Selasa, 16 Agustus 2016
Narasumber : Ustadz Hepi Andi
Bastoni
Kajian LINK Bunda Pekan ketiga
Agustus 2016
Tema : Kajian Umum
Editor : Rini Ismayanti
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga kita selalu
istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan sebagai
keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring salam selalu kita
hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam, Al Qur'an berjalan,
kekasih Allah SWT yakaninya nabi besar Muhammad SAW, pada keluarga dan para
sahabat nya semoga kita mendapatkan sayaafaat beliau di hari akhir nanti.
InsyaAllah aamiin.
DAKWAH DI NEGERI MUSLIM....
By Hepi Andi Bastoni
By Hepi Andi Bastoni
Secara umum, kondisi umat Islam di berbagai belahan bumi
menggemberikan. Penduduk dunia (2011) tumbuh 137% dalam satu dekade terakhir,
Kristen tumbuh sebanyak hanya 46%, Islam tumbuh sebanyak 5 kali lipatnya:
235%. (The Almanac Book of Facts, 2011).
Itu data lama, tapi takkan banyak meleset dengan kondisi saat
ini. Lebih detil silakan search sendiri ya...he..he. Bila tren pertumbuhan ini
terus berlangsung, diperkirakan pada 2030, 1 dari 3 penduduk dunia adalah
Muslim. (www.muslimpopulation.com).
Saya punya beberapa slide tentang kondisi umat Islam di beberapa
negara meski data belum di up date. Semua menunjukkan angka positif, terutama
di negara-negara Eropa. Selain kita menemukan semarak tumbuhnya masjid, kita
menemukan gereja-gereja dijual. Hal ini juga diakui oleh banyak kalangan.
Geraldine Baum mengungkapkan: “Islam is the fastest growing religion in the
country” (Newsday Religion Writer, Newsday).
“Islam is the fastest growing religion in the United States,”
kata Ari L. Goldman seperti dikutip New York Times. Hillary Rodham Cinton,
istri mantan Presiden Clinton seperti dikutip oleh Los Angeles Times
mengatakan, “Islam is the fastest growing religion in America.” Direktur
Jamaica Muslim Center dan Ketua Masyarakat Muslim Indonesia, Syamsi Ali mengatakan,
sekitar 2-3 orang perminggu yang memeluk Islam di Amerika.
Jadi, simpulannya, kondisi dakwah di beberapa negara relatif
bagus dengan segala tantangannya. Syekh Yusuf al-Qaradhawi dalam sebuah
orasinya mengatakan,"Islam akan kembali menguasai Eropa untuk kedua
kalinya, bukan dengan pedang tapi dengan kedamaian."
Nah, di sinilah poinnya...bahwa dakwah di beberapa negara itu
justru berhasil dengan kedamaianya... Khusus di Eropa, saya lihat ada beberapa
penyebab meningkatnya populasi Muslim.
1. Tingkat kelahiran yang tinggi di di kalangan Muslim dan sebaliknya justru di kalangan non Muslim menurun.
2. Banyak muhajirin yang pindah dari negara Timteng ke Eropa.
3. Jumlah orang-orang yang pindah (conversion) dari agama lain ke agama Islam yang juga tinggi, terutama di Amerika, Eropa dan Australia dalam 20 tahun terakhir (The Almanac Book of Facts, 2011). Mereka menganggap Islam adalah agama yang paling realistis dan bisa menjadi solusi.
1. Tingkat kelahiran yang tinggi di di kalangan Muslim dan sebaliknya justru di kalangan non Muslim menurun.
2. Banyak muhajirin yang pindah dari negara Timteng ke Eropa.
3. Jumlah orang-orang yang pindah (conversion) dari agama lain ke agama Islam yang juga tinggi, terutama di Amerika, Eropa dan Australia dalam 20 tahun terakhir (The Almanac Book of Facts, 2011). Mereka menganggap Islam adalah agama yang paling realistis dan bisa menjadi solusi.
TANYA JAWAB
M20
Q : Yaa Ustadz, sepertinya dakwah Islamiyah ke orang yang sudah Islam sejak keturunan itu lebih sulit untuk mengajak dalam hal mengamalkan daripada ke orang non Muslim yang tertarik menjadi Muallaf ya? Padahal non Muslim tertarik ke Islam kan karena amalan dan akhlak Islam. Bagaimana cara belajar dan membangun semangat umat Islam untuk mengamalkan ajaran Islam ke kehidupannya, tidak hanya menjadi teori belaka?
Q : Yaa Ustadz, sepertinya dakwah Islamiyah ke orang yang sudah Islam sejak keturunan itu lebih sulit untuk mengajak dalam hal mengamalkan daripada ke orang non Muslim yang tertarik menjadi Muallaf ya? Padahal non Muslim tertarik ke Islam kan karena amalan dan akhlak Islam. Bagaimana cara belajar dan membangun semangat umat Islam untuk mengamalkan ajaran Islam ke kehidupannya, tidak hanya menjadi teori belaka?
A : Cara berdakwah secara umum, sudah dijelaskan Allah SWT
dengan firman-Nya: Serulah (manusia) ke jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu,
Dialah Yang Mahatahu tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS an-Nahl [16]: 125).
Penelusuran terhadap makna ayat di atas memberikan gambaran
bahwa dakwah menyeru manusia ke jalan Islam ditempuh tanpa kekerasan.
Cara yang dilakukan adalah dengan mengubah pemikiran mereka melalui penjelasan
argumentasi (hikmah), menunjukan kabar gembira dan peringatan dari Allah
(maw‘izhah hasanah), atau menelanjangi kebatilan sekaligus membangun kebenaran
dengan debat (jidâl).
Dalam mengamalkan ajaran Islam kita bisa mulai dari
tahapan berikut: diri sendiri, keluarga, masyarakat, negara dan dunia secara
umum. Kita mulai dari diri sendiri; shalat berjamaah, memperdalam al-Qur’an dan
lainnya. Hal yang sama kita biasakan kepada keluarga terdekat kita. Dan, itu
dengan amal nyata bukan sekadar teori. Amal nyata akan lebih efektif ketimbang
teori.
M5
Q : Ust belum menjelaskan judulnya, bagaimana siy " Dakwah di Negri Muslim" ?
A : Dakwah yang dilakukan di beberapa negara tergantung kondisinya. Tapi secara umum, dakwah yang mengedepankan amal nyata dan akhlak mulia, itu yang lebih efektif. Sebaliknya, mengedepankan symbol-simbol Islam secara frontal, kadang justru membuat non Muslim alergi duluan.
Q : Ust belum menjelaskan judulnya, bagaimana siy " Dakwah di Negri Muslim" ?
A : Dakwah yang dilakukan di beberapa negara tergantung kondisinya. Tapi secara umum, dakwah yang mengedepankan amal nyata dan akhlak mulia, itu yang lebih efektif. Sebaliknya, mengedepankan symbol-simbol Islam secara frontal, kadang justru membuat non Muslim alergi duluan.
M3
Q : Ustadz….Jika dakwah diluar Indonesia makin bagus seiring dengan peningkatan muslim diluar negeri yang makin meningkat populasinya..bagaimana dengan kita yang Indonesia lahir dan beragama Islam karena keturunan bisa memiliki kualitas keimanan seperti saudar-saudara muslim yang diluar negeri yang lebih banyak diterpa ujian tantangan keimanan lebih beragam ya
A : Di Indonesia mungkin secara kuantitas jumlah umat Islam cenderung stagnan bahkan mungkin menurun. Tapi secara kwalitas justru membaik. Bandingkan kondisi umat Islam hari ini dengan era 80-an yang berjilab saja susah. Orang tua merasa malu kalau menyekolahkan anaknya di pesantren. Sekarang justru bangga. Masalah kita adalah diretaknya ukhuwah. Masing2 berjalan sendiri2 bahkan cenderung saling jegal. Ini PR Kita.
Q : Ustadz….Jika dakwah diluar Indonesia makin bagus seiring dengan peningkatan muslim diluar negeri yang makin meningkat populasinya..bagaimana dengan kita yang Indonesia lahir dan beragama Islam karena keturunan bisa memiliki kualitas keimanan seperti saudar-saudara muslim yang diluar negeri yang lebih banyak diterpa ujian tantangan keimanan lebih beragam ya
A : Di Indonesia mungkin secara kuantitas jumlah umat Islam cenderung stagnan bahkan mungkin menurun. Tapi secara kwalitas justru membaik. Bandingkan kondisi umat Islam hari ini dengan era 80-an yang berjilab saja susah. Orang tua merasa malu kalau menyekolahkan anaknya di pesantren. Sekarang justru bangga. Masalah kita adalah diretaknya ukhuwah. Masing2 berjalan sendiri2 bahkan cenderung saling jegal. Ini PR Kita.
M10
Q : Tadz mo tanya,apa yang mnyebabkan dakwah di negara non muslim maju sedangkan di indonesia terkesan lambat,padahal notabene penduduk islam mayoritas muslim?
A : Ya, ini sudah saya singgung di atas. PR kita di ukhuwah. Kita belum bisa saling menghargai perbedaan.
Q : Tadz mo tanya,apa yang mnyebabkan dakwah di negara non muslim maju sedangkan di indonesia terkesan lambat,padahal notabene penduduk islam mayoritas muslim?
A : Ya, ini sudah saya singgung di atas. PR kita di ukhuwah. Kita belum bisa saling menghargai perbedaan.
Q : Ustadz, bagaimana menyikapi perbedaan-perbedaan aliran dalam
agama Islam... biar umat Islam tidak terpecah belah..
A : Nikmati tulisan Ustadz Salim A Fillah ini:
RIBUT
@salimafillah
Adalah Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan hadits tentang shalat sunnah qabliyah Maghrib dan menyatakan keshahihannya. Tetapi sungguh aneh, belum pernah para muridnya menyaksikan beliau mengamalkan ibadah tersebut.
"Mengapa?", tanya mereka.
"Sebab penduduk Baghdad telanjur mengambil pendapat Imam Abu Hanifah", ujar beliau, "Yang menyatakan tiadanya shalat qabliyah Maghrib. Kalau aku mengamalkan hal yang berbeda, niscaya akan menimbulkan keributan di antara mereka."
Meninggalkan suatu sunnah yang diyakini keutamaannya demi terjaganya harmoni masyarakat ternyata adalah 'amal utama.
"Karena itu para Aimmah seperti Imam Ahmad atau yang lainnya", demikian ditulis Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, "Menganggap sunnah apabila seorang imam meninggalkan hal-hal yang menurutnya lebih utama, jika hal itu dapat menyatukan makmum."
Inilah mengapa ketika Buya Hamka menyilakan KH Abdullah Syafi'i berkhuthbah di Masjid Agung Al Azhar, adzan beliau minta dikumandangkan dua kali. Ini pula mengapa, KH Idham Cholid tidak berqunut ketika tahu ada Buya Hamka menjadi makmumnya dalam kapal yang mengangkut mereka berhaji, sementara Buya Hamka justru berqunut karena tahu KH Idham Cholid ada di belakangnya.
"Demikian juga orang-orang yang menganggap melirihkan suara ketika membaca basmalah (dalam shalat berjamaah) adalah lebih utama atau sebaliknya", sambung Ibn Taimiyah, "Sedangkan makmum berbeda dengan pendapat atau madzhabnya, maka dia boleh mengerjakan yang kurang afdhal demi menjaga kemashlahatan persatuan. Hal ini lebih kuat dibandingkan permasalahan mana yang afdhal dari kedua perkara tersebut, dan ini adalah baik."
Jalan sunnah adalah jalan tak suka ribut tentang khilafiyah furu'iyyah. Jalan sunnah adalah jalan yang meminta kita tak perlu tampil mencolok dan terlihat berbeda.
Adalah Imam Ahmad ibn Hanbal menekankan hal ini sampai soal berpakaian. Beliau menegur seorang yang ditemuinya di Baghdad dalam keadaan memakai pakaian penduduk Makkah.
"Tidak cukupkah bagimu pakaian yang biasa dikenakan orang 'Iraq?"
"Bukankah ini pakaian yang baik, pakaian dari tempat bermulanya Islam?"
"Ya", jawab beliau, "Akan tetapi aku khawatir pakaian itu menghinggapkan rasa sombong dan aku khawatir ia adalah pakaian kebanggaan (libasusy syuhrah) yang dilarang oleh Rasulullah, karena dikenakan agar pemakainya tampak menonjol di tengah khalayak."
A : Nikmati tulisan Ustadz Salim A Fillah ini:
RIBUT
@salimafillah
Adalah Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan hadits tentang shalat sunnah qabliyah Maghrib dan menyatakan keshahihannya. Tetapi sungguh aneh, belum pernah para muridnya menyaksikan beliau mengamalkan ibadah tersebut.
"Mengapa?", tanya mereka.
"Sebab penduduk Baghdad telanjur mengambil pendapat Imam Abu Hanifah", ujar beliau, "Yang menyatakan tiadanya shalat qabliyah Maghrib. Kalau aku mengamalkan hal yang berbeda, niscaya akan menimbulkan keributan di antara mereka."
Meninggalkan suatu sunnah yang diyakini keutamaannya demi terjaganya harmoni masyarakat ternyata adalah 'amal utama.
"Karena itu para Aimmah seperti Imam Ahmad atau yang lainnya", demikian ditulis Syaikhul Islam Ibn Taimiyah, "Menganggap sunnah apabila seorang imam meninggalkan hal-hal yang menurutnya lebih utama, jika hal itu dapat menyatukan makmum."
Inilah mengapa ketika Buya Hamka menyilakan KH Abdullah Syafi'i berkhuthbah di Masjid Agung Al Azhar, adzan beliau minta dikumandangkan dua kali. Ini pula mengapa, KH Idham Cholid tidak berqunut ketika tahu ada Buya Hamka menjadi makmumnya dalam kapal yang mengangkut mereka berhaji, sementara Buya Hamka justru berqunut karena tahu KH Idham Cholid ada di belakangnya.
"Demikian juga orang-orang yang menganggap melirihkan suara ketika membaca basmalah (dalam shalat berjamaah) adalah lebih utama atau sebaliknya", sambung Ibn Taimiyah, "Sedangkan makmum berbeda dengan pendapat atau madzhabnya, maka dia boleh mengerjakan yang kurang afdhal demi menjaga kemashlahatan persatuan. Hal ini lebih kuat dibandingkan permasalahan mana yang afdhal dari kedua perkara tersebut, dan ini adalah baik."
Jalan sunnah adalah jalan tak suka ribut tentang khilafiyah furu'iyyah. Jalan sunnah adalah jalan yang meminta kita tak perlu tampil mencolok dan terlihat berbeda.
Adalah Imam Ahmad ibn Hanbal menekankan hal ini sampai soal berpakaian. Beliau menegur seorang yang ditemuinya di Baghdad dalam keadaan memakai pakaian penduduk Makkah.
"Tidak cukupkah bagimu pakaian yang biasa dikenakan orang 'Iraq?"
"Bukankah ini pakaian yang baik, pakaian dari tempat bermulanya Islam?"
"Ya", jawab beliau, "Akan tetapi aku khawatir pakaian itu menghinggapkan rasa sombong dan aku khawatir ia adalah pakaian kebanggaan (libasusy syuhrah) yang dilarang oleh Rasulullah, karena dikenakan agar pemakainya tampak menonjol di tengah khalayak."
Alhamdulillah, kajian kita hari ini
berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat.
Aamiin....
Segala yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu
allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT









0 komentar:
Post a Comment