalagi jika
ada orang yang sakit berdekatan dengan sumber suara tersebut.
Q
: Ustadz.. Tilawah itu khatam harus membaca berurutan dari juz 1 sampai 30 kan
ya? Apa boleh juz 1 loncat juz 4 baru
juz 2 tapi semua 30 juz dbaca?
A
: Boleeehh.
Q
: Ustadz, ketika membaca ayat sajadah
saat dalam perjalanan sehingga tidak bisa sujud, apa yang harus dilakukan? Apa yang harus
dibaca saat bisa sujud dan saat tidak bisa sujud?
A
: Bergeraklah seolah olah seperti sujud dan kemudian membaca bacaannya.
M8
Q
: Ustadz kalau kita lagi tilawah terus diajak ngobrol,adabnya bagaimana? Kalau
kita jawab dulu,pas mau mulai lagi selalu baca istiadzah lagi tidak? Kalau
tilawah harus selalu posisi duduk atau boleh berbaring?
A
: Boleh langsung. Kok lagi ngaji diajak ngomong sama teman...? Posisi boleh apa
saja. Adabnya duduk dan menghadap kiblat.
M7
Q
: Assalamualaikum ustadz, mau bertanya
ayat-ayat yang mengisyaratkan sujud ayat apa saja? Dan ada disurah apa?
A
: 10 ayat yang disepakati sebagai ayat sajadah :
QS.
Al A’rof ayat 206
QS.
Ar Ro’du ayat 15
QS.
An Nahl ayat 49-50
QS.
Al Isro’ ayat 107-109
QS.
Maryam ayat 58
QS.
Al Hajj ayat 18
QS.
Al Furqon ayat 60
QS.
An Naml ayat 25-26
QS.
As Sajdah ayat 15
QS.
Fushilat ayat 38 (menurut mayoritas ulama), QS. Fushilat ayat 37 (menurut
Malikiyah).
4
ayat yang termasuk ayat sajadah namun diperselisihkan, akan tetapi ada dalil
shahih yang menjelaskannya
QS.
Shaad ayat 24
QS.
An Najm ayat 62 (ayat terakhir)
QS.
Al Insyiqaq ayat 20-21
QS.
Al ‘Alaq ayat 19 (ayat terakhir)
Q
: Kenapa ya padahal abis tilawah ato abis solat deh...tapi kalau anak-anak
bikin kesel...abis solat marahnya kaya apa tau..sampe kadang minta maaf sama
anak yang kecil, Apa itu solat dan tilawahku belum khusyuk ya...berharap tenang
malah jadi ngamuk aku..he..he.
A
: Orang hebat adalah orang yang bisa mengendalikan amarahnya. Coba kendalikan
Bunda dengan mengatur napas, berwudhu dan berpindah tempat.
M6
Q
: Mana yang lebih utama, mengejar jumlah tilawatu lafdhihi (misalnya 1 juz
sehari) tapi ga baca artinya atau membaca artinya juga walaupun jadinya tidak
bisa 1 juz sehari
A
: Kedua duanya lebih baik.
Q
: Ustd bagaimana caranya supaya membuat orang mau tilawah,, daripada main game
hp melulu, jawabannya klo dikasi tau "ibadah itu perlu keikhlasan, klo ga
ya percuma"
A
: Selama ini hubungannya bagaimana....? Step step agar mempermudah mengajak
orang beribadah :
-
Rebut Hatinya dahulu
-
Rubah Attitude kita yang sudah beramal lebih dahulu
-
Berikan buku buku hadiah sesuai tematik judulnya
-
Ajak beribadah.
Tiba
tiba ngajak ibadah tanpa ada apa apa, sama aja membuat orang membikin benteng
pertahanan diri dari awal.
M17
Q
: Begini ustadz misal habis sahur kita tidur mimpi basah. Puasa kita batal atau
tidak? Harus mandi wajib atau tidak? Terima kasih Sebelumnya
A
: Tidak batal. Mandi dunk
Q
: Jika kita tilawah dengan membaca secara cepat & belum sempat
mentadaburinya karena memiliki targetan khataman,Hukumnya seperti apa ya ust ?
A
: Tidak mengapa. Disatu kesempatan waktu lainnya. Silahkan membaca dengan
menaburinya yaa
M10
Q
: Maaf ustadz,kita bole tidak berwudhu tapi apa harus menghilangkan dulu najiz
besar seperti,babi,anjing dan yang lainya... Dan bagaimna cara menghilangkan
najis babi yang paling afdhol
A
: Nanti kita urai di pembahasan najiz yaaa.
Q
: Menurut Ustadz, bagaimana mensikapi adanya lomba seperti MTQ, kompetisi
hafidz..
A
: Bagus sekali. Akan jauh lebih sempurna ketika yang tayang nasional hanya laki
laki saja. Dan perempuan, komunitasnya khusus kalangan perempuan.
Q
: Boleh tidak ya membaca alquran dalam sholat? Baca suratnya sambil pegang
alquran
A
: Boleh selama berniat untuk menghapalnya.
M303
Q
: Afwan ustadz, bagaimana cara menjelaskan yang baik kepada masyarakat umum di
daerah, bahwa dalam tilawah (dimana masyarakat lebih mengenal sebagai qiraah)
itu yang perlu kita perhatikan ya spt materi d atas? Beberapa teman cerita bahwa
dulu saat mereka belajar qiraah, itu biasanya diarahkan oleh pengajarnya ke
belajar langgam qiraah. Kalau kelihatan bisa, kita akan diarahkan ikut MTQ
seolah dengan ketrampilan meliuk-liukkan bacaan qiraah sudah cukup & belajar
tajwidnya mengikuti saja
A
: Saya sarankan memang langsung belajar face to face dengan guru yang mumpuni
dan bisa mengkoreksi langsung kesalahan kita. Bertingkat dan bertahap sehingga
kita menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya
M19
Q
: Bismillah... Ustadz saya menyarankn sama saudara saya supaya baca Al Quran
tiap hari..tapi jawabannya sangat mengejutkan saya " dia bilang dia sudah
mengaji/ baca Al Quran waktu kecil,"jadi saya diam aja karna selain saya
kaget,dan juga tak tau dalil yang mengharuskan kita baca Al Quran tiap hari. Yang
saya tau kita harus berinteraksi/ baca Al Quran tiap hari... Saya minta nasehat
ustadz supaya saya bisa beritahu saudara saya tentang kita harus baca Al
Quran..
A
: Tanya saja sewaktu kecil sudah dapat apa dalam ngaji tersebut, atau sekedar
mengejar khatam saja tanpa mentadaburinya...? Padahal ada petunjuk kehidupan
dunia dan akhirat didalam sana yang bisa kita jadikan pegangan dalam menjalani
kehidupan ini.
Q
: Boleh gak kita tilawahnya dalam hati.. pada saat kita dalam keadaan sakit..
A
: Kalau memang sakit boleh saja. Karena memang susah menggerakkan mulut. Tetapi
kalau sehat maka minimal terdengar oleh kuping kita sendiri.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment