Home » » BAGAIMANA MENGUNDUH PERTOLONGAN ALLAH

BAGAIMANA MENGUNDUH PERTOLONGAN ALLAH

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Wednesday, April 5, 2017

 Kajian Online WA  Hamba الله SWT

Selasa, 4 April 2017
Rekapan Grup Bunda G5  
Narasumber : Ustadzah Endria
Tema : Kajian Umum
Editor : Rini Ismayanti



Dzat yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya, yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untukuk mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.

AlhamduliLlah... tsumma AlhamduliLlah...

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat yang telah mati, memepersauntukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing manusia yang tenggelam dalam lautan sayaahwat, membangun generasi yang tertidur lelap dan menuntukun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan, kemuliaan, dan kebahagiaan.

Amma ba'd...
Ukhti fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan lafadz Basamallah

Bismillahirrahmanirrahim...                       

BAGAIMANA MENGUNDUH PERTOLONGAN ALLAH

Semoga amal kebajikan kita dalam menuntut ilmu ini Allah ridhoi dan berkahi.

Dengannya pula menjadi jalan pembuka segala kesulitan kehidupan kita masing2...

Suatu pengharapan yang ditujukan kepada Allah pasti akan dijawabNya.

Kita harus yakin dengan setiap doa dan harapan-harapan kita walaupun kadang kita panjatkan dalam keadaan yang tidak sedang dalam melaksanakan ibadah fardhu ...

Kita harus yakin jika niat kita disini menyimak pembahasan yang akan kita diskusikan bersama ini termasuk bagian moment yang menjadi perhatian Allah ...

Oleh karena itu sebelum memulai tadi sengaja saya ajak diri saya dan jama'ah semua untuk membersihkan diri dengan istighfar dan juga mengokohkan hati dalam penghambaan kepada Allah dengan memgikrarkan kalimat baik yakni Rodhi tubillahi Robba dst ...
 Jama'ah rohimakumullah ...

Pada kesempatan siang ini saya ingin mengajak untuk merenung sejenak seputar "permasalahan hidup kita masing-masing, dan kemudian sekaligus kita diskusikan bagaimana kita menemukan jalan keluar dari permasalahan tersebut."
 Permasalahan adalah sesuatu yang secara sunatullah selalu dihadirkan oleh Allah dalam kehidupan manusia. Baik yang beriman maupun yang kafir kepadaNya.

 Problema atau permasalahan dalam bahasa aqidah kita bisa kita sebut sebagai ujian ...

Bagi orang beriman setiap ujian harus diterima sebagai salah satu bentuk kasih sayang Allah  kepada dirinya. Ini adalah prinsip !

Jika dari start awal kita sudah menanamkan pola pikir seperti ini maka insyaAllah seberat apapun ujian pasti endingnya akan Allah beri solusi terbaik baginya.

Yang Kedua :

Setelah kita meletakkan prinsip aqidah atau keyakinan bahwa setiap ujian adalah bentuk kasih sayang dan perhatian Allah kepada kita, selanjutnya kita harus meyakini bahwa setiap ujian adalah merupakan peluang bagi setiap muslim untuk mengokohkan imannya kepada Allah
 Hal diatas sebagaimana firman Allah SWT :

وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ  الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ

"Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta."
(QS. Al-'Ankabut : 3)

Dari ayat diatas tampak jelas  bahwa setiap ujian yang menimpa  orang yang beriman adalah merupakan salah satu cara Allah melihat seberaoa teguh iman atau keyakinan diri kita kepadaNya. Seteguh apa yakin kita atas kemaha kuasaanNya dalam menolong ujian yang menimpaNya termasuk seberapa besar ia mengagungkan Allah dengan keagungan yang semestinya, yang sesuai dengan asma dan sifatNya...
Setidaknya 2 hal diatas harus melekat sebagai fondasi yang kuat dihati kita sehingga dalam upaya kita "menyelesaikan" problema (masalah) semua kita, kita telah memiliki mindset (pola pikir) dasar yang tepat ...
Istilah menyelesaikan diatas sengaja saya beri tanda petik, karena perlu kita sadari bahwa sejatinya yang menyekesaikan setiap permasalahan kita adalah bukan diri kita, tetapi ALLAH.

Hal ini tentu sudah tidak bisa dibantah lagi dengan argument apapun. Sementara ketika kita bertanya tentang apa dalil penguat dari jawaban itu cukup kita tampilkan saja 2 kalimat yang dahsyat yakni :

Laa halulaa wa laa quwwata ilaa billaah

Kalimat diatas mengandung makna yang harus difahami sebagai suatu kalimat yang dengannya seluruh hati harus tunduk , yakin , bergantung dan berharap sekaligus takut kepadaNya ...
Kalimat ini dalam kaitan kehidupan dunia kita sangat dahsyat pengaruhnya jika kita mampu menjiwai dengan baik.

Dan juga kalimat tersebut memiliki keistimewaan yang luar biasa sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah dalam hadist beliau :

يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ . فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ

Wahai ‘Abdullah bin Qois, katakanlah ‘laa hawla wa laa quwwata illa billah’, karena ia merupakan simpanan pahala berharga di surga” (HR. Bukhari no. 7386)

Setelah kita meyakini segala daya dan kekuatan HANYA BERASAL DARI ALLAH ; maka kita tentu akan dapat menerima alasan mengapa disebut bahwa setiap masalah kita sehatinya bukanlah diri kita yang menyelesaikan, tetapi Allah  ...
 Permasalahan sesuai tema kita kali ini... bagaimana cara menghadirkan pertolongan Allah  itu. Bagaimana agar segala permasalahan kita segera diangkatNya... ?

Pertama :
Memiliki keyakinan yang benar dalam menyikapi permasalah tersebut. Diantaranya sebagaimana yang telah saya jelaskan diatas. Dan juga ayat berikut ini : (tarjim)

Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.”  (QS. At Taubah 51).

Ayat ini selain untuk menguatkan hati kita , mengokohkan benteng kesabaran kita juga harus menjadi motivasi kita, penghapus rasa putus asa kita dari masalah apapun itu. Karena selama kita yakin (beriman) kepada Allah dan berserah diri kepadaNya (tawakal) dengan sepenuh hati maka hati kita tak perlu sedih dan khawatir. Karena sesungguhnya kembali kepada Allah berarti kita telah memiliki jaminan perlindunganNya.

Kedua :
Memperbaiki keadaan Taqwa kita kepada Allah .

Ngomong-ngomong bagaimana keadaan taqwa kita hari-hari ini ?

Sementara kita sibuk dengan berbagai problema kehidupan yang silih berganti menghimpit, janganlah sampai kita lupa dengan urusan taqwa kita.

Taqwa dalam segala sisi kehidupan kita.

- Dalam beribadah - tingkatkan kekhusyu'annya.

- Dalam bermuamalah dengan sesama - tingkatkan kejujuran dan ketaatan terhadap aturan syariat Allah dalam bab muamalah.

- Dalam bermasyarakat - tonjolkan rasa ukuwah dan sifat rahim kita, bermurahlah dalam harta dan memberi pertolongan. Jangan berbuat dzalim kepada mereka. Terutama dari keluarga inti kita, kemudian keluarga dekat, kemudian tetangga dan handai taulan kita. Perlakukan mereka dengan baik.

Ada hadist Rasulullah yang menyebutkan bahwa orang yang memiliki sifat dan sikap yang selaku baik kepada sesama manusia maka mereka adalah diantara ciri dari calom penghuni syurga.

Lengkapnya bunyi hadistnya sbb :


«وَأَهْلُ الْجَنَّةِ ثَلاَثَةٌ ذُو سُلْطَانٍ مُقْسِطٌ مُتَصَدِّقٌ مُوَفَّقٌ وَرَجُلٌ رَحِيمٌ رَقِيقُ الْقَلْبِ لِكُلِّ ذِي قُرْبَى وَمُسْلِمٍ وَعَفِيفٌ مُتَعَفِّفٌ ذُو عِيَالٍ»

“Penghuni Syurga ada tiga golongan. Pertama, penguasa yang adil, suka bersedekah, dan sesuai (dengan syariat). Kedua, orang yang penyayang, hatinya mudah terenyuh untuk membantu kerabat, serta berserah diri (terhadap Allah). Ketiga, orang yang menjaga diri dari minta-minta dan berusaha untuk menjaga keluarga". (HR. Imam Muslim)

- Dalam urusan berpolitik, maka lakukan sebagaimana manhaj Allah .

- Dalam urusan berpenampilan maka taati bagaimana perintah Syariat Islam.

Dan seterusnya....
Dalam urusan upaya kita menguatkan taqwa ini agar hati lebih yakin dan mantab maka sebaiknya kita selalu mengingat dan mengimani firman Allah  yang mengandung janji jaminan pertolonganNya bagi orang yang bertaqwa ...

Yakni Allah telah menjanjikannya dalam surat At Thalaq ayat 2-3 yang artinya :

“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. 3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (At Thalaq 2-3)
(Itu ayat keduanya sekengkapnya silahkan dibuka mushafnya ya)
Bertaqwa itu selain bebrapa hal yang saya sebutkan diatas tentu meliputi segala kebajikan yang ditujukan untuk meraih ridho Allah tanpa mencampurinya dengan hal-hal yang bersifat musyrik. Ingat ini.
Diantara bentuk taqwa sekaligus pendekatan kita kepada Allah adalah :

• Dengan mencintai Al Qur'an.
Mencintai berarti luas, diantaranya selalu berinteraksi dengannya apakan dalam bentuk rajin dan cinta membacanya, atau memahami makna tarjim dan sampai mendalami tafsirnya, menghafalkannya, serta mendakwahkannya. Dan yang paling penting setelah membaca dan memahami adalah harus cinta dalam mengamalkannya.

• Banyak berdzikir kepadaNya.
Sholat dan Membaca Al Qur'an adalah diantara dzikir kepada Allah dan bahkan kedua amal tersebut adalah merupakan amal sholih yang sangat dicintai Allah . Namun sebaiknya kita juga tidak mennggalkan bentuk2 dzikir yang lain seperti sesering mungkin melafadzkan kalimat2 dzikir yang telah diajarkan oleh Rasulullah . Hal ini sangat penting karena didalam dzikir tersebut bisa jadi merupakan cara menjaga hati kita agar selalu mengingat Allah dan terikat kepadaNya. Dzikir juga dapat kita lakukan saat berada di jalan atau di suatu tempat dimana kita sedang beraktifitas dlsb.

Dzikir juga bisa berupa suatu amal kebajikan yang lain, seperti misalnya shodaqoh kita, kecintaan kita menolong sesama kita dst - apa sajalah yang dengannya bisa mengingatkan diri kita sedang berkomunikasi dengan Allah , karena didalam setiap amal kebajikan tentunya pasti ada niat. Dan didalam niat inilah yang bisa dikatakan seorang hamba sedang berkomunikasi dengan Robb nya.

Keempat :
Pertolongan Allah pasti akan datang ketika kita siap dan sedia serta selalu bersegera dalam urusan yang berkaitan dengan menolong Agama Allah (baik dakwah maupun pembelaan AgamaNya dari kejahilan manusia).

Allah berfirman :


‎يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنْ تَـنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
(QS. Muhammad: Ayat 7).


Apa hubungannya antara dakwah dengan pertolongan Allahterhadap problema kehidupan kita ?

Tentu sangat erat.
Simplenya saja ....
Jika kita berjasa terhadap manusia, apalagi manusia tersebut merasa tertolong dan tahu atas pengorbanan kita saat menolong dirinya, atau bahkan walaupun hanya sekedar suatu akad antar pekerja dan majikan. Maka lazim jika kita mendapat upah ataupun ucapan terimakasih hingga hadiah atau balasan2 kebaikan darinya.

Apalagi dengan Allah  ...

MakhlukNya yang kafir kepadaNya saja masih Dia jamin kebutuhan baik yang vital (seperti air dan oksigen dll) sampai kebutuhan hidup mereka yang lain. Jikapun mereka bekerja keras untuk mencapai kepuasan atau kemewahan dunia, maka atas sunatullah mereka pun mendapatkan sesuai usahanya.

Dari analisa tersebut diatas tentu kita akan berfikir, bagaimana dengan orang yang telah beriman kepadaNya, yang taqwa kepadaNya, yang banyak berdzikir kepadaNya dan juga yang bersedia menolong AgamaNya.

Tentu jaminan Allah  lebih mantab, lebih pasti dan lebih berkwalitas serta bersifat lebih abadi.
Demikian kiranya diantara kandasan pikir yang harus kita bangun dalam rangka menemukan kunci-kunci pembuka pintu pertolongan Allah .Sebelum saya akhiri materi ini ..

Ada baiknya kita semua merenungi beberapa firman Allah sehingga hati kita semakin tertata, jauh dari kepanikan saat harus menyelesaikan berbagai macam problema yang sedang kita hadapi dari kehidupan ini.
: وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ۖ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ

Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri

وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَإِدْبَارَ النُّجُومِ

Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan di waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar).

(QS. At Thur 48-49)
 Kesimpulan :

Setelah memahami paparan materi hari ini, maka sebaiknya kita fokus pada apa yang Allah beritakan pada ayat diatas yakni :

1. Bersabar terhadap ketetapan Allah atas segala persoalan yang menimpa diri kita.

2. Yakini bahwa segala bentuk keadaan kita adalah selalu berada dibawah pengawasan Allah oleh karena itu, jagalah Allah , artinya : jaga hukum-hukumNya serta jaga hubungan kedekatan kita denganNya, dengan berbagai amal sholih kita.

3. Perintah untuk bertasbih adalah suatu perintah dan sekaligus kunci turunnya perrolongan Allah , karena saat seorang hamba bertasbih kepadaNya maka saat itu terjadi suatu proses pendekatan yang sangat dahsyat antara dirinya dengan Allah .


 ‎والله أعلم بالصواب
Demikian materi saya siang ini. Mungkin banyak hal yang masih harus saya pelajari. Semoga yang sedikit ini ada yang bisa diambil manfaatnya bagi ukhtifillah.

TANYA JAWAB

Q : Bagaimana menyikapi Disaat kita sudah berdoa dengan segala cara,agar Allah mengabulkan segala apa yang kita minta,tetapi Allah belum juga mengabulkan doa kita,pada akhirnya kita putus asa,,
A : Pertanyaan ini sangat umum, bukan tidak baik tetapi justru pertanyaan yang mungkin sangat akrab didalam pikiran kita sehingga diantara kita selalu menantikan jawabanya dengan hati penuh harap bisa segera mendapat ketenangan dalam penantian terkabulnya doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah .

PERTAMA :
-------------
Luruskan aqidah (keyakinan) kita terkait masalah yang dusebutkan penanya. Yakni dengan memperhatikan, merenungkan, membenarkan, kemudian meyakini dan mengamalkan (mempraktikan) firman-firman Allahberikut ini :

‎وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
(QS. Al Baqoroh : 186)

‎وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا ﴿٣﴾

"Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (Q.S.65:3)

Jadi jika kita yakin kepada ayat diatas tentulah janji Allahatas pertolongan kepada segala kesulitan kita termasuk mengabulkan doa dan permohonan kita pasti akan dipenuhi oleh Allah.
Karena Allahitu maha memenuhi janji, maha kuasa atas segala sesuatu dan juga maha berkehendak.

KEDUA :
----------
Masalah mengapa doa kita belum terjawab tentu yang kita koreksi harusnya diri kita sendiri, tidak layak kita menggugat Allahyang maha rahman maha rahim dan maha sempurna kebaikanNya.
Bahkan Allahdidalam suatu ayat telah menyebutkan bahwa Dia pasti menjawab doa hamba-Nya yang berdoa kepadaNya. PertolonganNya juga sangat dekat dengan para hambaNya.

Permasalahannya hamba yang bagaimana yang berhak dan layak mendapat sambutan spontan atas segala doa yang dipanjatkan ?

Mari kita perhatikan bagaimana adab kita berdoa kepada Allahagar doa-doa kita sampai kepadaNya dan dikabulkanNya.

1) Allahberfirman :

‎ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ

”Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-A‘raf : 55-56)

2). Berdasarkan hadist Rasulullah sebaiknya kita mengangkat tangan kita saat berdoa kepada Allah.

‎قَالَ إِنَّ اللّهَ حَيِيٌ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ

”Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha pemalu lagi Maha pemurah terhadap seorang hamba yang mengangkat kedua tangannya (berdoa), kemudian kedua tangannya kembali dengan kosong dan kehampaan (tidak dikabulkan).”(HR. At Thirmidzi)

3). Mengawali doa selalu lakukan memberi pujian-pujian kepada Allah, kemudian Salawat dan Salam kepada Rasulullah selanjutnya bertawasul kepada Allahdengan tawasul yang disyariatkan, seperti dengan bertauhid kepada Allahdengan asma’ dan sifat Allah, dengan amal shalih dan kebajikan yang ditujukan untuk mengharap ridhoNya.

4). Bersangka baik terhadap Allah .
Ini yang seringnya sulit tak memenuhinya. Kepanikan hati sehingga mendesak jiwa untuk bermaksiat kepada Allahberlaku tidak sabar terhadap ujian menyebabkan syetan masuk kedalam diri manusia dan memprofokasi pemikiran yang salah seperti menganggap (berprasangka) bahwa Allahtidak adil, Allahitu tidak mengabulkan doanya dst. Ini pemikiran yang sangat keliru dan harus segera diluruskan.

Allahberfirman :

‎يَقُولُ اللَّه عَزَّوَجَلَّ : يَقُولُ أَنَّا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِيْ وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِيْ

“Aku (akan) sebagaimana hamba-Ku menyangka tentang-Ku, dan Aku akan bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku”

5). Menjauhi sikap tergesa-gesa mengharapkan terkabulnya doa ;
Hindari sikap ketergesa-gesaan meminta segera dikabuljan doanya, karena sikap yang smdemikian itu akan berakhir dengan sikap putus asa sehingga ia tidak lagi berdoa. Na‘ûdzubillâh. Lebih baik terus bersabar dan berorasangka baik saja kepada Allah.
Allahitu tidak tidur dan selalu mendengar dan mengetahui setiap gerak gerik kita.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‎قَالَ لاَيَزَالُ يُستَجَابُ لِلعَبْدِ مَا لَم ْيَدْع ُبِإِثْم أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَالَمْ يَسْتَعْجِل قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الاِستِعْجَالُ قَالَ يَقُولُ قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَم أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ

"Sentiasa akan dikabulkan (doa) seorang hamba selama tidak meminta sesuatu yang membawa dosa atau memutuskan tali kekeluargaan, selama dia tidak tergesa-gesa. Ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah , apa yang dimaksud tergesa-gesa?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Dia berkata ‘aku telah berdoa, aku telah berdoa namun aku tidak pernah mendapatkan doaku dikabulkan’, kemudian ia berputus asa dan meninggalkan berdoa. (HR. Muslim).

KETIGA :
----------
Saat kita memanjatkan doa maka ikuti dengan upaya membersihkan jiwa kita dari berbagai kotoran dosa.

Karena Hati yang kotor dengan berbagai maksiat atau jiwa yang tidak bersih dari perkara haram bisa menghalangi terkabulnya doa.

‎عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيًّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَِ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا الرُّيسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ وَقَالَ يَاأَيُّهَاالذِنيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَا كُمْ ثُمَّ دَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَارَبِّ يَارَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمََِشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامٌ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ

” Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala baik dan tidak menerima melainkan yang baik. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum Mukminin dengan apa yang telah diperintahkannya kepada para rasul. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Wahai para rasul makanlah kalian dari yang baik dan beramal solehlah, sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman makanlah rizki yang baik dari apa yang diberikan kepada kalian…”.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seorang musafir yang berjalan jauh sehingga tidak terurus rambutnya, lusuh dan berdebu tubuhnya, dia mengangkat kedua tangannya ke arah langit seraya berdoa menyeru: “Wahai tuhanku, wahai tuhanku …”, namun makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi dari yang haram, bagaimana mungkin akan dikabulkan doanya?”.(HR. Muslim dan Thirmidzi).

KEEMPAT :
------------
Lakukan introspeksi diri. Tingkatkan ketaatan kita dalam beribadah dan berbagai kebajikan yang mendatangkan ridhoNya. Lebih baik jika kita selalu merasa kurang dalam urusan ibadah, jauh dari sempurna dan kesholihan diri. Sehingga tidak muncul rasa bangga diri yang justru membuat kemuliaan diri kita hilang disisi Allah.

KELIMA :
-----------
Hal yang sering kita remehkan adalah tidak sungguh-sungguh atau tidak fokys pada doa yang sedang kita panjatkan. Kurang ada rasa menjiwai, cenderung lalai terhadap ucapan kita.

Rasulullah bersabda :

‎ادْعُوا اللَّهَ وَاَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِاْللإِجَاَبَةِ وَاعْلَمُواأَنَّ اللَّهَ لاَيَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

”Berdoalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kalian yakin (akan) dikabulkan, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa (seorang hamba) yang hatinya alpa serta lalai “.(HR. At Thirmidzi).

Demikian ukhti. Sebaiknya kita tidak putus asa terhadap rahmat Allah, sabar menunggu terkabulnya doa. Karena sejatinya setiap doa seorang mukmin itu pasti didengar dan dikabulkan oleh Allahnamun kapan waktu dan bagaimana bentuknya Allahtentu lebih mengetahui daripada diri kita sendiri.

Terus berdoa dan berbaik sangka kepada Allahdan terus berusaha memperbaiki diri serta membangun hubungan yang baik dengan Allahmelalui ibadah2 kita.

Waallahu a'lam bishowwab.


Q : Ustadzah mau tanya,,,dikala kita berdo'a kita merasa cara kita berdo'a, ikhtiar kita sudah benar menurut kita,, bagaimana trik supaya kita senantiasa tawakal atas  belum terkabulkan nya do'a kita. Mohon pencerahannya Ustadzah,, jazakillah khairan katsir
A : Tawakal setelah berdoa dan berusaha adalah suatu yang sangat utama. Karena tawakal kepada Allahmerupakan suatu ibadah yang menggambarkan keyakinannya kepada Allah, ketundukkannya atas segala yang Allahsyariatkan. Termasuk didalam tawakal adalah adanya sifat sabar. Oleh karena itu setiap diri kita harus selalu berusaha untuk bertawakal kepada Allah.

Bagaimana cara menjaga tawakal kepada Allahitu ?

Tentu pertama harus dengan ilmu. Dengan ilmu ma'rifatullah (pengetahuan tentang Allah) akan membuat seseorang akan tertahan dari sikap suudzhon apalagi putus asa terhadao Allah.

Dengan ilmu pula akan menggerakkan hati seorang mukmin untuk beramal sholih. Jiwanya akan menemukan ketenangan dalam setiap ibadah yang dijiwai dan dilandasi oleh ilmu. Sehingga ketenangan jiwa ini akan meredam gejolak hati yang bisa jadi sangat gelisah karena menanggung beban permasalahan hiduo yang dihadapi.

Proses menuntut ilmu dan peningkatan baik kualitas maupun kuantitas ibadah ini seharusnya berlangsung terus menerus. Tidak hanya sesaat atau musiman saja.  Karena keistiqomahan seseorang dari sepanjang perjalanan hidupnya tentu tidak terlepas dari pengamatan Allah.

Allahsangat mencintai hambaNya yang istiqomah dalam kesholihannya. Karena itu tetap bertahan dalam kepribadian yang baik, yang sholih maka insyaAllah akan efektif dalam menguatkan hati, dan rasa tawakal kepada Allahdalam penantian terkabulnya doa.

Ingatlah firman Allahberikut ini :

‎قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ ﴿٥١﴾

"Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal"."
(QS. At Taubah : 51).

Dan juga firman Allahyang terjemahannya berikut ini :

“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. 3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At Thalaq 2-3).

Waallahu a'lam bishowwab.


Q : Apakah tidak diterima dan tidak dikabulkannya doa seorang mukmin sebagai hukuman atas kesalahan dan dosa yang ia lakukan,
A : Ukhti penanya yang dirahmati Allah..
yakinlah bahwa Allahitu maha baik, maha mengampuni segala dosa bagi hambaNya yang mau bertaubat memohon ampun kepadaNya.

Setiap doa hambaNya juga pasti dikabulkanNya. Jangan pernah berputus asa terhadap rahmat atau kebaikan Allahkarena Allahsangat menghargai hambaNya yang telah melakukan dosa sebesar apapun selama ia mau memohon ampun kepada Allahdan beriman kepadaNya serta menjaga diri dari perbuatan syirik, maka Allahtidak pernah menolak doa hambaNya apalagi menghukum hambaNya dengan menahan doanya karena bergelimangan dosa-dosa si hamba tadi.

Sekali lagi disini pentingnya kita memperbaiki aqidah (keyakinan) kita terhadap Allah. Sungguh Allahtidak pernah medzalimi hambaNya. Bahkan Allahsangat mengharapkan hambaNya yang telah bermaksiat (berdosa) agar Dia segera mengampuninya, tentu dengan jalan si hamba tadi memohon ampun kepadaNya.

Selain bertaubat memohon ampunan Allahsebaiknya saat kita merasa banyak dosa maka segera tutupi dosa2 tersebut dengan berbagai amal kebajikan, apakah dengan melakukan ibadah murni ataupun berupa amar ma'ruf nahi mungkar.

Allahberfirman :
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ

“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah .?Dan mereka tidak meneruskan (terus menerus dalam) perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”(QS. Ali Imron: 135).

Dan berikut hadist Rasulullah (terjemahan) :
Setiap anak Adam itu mempunyai banyak kesalahan dan sebaik-baik orang yang mempunyai banyak kesalahan ialah orang-orang yang banyak bertaubat.”(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dari Abu Dzar ra dan Mu’adz bin Jabal ra Rosululloh saw bersabda:
“Maka ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya akan menghapuskannya (dosa perbuatan jelek tersebut). (HR. Tirmidz).

Dari kedua dalil diatas seharusnya sudah cukup meyakinkan diri kita bahwa Allahmaha baik, dan menghendaki kebaikan terhada hambaNya. Karena itu kita sebagai hamba yang beriman kepadaNya hendaknya selalu menjaga hati dari bersu'udzhon kepada Allah.

Dan sebagai dalil terakhir yang insyaAllah dapat menguatkan penjelasan diatas adalah :


‎مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا إثْمٌ وَلاَقَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّأَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّ خِرَهَا لَهُ فِي الآخِرَةِ وَإِمَّا اَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا قَالُوا إِذًا نُكثِرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ

"Tidaklah seorang Muslim berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebuah doa yang tidak ada dosa atau pemutusan ikatan kekeluargaan di dalamnya, melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberinya satu di antara tiga perkara;
1) boleh jadi Allah Subhanahu wa Ta’ala segera mengabulkan doa tersebut,
2) atau menyimpan sebagai tabungan baginya di akhirat,
3) atau menyelamatkannya dari kejahatan yang setara dengan doa yang dipanjatkannya.”
Para sahabat berkata : “Jika demikian, kami akan memperbanyak (doa).” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih banyak.(Al Hadist).

Waallahu a'lam bishowwab.


Q : Sebaiknya kita berdoa lebih baik memakai bahasa arab tapi kita tidak tahu apa artinya apa dengan mengunakan bahasa indonesia dan kita minta seperlu kita?
A : Sebaik-baik doa tentu doa yang telah diajarkan oleh Allah yang tertera didalam Al Qur'an, kemudian doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah .

Akan tetapi jika doa yang kita panjatkan adalah redaksinya dari diri kita sendiri maka tidak ada larangan.

Oleh karenanya sebaiknya kita mulai rajin menghafal doa-doa yang redaksinya baik dari Al Qur'an maupun Hadist. Dan fahami maknanya. Karena doa yang diucapkan dalam keadaan lalai tentu tidak akan berpengaruh.

Jadi jangan ambil gampangnya, karena tak banyak hafal maka tidak mau memakai doa  dari Qur'an dan Hadist. Belajar dan terus tingkatkan kualitas doa-doa kita baik yang dari diri kita maupun yang disyariatkan.

Selain memahami kandungan atau makna doa yang kita ucapkan ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan juga, yakni :
Kita harus pandai dan cermat dalam memilih doa-doa yang utama, baik kandungan maupun redaksinya.

Do’a yang paling utama dan paling mencakup segala perkara adalah do’a yang terdapat dalam firman Allah ;

‎وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Dan di antara mereka ada yang mengucapkan: “Wahai Rabb kami berikanlah kami kebaikan di dunia dan akhirat dan jauhkanlah kami dari adzab neraka” (QS. Al Baqarah: 201)

Do’a ini adalah do’a yang isinya paling mencakup berbagai macam hal karena di dalam do’a tersebut terkumpul antara kebaikan dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak membaca do’a ini. Selayaknya orang itu membaca do’a ini. 

Demikian juga doa-doa yang diajarkan, sehingga dia menjadi orang yang mengamalkan sunah dalam setiap kondisi.

Kemudian, keadaan dimana doa lebih berpeluang untuk ijabah adalah ketika sujud, sebagaimana sabda Rasulullah :

‎ألا وأني نهيت أن أقرأ القرآن راكعاً أو ساجداً فأما الركوع فعظموا فيه الرب وأما السجود فأكثروا من الدعاء فقني أن يستجاب لكم

"Sesungguhnya aku dilarang membaca Al Qur’an ketika ruku’ atau sujud. Ketika ruku’, agungkanlah Rabb, adapun ketika sujud, perbanyaklah berdo’a, karena doa kalian berpeluang untuk dikabulkan.”
Termasuk waktu yang utama pula adalah waktu antara adzan dan iqomah karena do’a antara adzan dan iqomah adalah do’a yang tidak tertolak.

Waktu utama yang lain adalah di akhir malam berdasarkan sabda Rasulullah :

‎ينزل ربنا إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر فيقول من يدعوني فأستجيب له من يسألني فأعطيه من يستغفرني فاغفر له

“Rabb kita turun ke langit dunia di waktu sepertiga malam yang terakhir, kemudian Dia berkata: ’Siapa yang berdo’a kepadaKu maka akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka akan Aku beri, dan siapa saja yang memohon ampunan kepadaKu maka akan Aku ampuni.” (Muttafaq ‘alaihi).

Demikian pula do’a setelah tasyahud (sebelum salam) berdasarkan sabda Rasulullah :

‎ثم ليتخير من الدعاء أعجبه إليه فيدعو

“Kemudian hendaknya dia memilih do’a yang paling ia senangi kemudian dia berdo’a dengan do’a tersebut.”

Termasuk waktu yang utama adalah pada hari Jum’at, terutama ketika Imam mulai berkhutbah sampai selesainya sholat jum’at. Termasuk waktu setelah sholat ashar bagi orang-orang yang menunggu waktu sholat maghrib.

Dan yang paling penting, seseorang harus IHLAS ketika berdo’a, harus murni karena Allah ‎ﷻ, dia juga harus meyakini bahwa tidak ada yang dapat menghilangkan keburukan kecuali Allah dan tidak ada yang dapat mendatangkan kebaikan kecuali Allah Ta’ala. Selain itu seseorang juga hendaknya menjauhi makanan yang haram karena Rasulullah :

‎أن الرجل يطيل السفر أشعث أغبر يمد يديه إلى السماء يا ربي يا رب ومطعمه حرام وملبسه حرام وغذي بالحرام قال فأنى يستجاب لذلك

"Seseorang yang lama bepergian , rambutnya kusut, berdebu, dan menegadahkan keduan tangannya ke langit, ‘Ya Rabbi! Ya Rabbi!’ padahal makanannya haram, pakaiannya haram, dan ia kenyang dengan yang haram, maka bagaimana do’anya akan dikabulkan?” (HR. Muslim)
Dengan demikian, menjauhi makanan yang haram termasuk perkara yang bisa menjadi sebab terkabulnya do’a. sebaliknya, memakan makanan haram merupakan perkara yang menjadi sebab tidak terkabulnya do’a.

Demikian ukhti semoga bisa difahami dan diamalkan.

Waallahu a'lam bishowwab.


Q : Bagaimana adab berdoa yang baik agar doa kita mudah dikabulkan oleh Allah?
A : Adab berdoa sudah saya sebutkan dan jelaskan dipertanyaan sebelumnya. Silahkan dibaca.

Sebagai tambahan saja mungkin yang perlu kita ingat adalah biasakan kita beristighfar disepanjang waktu-waktu kita.  Karena dengan istighfar akan menjadi salah satu penyebab dikabulkannya doa-doa kita.

Dan juga lazimkan membaca Al Qur'an setiap hari, jangan sampai bolong. Lakukan hingga hati kita merasa bahagia ketika sedang membaca Al Qur'an. Karena dengan banyak membaca Al Qur'an hati kita menjadi bersih dan dosa2 kita diampuni oleh Allahserta doa-doa kita akan didengar dan dikabulkanNya.
Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Aamiin....

Segala yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklooah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul majelis:


سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika


“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!