Kajian Online HA Ummi G2, G5
Hari/Tgl: Senin, 5 Maret/30 April 2018
Materi: Nikmatnya Sehat, Indahnya Sakit
NaraSumber: Ustadzah Widya
Waktu Kajian: Ba'da Dzuhur s/d selesai
Editor : Sapta
=========================
Setetes air dengan berjuta makna,
"Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah dari pada dua tetesan dan dua
bekas. Yaitu, tetesan air mata karena takut kepada-Nya dan tetesan darah yang
mengalir di jalan-Nya (jihad)...." (HR. At Tirmidzi)
Sehat dan sakit adalah dua kondisi yang
silih berganti dan dialami hampir oleh seluruh manusia dimuka bumi ini. Nyaris
tiada orang yang hidup tanpa pernah merasa sakit, betapapun manusia
menginginkannya. Baik yang mukmin maupun yang kafir, yang kaya maupun yang
miskin. Tak ada yang kebal dari sakit. Yang berbeda adalah cara menyikapi
masing-masing kondisi.
Saudaraku,
Allah Swt berfirman didalam surat
At-Taghaabun:11 yang artinya: “Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa
seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah,
niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.”
Bagi orang mukmin sehat adalah nikmat
dunia yang teramat besar. Kenikmatan semakin besar dengan tambahan rasa syukur
yang sejatinya lebih besar dari nikmat sehat itu sendiri. Jika sehat merupakan
nikmat, sakit bukan berarti laknat bagi seorang mukmin. Sakit merupakan ujian
yang membuka peluang selaksa kebaikan dan menghapus ribuan dosa dan kesalahan.
Saudaraku,
Rasulullah saw bersabda:
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia
tertipu karenanya, yakni kesehatan dan waktu luang.”
Kenapa kok bisa tertipu....?! Karena
manusia tidak dapat mengambil manfaat dari kesehatan dan waktu luangnya untuk
melaksanakan aktivitas menebarkan amal baiknya yang bisa mendekatkan dirinya
kepada Allah Swt dan kampung akhirat.
Jika engkau ingin mengetahui seberapa
berharganya sehat wal’afiat, maka perbanyaklah mengunjungi orang-orang yang
sakit, baik dirumah maupun di rumah sakit. Dan karena itulah ada yang mengatakan
bahwa “kesehatan adalah mahkota yang berada di atas kepala orang-orang yang
sehat yang hanya diketahui oleh orang yang sakit”.
Berapa banyak orang sakit yang
berangan-angan melangkahkan kedua kakinya untuk melaksanakan shalat wajib
berjama’ah, bershilaturrahim dan mengurangi saudaranya.....namun ia tak mampu
melakukannya!!!
Berapa banyak orang sakit yang terputus
hubungan dari manusia, sehingga ia tidak bisa bercengkerama dengan mereka, ia
berangan-angan bisa mendengarkan Al-Qur’an dan lantunan ayat-ayat-Nya, tapi ia
tak mampu melakukannya!!
Saudaraku,
Kenapa sakit itu ku sebut nikmat?
Ingatlah sabda Rasulullah saw: ”Tidaklah
menimpa seorang muslim, baik itu suatau kepayahan, sakit menahun, kegundahan,
kesedihan, kesakitan, kecemasan atau yang hanya sekedar tertusuk duri,
melainkan dengan semua itu Allah Ta’ala akan menghapus dosa-dosanya.” (HR.
Al-Bukhari).
Suatu ketika Nabi saw pernah menemui Ummu
Saa’ib, lalu beliau saw bersabda: “Apa yang menimpamu wahai ummu Saa’ib
sehingga engkau menggigil seperti ini?” Ummu Saa’ib menjawab “Disebabkan demam
tinggi, tidak ada kebaikan dari Allah Ta’ala padanya”. Rasulullah saw bersabda:
“Janganlah engkau mencela penyakit demam! Karena sesungguhnya demam itu
menghilangkan kesalahan (dosa) anak Adam (manusia) sebagaimana ubupan (alat
peniup api yang dipakai tukang besi) menghilangkan karat besi”. (HR. Muslim)
Kemudian akan terus mendapatkan pahala
amal shalih yang ia selalu giat melakukannya di kala sehat. Sebagaimana Nabi
saw telah memberikan kabar gembira tersebut dalam haditsnya Abu Musa Al-Asy’ary
ra. “Jika seorang hamba tertimpa sakit atau sedang melakukan perjalanan
(safar), maka Allah Ta’ala akan menetapkan dan menulis baginya pahala
sebagaimana ketika dilakukan saat dia mukmin (tidak safar) dan sehat.” (HR.
Al-Bukhari).
Dekatnya Allah Ta’ala dengan orang yang
sakit. Diriwayatkan dalam sebuah hadits Qudsy, bahwa Allah Ta’ala berfirman:
“Anak Adam si Fulan adalah hamba-Ku yang sedang sakit namun engkau tidak
menjenguknya. Adapun jika engkau menjenguknya, pastilah engkau dapati Aku ada
di sisi-Nya.” (HR. Muslim).
Bertambahnya pahala pada hari kiamat.
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah ra, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda:
“Orang-orang yang sehat amat menginginkan nanti pada hari kiamat ketika orang-orang
yang mendapat musibah diberi pahala, seandainya kulit mereka dipukul ketika di
dunia dengan pemukul sehingga terkelupas.” (HR. At-Tarmidzi).
Sebagai sebab masuk jannah (dengan izin
Allah Ta’ala). Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas ra, bahwa dia berkata
kepada salah seorang shahabatnya: “Maukah aku tunjukkan tentang seorang wanita
penduduk jannah?” Dijawab: “Ya”.
Ibnu Abbas berkata: “Wanita tersebut
adalah seorang wanita berkulit hitam, yang datang kepada Nabi saw, lalu ia
berkata: “Ya Rasulullah, aku terkena penyakit ayan, dan pakaianku tersingkap
ketika penyakitku kambuh, maka doa’akanlah kesembuhan untukku wahai
Rasulullah!” Beliau Saw bersabda: “Jika engkau mau bersabar maka bagimu jannah,
dan jika engkau mau akan aku do’akan kesembuhan untukmu”. Wanita tersebut
menjawab: “Aku bersabar wahai Rasulullah, tapi pakaianku tersingkap ketika aku
kambuh, maka doa’akanlah agar pakaianku tidak tersingkap.” Maka Rasulullah saw
mendo’akan untuknya.” (HR. Al-Bukhari).
Ya Allah, Jadikanlah kami semua termasuk
orang-orang yang apabila diberi bersyukur, apabila diuji bersabar dan apabila
berdosa meminta ampun.
Semoga kita mampu berbuat ikhlas dan
bersabar saat musibah menimpa. Amin
===============
TANYA JAWAB
TJ - G2
Tanya: Assalamualaikum Ustadzah, kadang kala kita berbuat kesalahan atau dosa,
lalu jatuh, misalnya, maka apakah kita boleh mengganggap ini juga sebagai kasih
sayang Allah agar terbebas dari dosa atau kesalahan yang kita lakukan?
Jawab: wa'alaykumussalaam, jatuh dalam kondisi apa? Semisal jatuh sakit tentu saja
sebagai teguran dosa kita jika kita bertaubat maka surga in shaa Allah menanti.
Tanya:اسلام عليكم ورحمة
الله وبركاته، Ustadzah. Maaf
bila pertanyaan saya keluar dari materi. Ketika sebuah rumah tangga yang sudah
beberapa tahun dibina namun Allah belum juga memberikan amanah keturunan,
apakah itu suatu musibah atau ujian ustadzah? Dan bagaimana caranya untuk
menenangkan diri agar bisa ridho dengan belum diamanahinya keturunan tersebut? Terima
kasih penjelasannya ustadzah.
Jawab: wa alaykumussalaam, jika memang hanya 1-3 tahun blm memiliki keturunan
in shaa Allah ini masih ujian, tetapi jika lebih dari itu lebih baik banyak
bertaubat, ada indikasi termasuk salah satu 10 dosa besar. In shaa Allah dengan
banyak memohon ampun Anti segera memiliki keturunan. Aamiin yaa mujibasailiin.
Tanya: salah satu dosa yg dibalas langsung adalah dosa terhadap orang tua,
apakah memiliki anak berkebutuhan khusus itu akibat dosa kepada orang tua?
Jawab: wallahu 'alam ana tidak punya ranah untuk menjawab ini.
Tanya: Apakah bila kita dihukum di dunia dengan sakit, musibah dan sebagainya,
maka kita bisa terhindar dari siksa neraka?
Jawab: Jika kita bersabar dan terus bertaubat tentu saja in shaa Allah.
Tanya: Bagaimana cara menerima suatu musibah/sakit dengan sebaik sikap?
Jawab: banyak bertaubat dan bersabar
----------
TJ - G5
Tanya: Assalamu"alaikum ustadzah, mau
tanya, benarkah sakit itu sebagai penggugur dosa kita?
Jawab: wa’alaykumussalaam warrahmatullohi
wabarakatuh. Benar seperti uraian materi diatas, bahwa tertusuk duri pun dapat
menjadi penggugur dosa dosa, Maa Shaa Allah
Tanya: afwan bunda ijin bertanya, jika
seseorang sakit parah setelah beliaunya tertimpa berbagai masalah karena
tindakannya sendiri (riba zina ujub); apakah bisa dikatakan orang yang bangkrut
amalnya?
Jawab: Wa’alaykumussalaam warrahmatullohi
wabarakatuh. Setelah berbuat riba, zina, ujub lalu beliau sakit parah? Justru
ini kabar gembira, bahwa jika ia ikhlas dan sabar serta terus bertaubat sebelum
ajalnya, maka In shaa Allah itu akan menjadi penggugur dosa dosanya.
Wallahu'alam bishawab.
Namun ketahuilah. Bahwa Allah MAHA
PENGAMPUN DIANTARA PEMAAF. Ketahuilah dijaman rosulullah, ada seorang yang
sangat sering berlaku buruk seperti mensetubuhi para mayat perempuan yang baru
dikuburkan, lalu sudah lebih Dari 100 orang yang ia bunuh. Ketika ia ingin
pengampunan Allah maka maa shaa Allah
beliau meninggal dalam keadaan sujud dengan berderai Air mata. ALLAHU AKBAR.
Tanya: Sebagai seorang ibu yang pastinya
sungguh sedih dan tidak tega jika ada anaknya yang sakit. Dan karena mungkin si
anak (yang masih kecil) ini susah minum obat susah makan karena sakit. Maka
spontan ibu ini sering mengucap, “Yaa Allah biar sy saja yg sakit.. Jgn anak
saya.. “. Itu bagaimana Ustadzah? Berdosakah?
Jawab: Sungguh indah jika mengetahui
besarnya kasih sayang ibu, jika sakit
terjadi kepada anak yang belum berdosa maka ini in shaa Allah akan menjadi
ladang pahala sekaligus teguran untuk orangtuanya. Tentunya lebih diutamakan
sikap sabar dan tawakal.
Tanya: afwan bunda, jika jaman sekarang
masih usia 30 sudah kena stroke, jantung dan penyakit-penyakit parah lain,
apakah selain pola makan juga karena penyakit hati itu ya ustadzah?
Jawab: Tidak ada dalil mengenai penyakit
hati maka akan terserang stroke dan penyakit lainnya. Hanya saja jika mengkaji
penyakit hati maka dampaknya terlihat dari sikap kesehariannya, seperti mudah
marah, memaki dan kufur. Tetapi jika mengkaji lebih dalam mengenai penyakit
apapun itu tentu saja banyak dalil yang menyatakan penyakit merupakan penggugur
dosa selama ia betul-betul sabar dan ikhlas menerima penyakit tersebut.
Tanya: Tanya ustdzah, assalamu'alaikum... Seorang
suami kan wajib memberi nafkah kepada keluaga, yang saya tanyakan bagaimana
bila seorang suami sakit (cacat setelah kecelakaan) sehingga istri yg bekerja
untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, bagaimana hukumnya bagi suami tersebut?
Jawab: Wa’alaykumussalaam warrahmatullohi
wabarrakatuh. Thayyib, mengenai hal ini tentu saja pasti ada pengecualian
khusus untuk kasus ini. Dan Akan menjadi sumber berlimpahnya pahala untuk
kesabaran dan kesetiaan sang istri. Maa shaa Allah
Tanya: Nanya ni ustadzah, saya sering
sakit kepala, terutama pasca haidh. Kalau tidak minum obat penghilang rasa
sakit, sakit itu lama baru sembuh. Kadang mau seminggu itu sakitnya. Semua gak
enak, kerjaan pun tak beres, apalagi ibadah, bawaannya mau tidur aja. Bagaimana
baiknya menurut ustadzah? Apa tindakan seperti ini termasuk tidak mensyukuri
nikmat atau tidak bersabar menerima cobaan dari Allah?
Jawab: mengenai yang anti rasakan itu hal yang
wajar dan normal dirasakan setiap wanita yang sudah baliq. Tentunya menjadi
penggugur dosa jika selama kita merasakan sakit itu dengan terus bersabar dan
berdzikir tanpa mengeluh.
=========================
Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت
أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu
allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan
memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment