Notulensi Kajian Online Hambba Allah
Ummahat G5, G4
Hari /Tgl
: Kamis,08, 29 Maret 2018
Narasumber
: Ustadz Hizbullah Zain
Materi
: Adab Bertetangga
Admin G-5
: Saydah ,Nining
Notulensi : Saydah
Editor : Sapta
==========================
Kajian kali ini merupakan pembahasan yang
sangat penting. Sebab, betapa banyak muslim yang rajin solat, menjaga puasa,
rajin qiyamullail, gemar bersedakah, berhaji lebih dari sekali, umroh tak
terhitung orang-orang takjub dengan
ibadahnya tapi ternyata pahala yang mereka berguguran dimata Allah, dan dia
akhirnya dicampakkan dalam neraka karena melalaikan perkara penting ini.
Kok bisa?? Iya bisa…
Dalam Sebuah Hadis Rasulullah yang
diriwayatkan oleh iman Ahmad
عَن أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَا
رَسُوْلَ اللَّهِ إِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ كَثْرَةِ صَلَاتِهَا وَصِيَامِهَا
وَصَدَقَتِهَا غَيْرَ أَنَّهَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا قَالَ هِيَ فِيْ النَّارِ
Dari Abu Hurairah beliau berkata
seseorang berkata kepada Rasulullah: fulanah
diceritakan memiliki shalat, puasa dan shodaqoh yang banyak, tetapi dia
mengganggu tetangganya dengan lisannya. Beliau menjawab: dia di neraka.
Dalam lanjutan hadis di sahabat bercerita
lagi.
قَالَ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ فَإِنَّ فُلَانَةَ
يُذْكَرُ مِنْ قِلَّةِ صِيَامِهَا وَصَدَقَتِهَا وَصَلَاتِهَا وَإِنَّهَا تَصَدَّقُ
بِالْأَثْوَارِ مِنَ الْأَقِطِ وَلَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا قَالَ هِيَ
فِيْ الْجَنَّةِ
Lalu berkata lagi: wahai Rasulullah si fulanah diceritakan
memiliki puasa dan shodaqoh serta shalat sedikit. Dia bershodaqoh sedikit dari
tepung gandum dan tidak mengganggu tetangganya dengan lisannya. Beliau
menjawab: dia di syurga.
Hadis diatas menjelaskan kepada kita bahwa
kesolehan pribadi tidak cukup tanpa dibarengi kesolehan sosial. Seorang wanita
yang dikagumi oleh para sahabat karena ibadahnya akhirnya dimasukkan dalam
neraka karena prilakunya yang buruk kepada tetangga.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam
bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ
“Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka janganlah dia menyakiti
tetangganya”(HR. Bukhari)
Betapa pentinganya perkara ini sehingga
Malaikat Jibril berulang-ulang kali menasehatkan Rasulullah agar berbuat baik
kepada tetangga.
“Jibril senantiasa bewasiat kepadaku agar
memuliakan (berbuat baik) kepada tetangga, sampai-sampai aku mengira seseorang
akan menjadi ahli waris tetangganya” (HR. Al
Bukhari).
Dalam Alquran dijelaskan,
“Beribadahlah kepada Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua
orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh.” (QS. An Nisa: 36).
Siapakah tetangga itu?
Dalam fathul Baarii imam Ibnu Hajar
menjelasaka: Para ulama berbeda pendapat tentang batasan tetangga. Sebagian
mengatakan tetangga adalah orang-orang yang shalat subuh bersama kita. Pendapat lain mengatakan ’40 rumah dari
setiap sisi (kiri kanan depan belakang), dan ada yang berpedapta 10 rumah dari
tiap sisi’ dan beberapa pendapat lainnya.
Syaikh Al-Albani rahimahullah bahwa
batasan tetangga adalah sesuai ‘urf atau sesuai adat masyarakat setempat.
Jenis-jenis Tetangga:
Dalam Islam ada tiga jenis tetangga:
Pertama tetangga yang memiliki tiga hak
dari kita.
Kedua tetangga yang memilik dua hak dari
kita dan yang
Ketiga tetangga yang memilika satu hak
dari kita.
1. Tetangga yang memiliki tiga hak adalah:
tetangga dari kerabat yang Muslim. Mereka memiliki hak sebagai tetangga diwaktu
yang sama memilik hak sebagai keluarga atau kerabat dan juga hak sesama muslim
2.
Tetangga yang
memiliki dua hak adalah: adalah tetangga muslim yang bukan kerabat. Mereka
memiliki hak sebagai tetangga dan juga sebagai saudara seislam.
3. Adapun tetangga yang memiliki satu hak
adalah: tetangga yang non Muslim: mereka meiliki hak sebagai tetangga. Seorang
muslim tetap dianjurkan berbuat baik kepada tetangga meski kepada non muslim.
Tetangga adalah ‘cermin’
Jika seorang muslim ingin melihat seberapa
baik kualitas dirinya maka lihatlah penilaian para tetangga terhadap dirinya.
Rasulullah shallallahu'alahi wa sallam bersabda:
إِذَا قَالَ جِيرَانُكَ: قَدْ أَحْسَنْتَ، فَقَدْ
أَحْسَنْتَ، وَإِذَا قَالُوا: إِنَّكَ قَدْ أَسَأْتَ، فَقَدْ أَسَأْتَ
“Jika tetanggamu berkomentar, kamu orang
baik maka berarti engkau orang baik. Sementara jika mereka berkomentar, engkau
orang tidak baik, berarti kamu tidak baik.” (HR. Ahmad,
dan dishahihkan Al-Albani).
HAK-HAK TETANGGA
Berbuat baik kepada mereka,
Rasulullah shallallahu'alahi wa sallam
bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
فَلْيُحْسِنْ إِلَى جَارِهِ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, hendaknya ia berbuat baik kepada tetangganya.” (HR. Muslim)
Mendahulukan yang lebih dekat dalam
memberi hadiah,
Aisyah radhiyallahu'anha berkata:
يَا رَسُوْلَ اللَّهِ إِنَّ لِيْ جَارَيْنِ فَإِلَى
أَيِّهِمَا أُهْدِيْ قَالَ إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا
Wahai Rasulullah saya memiliki dua
tetangga lalu kepada siapa dari keduanya aku memberi hadiah? Beliau menjawab:
kepada yang pintunya paling dekat kepadamu.” (HR.
Al-Bukhari#)
Menutup Aib tetangga,
Nabi shallallahu'alahi wa sallam,
bersabda:
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللَّهُ يَومَ
القِيَامَةِ
Barangsiapa yang menutupi aib seorang
muslim maka akan Allah tutupi (aibnya) pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaihi)
Tidak mengganggu tetangga,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Nabi
shallallahu'alahi wa sallam bersabda,
لاَ وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ لاَ وَاللَّهِ لاَ
يُؤْمِنُ لاَ وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ قَالُوا وَمَنْ ذَاكَ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ قَالَ
جَارٌ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
“Tidak
demi Allah tidak beriman, tidak, demi Allah tidak beriman, tidak, demi Allah
tidak beriman para sahabat bertanya: siapakah itu wahai Rasulullah? beliau
menjawab: orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatannya.” (Muttafaq ‘alaihi)
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ
بَوَائِقَهُ
“Tidak akan masuk surga, orang yang
tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Muttafaq ‘alaihi)
Meringankan kesulitan tetangga
Dan dalam Ash-Shohihain dari hadits Ibnu
Umar radhiyallahu'anhuma dari Nabi shallallahu'alaihi wa sallam, beliau
bersabda:
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ
وَلَا يُسْلِمُهُ مَنْ كَانَ فِيْ حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِيْ حَاجَتِهِ وَمَنْ
فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim
lainnya, ia tidak boleh mendzoliminya dan menyerahkannya (kepada musuh),
barangsiapa menolong kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi
kebutuhannya, Barangsiapa yang meringankan dari seorang mukmin satu kesulitan
dan kesulitan-kesulitan dunia, maka Allah akan ringankan untuknya satu
kesulitan dari kesulitan-kesulitan Hari Kiamat. Barangsiapa yang menutupi aib
seorang muslim maka akan Allah tutupi (aibnya) pada hari kiamat.” (Muttafaq ‘alaihi)
Tidak membiarkan tetangga dalam
kekurangan dan kelaparan
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma, bahwa
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda,
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ
جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ
“Bukanlah mukmin sejati, orang yang
kenyang, sementara tetangga di sampingnya kelaparan.” (HR. Al-Baihaqi, dishahihkan Al-Albani)
syaikh Al-Albani rahimahullah mengatakan,
Dalam hadits ini terdapat dalil yang tegas,
bahwa haram bagi orang yang kaya untuk membiarkan tetangganya dalam kondisi
lapar. Karena itu, dia wajib memberikan makanan kepada tetangganya yang cukup
untuk mengenyangkannya. Demikian pula dia wajib memberikan pakaian kepada
tetangganya jika mereka tidak punya pakaian, dan seterusnya, berlaku untuk
semua kebutuhan pokok tetangga.
Hal Lain Terkait Tetangga
Allah melipat gandakan dosa orang
yang menyakiti tetangga
Dari Miqdad bin Aswad radhiyallahu'anhu,
Nabi shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda,
لَأَنْ يَزْنِيَ الرَّجُلُ بِعَشْرَةِ نِسْوَةٍ،
أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ يَزْنِيَ بِامْرَأَةِ جَارِهِ لَأَنْ يَسْرِقَ الرَّجُلُ
مِنْ عَشْرَةِ أَبْيَاتٍ، أَيْسَرُ عَلَيْهِ مِنْ أَنْ يَسْرِقَ مِنْ جَارِهِ
“Seseorang yang berzina dengan 10 wanita,
dosanya lebih ringan dibandingkan dia berzina dengan satu orang istri
tetangganya… seseorang yang mencuri 10 rumah, dosanya lebih besar dibandingkan
dia mencuri satu rumah tetangganya.” (HR. Ahmad,
dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 65)
Hadis ini bukan berarti memberi ‘lampu
hijau’ untuk berbuat buruk kepada selain tetangga tetapi ingin menegaskan bahwa
menjaga harga diri, perasaan harta benda tetangga sangat tinggi kedudukannya
dimata Allah.
Tetangga yang baik adalah nikmat
yang besar.
Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam
bersabda:
أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ: الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ،
وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيءُ؛ وَأَرْبَعٌ
مِنَ الشَّقَاءِ: الْجَارُ السُّوْءُ، وَالْمَرْأَةُ السُّوْءُ، وَالْمَرْكَبُ السُّوْءُ،
وَالْمَسْكَنُ الضَّيِّقُ
“Empat hal yang termasuk kebahagiaan
seseorang: istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik,
dan kendaraan yang nyaman. Dan empat hal yang termasuk kesengsaraan seseorang:
tetangga yang jelek, istri yang jelek, kendaraan yang jelek, dan tempat tinggal
yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya.
Dishahihkan Al-Albani)
Maka hendaknya seorang mukmin hadir
ditengah masyarakat sebagai nikmat besar bagi tetangganya. Dan semoga Allah
membalas dengan menganugrahkan tetangga yang baik.
Bagaimana bermuamalah dengan tetangga yang
tidak baik?
Sebelum memilih rumah maka lihatlah dengan
siapa akan bertetangga. Sebab, tetangga yang baik akan memberikan kenyamanan
hidup, keharmonisan sosial dan mengurangi tingkat stress Dan mohonlah perlindungan kepada Allah dari
tetangga yang buruk.
Dari Abu Hurairah rahhiyallahu'anhu, Nabi
shallallahu'alaihi wa sallam berpesan,
تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ، مِنْ جَارِ السَّوْءِ
فِيْ دَارِ الْمُقَامِ
“Mintalah perlindungan kepada Allah dari
tetangga yang buruk di tempat tinggal menetap.” (HR. Nasa’i dan dishahihkan
Al-Albani).
Bagaimana bermuamaalah dengan tetangga
yang berperangai bukuk?
Jika terlanjur dapat tetangga yang buruk
maka bersabarlah:
Rasulullah shallallahu'alaihi wa
sallam bersabda dalam hadits Abu Dzar
radhiyallahu'anhu:
ثَلَاثَةٌ يُحِبُّهُمُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
رَجُلٌ غَزَا فِيْ سَبِيلِ اللَّهِ فَلَقِيَ الْعَدُوَّ مُجَاهِدًا مُحْتَسِبًا فَقَاتَلَ
حَتَّى قُتِلَ وَرَجُلٌ لَهُ جَارٌ يُؤْذِيهِ فَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُ وَيَحْتَسِبُهُ
حَتَّى يَكْفِيَهُ اللَّهُ إِيَّاهُ بِمَوْتٍ وَرَجُلٌ يَكُونُ مَعَ قَوْمٍ فَيَسِيرُونَ
حَتَّى يَشُقَّ عَلَيْهِمُ الْكَرَى أَوِ النُّعَاسُ فَيَنْزِلُونَ فِيْ آخِرِ اللَّيْلِ
فَيَقُومُ إِلَى وُضُوئِهِ وَصَلَاتِهِ
“Tiga orang yang Allah cintai, seorang
yang berjumpa musuhnya dalam keadaan berjihad dan mengharap pahala Allah, lalu
berperang sampai terbunuh dan seseorang memiliki tetangga yang mengganggunya
lalu ia sabar atas gangguan tersebut dan mengharap pahala Allah sampai Allah
cukupkan dia dengan meninggal dunia serta seseorang bersama satu kaum lalu
berjalan sampai rasa capai atau kantuk menyusahkan mereka, kemudian mereka
berhenti di akhir malam, lalu dia bangkit berwudhu dan shalat.” (HR Ahmad)
Semoga Allah menjadikan kita anugrah besar
ditengah masyarakat dengan menjadikan kita sebagai orang yang baik kepada
tetangga dan semoga Allag menganugrahkan kepada kita tetangga yang baik pula.
==========================
TANYA JAWAB
TJ - G5
TJ - G5
Tanya: Kebetulan rumah kami di pasar ustadz; dan pasar adalah lingkungan yang
disukai syetan dan memang lingkungan pasar harus penuh dengan kesabaran. Saya
pernah kecurian oleh tetangga saya dan alhamdulillah depan rumah dan pak RT-nya
bersaudara dengan pencuri itu. Semenjak peristiwa itu saya berhati-hati dengan
mereka; padahal sebelumnya tidak perhitungan jika ada rezeki mungkin karena
merasa didzolimi (setelah mencuri dan saya tangkap, pencuri menteror saya dengan
lemparan batu mercon dll). Apakah saya salah ustadz jika saya selalu waspada?
Jawab: selalu waspada dan mawas bukan sesuatu yang buruk. bahkan seorang mukmin
hendaknya seperti, waspada tidak hanya kepada tetangga terhadap hal-hal buruk yang lain pun kita dituntut untuk selalu
waspada. Berbuat baik kepada tetangga bukan berarti tidak waspada tapi waspada
bukan berarti harus bersuudzan kepada tetangga. Sikap selalu waspada merupakan
ajaran Alquran. bahkan Alquran mengajarkan kepada kaum muslim untuk
mempersiapkan diri, fisik, mental harta dan persenjataan itu merupakan bentuk
kewaspadaan. wallahu a'lam
Tanya: Izin bertanya, “Tetangga adalah cermin”, Bagaimana jika kita
bertetangga dengan orang yang suka ghibah, kita sudah menunaikan semua
kewajiban kita terhadapnya. Berbuat baik, tidak berkata yang jelek dan
membantunya tetapi tetangga ini kasarnya tidak tahu diri. Sudah dibaikin tapi
nusuk dari belakang. Dan hampir semua orang sudah tahu dengan wataknya dia yang
suka menjelek-jelekkan orang. Bagaimana
kita harus bersikap? Dan apakah hal
tersebut juga menjadi cermin diri kita?
Jawab: hadis Rasulullah yang menjelaskan bahwa cerminan diri bisa dilhat dari
penilaian tetangga, itu berlaku umum. Bukan kepada satu tetangga saja.
tapi seperti apa tetangga secara umum
menilai kita. Adapun penilaian seseorang saja tidak bisa dijadikan patokan. Kitapun
jika hendak mengetahui seseorang dan tidak mampu bertanya langsung kepada yang
bersangkutan karena berbagai alasan, kita menanyakan kepada tetangga
tetangganya bukan hanya kepada satu tetangga. Wallahu a'lam
Tanya: Assalamualaikum Warohmatullahi wabaraakatuh ustadz izin bertanya. Ketika
kita bertetangga kadang kalau lagi masak sayur pengen rasanya bagi-bagi sama
tetangga, tapi kadang-kadang ada pertanyaan dalam hati, dimakan tidak ya nanti,
tapi ada kalanya kami bertanya dulu suka tidak sayur ini, Nah mau tanya ini
namanya di komplek rumah dengan rumah selalu tutupan, karena namanya masak In
syaa Allah wangi ya tadz, kecium wanginya sama tetangga. Bagaimana sikap kita dengan
hal demikian. Mohon pencerahannya ustadz . Jazakallah khairan katsir ustadz.
Jawab: Ada hadis Rasul yang menyuruh ketika memasak untuk memperbanyak kuah. Kenapa?
supaya bisa dibagi-bagi kepada tetangga. Kalau mau membagi sesuatu kepada tetangga, selama kita belum
pernah mendgr atau tau bahwa yang akan kita bagikan itu akan menyinggung perasaan
dia, langsung antar aja, jangan banyak
berprasangka dia suka tidak ya? bakal dimakan tidak ya? itu bentuk bisikan dan
was was syaitan untuk membatalkan niat baik kita. Hadiah adalah bentuk cinta
kita kepada tetangga meski nilaix secara
materi kecil. Dan sekecil apapun pasti akan dibalas oleh Allah
Tanya: Tanya ustadz, setiap pasangan suami istri kelak katanya ,insya
Allah akan di persatukan lagi di Akhirat
nanti. Pertanyaannya:
1. apakah laki-laki yang berpoligami akan di
persatukan dengan istri-istrinya kelak?
2.
Bagaimana untuk
seorang janda yang sudah menikah lagi, apakah pasangannya suami yang dulu atau
suami yang baru di nikahi?
3. Bagaimana dengan perempuan/laki-laki yang
belum menikah, apakah akan ada pasangannya di akhirat nanti?
Jawab:
1.
Iya,
insyaAllah. Jika suami istri masuk syurga. Dan perlu dpahami di surga nanti tidak
ada cemburu-cemburuan. Jadi semua aman terkendali. Istri yang menikahi suami lebih
dari satu kelak akan diberikan pilihan oleh Allah mau bersama suami yang mana
di surga. Suami kelak memiliki tingkatan yang berbeda di syurga. Tergantung
amalan di dunia. Istri berhak memilih mau bersama siapa. Lagi-lagi disurga tidak
ada cemburu-cemburuan. Wallahu a'lam
2.
Penjelsan
tentng ini banyak dibhs dalm alquran. Diantrax Bisa dkaji tafsiran surah Al
waqiah
3.
Laki-laki/perempuan
yang belum menikah di dunia disiapkan pasangan di syurga kelak.
Tanya: Ijin bertanya ustadz, bagaimana jika istri yang di tinggal meninggal
oleh suaminya terus menikah lagi. Apa si istri masih boleh mendoakan suami yang
meninggal tersebut?
Jawab: Boleh. Jangankan suami yang telah meninggal. Ummat islam keseluruhan yang
bahkan tidak pernah ada hubungan dengan kita kecuali hubungan aqidah, kita
doakan. Apalagi suami yang pernah ada hubungan pernikahan. Selama suami tidak
wafat dalam keadaan kafir atau musyrik. Adapun dalam mendoakannya tinggal melihat
kondisi. Supaya tidak menimbulkan kecemburuan pada suami yang baru.
Tanya: Bolehkah pindah rumah, jika tidak nyaman dengan kondisi lingkungan
pertetanggaan?
Jawab: Boleh. Jika merasa tidak nyaman dengan perlakuan tetangga kita boleh
pindah rumah dari pada bertahan ditempat tersebut tapi justru terdzolimi. Tapi
seburuk-buruk tetangga adalah yang menjadikan tetangganya tidak nyaman karena perilaku
buruknya.
--------------------
TJ - G4
TJ - G4
Tanya: Mau bertanya ustadz. Bagaimana jika anak dari tetangga mau main ke rumah
namun Saya tidak berkenan karena takut anak-anak terganggu tidurnya, tidak Saya
bukakan pintunya, sikap Saya apa salah atau bagaimana ustadz, mengingat Saya
khawatir ibunya jadi berpikir yang tidak-tidak. Sampai sekarang anak ini sudah
tidak pernah ke rumah saya lagi karena tidak pernah Saya bukakan pintu karena
memang kondisi anak-anak Saya sedang tidur. Padahal anaknya tuh kalau main ke
rmh semua barang-barang di buka-buka sendiri, ya saya maklumi karena msh kecil.
Jawab: Gak masalah. Asal disampaikan secara baik kepada anak yang bertamu jika
temantemannya sedang tidur. Tapi jangan sampai memperlakukan atau mengusir anak
dengan kata-kata yang tidak baik. Adapun dengan orgtuanya tinggal dikomunikasikan
bahwa anaknya pernah datang bertamu tapi tidak diperkenankan masuk karena datang
diwaktu istirahat.
Tanya: Tanya ustadz. Bagaimana sikap kita menghadapi tetangga yang kurang
baik/usil dengan keluarga kami?
Jawab: Jika kita mampu mengingatkan mereka maka kita ingatkan mereka. Jika tidak
mampu maka bersabar. Seperti yang sebutkan olh Rasulullah dan penjelasan hadis
di atas.
Tanya: Izin bertanya ustadz. Bagaimana jika tetangga kita sodara kita. Mereka
itu selalu meminjam barang. Bahkan kadang dalam beberapa hal tidak meminta izin
kepada kita selaku yang mempunyainya. Apakah sikap terbaik kita?
Jawab: Menggunakan barang-barang tanpa izin si pemilik tidak boleh. Orang
seperti itu harus dingatkan dan dinasehati. Sebab jika tidak, ia akan terus melakukan
sesuatu yang terlarang dalam agama. Dan kita sebagai pemilik barang jangan
biasakan memberi kesempatan kepada orang untuk melakukan hal-hal yang terlarang
dalam agama tersebut.
Tanya: Afwan ustad izin bertanya titipan teman. Bagaimana jika kita minta maaf
pada ibu, karena telah berani melawan beliau. Dan permintaan maaf tersebut tidak
di terima, bahkan ibu beliau masih sakit hati. Sedang kan si fulan posisi kerja
di LN. Apakah dia boleh dengan perbanyak istiqfar saja? atau dia harus pulang dulu
untuk meminta maaf sampai si ibu memaafkan beliau? Syukron.
Jawab: Rasulullah bersabda ' Ridho Allah tergantung pada ridho orang tua dan
kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan orang tua. Jika orang tua masih hidup
istigfar saja belum cukup, tapi harus meminta maaf kepada kedua orangtua. Saran
ana jika dia memiliki kemampuan untuk pulang menemui orang tuanya maka pulang
temui dan meminta maaf kepadanya. Jika belum bisa pulang karena terkendala sesuatu,
maka segera tuntaskan lalu pulang meminta maaf. Jangan kita yang bersalah terhadap
orang tua. Orang tua yang bersalah sekali pun, Rasulullah menuntun ummatnya untuk
tetap berlaku baik dan bijak terhadap mereka berdua.
Tanya: Ustad, bagaimana jika kita ingin mandiri tapi setiap pisah dari mertua
suka di doakan agar tidak betah kepada anak laki-lakinya?
Jawab: Anak laki-laki itu punya ibunya, jangan sampai timbul ketidak akuran antara
anak dan orang tuanya, sebisa mungkin kita sebagai anak berendah hati kepada
mereka. Jika ingin hidup terpisah dari orang tua maka bicarakan secara baik,
jika belum diperkenankan maka bersabarlah semoga itu menjadi bakti kepada
mereka.
Tanya: Ustadz, orangtua menjadi tanggung jawab anak laki lakinya. Bagaimana
kalau posisinya seperti saya? Perempuan, anak tunggal. Kalau ada apa-apa sama
orangtua saya dimasa tuanya, seberapa jauh saya bisa bertindak?
Jawab: Orangtua menjadi tanggung jawab anak-anaknya. Bukan cuma anak lelaki.
Dalam perintah berbakti kepada orangtua dalam alquran berlaku umum kepada anak
lelaki dan perempuan. Maka tanggungjawab merawat orangtua dimasa tua berlaku
umum baik kepada anak laki-laki ataupun kepada anak perempuan.
=========================
Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت
أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu
allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan
memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment