Rekap Kajian Online HA Ummi G-7
Hari/Tgl : Kamis, 21 September 2017
Materi : Direktur yang
miskin (Seri Motivasi)
NaraSumber : Ustadzah Lilis
Waktu Kajian : 10.00 -selesai
Editor : Sapta
■□■□■□■□■□■□■□□■□□■□□■□□■□□■□
DIREKTUR YANG MISKIN
Oleh : Bunda Lilis.
Kecintaan
pada dunia dan takut mati di jaman ini menimpa banyak manusia, tidak terkecuali
penyakit ini menimpa juga para cendikia dan para ustadz sekalipun. Sedikit
sekali ditemui orang- orang yang hidup zuhud, hidup sekedar menjalankan
perintah Alloh di dunia yang singkat ini.
Kita di sini
tidak bicara orang- orang yg umum, yang tak mengenal Islam dengan baik, tapi
kita melihat orang- orang yang berada di lingkungan Islami saja. Banyak
pesantren-pesantren, yayasan-yayasan yang mewah, berdiri tegak menjulang. Dan
Direktur, pimpinan atau Ketua yayasannya punya rumah dan mobil mewah serta gaya
hidup mewah.
Sementara guru dan karyawannya diberi
honor sangat rendah yang kadang untuk makan sebulan saja tidak cukup.
Pimpinan tidak pernah
bertanya pada karyawannya, apakah hari itu ia punya beras untuk anak isterinya,
apakah dia dan anak isterinya sehat atau sakit. Tidak ada sentuhan-
sentuhan pribadi yang di tangannya Alloh titipkan isi perutnya.
Bahkan
kadangkala, honor kecil itupun ditunda-tunda dengan alasan mendahulukan hal-hal
yang sifatnya urgen menurut pimpinan, padahal sesungguhnya masalah perut jauh
lebih urgen dari apapun di dunia ini. Manusia tidak bisa berdiri tanpa makanan.
Tapi karyawan dijejali pemikiran-pemikiran yang tidak logis, atas nama dakwah
dan jihad mereka bekerja sementara pemilik yayasan/direktur hidup dalam kemewahan.
Sangat ironis!
Akhirnya para karyawan
dan guru memenuhi kekurangannya dengan berhutang sana sini yang membuatnya jadi
tampak hina di depan murid-muridnya. Bukan hal yang mustahil akhirnya terseret
kasus penyelewengan keuangan.
Pimpinan seharusnya
peka terhadap para mujahid pendidikan.Dan kepekaan seorang pimpinan tidak akan
menjatuhkannya dalam kemiskinan.
Saya menemukan beberapa
pesantren yang pimpinannya bersahaja, tapi ia menjamin guru-guru dan alumninya,
bisa menyumbang beras dan lain-lain ke pesantren- pesantren lain. Dialah
sesungguhnya yang kaya. Dia tidak takut miskin dengan bersedekah pada
orang-orang terdekatnya.
Demikian, semoga wacana ini
bisa dijadikan pengingat bagi kita, agar bisa menjadi Pimpinan yang baik
di mata Alloh dan mulia di mata manusia. Pandai bersyukur dan tidak
dzolim.
QS Ibrahim : 7.
"Sekiranya kamu bersyukur...Sungguh
Aku tambah nikmat yang ada padamu.Dan sekiranya kamu kufur...Sesungguhnya azaKu
sangat pedih..."
BELIAU MENANGIS KARENA KAYA
Dari Ibrahim bin ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia
bercerita,
أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْفٍ – رضى
الله عنه – أُتِىَ بِطَعَامٍ وَكَانَ صَائِمًا فَقَالَ قُتِلَ مُصْعَبُ بْنُ
عُمَيْرٍ وَهُوَ خَيْرٌ مِنِّى ، كُفِّنَ فِى بُرْدَةٍ ، إِنْ غُطِّىَ رَأْسُهُ
بَدَتْ رِجْلاَهُ ، وَإِنْ غُطِّىَ رِجْلاَهُ بَدَا رَأْسُهُ – وَأُرَاهُ قَالَ –
وَقُتِلَ حَمْزَةُ وَهُوَ خَيْرٌ مِنِّى ، ثُمَّ بُسِطَ لَنَا مِنَ الدُّنْيَا مَا
بُسِطَ – أَوْ قَالَ أُعْطِينَا مِنَ الدُّنْيَا مَا أُعْطِينَا – وَقَدْ خَشِينَا
أَنْ تَكُونَ حَسَنَاتُنَا عُجِّلَتْ لَنَا ، ثُمَّ جَعَلَ يَبْكِى حَتَّى تَرَكَ الطَّعَامَ
“Suatu saat pernah dihidangkan makanan
kepada ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu. Tetapi waktu itu ia sedang
berpuasa. ‘Abdurrahman ketika itu berkata, “Mush’ab bin ‘Umair adalah orang
yang lebih baik dariku. Ia meninggal dunia dalam keadaan mengenakan selimut
yang terbuat dari bulu. Apabila kepalanya ditutup, maka terbukalah kakinya.
Jika kakinya ditutup lebih baik dariku. Ketika ia terbunuh di dalam peperangan,
kain yang mengafaninya hanyalah sepotong, maka tampaklah kepalanya. Begitu pula
Hamzah demikian adanya, ia pun lebih baik dariku. Sedangkan kami diberi
kekayaan dunia yang banyak.” Atau ia berkata, “Kami telah diberi kekayaan dunia
yang sebanyak-banyaknya. Kami khawatir, jikalau kebaikan kami telas dibalas
dengan kekayaan ini.” Kemudian ia terus menangis dan meninggalkan makanan itu.” (HR. Bukhari, no. 1275)
Hadits di atas disebutkan dalam Riyadh
Ash-Shalihin no. 454 pada judul Bab “Keutamaan Menangis Karena Takut pada Allah
Ta'ala dan Rindu padaNya.
👆Kebersahajaan lebih utama bagi salafusholih daripada kemewahan.
■□■□■□■□■□■□■□
TANYA JAWAB
T : Mau bertanya
ustadzah, bagaimana menyikapi sekolah yang berbasis islam –afwan, di tempat
saya- yang meminta dana masuk hingga jutaan rupiah, sedangkan fasilitas yang
di berikan biasa saja?
J : Orangtua santri
melalui Dewan santri berhak meminta laporan keuangan. Tapi banyak yayasan yang
managemen keuangannya tertutup. Disitu banyak penyelewengannya. Atau mungkin
pihak Yayasan punya utang (Riba) pada Bank (dana pembangunan dari Bank).
Yang membuktikannya adalah laporan
keuangan,walau itupun kadang rentan dimanipulasi. #Dewan Keluarga Santri.
T : Bisakah men-tadabburi
dalam hadist diatas?
J : Maksudnya, si
kaya itu takut, kalau kekayaannya selama ini sebagai imbalan dari Alloh untuk
kebaikannya selama ini, sedangkan kelak di akhirat tidak ada imbalan lagi
karena sudah dibayar di dunia. Tidak seperti kawan-kawannya tadi, para
salafushalih. Jadi kekayaan itu tidak menjadi kebanggaan, tapi kesedihan.
T : Judul bab
"keutamaan menangis karena takut pada Allah ta'ala dan rindu padaNya".
Jadi keutamaan apa saja hingga mereka takut pada allah?
J : Jawabannya akan
panjang dan melebar, mohon maaf, dijawab oleh Kyai/ ulama saja.
T : Bunda lilis,
boleh disebutin nama pesantren yg dimaksud di atas, yang pemimpinnya bersahaja
dan menjamin murid-muridnya dan gurunya, karena pesantren disini tidak seperti
itu.
J : Salah satunya
pesantren Roudhotul Hasanah, Subang. Rumah Kyainya dari bambu dan santrinya
hampir gratis! Tapi gudangnya penuh beras dan makanan, dikirim ke pesantren-peantren
lain. Berasnya melimpah, bahkan kalau Idhul Adha, banyak kambing yang ditolak! Santri-santrinya
dinikahkan dan dibiayai, kalau sakit diurusi, kalau nunggak biaya sekolah,
dibayarin. Dan semua tamu dan pedagang yang lewat situ harus makan. Bupati juga
segan sama beliau. Tamu pejabat dan petani, sama di depannya.
T : Apa yang bisa
kita lakukan agar kebersahajaan itu dapat tercipta dalam lingkungan keluarga
inti dan dapat memberi pengaruh buat keluarga besar?
J : antara lain :
1. Tanamkan Tauhid yang benar.
2.
Sering ajak
anak-anak ke panti asuhan dan beri penjelasan.
3.
Sering ajak
anak lihat-lihat perkampungan orang miskin. Dan beri penjelasan.
4.
Beri cerita-cerita
kepahlawanan. Jangan selalu kisah perang, tapi kisah-kisah hidup salafushalih
dan orang-orang baik seperti Einsten, penemu listrik, peneliti. Mereka hidup
bersahaja, mengorbankan nyawanya untuk kemaslahatan manusia.
5. Orangtua sendiri memberi contoh pada anak.
Itu lebih membekas.
T : Bagaimana
menasehati teman yang menjauhkan suami yang sedang depresi, istri terlalu banyak
menuntut dalam hal ekonomi, akibatnya suami depresi, ditambah lagi saat suami
sakit, diapun memulangkan suami pada keluarganya, dengan alasan istri harus
menghidupi 2 orang anak. Tapi sejak memindahkan suami ke keluarganya, istri
sedikit berubah, semakin mengikuti gaya anak muda (makin cantik). Apakah jika
suami tidak ridho istri akan masuk surga ustadzah?
J : Suami alami
sakit depresi harus diobati dengan bekam, ruqyah dan herbal. Dititip di
keluarga suami baik juga asal terus dirawat dan ditengok. . Dalam posisi itu,
apapun sebabnya isteri dalam kondisi sulit. Isteri tidak boleh keluar rumah
kecuali darurat mencari nafkah. Dalam kondisi seperti itu, wali si isteri ikut
bertanggung- jawab dan juga pihak keluarga laki-laki. Suami tidak ridho ya
jelas isteri dalam kemurkaan Alloh.
➖➖➖KHOLAS➖➖➖
Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت
أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu
allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan
memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment