Kajian Online WA
Hamba الله SWT
Selasa, 16 Januari 2018
Narasumber : Ustadz
Ruli
Tema : Kajian Umum
Editor : Rini Ismayanti
Dzat yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan
mengagungkan-Nya...
Dzat yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi
diadzab-Nya...
Dzat yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap
manisnya Islam dan indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam
kecintaan kepadaNya, yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan
menghimpunkan kita untuk mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah... tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad
SAW. Yang memberi arah kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana
membangakitkan ummat yang telah mati, mempersatukan bangsa-bangsa yang
tercerai berai, membimbing manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat,
membangun generasi yang tertidur lelap dan menuntun manusia yang berada dalam
kegelapan menuju kejayaan, kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma ba'd...
Ukhti fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah
indahnya kita awali dengan lafadz Basamallah
Bismillahirrahmanirrahim...
TAHAJUD KUNCI KEMULIAAN DAN PERTOLONGAN ALLAH SWT
Siapakah yang tidak membutuhkan pertolongan Allah?
Terlebih orang-orang mukmin di tengah-tengah kehidupan yang
semakin penuh tantangan ini.
Tak mungkin bisa kita mengandalkan kekuatan kita, sebab kita
memang lemah.
Tak mungkin bisa kita mengandalkan sumber daya kita, sebab
semuanya terbatas.
Bahkan orang-orang beriman sejak zaman terdahulu juga kalah
secara hitungan matematis saat bicara kekuatan dan sarana prasarana.
Bukankah Nabi Ibrahim terlihat lebih lemah secara kekuatan dan
kekuasaan melawan Namrudz dan para pengikutnya?
Bukankah Nabi Musa sampai dikejar-kejar oleh Fir’aun dan bala
tentaranya?
Bukankah Nabi Muhammad diburu saat hijrah sehingga mengambil
jalan alternatif dan bersembunyi di gua Tsur?
Pun saat eksistensi umat Islam tegak di Madinah. Pasukan Badar
hanya berjumlah sepertiga dari pasukan kafir Quraisy dengan persenjataan yang
lebih sederhana?
Pasukan muslim saat Perang Uhud malah hanya seperempat
dibandingkan tentara kaum musyrikin. Seluruh pasukan Islam di Madinah tak lebih
dari sepertiga pasukan Ahzab.
Namun, Allah menolong hamba-hambaNya yang beriman. Ibrahim tak
mati terbakar api.
Musa berhasil membawa kaumnya menyeberangi lautan sedangkan
Fir’aun dan bala tentaranya tenggelam.
Rasulullah Muhammad senantiasa dilindungi Allah; pasukan badar
menang, perang uhud memang bisa dikatakan kalah, namun setelah itu umat Islam
selalu dimenangkan Allah hingga Makkah pun futuh.
Apa rahasia datangnya pertolongan Allah pada mereka?
Di antaranya adalah shalat tahajud.
Allah memfirmankan tentang rahasia pertolongan-Nya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada
Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
sabar. (QS. Al Baqarah)
Setelah menegakkan shalat lima waktu, para sahabat adalah
orang-orang yang paling rajin shalat malam.
Sehingga Allah mensifati mereka tatajaafa junuubuhum ‘anil
madlaaji’ (lambung mereka jauh dari tempat tidur).
Saat Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel, ia memilih
pasukannya sebagai pasukan khusus, dengan kriteria di antaranya adalah shalat
tahajud alias qiyamu lail.
Shalat tahajud juga merupakan kunci kemuliaan. Siapa pun orang
mukmin yang menginginkan kemuliaan di sisi Allah, lantas Allah memberinya
kemuliaan di dunia dan akhirat, hendaknya ia tidak meninggalkan shalat tahajud.
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji. (QS. Al Israa’: 79)
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah dipuji sekaligus
diingatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sebaik-baik hamba adalah
Abdullah, jika ia shalat malam.”
Wa Allahu'alam
Demikianlah sesikit pemaparan hari ini...
TANYA JAWAB
Q : Bolehkah sholat tahajjud menjelang waktu sholat subuh, yaitu
saat masjid masih terdengar suara lantunan ayat suci alqur'an?
A : Di malam hari setelah tidur dan bangun kembali dari tempat
tidur merupakan tanda mulainya atau mengerjakan sholat tahajud. Bahkan dari
waktu-waktu malam tersebut, ada jam-jam
tertentu yang paling utama untuk menjalankan sholat tahajud ini. Sehingga
selain kita melakukan shalat tahajud dengan istiqomah, penuh keikhlasan, serta
ke-khusyu’an, alangkah baiknya jika kita memilih waktu yang lebih utama dalam
menjalankan ibadah sunnah tersebut.
Nah, inilah runtutan waktu-waktu pilihan yang bisa anda terapkan
untuk menjalankan sholat tahajud.
Dalam Q.S Al Isra’ ayat 79, bahwasanya Allah SWT telah berfirman
: “ Hendaknya engkau gunakan sebagian waktu malam itu untuk shalat tahajud,
sebagai shalat sunnah untuk dirimu, mudah-mudahan Tuhan akan membangkitkan
engkau dengan kedudukan yang baik ”.
1. Sepertiga Malam yang Pertama
Sholat tahajud bisa dikerjakan pada waktu sepertiga malam yang
pertama, dan waktu tersebut juga termasuk salah satu waktu yang utama, yakni
setelah sholat Isya’ sampai pukul 10.00 malam, dan harus tidur terlebih dahulu walaupun
sejenak. Sehingga pada waktu-waktu tersebut, kita bisa menjalankan sholat
tahajud sedikitnya dua rakaat. Untuk batasan mengenai banyaknya rakaat
menjalankan sholat tahajud juga tidak terbatas. Dan lebih baik dalam
menjalankan sholat tahajud, hendaknya dibarengi dengan ke-istiqomahan. Agar
semua fadhilah yang terdapat di dalamnya mampu kita raih, dan menjadikan hidup
bisa lebih berkah di dunia dan akhirat.
2. Sepertiga Malam yang Kedua
Yang lebih utama lagi yakni menjalankan sholat tahajud pada sepertiga
malam yang kedua, Yaitu antara pukul 10.00 malam hingga 01.00 dini hari. Di
mana sholat tahajud di waktu tersebut dengan terlebih dahulu tidur sejenak,
memang sudah sepatutnya kita terapkan.
Dan biasanya bagi kebanyakan orang memang sedikit terasa kesulitan untuk
bangun di jam-jam tersebut. Namun menghiasi waktu-waktu tersebut dengan ibadah
sholat malam, maka banyak fadhilah dan keistimewaan besar yang akan didapatkan.
3. Sepertiga Malam yang Terakhir
Menjalankan sholat sunnah tahajud pada sepertiga malam yang
terakhir memang merupakan waktu yang paling utama. Yang mana waktu tersebut
terletak antara jam 01.00 dini hari
sampai dengan sebelum masuk waktu subuh. Oleh sebab itu waktu sepertiga malam
yang terakhir itulah, yang mana biasa disebut-sebut dalam Al-quran dan
Sunnah sebagai waktu paling afdhal untuk
mengerjakan ibadah sunnah di malam hari. Terlebih lagi dalam menjalankan sholat
tahajud.
Hal demikian memang berdasarkan hadits Nabi yang telah
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam muslim. Yang mana di dalam hadits
tersebut menjelaskan :
“ Setiap malam Allah SWT turun ke langit dunia sampai tersisa
sepertiga malam yang terakhir. Ia (Allah) pun berkata, “ Adakah hamba-Ku yang
meminta sehingga pasti Aku berikan apa yang ia minta?, Adakah hamba-Ku yang
berdoa hingga pasti Aku kabulkan doanya?, Adakah hamba-Ku yang ber-istighfar
sehingga Aku ampuni dosanya? ”.
Oleh karena itu, Waktu sepertiga malam inilah yang menjadi
waktu-waktu paling utama untuk mengerjakan suatu amalan atau ibadah sunnah
layaknya sholat tahajud. Sehingga dengan cara memilih waktu yang paling utama
ini, semoga seluruh fadhilah yang terdapat di dalamnya mampu untuk diraih dan
menjadikan kualitas hidup lebih baik. Tentunya juga senantiasa mendapat
perlindungan dari Sang Pencipta alam semesta.
Q : Bagaimana cara mendidik diri untuk istiqomah sholat
tahajjud? terkadang kalo sudah capek,
bangunnya menjelang adzan subuh
A :
1. Dengan Memantapkan Niat
2. Jangan Mengonsumsi Makanan Berlebih Saat Mau Tidur
3. Tanamkan Dalam Benak Pikiran Anda Untuk Bangun
4. Kondisikan Stamina Tubuh Anda
5. Luangkan Waktu Untuk Tidur di Siang Hari
6. Menjaga Perilaku Dari Perbuatan Maksiat
7. Menjaga Keselamatan Hati Dari Prasangka Buruk
8. Memupuk Rasa Takut Kepada Sang Ilahi, dan Tidak Panjang
Angan-angan
9. Mengenal Keutamaan - Keutamaan Shalat Malam
10. Berdo’a Kepada Allah SWT
Q : Berapakan bilangan rakaat sholat tahajjud yg dianjurkan
rasulullah?
A : Jumlah rakaat shalat tahajud yang diajarkan (disunnahkan)
berikut merupakan sebagian dalil dari hadits terpaut jumlah
rakaat sholat tahajud.
dari aisyah radhiallahu anha ia mengatakan:
مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا فَقَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي
"rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengerjakan shalat
(lail) baik di dalam bulan ramadhan ataupun di luar ramadhan tidak sempat lebih
dari 11 rakaat. dia mengawali dengan mengerjakan 4 rakaat, kalian tidak harus
menanyakan gimana baik dan juga panjangnya shalat dia. sehabis itu dia berulang
mengerjakan 4 rakaat, kalian tidak harus menanyakan gimana baik dan juga
panjangnya shalat dia. setelah itu dia shalat 3 rakaat. " aisyah mengatakan:
kemudian saya bertanya, "wahai rasulullah, apakah kamu tidur saat sebelum
witir? " dia menanggapi, "wahai aisyah, sebetulnya kedua mataku benar
tidur tetapi hatiku tidak. " (hr. al - bukhari nomor. 1147 dan juga muslim
nomor. 738)
ibnu abbas berkata,
كَانَ صَلاَةُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً. يَعْنِى بِاللَّيْلِ
"nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa melakukan shalat
malam 13 rakaat. " (hr. bukhari nomor. 1138 dan juga muslim nomor. 764)
zaid bin kholid (AL) juhani berkata,
لأَرْمُقَنَّ صَلاَةَ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - الل #1617; َيْلَةَ فَصَلَّى. رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ أَوْتَرَ فَذَلِكَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً
"aku sempat mencermati shalat malam yang dicoba oleh
rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. dia juga melakukan 2 rakaat ringan.
setelah itu sehabis itu dia laksanakan 2 rakaat yang panjang - panjang. setelah
itu dia jalani shalat 2 rakaat yang lebih ringan dari sebelumnya. setelah itu
dia jalani shalat 2 rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. dia juga
jalani shalat 2 rakaat yang lebih ringan dari sebelumnya. setelah itu dia
jalani shalat 2 rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. kemudian
terakhir dia berwitir sampai - sampai jadilah dia laksanakan shalat malam kala
itu 13 rakaat. " (hr. muslim nomor. 765)
ini berarti nabi muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam
melakukan witir dengan 1 rakaat. ((AL) muntaqo syarh (AL) muwatho', 1/280,
mauqi' (AL) islam)
Alhamdulillah, kajian kita hari
ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari Allah
semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikalauah langsung saja kita tutup
dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engakau ya Allah, dengan
memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment