Kajian Online HA Ummi G2
Hari/Tgl: Selasa, 3 April 2018
Materi: Pentingnya hati dan amalannya bagi seorang
muslim
NaraSumber : Ustad Kholid
Waktu Kajian: Ba'da Dhuhur
Editor: Sapta
***********************
Saya akan bahas satu hadits Nabi shalallahu 'alaihi wa
sallam dalam kajian kita kali ini. Hadits tentang pentingnya hati dan amalannya
bagi seorang muslim.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ
إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ روَاه
مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairoh Abdurrahman bin Shokhr beliau
berkata Rasululloh telah bersabda: sesungguhnya Allah tidak memandang tubuh
kalian dan tidak juga bentuk kalian akan tetapi memandang hati kalian Mutafaqun
'Alaihi.
Maksud dari Muttafaqun alaihi adalah diriwayatkan oleh
imam al-bukhari dalam kitab Shahih al Bukhari dan Imam Muslim dalam kitabnya
Shahih Muslim.
Dalam hadits yang mulia ini Rasulullah shalallahu
‘alaihi wassalam menjelaskan pentingnya peran kalbu dan amalan. Serupa dengan
hadits ini firman Allah Ta’ala:
يَآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وأُنثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ
إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di
antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. 49:13)
Imam ibnu Katsir menafsirkan surat al-Hujarat ayat 13
ini dengan menyatakan: Maknanya mereka bertingkat-tingkat disisi Allah dengan
ketakwaan bukan dengan kedudukan dan sudah ada hadits-hadits dari Rasulullah
yang semakna dengan ini. (tafsir ibnu Katsir 4/221).
Sedangkan imam as-Sa’di menyatakan: Allah ta’ala
memberitahukan bahwa Dia menciptakan bani Adam dari satu orang dan satu jenis.
Seluruh bani Adam baik lelaki maupun perempuan seluruhnya kembali kepada Adam
dan Hawa. Akan tetapi Allah yang mengembangkan dari keduanya lelaki dan wanita
yang banyak dan Allah memisahkan mereka dan menjadikannya kabilah dan suku
bangsa; maksudnya kabilah yang kecil dan besar. Hal ini untuk saling kenal.
Allah menjadikan manusia bersuku-suku dan berbangsa untuk mendapatkan hal ini
dan selainnya yang menjadi konsekwensi saling kenal dan bersambungnya nasab, akan
tetapi tetap kemulian dengan takwa sehingga orang yang paling mulia adalah yang
paling takwa. Orang yang paling takwa adalah orang yang paling banyak ketaatan
dan paling sedikit berbuat maksiat, bukan yang paling banyak kerabat dan
kaumnya atau yang paling mulia nasabnya. Allah yang maha mengetahui sangat
mengetahui siapa dari manusia yang berbuat ketakwaan lahiriyah dan bathin dari
yang melakukannya hanya secara zhahir saja, lalu membalas keduanya dengan yang
pantas. (Tafsir as-sa’di hlm 802)
Syeikh ibnu Utsaimin ketika mensyarah kitab
Riyadhushsholihin (1/30) menyatakan: Allah Ta’ala tidak memandang hambaNya
dengan memandang tubuh mereka apakah dia besar, kecil, sehat atau sakit dan
tidak memandang bentuk mereka apakah dia cantik atau buruk. Semua itu tidak ada
artinya disisi Allah Ta’ala. Demikian juga Allah tidak memandang nasab mereka
apakah nasabnya tinggi atau rendah dan tidak memandang harta mereka atau yang
lainnya sama sekali.
Tidak ada hubungan antara Allah dengan makhluknya yang
berguna kecuali ketaqwaan. Barang siapa yang paling taqwa kepada Allah maka
dialah yang paling dekat kepadaNya dan paling mulia disisinya. Kalau begitu
janganlah sekali-kali kamu bangga dengan harta, kecantikan, badan, anak-anak,
istana, dan kendaraanmu serta tidak pula yang lainnya dari dunia ini akan
tetapi jika Allah Ta’ala memberikan kepadamu taufiq untuk bertaqwa maka ini
adalah keutamaan Allah atas kamu hendaklah kamu memujiNya.
Sabda Rasulullah: (إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ وَلاَ إِلَى
صُوَرِكُمْ)
yang dimaksud dengan tidak melihat disini adalah
perkara tersebut tidak ada nilainya.
Ini seperti sabda Nabi Shalallahu ‘;alaihi wasallam
lainnya:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَيهِمْ وَ لاَ يُزَكِّهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak melihat mereka dan tidak
mensucikan mereka, karena kemarahanNya. Tidak ada yang samar bagi Allah
sedikitpun dan Allah melihat semuanya. Namun yang dimaksud disini adalah dengan
keridhaan dan kecintaan (lihat Syarh kitab fadhlul Islam Syeikh Bin Baaz hlm
28).
Berkata al-Haafizh ibnul Atsir dalam kitab an-Nihaayah
fi gharibil Hadits 5/171: Pengertian melihat disini adalah memilih, rahmat dan
kasih sayang; karena melihat (an[nazhar) pada sesuatu yang ada adalah dalil
kecintaan dan tidak mau melihatnya adalah dalil kebencian dan ketidak sukaan.
Manusia cenderung melihat kepada bentuk yang menakjubkan dan harta yang
berlimpah sedangkan Allah yang maha suci atas penyerupaan makhluk menjadikan
pandanganNya kepada inti dan pokok yaitu kalbu dan amalan.
Sabda beliau (وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ )
Pengertian sabda beliau ini adalah Allah tidak
membalas kalian atas dasar bentuk dan tubuh kalian serta harta kalian yang
telah dikeluarkan. Semua ini tidak mendekatkan kepada Allah. Allah hanya
melihat kepada kalbu kalian yang menjadi tempat ketakwaan dan amalan kalian.
Imam al-Ghazaali menyatakan: Hadits ini telah
menjelaskan bahwa kalbu adalah tempat yang dilihat Rabb. Alangkah anehnya
orang-orang yang memperhatikan wajahnya yang menjadi tempat penglihatan manusia
lalu mencucinya dan membersihkannya dari kotoran dan noda serta menghiasinya
sedapat mungkin agar manusia tidak melihat aib kekurangannya, namun tidak
memperhatikan kalbunya yang menjadi tempat yang dilihat Rabbnya yang
menciptakannya sehingga mensucikannya dan menghiasinya agar Allah tidak melihat
adanya noda dan selainnya (lihat keterangan imam Muhammad bin Sulaiman
at-tamimi dalam kitabnya al-Kabaair hlm 31).
Hal ini karena kalbu adalah tempat berfikir dan amal,
sedangkan bentuk tubuh dan harta tidak memiliki nilai apabila tidak digunakan
dalam ketaatan kepada Allah. Tempat yang dilihat adalah kalbu apabila telah
istiqamah diatas kecintaan kepada Allah, ikhlas, takut, berharap kepadaNya
saja, dan kebenaran amalan, sehingga menjadi ikhlas hanya pada Allah dan sesuai
sunnah. Inilah yang bermanfaat untuk pemiliknya yaitu benarnya niyat dan
amalan. (lihat Syarh kitab fadhlul Islam Syeikh Bin Baaz hlm 28)
Alangkah bahayanya dan alangkah besarnya pengaruh
kalbu ini!! Semua gerakan yang dilakukan manusia adalah cabang dari kehendak
kalbu ini. Bahkan tidak akan mungkin anggota tubuh menyelisihinya. Sebagaimana
dikatakan sebagian ulama salaf:
" القلب ملك والأعضاء جنوده
، فإذا طاب الملك طاب الجند ، وإذا فسد الملك فسد الجند "
Kalbu adalah raja dan anggota tubuh adalah tentaranya.
Apabila rajanya baik maka baiklah tentaranya dan apabila rusak maka rusaklah
tentaranya.
Syeikhul islam menyatakan:
" ثُمَّ الْقَلْبُ هُوَ الْأَصْلُ
، فَإِذَا كَانَ فِيهِ مَعْرِفَةٌ وَإِرَادَةٌ سَرَى ذَلِكَ إلَى الْبَدَنِ بِالضَّرُورَةِ
، لَا يُمْكِنُ أَنْ يَتَخَلَّفَ الْبَدَنُ عَمَّا يُرِيدُهُ الْقَلْبُ ... فَإِذَا
كَانَ الْقَلْبُ صَالِحًا بِمَا فِيهِ مِنْ الْإِيمَانِ عِلْمًا وَعَمَلًا قَلْبِيًّا
لَزِمَ ضَرُورَةُ صَلَاحِ الْجَسَدِ بِالْقَوْلِ الظَّاهِرِ وَالْعَمَلِ بِالْإِيمَانِ
الْمُطْلَقِ
" .
Kalau demikian Alangkah butuhnya kita semua untuk
memperhatikan perbaikan dan pensucian
kalbu kita. Dahulu Rasulullah berwasiat untuk memperhatikan perbaikan kalbu
dengan baik dan mengajarkan doa-doa untuk perbaikan kalbu. Diantaranya:
((اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا))
((اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ))
((اللَّهُمَّ نَقِّ قَلْبِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى
الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ))
((اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ
مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا ))
((يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ))
Ini semua menuntu kita untuk
bersunggug-sungguhberjuhad melawan nafsu kita dalam memperbaiki kalbu dan
menyuburkannya dengan kecintan kepada Allah dan semua yang Allah cintai serta
membenci semua amlan dan perkataan yang Allah benci. Siapa yang sempurna hal
ini maka sempurnalah imannya.
Oleh karena itu Nabi bersabda:
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ ، وَأَعْطَى لِلَّهِ
وَمَنَعَ لِلَّهِ ؛ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ
Siapa yang mencintai dan membenci karena Allah, member
dan menahan karena Allah maka telah menyempurnakan iman, (HSR Abu Dawud no. 4681 dan dishahihkan al-Albani dalam silsilah
Ash-Shahihah no. 380)
Maknanya semua aktifitas kalbu dan anggota tubuh bila
semuanya lillah maka iman seorang hamba telah sempurna lahir dan batin.
Sehingga ada kelaziman antara perbaikan kalbu dengan perbaikan aktifitas tubuh.
Syeikh Ibnu Utsaimin menyatakan: Ketahuilah bahwa
amalan-amalan itu dengan niat dan hati adalah porosnya, berapa banyak orang
yang lahiriyah amalannya shohih, baik dan sholih akan tetapi ketika dibangun
diatas niyat yang rusak maka menjadi rusak.
Niat adalah pokok, kamu dapatkan dua orang yang sholat
di satu barisan mengikuti imam yang satu bias jadi perbedaan antara sholat
keduanya bagaikan timur dan barat,karena hati berbeda, hati salah satunya lalai
bahkan mungkin riya' dalam sholat-wal 'iyadzu billah- menginginkan dunia dan
yang lain hatinya khusu' menginginkan dengan sholatnya wajah Allah dan
mengikuti sunnah Rasululloh n . Maka pada keduanya perbedaan yang besar maka
ukurannya sesuai apa yang dihati dan dibalas pada hari kiamat sesuai dengan
yang ada dihati, sebagaimana firman Allah l:
إِنَّهُ عَلَى رَجْعِهِ لَقَادِرُُ. يَوْمَ تُبْلَى السَّرَآئِرُ
. فَمَالَهُ مِن قُوَّةٍ وَلاَنَاصِرٍ
Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk
mengembalikannya (hidup sesudah mati). Pada hari dinampakkan segala rahasia,
maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula)
seorang penolong. (QS. ath-Thoriq 86:8-10) bermakna: hari di bukakan segala
rahasia yang terpendam dalam bathin dan bukan lahiriyahnya.
Sedangkan didunia manusia dihukumkan dengan melihat
lahiriyahnya dengan dalil sabda Rasululloh:
َإِنَّمَا َأَقْضِيْ بِنَحْوٍ ِمَا أَسْمَعُ
Saya hanya memutuskan (menghukum) seperti yang saya
dengar
Akan tetapi di akhirat ukurannya adalah yang ada
dikalbu - kami memohon kepada Allah Ta’ala untuk mensucikan hati kami dan
kalian - . Apabila hati itu baik dan sehat maka bergembiralah mendapat kebaikan
dan apabila sebaliknya maka engkau telah kehilangan kebaikan seluruhnya dan
Allah Ta’ala firmanNya:
أَفَلاَ يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَافيِ الْقُبُورِ . وَحُصِّلَ
مَافيِ الصُّدُورِ
Apabila dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa
yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada, (QS. al-'Adiyaat 100:9-10) maka ukurannya adalah yang ada dihati.
Apabila Allah melalui kitabNya dan Rasululloh dalam
sunnahnya menegaskan pentingnya perbaikan niat maka wajib atas setiap orang
untuk memperbaiki niatnya, memperbaiki hatinya, melihat apa yang ada dihati
dari keraguan lalu menghilangkannya sehingga menjadi yakin, bagaimana hal itu
bisa terjadi?
Hal itu bias terjadi dengan melihat kepada ayat-ayat
Allah.Allah berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ
الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لأَيَاتٍ لأُوْلِي اْلأَلْبَابِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal, (QS. 3:190)
dan firmanNya:
إِنَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ لأَيَاتٍ لِّلْمُؤْمِنِينَ
وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَايَبُثُّ مِن دَآبَّةٍ ءَايَاتٌ لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Sesungguhnya pada langit dan bumi terdapat ayat-ayat
bagi kaum mukminin Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang
melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda(kekuasaan Allah)
untuk kaum yang meyakini(QS.al-Jatsiyah 45:3-4)
kamu lihatlah ayat-ayat Allah.
Apabila syeiton memasukkan keraguan kedalam hatimu
maka hendaklah kamu malihat kepada alam semesta ini siapa yang akan
menelitinya, lihat bagaimana terjadinya perubahan keadaan bagaimana Allah
mengganti hari-hari diantara manusia sehingga kamu mengetahui bahwa alam
semesta ini memiliki pengatur yang maha bijaksana.sucikanlah hatimu dari
kesyirikan, bagaimana mensucikan jiwa saya darinya?
Saya sucikan hati saya dengan mengatakan kepada jiwa
saya bahwa manusia tidak dapat memberi manfaat kepada saya jika saya bermaksiat
kepada Allah dan tidak pula mereka dapat menyelamatkan saya dari siksaan dan
jika saya taat kepadaNya maka mereka tidak akan memberi kepada saya pahala
karena yang dapat memberi pahala dan menolak siksaan hanyalah Allah, jika
demikian mengapa kamu menyekutukan Allah, mengapa kamu berniat ibadah untuk
mendekatkan diri kepada para hamba? Oleh karena itu siapa yang mendekatkan diri
kepada para hamba dengan amalan yang dapat mendekatkan diri pelakunya kepada
Allah maka Allah dan makhluk menjauhinya, bermakna tidaklah menambah
kedekatannya kepada para hamba tersebut amalan yang dapat mendekatkan diri
pelakunya kepada Allah kecuali kejauhan dari Allah dan para hamba tersebut,
karena Allah jika meridhoi kamu niscaya manusiapun meridhoi kamu dan jika Dia
murka kepadamu niscaya manusiapun murka kepadamu, kita berlindung kepada Allah
dari kemurkaan dan siksaNya.
Yang terpenting wahai saudaraku obatilah hatimu selalu
jadilah engkau orang yang selalu membersihkan hatimu sampai menjadi suci
sebagaimana firman Allah taala:
أُوْلاَئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak
hendak mensucikan hati mereka. (QS. Al-Maidah 5:41) pembersihan hati merupakan perkara yang penting
sekali, semoga Allah membersihkan hati saya dan hati kalian dan menjadikan kita
orang-orang yang ikhlas kepadaNya dan orang-orang yang mengikuti RasulNya.
Faedah hadits.
1. Hadits ini mengisyaratkan pentingnya memperhatikan
keadaan dan sifat kalbu, meluruskan tujuan dan mensucikan kalbu dari semua
sifat tercela; karena amalan kalbu adalah penshahih amalan syar’iyah dan
kesempurnaannya dengan muraqabah.
2. Hadits ini menunjukkan bagus lahiriyah dan perhiasan
lisan tidak ada nilainya bila kalbunya jelek.
3. Harta dan bentuk tubuh manusia tidak bernilai
dihadapan Allah tanpa ketakwaan dan digunakan untuk kebaikan dan amal shalih.
4. Hadits ini juga membantah kelompok sesat Murji’ah,
karena hadits ini jelas menunjukkan amalan masuk dalam iman.
5. Ada bantahan kepada kelompok sesat Jabariyah karena
hadits ini menisbatkan amalan kepada pelakunya dan tidaklah amalan tersebut
kecuali berasal dari kemampuan dan kehendak pelakunya dan yang berbuat.
6. Ada anjuran untuk beramal shalih dan memperbagus serta
mensucikannya dari noda-noda syirik, riya’ dan bid’ah.
7. Ada anjuran untuk muraqabah dalam setiap saatnya.
8. Anjuran berusaha memakmurkan akherat dengan iman yang
bermanfaat dan amal shalih serta mensedikitkan dunia dan zuhud pada perhiasan
dunia yang fana dan akan hancur.
Maaf kalau kepanjangan. selamat membaca dan silahkan
diperkaya dengan tanya jawab
==========
TANYA JAWAB
Tanya: Afwan ustadz nanya, "bagaimna seseorang yang rajin mengaji, beramal
tapi senang dengan bergosip, padahal dia juga paham dengan agama, barang siapa
berghibah sama halnya makan daging bangkai saudaranya sendiri. Nah apakah ada
kaitannya dalam hadits Riwayat Bukhori Muslim: “Man kana yukminu billahi
falyaumil akhiri falyaqul khoiron auliasmut..?" (Barang siapa yang
percaya kepada Allah dan hari akhir hendaknya perkataan yang baik atau diam).
Afwan ustadz syukron jazaakallahu khoir, mohon pencerahanya ustadz.
Jawab: ghibah adalah haram dan termask dosa besar disebabkan hati yang kurang
keimanannya. Oleh karena itu seorang yang beriman dengan bagus dan baik akan
berusaha menghindarinya sebab hanya diperintahkan berkata yang baik atau diam.
Jadi semua kembali kepada hati. Orang yang rajin beramal shalih dan mengaji
bila ikhlas akan mempengaruhi perbaikan hati namun kadang kebiasaan dan
kesenangan membuatnya sulit meninggalkan ghibah.
Tanya: Ustadz bagaimana cara menilai keadaan dan sifat kalbu diri?
Jawab: keistiqamahan hati nampak pada keistiqamahan lisan dan keistiqamahan
lisan nampak pada keistiqamahan anggota tubuh. Nah hati yg bersih dan baik akan
tercermin dalam perkataan dan perbuatan.
Tanya: seorang ahli ibadah biasa terlihat jelas di wajahnya, adem, terlihat
selalu basah oleh air wudlu, tenang dan tak ada gundah gulana. Apakah wajah seperti
ini hanya didapat oleh ahli ibadah yang beribadah dengan hati?
Jawab: Hal seperti itu, tidak harus nampak pada ahli ibadah. Sebab itu semua
adalah anugerah Allah yang diberikan kepada hamba-hambaNya. Yang jadi tolak
ukur dan standar adalah iman dan taqwanya. Artinya hati dan amalannya. Sehingga
bila hatinya penuh iman dan amalan ibadahnya bagus dari sisi kuantitas dan
kualitas akan nampak diwajah dan anggota tubuhnya tanpa harus berpura-pura dan
tidak juga dibuat-buat.
Tanya: السلام عليكم ورحمه الله وبركاته
Ustadz, prasangka buruk dan pesimis kan termasuk
penyakit hati ya ustadz? Selain memperbanyak dzikir dan istighfar adakah cara
lain untuk mengobati penyakit hati tersebut? Terima kasih pencerahannya ustad.
والسلام عليكم ورحمة الله
وبركاته
Jawab: Penyakit hati disembuhkan dengan ketakwaan diawali dengan taubat dan
dihiasi dengan ibadah dan dzikir yang benar sesuai tuntunan syariat. Diantara
obat yg mujarab adalah:
1.
Tauhid.
Memperbaiki tauhid kita akan menjadikan kita mengenal dengan benar keagungan
dan kemaha sempurnaan Allah sehingga tidak akan berbuat syirik yang menjadi
sebab kerusakan akhlak manusia.
2.
Berdoa kepada
Allah untuk diperbaiki hati dan akhlak kita.
3.
Taubat dan
istighfar
4.
Perbanyak
ibadah dan dzikir serta shalawat kepada Rasulullah
5.
Hidup dengan
komunitas yang shalih dan shalihat
Tanya: Baik ustadz, jadi misal wajahnya jadi berseri memang karena hatinya yang
selalu tunduk kepada Allah bukan karena make up atau perawatan salon. Seperti
itu kira-kira untuk ibu-ibu ya ustadz?
Jawab: Kalau ibu-ibu bisa dengan dua-duanya. Dengan kebersihan hati yang
membuat wajah bening dan akhlak yang luhur ditambah perawatan tubuh secara
teratur akan menghasilkan yang lebih lagi.
Tanya: Bagaimana sebaiknya kita menghindari ghibah ustadz? Misal ada teman yang
sedang membicarakan teman lain apakah boleh langsung kita potong saja, tapi
khawatir hatinya terluka karena dia sedang curhat tentang temannya yang jahat
misalnya. Apa yang sebaiknya dilakukan?
Jawab: Wajib menghindarinya walaupun berakibat tersinggung pelakunya. Tapi kalau
bisa tidak sampai tersinggung itu yang seharusnya.
Tanya: Apakah benar ustadz bahwa riya itu tidak selalu menampakkan perbuatan
baik di depan orang lain. Misal kita melakukan amal tersembunyi kemudian dalam
hati kita mengatakan “idih kamu puasa pake bilang-bilang sih, saya aja puasa
daud gak pake pengumuman tuh.. biasa aja kali”, Ini sudah menjadi riya kah?
Jawab: Belum masuk apabila tidak ada dihati ingin dipuji makhluk atau ingin
nonjolkan diri.
Tanya: Ustadz bagaimana kita bisa mengetahui orang yang pulang Haji maupun
Umroh yang Mabrurr, yang Mabrurroh hatinya bersih yang di hadits yang seperti bayi yang baru terlahir suci?
Jawab: Demikian seharusnya pulang haji dalam keadaan terampuni dosanya karena
mabrur. Tapi hal itu tidak mesti ia selamat dari dosa setelahnya. Sehingga
seorang muslim harus terus menjaga dirinya istiqamah.
Tanya: Berarti sepulang haji maupun berumroh harus hendaknya lebih baik lagi
ya ustadz dalam beramal sholeh, lebih tawadhu lebih taat lagi ya tadz ?
Jawab: Itu idealnya sebab amalan shalih akan menjadi pengantar kepada amalan
shalih lainnya dan akan meningkatkan kualitas iman menuju kesempurnaan
Tanya: Ustadz, ijin bertanya rekan kerja saya sering kali mengeluh atas
hal-hal yang menurut saya karena kurang bersyukurnya beliau. Saya berusaha
memberikan masukan agar dia lebih mendekatkan diri ke Allah. Tapi, sepertinya
sifat mengeluhnya masih dilakukan dan yang saya takutkan saya mengotori hati
saya. Karena sebel dan yang awalnya kasihan jadi benci. Karena beliau tidak
bisa merubah kebiasaannya. Bagaimana ustadz. Saya tidak bisa menghindari karena
posisi satu tim dan satu ruangan.
Jawab: Wah ini harus dibenahi dulu hatinya dengan belajar agama dulu.
=================
Kita
tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa
Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب
إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment