Kajian Online WA Hamba الله SWT
Senin -
Selasa, 8 - 9 Januari 2018
Narasumber
: Ustadz Robin
Tema
: Kajian Umum
Editor
: Rini Ismayanti
Dzat yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya, yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah... tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangakitkan ummat yang telah mati, mempersatukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat, membangun generasi yang tertidur lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan, kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma ba'd...
Ukhti fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan lafadz Basamallah
Bismillahirrahmanirrahim...
KETIKA KELUARGA MENJADI MUSUH
Al Quran mengajarkan kita bahwa musuh
kita yang paling nyata adalah syaitan.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
"Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu."
(QS Al Baqarah:208)
وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Dan janganlah kamu sekali-kali
dipalingakan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
(QS. Az Zukhruf: 62)
Penekanan ini berulang kali disebuntukan
di dalam Al Quran, untuk mengingatkan manusia agar benar-benar menjadikan
syaitan sebagai musuh, bukan sebaliknya.
إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُوا۟ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُوا۟ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ
"Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan
itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala"
(QS Fathir: 6)
Namun, selain musuh yang nyata, Al Quran
juga mengajarkan orang beriman agar waspada terhadap musuh potensial.
Jika kalimat tentang musuh yang nyata
begitu tegas, maka musuh potensial digunakan kalimat yang berbeda;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Hai orang-orang mukmin,
sesungguhnya di antara pasangan-pasanganmu dan anak-anakmu ada yang menjadi
musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan
dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang."
(QS. At-Taghabun: 14)
Ayat ini menjelaskan bahwa di antara
pasangan dan anak kaum mukminin, ada yang menjadi musuh baginya. Menunjukkan
adanya potensi dari keluarga orang beriman untuk menghalangi keimanan itu
sendiri.
Bilamana mereka menjadi musuh?
Jawabannya adalah bila mereka
bersekongakol dengan syaitan.
Al Quran memperlihatkan bagaimana
persaudaraan bisa pupus karena persekongakolan dengan syaitan.
قَالَ يَٰبُنَىَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلَىٰٓ إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا۟ لَكَ كَيْدًا ۖ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لِلْإِنسَٰنِ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
"Ayahnya berkata: 'Hai anakku,
janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka
membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagi manusia'."
(QS. Al-Kahf : 50);
Ketika Nabi Ayyub as mengajak Yusuf
kecil untuk waspada dari permusuhan saudaranya, maka ditutup dengan kalimat
yang menunjukkan bahwa syaitan adalah penyebabnya.
Kapan syaitan dapat bersekongkol dengan
keluarga kita?
Jawabannya ada pada orientasi dunia.
Iblis berhasil menggoda Hawa sehingga
membujuk Adam tuk memakan buah terlarang karena orientasi dunia (hidup abadi).
Qabil membunuh Habil karena orientasi
dunia (istri yang cantik)
Saudara-saudara Yusuf mencelakakan
adiknya karena orientasi dunia (perhatian ayah mereka)
Abu Jahal dan Abu Lahab memerangi
keponakannya sendiri (Muhammad saw) karena orientasi dunia (kekuasaan politik
dan harta)
Maka, bila dalam keluarga ada
permusuhan, bisa dipastikan karena ada orientasi dunia yang kuat dalam
membangun rumah tangga.
Jika suami istri sering cek cok, maka
itu sangat mungkin karena kuatnya orientasi dunia (harta, penghasilan, waktu
kerja, kecantikan, dll)
Jika anak susah diajak baik, itu juga
sangat mungkin karena terbiasa diajarkan orientasi dunia (harta, nilai sekolah,
materi, dll)
Orientasi dunia membuat sebuah keluarga
lebih banyak mengejar materi (uang, makanan, rumah, kendaraan, pakaian, dll),
sehingga melupakan hal yang lebih subtantif (ibadah kepada Allah).
Jika demikian kondisinya, yang terjadi
adalah keletihan luar biasa.
Kerja habis-habisan, tapi cekcok suami
istri, cape.
Cari uang untuk anak, tapi anak tidak
menurut, cape.
Kuncinya satu: kembali kepada Allah.
Jadikan hidup kita berorientasi kepada
Allah.
Bagaimana praktiknya?
Salah satu praktik yang mudah adalah
dengan menghidupkan sholat di awal waktu (berjamaah di masjid bagi laki-laki).
Panggilan adzan pada hakikatnya adalah
panggilan untuk membesarkan Allah, dan mengecilkan semua hal lain.
Kalimat "Allahu Akbar"
diucapkan di awal dan diulang paling banyak, sedangkan "Hayya `alash
sholah" hanya menyelip di tengah-tengah.
Ayah, Ibu, Anak-anak, yang terbiasa
berusaha bersegera menjawab panggilan adzan, insyaa Allah membentuk keluarga
yang berorientasi kepada Allah, karena mereka membesarkan Allah di atas hal-hal
lain.
Wajarlah jika Rasulullah saw menyebutnya
sebagai salah satu amal terbaik;
Dari Abdullah bin Mas’ud ra, dia berkata
:
Saya bertanya kepada Rasulullah saw:
“Amal perbuatan apa yang paling dicintai Allah ?”.
Beliau menjawab : “Shalat pada
waktunya”.
Saya bertanya : “Kemudian apa ?”.
Beliau menjawab : “Berbakti kepada kedua
orang tua”.
Saya bertanya : “Kemudian apa ?”.
Beliau menjawab : “Jihad di jalan
Allah”.
(Muttafaq Alaih)
اللَّهُمَّ أَعِنِّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
"Ya Allah tolonglah kami untuk
mengingatMu, dan mengingat nikmatMu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.”
Allahul-musta`an
TANYA JAWAB
G5
Q : Berbakti kepada orang tua = berbakti
kepada mertua. Bagaimana cara berbakti kepada mertua yang tempatnya berbeda
pulau dengan kita?
A : Doakan mereka, telepon mereka,
kirimkan hadiah, dan jaga anaknya mertua dengan baik, jadikan anaknya mertua
menjadi anak yang sholih, maka itulah sebaik-baik penolong di akhirat.
Q : Ketika keluarga menjadi musuh,
adalah jika orientasi adalah dunia. Maka, bagaimana cara memutus mata rantai
kecintaan terhadap dunia? Bagaimana cara meletakkan dunia hanya dalam
genggaman, tidak pada hati?
A : Salah satunya dengan perkuat sholat.
Khususnya sholat 5 waktu, latihlah diri memahami bahwa panggilan azan adalag
panggilan tuk membesarkan Allah dan mengecilkan dunia. Ajak seluruh keluarga
latihan. Dan niatkan selalu setiap aktivitas dunia bahwa itu jalan menuju
akhirat. Serta jangan pernah berhenti berdoa dan yakini doanya, dengan doa yang
telah disebutkan di akhir materi (ingat Allah, ingat nikmat Allah, ibadah
dengan baik).
Q : Bagaimana caranya membuat supaya
keluarga tidak jadi musuh lagi, jika kepala rumah tangga saja kadang lalai
dengan shalatnya.. diakhir waktu atau bahkan terlewat
A : Perbanyak istighfar. Doakan kebaikan
tuk kepala keluarga. Selalu, dan sabar terus berdoa. Cari waktu dialog yang
baik tuk bicara apapun itu. Zaman sekarang terkadang waktu komunikasi keluarga
sedikit sekali. Smua sibuk masing-masing. Akhirnya ketika ada keinginan, yang
dipakai kalimat langsung perintah, dll. Padahal komunikasi tidak bisa
langsung-langsung saja, perlu ngalor ngidul, bicara santai macam-macam baru
masuk inti pembicaraan. dll. Cari waktu bisa diajak solat bersama ke masjid.
Berikan layanan maksimal ke kepala
keluarga tuk menyentuh hatinya. Orang yang hatinya sudah disentuh, akan mudah
diajak kepada kebaikan.
Q : Contoh keluarga Nabi Nuh yang anak
dan istrinya durhaka
Apa ikhtiar kita sebagai orangtua
mendidik anak2 agar taat pada Allah ?
A : Doakan anak dalam tahajud kita
(berarti ortunya harus rajin tahajud :)
Ajak anak tuk membesarkan Allah.
Mengutamakan sholat ketika azan dikumandangakan dll. Caranya bisa banyak
membacakan cerita orang sholih, atau dengan komunikasi yang baik melalui obrolan
santai, di kafe, saat sarapan, atau makan malam, atau kapan saja. Mendidik akan
jauh lebih mudah ketika banyak waktu diskusi/ngobrol. Jika kitanya terlalu
sibuk, bisa jadi kitalah yang sebenarnya bermasalah, sibuk urusan dunia, tapi
lupa memberikan hak anak tuk ngobrol dan dididik.
G4.
Q : Maaf sebelum nya ustd, saat ini
keluarga saya sedang terjadi konflik dengan keluarga suami . Kami mencoba untuk
pindah menjauh dari mereka untuk kebaikan . Apakah itu salah Ustad
A : Tinggal di tempat yang jauh dari
keluarga bukanlah hal yang salah.
Jika ada kebaikan yang ingin dicapai,
bisa jadi itu lebih baik. Yang penting jangan sampai putus silaturahim. Ini
yang tidak boleh. Tetap doakan, dan bertemu di waktu yang baik.
Q : Bagaimanakah solusinya,dari awal
pernikahan sampe sekarang bisa dibilang saya sering kesel dengan kaka
ipar,dikarenakan kehidupannya yang bisa dibilang agak berlebihan sedangakan
perekonomiannya pas2an, jadi sering kali jika ada kebutuhun selalu ke kami/kami
jadi andelannya. Sudah kami bantu dengan membelikan angkot trayek tapi malah
dijalankan oleh orang lain,kk ipar hanya menerima setoran setiap harinya, sudah
didiskusikan malah mereke tidak terima. Kami juga sempat jual mobil untuk
melunasi kuliah anaknya dengan ksepakatan membantu cicilan pengganti mobil yang
lama tapi sudah hampir stahun ini baru 3x membantu cicilan, masih banyak lah
yang membuat hati saya jengkel ustadz.
Saya jadi sering cekcok dengan
suami,karena suami tidak bisa berbuat banyak ke kakaknya, walau sudah
dimusyawarahkan selalu jawabnya tidak ada uang,tapi kehidupannya seakan orang
yang berlebihan. Saya berusaha sehemat mungkin tapi kakak ipar malah
sebaliknya,.
A : Masalah seperti ini dapat keluar
solusinya dengan banyak musyawarah dan perlu kesabaran. Karena tidak sekali dua
kali. Apalagi jika menyangakut banyak orang dan mengubah pikiran orang. Tentu
tidak mudah. Bersyukurlah bunda diberikan kemampuan oleh Allah tuk membantu
orang lain. Segala kesabaran dan penghematan yang bunda lakukan kan berbuah
surga insayaa Allah. Sambil terus mencoba mengubah cara berpikir kakak ipar
melalui berbagai cara langsung maupun tidak langsung, perbanyak meminta kepada
Allah. Karen hanya Allah lah Yang Maha Penolong
Q : Bagaimana solusi nya klo kita
berantem gara gara untuk urusan sekolah saya menginginkan kakak masuk pesantren
(smp) dede masuk sdit (klo bisa dede ikut pesantren juga walau di usia muda)
trimakasih.
A : Kenapa berantem klo
tujuannya sama2 Allah? :) diskusikan dengan kepala dingin, pastikan sama-sama
tujuannya Allah. Pesantren dan smpit sama-sama baik, sama-sama islami. Jangan
karena 2 pilihan yang baik, hubungan jadi tidak baik.vJika diskusi panjang tak
kunjung berujung mufakat, maka keputusan pemimpin sebaiknya ditaati (selama
bukan maksiat).vSemoga segala kesabaran menjadi sarana menuju keluarga surga.
Q : Kalau saya diposisi tengah, satu
sisi kakak dan satu sisi istrinya keponakan.. Hal awalnya istri keponakan
curhat ke adik iparnya keponakan kalo beliau merasa dibeda-bedakan antar
mantunya kakak saya dan perbedaan perlakuan antar cucu.. Beberapa hari kemudian
dari curhat itu akhirnya sampai ke kakak sy slaku mertua beliau, seketika
gulanya naik dan pingsan juga kakak ipar sblmnya sdg sakit thypus kerana
fikiran juga.. Saya sudah nasehati keponakan saya agar tegur istrinya kenapa
bisas bgitu, yang saya tau kk saya tidak membedakan anak, mantu dan cucu..
Orangtua berikan sesuatu semua sama walau beda wujudnya.. Jujur ustadz saya ga
tega lihat kakak saya jadi sakit-sakitan dan keponakan saya juga bingung antar
istri dan orangtuanya..
A : Bakti kepada mertua adalah bagian
dari bakti kepada orang tua. Sebaiknya suami bisa membantu istrinya agar
berbakti kepada orang tuanya dan mertuanya. Karena mertuanya ada, maka suaminya
ada sekarang. Klo sayang sama suami, berarti bisa sayang dan hormat sama orang
tua suami. Sebaliknya juga begitu. Saling menjaga perasaan orang tua suami
maupun istri. Saling berbakti. Karena mereka adalah pintu surga paling tengah.
Anggap sedang menjaga pintu surga, maka kita akan menjaga dengan sebaiknya.
Sebelum menuntut diperlakukan sama dll, ajak berpikir sudahkah kewajiban bakti
kepada ortu dilakukan maksimal.
Banyak istighfar dan memohon kepada
Allah. Seringkali cekcok keluarga terjadi karena ada dosa yang tidak kita
sadari namun menghalangi turunnya sakinah dari Allah
G6
Q : Saya mau tanya,lalu bagaimana kah
kita menjaga sikap kita terhadap keluarga yang sudah musyrik untuk menyakiti
kita,pergi ke dukun untuk membuat kita sakit dengan tujuan yang
duniawi.
A : Doakan agar taubat. Dan kita sendiri
perbanyak istighfar. Jangan2 karena kesalahan/kekurangan kita di masa lalu
hingga saudara kita demikian. Atau kita sendiri masih berorientasi dunia.
Kuatkan dengan ruqyah, jika kita diserang jin, dan perbanyak dzikir mengingat
Allah. Jika ada kesempatan carikan jalan nasihat bagi saudara kita agar taubat
(lewat paman dulu)
Q : Bagaimana cara mengatasi perbedaan
pendapat dengan orang tua untuk masalah jodoh, karena kadang orang tua menilai
seseorang dari sisi materi duniawi..
A : Sering-sering dialog sama ortu.
Doakan terus, bakti terus dengan ortu. Sambil banyak istighfar. Jangan-jangan
ortu begitu karena selama ini kita kurang bakti. Kalau bakti kita luar biasa,
service excellent ke ortu, biasanya ortu akan legowo dengan pendapat-pendapat
kita.
Q : Apakah boleh seorang ipar ikut
campur urusan rumah tangga kakak nya.
Misalkan: kakak nya punya suami dan
suami kakaknya nikah lg. Dan si ipar ini marah-marah sama keluarga sang suami
kakak nya, bahkan sempat melaporkan ke pihak berwajib, sedangkan suaminya ni
nikah lagi karena alasan syar'i dan sudah dapat persetujuan dari istri pertama.
A : Ipar ini tentu sangat menyayangi
adiknya, sehingga tidak suka adiknya dipoligami. Siapa pun yang berpoligami
wajib memahami bahwa pernikahan itu adalah proses mengikat keluarga besar.
Bukan mengikat 2 insan saja.
Bukankah dulu ketika menikah pertama
kali kedua keluarga besar saling berkunjung dan sepakat, baru dilakukan
pernikahan? Maka selayaknya ketika akan poligami, semua keluarga besar yang
terkait juga diikutsertakan. Jangan cuma izin istri pertama saja. Tapi izin
keluarga besar istri pertama.
Klopun tidak seluruh anggotanya, paling
ga mayoritas keluarga besar istri pertama tidak menentang. Dalam fiqih memang
tidak ada kewajiban meminta izin, bahkan istri pertama pun tidak perlu dimintai
izin. Tapi dalam akhlaq, izin itu niscaya. Kita akan membangun rumah di lantai
dua, tidak mungkin lantai satunya kita hancurkan. Demikian juga dalam fiqih
memang nikah tidak perlu dicatat di KUA, tapi sbagai bagian dari akhlaq islam,
mengikuti aturan setempat dan mencatatkan ke KUA itu harus.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
وَالْمُسْلِمُوْنَ عَلَى شُُرُوْطِهِمْ إِلاَّ شَرْطًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ أَحَلَّ حَرَامًا
"Dan kaum Muslimin harus memenuhi
syarat-syarat yang telah mereka sepakati kecuali syarat yang mengharamkan suatu
yang halal atau menghalalkan suatu yang haram"
Pencatatan di KUA adalah syarat/aturan
yang telah disepakati di dalam masyarakat muslim di Indonesia. Itu tanda
niatnya benar dan prosesnya benar. Adapun yang main belakang, itu bisa diduga
ada masalah. Kalau sudah terlanjur terjadi seperti ini, maka carilah jalan
keluar terbaik. Perbanyak musyawarah, bersabar dan berdoa kepada Allah.
G 7
Q : Bagaimana menghadapi saudara yang
slalu berpikir negatif pada saudaranya...terkadang serba salah..jika tak di
tanggapi..malahan marah..di dengarkan bikin sakit hati hati dan
pikiran.....dalam smua hal slalu merasa dia paling benar...terkadang
memaksakan kehendaknya...
A : Benarkah selalu berpikir negatif?
Jangan-jangan masih lebih sering berpikir positif daripada negatif. Saya rasa
bisa gila kalau ada orang dalam hidupnya selalu berpikiran negatif; mau makan
jangan-jangan ada racun, mau tidur jangan-jangan ada pencuri, mau mandi
jangan-jangan airnya berkuman... itu baru hal-hal kecil... kalau ditambah
dengan pekerjaan, pergaulan, kehidupan sehari-hari, semuanya selalu dipikirkan
negatif, orang bisa mati. Manusia yang hidup pasti lebih banyak pikiran positifnya
daripada negatifnya. Hanya saja kita lebih mudah mengakritik genteng bocor
daripada bersyukur dengan genteng yang utuh.
Demikian juga ketika melihat saudata.
Ada satu aja kekurangannya maka seolah-olah semua keburukan berkumpul dalam
dirinya. Saya sendiri tidak mengenal saudara ibu. Tapi ada baiknya ketika
melihat keburukan orang lain, kita lihat ke dalam diri kita juga. Jangan-jangan
ada penyebab dari diri kita yang membuat saudara kita seperti itu. Sambil terus
mencari waktu yang baik tuk menasehatinya, coba tanggapi dengan kesabaran. Toh,
setiap kesabaran ada balasan surga. Dan memang surga tidak murah. Mari nikmati
kesabaran menuju surga.
Q : Tanya ustadz. Manusia memang
tempatnya lupa dan salah. Banyak sekali manusia lalai menghadap Allah karena
urusan duniawi, sibuk kerja, sibuk ini sibuk itu. Bagaimana biar diri ini
senantiasa selalu ingat Allah, mengutamakan Allah, menomor satukan Allah???
Maksud hati ingin seperti itu, ingin orientasi hidup hanya kpada Allah namun
syaitan selalu menghalang-halangi. Kita jadi menunda-nunda sholat dsb.
A : Coba latihan solat di awal waktu.
Latihan aja dulu. Mulai dari solat. Ajak anak dan suami biar lebih semangat.
Bikin tabel ceklist harian tuk cek sejauh mana kita bisa solat awal waktu.
Q : Bagaimana menyikapi anak yang
awalnya rajin ibadah sholat tepat waktu..sekarang setelah mulai beranjak dewasa
mulai agak susah sholat tepat waktunya tadz..walopun anak tetap sholat juga.
Satu lagi ustadz, jika anak
selalu diingatkan untuk solat dan membantu orang tua dari rumah tapi dengan
perintah yang diberikan harus lebih dari 3x apakah yang salah ya tadz??
A : Semakin dewasa anak, yang diperlukan
adalah dialog, bukan disuruh-suruh. Kalau anak tidak paham apa manfaat dan apa
tujuan solat di awal waktu, maka akan sulit menjadiknnya istiqomah. Dan
mendidik ini tidak selesai 2-3 kali ngomong. Tapi melalui dialog terus menerus.
Dan yang paling penting contoh dari kedua orang tuanya. Kalau ortunya juga
sering menomor sekiankan solat, ya anaknya juga akan mudah menunda solat
G3
Q : Ustadz mau bertanya... Jika ada
musuh dalam rumah, jika kita ingatkan malah timbul perang (ribut), jika kita
diamkan merasa gerah juga... Jika sudah di ingatkan dan setelah itu diam,
apakah itu termasuk dalam istilah syaitan bisu ... Mohon penjelasannya
A : Siapa musuh dalam rumah bu? Kalau
keluarga ya diusahakan agar jadi kawan, bukan lawan. Namanya keluarga kan
status yang berlangsung selamanya (kecuali suami istri bisa putus kalau cerai).
Jangan didiamkan kalau ada permusuhan. Dibicarakan, didoakan, disalingmaafkan,
diistighfarkan, dst.
Q : Saya izin bertanya ustad, di atas di
jelaskan bahwa jika suami istri dan anak selalu berusaha menjawab panggilan
azan in sha Allah membentuk keluarga yang berorientasi ke Allah, lalu jika
hanya istri yang melakukan seperti itu bagaimana ustad? yang kedua ustad
bagaimana jika kurang cocok dengan ipar karena masalah keuangan,
apakah itu berorientasi dunia juga? lalu bagaimana jalan keluarnya ustad?
A : Ajak suami dan anak pelan-pelan tuk sama-sama
mengutamakan sholat. Dengan dialog yang baik dan kesabaran yang panjang, semoga
berhasil.
Jika tidak cocok dengan kakak ipar
adalah urusan dunia, ya itu berarti dunia penyebabnya. coba dicari solusinya
sambil perbanyak mendekatkan diri pada Allah
Q : 1.Di dalam sodara suami saya ada
yang giat sholat, ngaji, juga niat haji tapi dia selalu jelek-jelekan keluaga
saya ke tetangga, katanya orang yang beragama bisa jaga hati tapi ini
sebaliknya, tapi dibelakang gak lepas dari membicarakan kejelekan orang. Saya
mau tegur tapi saya tidak ada bukti. Saya juga pernah denger fitnah yang gak
pernah sayaa lakukan.
Contoh wktu anak saya sakit, saya
difitnah katanya anak saya gak sayaa periksakan.uang yang dikasih sodara buat
periksa tapi malah saya buat hura-hura. Sakit rasanya denger kayak gtu. Saya
harus gimana bunda? padahal udah saya periksakan kesana kemari. Sayaa pun gak
ngeluh ke sodara suami saya. Saya juga gak minta uang. Saya dikasih tapi saya
difitnah katanya gak peduli anak. Saya cuma bisa sabar dan berdoa buat
menghadapi sodara suami saya. Saya harus gimana? suami saya ajak pindah gak
mau. Saya gak tahan sama fitnah yang sama sekali gak pernah saya lakukan sampai
mertua pun kdang kena hasutannya.
A : Sabar dan doa yang bunda lakukan itu
bukan "cuma", tapi sesuatu yang sangat besar di sisi Allah.
dilanjutkan sabar dan doanya sambil terus berusaha yang terbaik. Terkadang
orang sholat dan ngaji tapi akhlaqnya msih buruk. Bisa jadi solat dan ngajinya
belum sampai ke hati. Atau bisa juga karena banyaknya dosa kita dan Allah ingin
menegur kita. Allahu a`lam
G1
Q : Bagaimana ya cara mengajarkan kepada
adik-adik kita untuk tidak mengejar dunia, terobsesi sama dunia, yang
dipikirkan adik saya ini hanya main, mengikuti gaya hidup teman-teman
sekolahnya yang terlalu highclass
Terimakasih
A : Ajak dialog, sambil traktir makanan
kesukaannya kalau perlu.
Dialog apa? dialog masa depan, ajak
berpikir tentang uang yang dia nikmati itu dari mana, kalau sumber uangnya
hilang bisakah bekerja, dimulai dari situ saja dulu.. nanti pelan-pelan baru
dibawa ke dialog masa yang lebih depaaan lagi, yaitu masa kiamat, yaumul hisab
dst.
Q : Sudah 17 tahun berkeluarga tidak
dekat (seperti tidak kenal malah) dengann istri kakak ipar, setiap bertemu
datar saja malah banyak menghindar kakak ipar, bulan lalu besuk anaknya ,
sikapnya cuek(salaman tanpa kontak mata. Beliau langsung pergi, sampai kami
pulangpun belum kembali/mungkin ada keperluan juga) bagaimana selanjutnya sikap
saya, sewajarnya saja tapi tidak nyaman atau menghindar bila ada acara
keluarga. Syukron
A : Sikapi dengan wajar. Kunjungi
rumahnya sesekali, atau kirimkan hadiah sesekali, atau sekedar ole-ole sepulang
jalan-jalan keluarga.
Nabi saw bersabda; "saling memberi
hadiahlah, niscaya kalian saling menyayangi"
Q : Di keluarga ada pendatang baru (
menantu perempuan ) yang punya hobby konsumerisme...klo belanja yang menurut
saya tidak perlu..atau yang ada masih layak..tapi ya itu seneng belanja. Sudah
diingatkan oleh suaminya ( anak saya )..tapii alasannya toh yang dibelanjakan
uang dia..tidak mengganggu budget rumah tangga.
A : Mengingatkan orang itu perlu
perjalanan panjang dan kesabaran ekstra. Bayangkan, kita ingin mengubah orang
yang telah bertahun-tahun terdidik, membaca, melihat, memahami, sesuatu yang
berbeda dengan yang kita pahami. Tentu tidak bisa sehari dua hari, bahkan
mungkin perlu bertahun-tahun sebagaimana ia mendapatkan pemahamannya selama
ini. Masalah "barang tidak perlu", "senang belanja" dll ini
bisa subjektif. Menurut kita tidak perlu tapi menurut dia perlu. Selama tidak
ada hak orang lain yang dilanggar sbenarnya hukumnya mubah saja. Sebagai
awalan, paling diajak tuk perbanyak sedekahnya (tidak perlu dengan kata-kata
langsung), sebelum diajak tuk mengurangi belanjanya. Atau bangunlah dialog yang
baik bukan terkesan menggurui atau menegur langsung. Bisa dengan menonton video
motivasi tentang berbagi sesama, larangan hidup boros dll. Tapi sekali lagi,
masalah ini bisa sangat subjektif. Perlu dialog dan ngobrol. Terkadang tinggal
satu rumah tapi ngobrol sangat jarang. Tentu akan sulit tuk saling mendengar
dan saling menasehati.
G2
Q : Ustadz, bagaimana kah menyikapi
permusuhan karena perbedaan mahdzab dalam islam dalam keluarga? Bahkan tak
jarang ada anak yang tidak mau dinikahkan dengan ayah sebagai wali karena
menganggap ayahnya fasik sebab tidak "Selatan" dengan dia. Kadang
anak-anak jadi memusuhi orang tuanya karena dianggap sesat dan tidak mau ikut
mereka.
Bagaimana sebaiknya menyikapi ini
ustadz?
A : Coba ajak ikut kajian atau menonton
cerama semacam Ust Adi Hidayat atau Ust Abdul Somad yang mempersatukan. Klo
mampu, kitalah yang jadi penengah dengan memberikan argumentasi yang baik
dengan cara halus.
Durhaka kepada ortu merupakan dosa
besar. Jangan sampai karena masalah khilafiyah kita melakukan dosa besar
Q : Apabila seorang istri mendiamkan
suaminya karena disini istri hanya meminta ke suami untuk bisa lebih menghargai
nya sebagai seorang istri dengann meminta ke suami untuk lebih terbuka/jujur
(kalau dari segi harta , istri tidak banyak menuntut) dan belum juga ditunaikan
sedangkan keinginan itu sudah sering di utarakn. Apakah ini masuk k ranah
"istri berdosa kepada suami" ust ?
A : Jangan-jangan istrinya belum
melayani suami dengan sebaik-baiknya.
atau ada kekurangan istri yang tidak
disadarinya. Kadang suami/pria itu memang suka aneh, malas mengungkapkan
kekurangan istri, pengennya istrinya sadar sendiri. Jadi sebelum menghukum
suami, coba evaluasi diri sendiri dulu. Dan minta kejujuran itu bukan blak-blakan
ngomong: "tolong jujur sama aku!" tapi bisa jadi lewat pertanyaan2
tidak langsung, di saat makan bareng, atau di saat santai. menggali apa yg
dipendam suami. tidak harus dengan kalimat interogasi. Sambil trus meminta
kepada Allah. karena pertolongan hanya dari Nya
Q : Bagaimana menghilangakan rasa futur
didalam diri seseorang padahal katanya sudah suka ikutan taklim beistigfar tapi
tetap aja rasa futur itu masih ada,
A : Teruskan ikut taklim, teruskan
istighfar sambil mengingat kekurangan diri. Teruskan baca quran.
Teruskan tahajud. Teruskan doa minta agar ingat Allah, agar ingat nikmat Allah,
agar beribadah dengan baik kpada Allah.
Masih futur juga?
Teruskan saja semua itu. Mungkin
"rasa futur" itu pertolongan Allah agar kita merasa terus perlu
istighfr, taklim dst.
Q : ustadz bila ada saudara
berkali-kali2 berhutang, kemudian berkali-kali kita ikhlashkan. Lalu suatu saat
dia mau pinjam lagi tapi tidak kita beri, padahal uangnya ada,
berdosa kah kitaa ustadz?
A : Tidak memberikan utang itu tidak
berdosa. Yang berdosa itu kalau berbohong. Tapi bila saudara kita sangat
membutuhkannya, coba kita carikan solusi. Bagaimana agar ia bisa mandiri dan
mencukupi kehidupannya sendiri. Ini akan memakan waktu dan kesabaran jauhhhh
lebih banyak dibanding sekedar memberinya pinjaman. Selain itu, doakan ia agar
dimudahkan urusannya oleh Allah, dan ajak ia tuk mendekat kepada Allah
NANDA
Q : Mau nanya apabila ada seorang istri
yang ingin menuntut ilmu syar'i dan sudah siap-siap berangkat ke kajian tiba-tiba
sang suami melarang si istri tsb..dan ada beberapa kejadian yang diinginkan
sang istri untuk beribadah tetapi sang suami membutuhkan bantuannya..mana yang
harus sang istri tsb pilih ust? Jadi apabila keluarga ada yang membuat kita
menunda suatu ibadah apakah dapat dikatakan kita harus waspada?
A : Larangan tentu tidak ujug-ujug
dating, pasti ada latar belakangnya. sebelum waspada kepada suami, coba
evaluasi diri pribadi. Jangan-jangan selama ini tidak menjalankan kewajiban
istri dengan maksimal. Evaluasi. banyak istighfar. Bangun dialog dengan suami.
Jangan ujug-ujug waspada. justru diajak taat bersama.
Q : Assalamualaikum ust mau nanya, jika
di sebuah keluarga sudah terbiasa dengan orientasi dunia. Gimana seorang anak
yang sudah tau tentang keluarganya berorientasi dunia?? Jika seorang anak
menasehatin orang tua kadang anak di bilang sok paham agama n bla bla. Begitu
jika mengingatkan saudaranyaa. Langkah yang harus sang anak nii ambil seperti
apa?? Syukron ust
A : Menasehati orang tua tidak mudah.
Tidak mungkin dengan gaya menggurui. Kita aja mungkin suka tidak nurut dulu
dikasih tahu orang tua. Apalagi kita mau memggurui orang tua. Bangunlah bakti
kepada ortu terlebih dahulu. Pendapat dan pemikiran kita akan sulit masuk ke
ortu, klo kita sendiri tidak terasa baktinya oleh ortu.
Sering-sering bantu pekerjaan rumah,
sering-sering kasih hadiah, tunjukkan prestasi di sekolah atau tempat kerja
biar mereka bangga, dst. Insya Allah klo bakti kita maksimal, akan mudah
mengajak ortu pada kebaikan.
Q : Ana mau bertanya, ana kan baru
proses hijrah nih Dan ana ikut organisasi yang dimana membuat ana
berada dalam hijrah ini. Dan pasti kegiatannya juga padet banget. Kadang orang
tua pun ndak tau gitu apa yang ana lakukan. Padahal ana juga udah ijinnya jelas
banget. Tapi kadang ndak diijinkan gitu malah kadang ana kena marah. Mohon
penjelasannya ya ustd
A : Hijrah itu bagus sekali. Lanjutkan
hijrah tuk mendekat kepada Allah
tapi komunikasikan dengan baik kepada
ortu. Klo ortu ndak tau apa yang anti lakukan ya jadi timbul masalah. Padatkan
kegiatan anti dulu organisasi dan dalam berbakti kepada ortu. Bantu urusan ortu,
dst. Jangan sampai padat kegiatan organisasi, tapi makanan pakaian dll semua
diurusin ortu. Hijrah harus menjadikan islam kita sempurna, dan salah satu
tandanya adalah dengan sempurnanya bakti kepada orang tua.
Q : Saya mau nanya bagaimana cara kita
menyikapi saudara yang iri dengann ibu sendiri dikarenakan harta warisan.. (dia
tidak mau ibu sayaa mendapat warisan sedikit pun). Dia gak suka dengann ibu
sayaa. Dan dia selalu berusaha membuat ibu sayaa buruk di mata masyarakat
(menggosipkan). Saudara yang saya maksud ini adalah istri
dari abangnya ibu sayaa.. Bahkan dia mempengaruhi suaminya untuk benci terhadap
ibu saya (padahal adek kandung sendiri). Dulu sih gak kayak gitu. Dia baik
sebelum semua sifat aslinya nya ketauan. Awal sifatnya ketauan dia sendiri yang
mulai nggak cakapan sama ibu bahkan sama saya juga yang ketika itu masih sampai
.. istilahnya belum tau masalah itu...
A : Dalam hadits
disebutkan bahwa orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Nabi saw menyuruh kita menjaga
mereka, karena merekalah pintu surga kita. Kalo ada cekcok di keluarga, coba
cari penengah, agar bisa berbaikan. Perbanyak musyawarah, karena ini adalah
perintah Quran. Berdoalah kepada Allah yang khusayau dan banyak, karena doa
adalah senjata orang beriman.
Q : Gimana solusinya untuk mempererat
kembali ukhuwah antara kita dengan saudari atau saudara kita,,sedangakan di
sisi lain kita gengsi atau malu untuk menyapanya. Begitupun dengann saudari
atau saudara kita
A : Berdoa kepada Allah minta dilunakkan
hati. Jika tujuan kita Allah kenapa harus malu? Malu itu klo bermusuhan. Klo
berbaikan ya ga usah malu.
Doa Persaudaraan dari Quran
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Dan orang-orang yang datang sesudah
mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa:
"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami
dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engakau membiarkan kedengakian dalam hati kami terhadap orang-orang yang
beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engakau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang".
QS. Al-Hasayar: 10
Q : Ustad, Apa hukumnya cadar? Dan saat
kita memutuskan untuk bercadar namun orang tua dan keluarga menentangnya, apa
yang harus kita lakukan, apa kita mengikuti? Dan jika kalau kita tetap
memakainya saat keluar rumah tanpa sepengetahuan orang tua apa kita dosa
ustad??
A : Cadar disikapi berbeda para ulama.
Sebagian ulama mewajibkan, sebagian tidak. Menurut saya, pendapat yang lebih
kuat adalah tidak wajib. Hal ini banyak sekali didukung dalil-dalil shahih dari
Rasulullah saw.Jika ortu menentang, maka silahkan kita timbang;
Menurut pada ortu: wajib
cadar: tidak wajib
Menjaga silaturahim: wajib
cadar: tidak wajib
Maka kita sudah tahu apa jawabannya.
Kalau memang kita serius ingin bercadar, mulailah dengan dakwah yang baik
kepada ortu dan keluarga. Tunjukkan akhlaq mulia, dan sentuh hati mereka dengan
kebaikan sempurna dari kita, sehingga mereka mudah menerima kita dengan
pendapat kita. Orang yang sudah disentuh hatinya, akan menjdi teman setia dan
pendukung kita. Klo belum bisa, utamakan dulu bakti kepada ortu dan silaturahim
dengan keluarga.
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikalauah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engakau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan
yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment