Kajian Online Hamba Allah Ummi G5
Hari/Tgl: Selasa 3 April 2018
Narasumber: Ustadz Syahrowi
Materi: Kesulitan Dan Kemudahan
Waktu kajian: 16.00- 19.15 Wib
Admin: Nining, Saydah
Notulen: Nining
Editor: Sapta
***----------**------------***
Assalamu'alaykum wr wb
Segala puji bagi Allah, sholawat serta salam semoga tercurah bagi
Rasulullah saw.
InsyaAllah tema kajian kita sore ini adalah:
TENTANG KESULITAN DAN KEMUDAHAN
Tidak semua jiwa sanggup menahan kesulitan, apalagi
jika menanggung sendirian. Pun jiwa biasanya mengeluh betapa beratnya kesulitan
yang menimpa, padahal batas kesulitan yang Allah berikan sesuai kadar
imannya. Tapi begitulah jiwa yang rapuh,
jiwa yang pondasinya sangat lemah, yang selalu berkeluh kesah. Seolah tidak ada
Tuhan yang menopang hidupnya. Hingga
kerapkali putus asa muncul, dan mengakhiri hidup jadi 'pilihan' menghilangkan
kesulitan itu. Na'udzubillah
Seorang mukmin harus memahami ini dengan baik bahwa
Allah adalah sumber solusi. Semua kesulitan yang dijumpai pastilah ada jalan
keluar. Jiwa harus dikuatkan bahwa
sesulit apapun masalah yg dihadapi, sepanjang ia taat pada Allah, maka
kemudahan akan menggantinya sedekat mungkin.
Ia hanya perlu menguatkan azzam dlm ikhtiarnya, dan meneruskan 'rintihan
doa'nya pada Allah.
Jika ayat ini sering dibaca dan direnungi maka
sesungguhnya ini adalah sebuah keniscayaan. Pasti sesudah kesulitan akan datang
kemudahan. Allah Ta'ala berfirman:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. 94:5-6).
Rasulullah saw bersabda yang diriwayatkan oleh Anas
bin Malik: "Seandainya kesulitan datang, lalu masuk ke dalam batu ini,
niscaya kemudahan akan datang dan masuk ke dalamnya, lalu mengusirnya."
Sekalipun hadist ini masuk dalam kategori hadist lemah
(dhaif) sebagaimana dijelaskan Ibnu
Katsir dalam tafsirnya, namun setidaknya
bisa menguatkan jiwa untuk semakin kuat dan 'berani' menghadapi masalah dan
kesulitan.
Ibnu Katsir menjelaskan ayat tersebut di atas, bahwa
Rasulullah Saw bersabda (riwayat Qatadah):
لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
"Satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua
kemudahan."
Dikatakan demikian karena al-'usr yang pertama sama
dengan al-'usr yang kedua. Lain halnya dengan yusr, ia berbilang (yakni dua)
karena yang pertama lain dengan yang kedua.
Maka masih adakah alasan untuk merendahkan jiwa dengan
hanya berkeluh kesah, sementara yang punya masalah tidak hanya dia seorang. Tetapi
setiap orang akan punya masalah. Sikap sabar dan terus mendekat kepadaNya
adalah cara yang terbaik, karena ada Allah yang akan memberi jalan
keluarnya.
Imam Syafi'i memberikan nasehat terkait dengan hal
ini. Beliau mengatakan:
Bersabarlah dengan kesabaran yang baik, maka alangkah
dekatnya jalan kemudahan itu. Barang siapa yang merasa dirinya selalu berada
dalam pengawasan Allah dalam semua urusan, niscaya ia akan selamat.
Dan barang siapa yang membenarkan janji Allah, niscaya
tidak akan tertimpa oleh musibah. Dan barang siapa yang berharap kepada Allah,
maka akan terjadilah seperti apa yang diharapkan.
Ada baiknya dalam mengadu pada Allah mengucapkan doa
ini agar selalu diberi kemudahan dalam setiap kesulitan, sebagaimana sabda Rasulullah saw :
اَللَّهُمَّ لا سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَ
أَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau
jadikan mudah. Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan
menjadi kemudahan.” (Hadist Shahih riwayat Ibnu Hibban)
Semoga Allah menguatkan jiwa kita, untuk bertahan, berani
dan tegar dalam menghadapi semua masalah. Risiko hidup adalah punya kesulitan,
yang akan terasa ringan jika selalu dekat kepadaNya. Wallahu'alam.
@KRL, 2 April 2018, pukul 19:36 wib.
*****######******
TANYA JAWAB
Tanya: Assalamualaykum Ustadz. Izin bertanya . Bagaimana caranya agar bersabar.
Kadang seakan hanya diri ini yang di coba, timbulnya rasa sedih, dan mengeluh
tanpa sadar.
Jawab: Wa'alaykumussalam wr wb, dikuatkan saja sabarnya, dan banyak-banyak
berdoa. Seiring berjalannya waktu, Allah akan tampakkan jalan-jalan keluarnya, yang penting saat kesulitan
datang, mendekatlah kepadaNya.
Tanya: Dan barang siapa yang membenarkan janji Allah, niscaya tidak akan
tertimpa musibah. Bagaimana cara membedakannya dengan istidraj? bukankan Allah
seolah-olah juga tidak memberikan musibah dunia kepada mereka yang terkena
istidraj?
Jawab: Memang musibah bisa saja datang tiba-tiba, sesuai kehendak Allah. Jika tidak mendapat musibah selama di
dunia, semoga saja Allah memang meridhai semua aktivitasnya karena selalu
berdoa dan tawakkal padaNya. Dan bukan bagian dari istidraj.
Tanya: Saat kita kesulitan ketergantungan kita sama Allah besar, namun saat
kesulitan berlalu dan Allah ganti dengan kemudahan-kemudahan saya takut saya
mengalami istidraj, seperti banyak sekali kemudahan yang didapat sehingga lupa
bahwa harusnya saya selalu menjadikan Allah tempat bergantung. Kadang muncul
kebanggaan, seakan ingin pamer pada orang-orang yang mencibir saya saat saya
jatuh, astaghirullah. Bagaimana biar hati ini tidak sampai keluar sifat-sifat
buruk seperti itu ustadz?
Jawab: ya itu, ingat Allah bukan hanya
saat sulit saja, tapi saat lapang juga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
تَعَرَّفْ إِلَي اللهِ فِى الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِى الشِّدَّةِ
“Kenalilah Allah di waktu lapang, niscaya Allah akan
mengenalimu ketika susah.” (HR. Hakim)
Tanya: Dengan demikian, asal kita tetap dalam koridor iman dan taqwa kepada
Allah dan Rasulullah maka tidak tertimpa musibah, insyaAllah, bukan termasuk
istidraj, ya ustadz?
Jawab: insyaAllah demikian
Tanya: Assalaamu'alaykum ustadz, kalau ujian orang tersebut berulang kali dalam
hal yang sama itu termasuk apa ya ustadz? Contoh: sering ditipu orang, sering
mengalami kecelakaan, padahal sudah mencoba introspeksi.
Jawab: kadang musibah tidak semata-semata datang dari Allah semata, tapi ada
faktor dari manusianya, artinya manusianya yang mengundang musibah. Misal, saat
menaruh motor sembarangan di parkiran tanpa dikunci, atau saat memamerkan harta
ke orang lain, atau berkendara tanpa sim atau helm. Muhasabah itu perlu, untuk
melihat dalam diri apa yang salah, atau mungkin saja sering ceroboh, dan sebagainya.
Wallahu'alam.
Tanya: Assalamualaikum Warohmatullahi wabaraakatuh ustadz izin bertanya. Bagaimana
memenej hati agar senantiasa bersyukur baik dalam duka dan suka atau tidak
kufur nikmat karena sejatinya setiap ujian dan cobaan pasti ada maksud Allah
SWT didalamnya begitu dengan kesenangan dan sejenisnya/suka ketika Allah SWT
memberikan kesenangan misalnya anak-anak yang Sholeh/sholehah dan lain-lain. Mohon
pencerahannya ustadz. Jazakallah khairan katsir.
Jawab: Wa'alaykumussalam wr wb, pada hakikatnya menata hati adalah bagian dari
proses muhasabah, apakah semua yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan
Allah, atau apakah Allah sudah ridha. Menata hati artinya membuat ia tidak
terkotori dengan maksyiat baik oleh anggota badan maupun oleh pekerjaan hati. Salah
satu cara menata hati, misal agar selalu bersyukur, sering-sering berkunjung
kepada orang-orang yang tidak punya, miskin papa, atau ke rumah sakit. InsyaAllah rasa syukur itu akan terawat. Beda
rasanya jika hanya jalan-jalan ke mall, wisata kuliner, atau menikmati semuanya
yang bisa, sambil ketawa-ketawa lepas. Biasanya hal ini bisa membuat hati tidak
lagi peka dan sentitif, yang akhirnya bisa timbul rasa kurang bersyukur.
Wallahu'alam
Tanya: Terkait dgn ujian dan sebab-sebabnya, yang seperti kehilangan karena
mungkin kecerobohan manusianya, apa sebenarnya hal itu bisa dihindari? Meski
semua yang terjadi sebenarnya mutlak dari Alloh ya ustadz? Tapi apa ada
perbedaan musibah apa saja misalnya yang mutlak dari Alloh dan yang karena
manusianya, contohnya, seperti halnya takdir ada yang bisa dirubah ada yang
udah mutlak.
Jawab: Kalau musibah mutlak dari Allah, adalah tidak langsung kita penyebabnya.
Misal: anak yang sudah lama dinanti, lalu Allah beri, lalu lahir normal. Namun
tiba-tiba ia sakit, dan tidak mampu diobati hingga Allah jemput lagi (wafat). Disisi
lain, pada hakikatnya musibah itu sudah Allah takdirkan, ia bisa berubah karena
doa. Tapi kita tidak tau, yang manakah ia.
Misal, saat berkendara, yang harusnya kita celaka pada saat itu, namun karena
kita berdoa dan pasrah pada Allah, lalu Allah mengubah takdirnya kita tidak
jadi mengalami kecelakaan. Wallahu'alam.
=================
Kita
tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa
Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب
إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment