Kajian
Online WA Hamba الله SWT
Selasa,
10 Januari 2017
Rekapan
Grup Nanda 1
Narasumber
: Ustadz Ruli
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor
: Rini Ismayanti
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat
yang telah mati, memepersatukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing
manusia yang tenggelam dlm lautan syahwat, membangun generasi yang tertidur
lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan,
kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma
ba'd...
Ukhti
fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan
lafadz Basmallah
Bismillahirrahmanirrahim...
Fenomena
Kemusyrikan di Sekitar Kita
Adalah
sebuah keprihatinan mendalam sekaligus tanggung jawab kita bersama untuk
meluruskan aqidah umat yang semakin hari semakin terkikis oleh virus
kesyirikan. Sungguh syirik adalah dosa yang paling besar, kezhaliman paling
zhalim, kekufuran paling kufur, dan kedustaan paling dusta, dosa yang tak
terampuni dan menyebabkan pelakunya kekal di neraka.
Ketika
Allah memerintahkan untuk beribadah kepadaNya maka perintah ibadah ini tidak
pernah berdiri sendiri akan tetapi selalu dikaitkan dengan perintah untuk
berlepas diri dari kesyirikan, dan ini bisa kita simak dari banyak sekali ayat
ayat di dalam al qur’an yang memerintahkan demikian.
Perhatikan
dua ayat berikut sebagai contoh, (Dan sungguh Kami telah mengutus rasul rasul
pada setiap umat untuk menyerukan,sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut (An
Nahl 36)), juga firmanNya (Barangsiapa
yang kufur kepada thaghut dan beriman kepada Allah maka sungguh ia telah
berpegang pada al urwatul al wutsqa yaitu buhul tali yang sangat kokoh yang
tidak akan putus (Al Baqarah 256)) dan kalimat Laillahaillallah telah
merumuskan itu semua yaitu mengandung dua rukun yaitu penolakan semua bentuk
sesembahan atau thaghut pada kata Laillaha dan penetapan satu sesembahan yaitu
Allah pada kataIllallah.
Jadi
arti kalimat tauhid itu bukan Tidak ada Tuhan selain Allah, karena ini tidak
sesuai dengan realita sebab ternyata Tuhan selain Allah itu ada dan banyak
sekali, para ulama aqidah mengartikannya sebagai Tidak ada sesembahan yang haq
untuk disembah melainkan Allah.
Jika
dua rukun ini terpenuhi maka kita adalah ahli tauhid yang dengannya Allah akan
menjamin kita masuk surga meskipun kita banyak dosa (yang bukan syirik).
Fenomena
Syirik di sekitar kita (sekitar Solo)
1.
Meminta berkah kepada kerbau kraton Solo, di kraton Solo ada beberapa ekor
kerbau bule yang dikeramatkan, setiap bulan suro atau ada hajatan akbar semacam
pilkada misalnya maka berduyun duyun masyarakat dari berbagai daerah datang
untuk meminta berkah sang kerbau dengan cara melakukan ritual ritual syirik,
bahkan kotoran sang kerbau pun menjadi rebutan untuk menjadi sarana terkabulnya
hajat.
2.
Mahesa Lawung, ini
adalah ritual syirik tahunan di hutan krendhowahono Karanganyar Surakarta,
yaitu pemberian sesajen untuk sebuah Punden yang diyakini sebagai tempat
tinggal Batari Durga, upacara syirik tersebut dilakukan dengan menyembelih
kerbau muda yang kemudian kepala, kaki dan jerohannya ditanam di sekitar
punden, beserta sesajen lengkap yang berupa sayuran, ingkung ayam dan
sebagainya kemudian sisanya dimakan bersama sebagai pesta kenduri. Tujuan
ritual ini agar kota Solo aman, selamat dari bencana.
3.
Labuhan Merapi, ini adalah ritual syirik tahunan di gunung Merapi yang
bertujuan agar warga Jogjakarta diberikan keberkahan keselamatan oleh penunggu
gunung Merapi.
4.
Labuhan Laut, ritual syirik tahunan yang digelar di pantai selatan, tujuan
ritual ini memohon kepada penguasa laut selatan Nyi roro kidul agar diberi
keberkahan rezeki dan keselamatan kepada seluruh nelayan dan warga sekitarnya.
5.
Pesta Apem, ritual syirik ini di kota Klaten, yakni rebutan kue apem yang
jumlahnya ribuan, ribuan warga menyemut kemudian berebut kue apem sambil
berdesakan dan bahkan berjatuhan untuk sekedar mendapat kue apem yang akan
ditanam di tempat usahanya agar sukses, atau kalau petani ditanam di sawah agar
hasil panennya melimpah.
6.
Jamasan pusaka, ritual syirik ini dilakukan pada malam 1 Suro yaitu memandikan
benda benda yang dianggap keramat semacam pusaka, keris misalnya, kemudian air
sisa jamasan tadi direbutkan masyarakat karena diyakini mengandung berkah.
Itulah
beberapa fenomena kesyirikan disekitar kita, itu baru sebagian kecil yang kita
tahu belum ditempat lain pasti banyak sekali, dan yang lebih parah dikemas
sebagai pariwisata dan memiliki daya jual sebagai komoditas dagang.
Kaum Musyrikin
Quraisy masih memiliki Tauhid Rububiyah Jika kita adakan perbandingan, maka
kaum musyrikin dimasa awal Rosulullah diutus menjadi Rosul masih lebih baik
dari kaum musyrikin dewasa ini, sebab seperti yang diabadikan dalam al qur’an
mereka masih memiliki tauhid Rubbubiyah, yakni pada surat Az Zukhruf ayat 87
Allah menggambarkan kaum musyrikin Quraisy dengan firmanNya ( Dan sungguh jika
kamu bertanya kepada mereka ‘Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka
menjawab, Allah’).
Mereka meyakini
pencipta mereka, pencipta langit dan bumi dan pemberi rezeki adalah Allah,
sebagaimana surat Yunus ayat 31, Az Zukhruf ayat 9, mereka hanya menjadikan
berhala berhala mereka wasilah beribadah kepada Allah, namun Allah menganggap
mereka orang orang musyrik yang kafir, tak berguna tauhid Rubbubiyah mereka,
sebab mereka mengingkari tauhid Ulluhiyah yaitu mengesakan penghambaan hanya
kepada Allah dan memurnikannya dari segala jenis syirik.
Jika demikian halnya
lalu bagaimana dengan orang orang musyrik dewasa ini yang meyakini Nyi roro
kidul sebagai pemberi rezeki di lautan, penjaga gunung Merapi sebagai pemberi
kesuburan dan keselamatan, kue apem sebagai sumber terkabulnya hajat manusia,
kerbau bule sebagai pemberi rezeki dan pemenuhan hajat hidup manusia berupa
kesembuhan dari penyakit dan lain sebagainya?
Mari kita simak
Bahaya Syirik berikut ini...
Bahaya
Syirik
1.
Dosa yang tak terampuni (Sesungguhnya Allah tak mengampuni dosa syirik, An Nisa
ayat 48)
2.
Amal yang pernah dilakukan terhapus (Seandainya mereka melakukan kesyirikan
maka lenyaplah amal yang pernah mereka kerjakan, Al An’am ayat 88)
3.
Diharamkan oleh Allah masuk surga (Sesungguhnya orang yang melakukan syirik,
pasti Allah mengharamkannya masuk surga dan tempatnya adalah di neraka,tak ada
bagi orang yang zhalim seorang penolongpun, Al Maidah ayat 72)
4.
Kezhaliman paling besar (Sesungguhnya syirik itu adalah kezhaliman yang besar,
Luqman ayat 13)
5.
Kekal di dalam neraka (Sesungguhnya orang orang kafir dari ahli kitab dan orang
orang musyrik berada di neraka jahannam kekal didalamnya selama lamanya , Al
Bayinnah ayat 6)
Maka
tidak diragukan lagi dakwah yang paling mendasar yang harus segera kita lakukan
adalah mendakwahkan tauhid di tengah tengah masyarakat kita agar kita
membebaskan mereka dari segala jenis kemusyrikan yang membahayakan.
TANYA
JAWAB
Q : Di daerah saya
masi bnyak sekali yang nma perayan2, contoh nya: tolak bala, di buat semacam
kenduri dan berdoa agar trhindar dr bala. Kenduri sawah, dan macam2 kenduri
lain nya.. apa itu termasuk syirik ??
Bagaimana cara kita
menanggapi nya?
Dan kalo kira ikut
makan hidangan2 tsb pa kita temasuk telah merayakan nya ? Syukron
A : HUKUM
MEMANFAATKAN MAKANAN/HARTA YANG DIGUNAKAN UNTUK TUMBAL/SESAJEN
Jika makanan
tersebut berupa hewan sembelihan, maka tidak boleh dimanfaatkan dalam bentuk
apapun, baik untuk dimakan atau dijual, karena hewan sembelihan tersebut telah
dipersembahkan kepada selain Allâh Subhanahu wa Ta’ala, maka dagingnya haram
dimakan dan najis, sama hukumnya dengan daging bangkai. Allâh Azza wa Jalla
berfirman:
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنزيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ
Sesungguhnya Allâh
hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan sembelihan yang
dipersembahkan kepada selain Allâh [al-Baqarah/2:173]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini, beliau berkata: “Semua hewan yang
disembelih untuk selain Allâh tidak boleh dimakan dagingnya” .
Dan karena daging
ini haram dimakan, maka berarti haram untuk diperjual-belikan, berdasarkan
sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Sesungguhnya Allâh Azza wa
Jalla jika mengharamkan memakan sesuatu maka Dia (juga) mengharamkan harganya
(haram diperjualbelikan) .
Jika makanan
tersebut selain hewan sembelihan, sebagian ulama mengharamkannya dan menyamakan
hukumnya dengan hewan sembelihan yang dipersembahkan kepada selain Allâh Azza
wa Jalla .
Akan tetapi,
pendapat yang lebih kuat dalam masalah ini, insya Allâh, adalah pendapat yang
dikemukakan oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Bâz rahimahullah yang membolehkan
pemanfaatan makanan dan harta tersebut, selain sembelihan, karena hukum asal
makanan/harta tersebut adalah halal dan telah ditinggalkan oleh pemiliknya.
Syaikh ‘Abdul ‘Azîz
bin Bâz rahimahullah berkata: “(Pendapat yang mengatakan) bahwa uang (harta),
makanan, minuman dan hewan yang masih hidup, yang dipersembahkan oleh
pemiliknya kepada (sembahan selain Allâh Azza wa Jalla, baik itu) kepada nabi,
wali maupun (sembahan-sembahan) lainnya, haram untuk diambil dan dimanfaatkan,
pendapat ini tidak benar. Karena semua itu adalah harta yang bisa dimanfaatkan
dan telah ditinggalkan oleh pemiliknya, serta hukumya tidak sama dengan bangkai
(yang haram dan najis), maka (hukumnya) boleh diambil (dan dimanfaatkan), sama
seperti harta (lainnya) yang ditinggalkan oleh pemiliknya untuk siapa saja yang
menginginkannya, seperti bulir padi dan buah korma yang ditinggalkan oleh para
petani dan pemanen pohon korma untuk orang-orang miskin.
Dalil yang
menunjukkan kebolehan ini adalah (perbuatan) Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam (ketika) beliau mengambil harta (yang dipersembahkan oleh orang-orang
musyrik) yang (tersimpan) di perbendaharaan (berhala) Lâta, dan beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam (memanfaatkannya untuk) melunasi utang (Sahabat
yang bernama) ‘Urwah bin Mas’ûd ats-Tsaqafi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam (dalam hadits ini) tidak menganggap dipersembahkannya harta tersebut
kepada (berhala) Lâta sebagai (sebab) untuk melarang mengambil (dan
memanfaatkan harta tersebut) ketika bisa (diambil).
Q : Segala fenomena
syirik di sekitar kita tsb dianggap adalah kekayaan budaya Indonesia. Apabila
kita membiarkan budaya tsb berkembang tanpa kita ikut-ikutan dengan tujuan
untuk mengurangi kemungkinan adanya pertikaian. Apakah boleh?
A : Orang yang
melihat orang (lain) melakukan perbuatan syirik tersebut (mempersembahkan
makanan/harta kepada selain Allâh Azza wa Jalla), dari kalangan orang-orang
bodoh dan para pelaku syirik, wajib baginya untuk mengingkari perbuatan
tersebut dan menjelaskan kepada pelaku syirik itu bahwa perbuatan tersebut
termasuk syirik, supaya tidak timbul prasangka bahwa sikap diam dan tidak
mengingkari (perbuatan tersebut), atau mengambil seluruh/sebagian dari harta
persembahan tersebut, adalah bukti yang menunjukkan bolehnya perbuatan tersebut
dan bolehnya berkurban dengan harta tersebut kepada selain Allâh Subhanahu wa
Ta’ala. Karena perbuatan syirik adalah kemungkaran (kemaksiatan) yang paling
besar (dosanya), maka wajib diingkari/dinasehati orang yang melakukannya..
Q : Ustadz,, klo
jawa kan biasanya identik dengan weton. nah tuh ,, jika percaya dengan hitungan
weton kaya gitu , itu termasuk syirik atau gimana ya ustadz?.
A : Menurut orang
Jawa, Weton adalah gabungan antara hari dan pasaran saat bayi dilahirkan ke
dunia sehingga setelah dilakukan perhitungan dapat mengetahui tentang karakter,
kepribadian dan kesuksesan seseorang. Dalam kehidupan sekarang, walaupun
informasi dan tekhnologi semakin maju, sebagian masyarakat masih mempercayai
tentang weton. Bahwa penggunaan weton dalam Islam terutama dalam madzhab Imam
Syafi‟i sangat dilarang. Bahkan sebagian
pendapat menyatakan bahwa hukumnya hampir sama dengan dosa syirik. Karena mempercayai weton sama dengan
mempercayai sesuatu selain dari Allah swt. Oleh karena itu, bila ada pernikahan
yang terjadi didasarkan atas weton, maka pernikahan tersebut tetap sah selama
rukun dan syarat nikah terpenuhi. Tetapi,
mereka mendapatkan dosa karena percaya terhadap hal yang gaib yang datangnya
selain dari Allah.
Q : Bagaimana ustadz
caranya, agar tidak menyinggung dan tidak terkesan menggurui? .
A : Adakan taklim
terkait masalah aqidah di masyarakat...Dan ini butuh kesabaran yang panjang.
Q : Lalu bagaimana
caranya kita hidup berdampingan dengan baik pada masyarakat yang sudah sangat
lumrah dengan kegiatan tsb? Atau bagaimana cara menghindari kegiatan tsb
A : Tetap berbuat
baik pada mereka sambil mengingkari perbuatan mereka dengan sikap yang baik.
Q : Ustadz, klu
aqiqah tempat saya masih pakai kelapa yang ada uangnya, lalu yang dtg tangannya
dicelupin ke air kembang, itu boleh ga yaa ustadz? Yang pimpin ustadzahnya
langsung
A : Yang seperti ini
tradisi di masyarakat kita...Dan memang sulit di hindari
Asalkan tak ada
unsur berbau syirik dan kekufuran masih bisa di toleransi.
Q : Temen saya ada yang
melepas burung, katanya bisa melepaskan beban yang ada d dalam diri, dan tentang shalat dia bilang katanya
shalatnya bukan cuma 5 waktu aja, stiap detik slalu inget Allah, bahkan orang yang
ga shalat dia bilang shalat, itu gimana ustd?
A : Waah mitos
kui...Shalat yaah harus dengan gerakan laah bukan di hati...Rasulullah contohin
shalat mangnya pake gerakan hati...Sampaikanlah sambil bercanda aja yaah
Q : Nah itu
perdebatan yang ga ada akhirnya, sama orang yang berprinsip seperti itu. Ana
juga suka pusing ngadepin orng seperti itu
A : Tinggalkan
perdebatan dengan orang Bodoh
Q : Berdebat dengan
orang yang sangat percaya dengan fenomenal kemusyrikan yang sudah mendarah
daging dengan nya, juga harus kita tinggalkan juga?
A : Yang musti kita
sampaikan, sampaikan saja... Tapi bila ada ajak mendebat untuk saling
menjatuhkan mendingan di tinggalkan. Bilamana mencari kebenaran tafadhal. Ketika
mendebat mereka yang ingin bukti kebenaran ini... Kita harus banyak membaca
tentang aqidah dan tauhid sebagai bekal
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment