Rekap Kajian Online HA Ummi G3
Hari/Tgl: Kamis, 12 Juli 2018
Materi: Kitab Suci mu, Sudahkah Kau
Mengenalnya..????
NaraSumber : Ustadzah Malik
Waktu Kajian : 14.00 WIB
Editor: Sapta
======================
Akhwatifillah Rahimakumullah
Al-Quran merupakan kitab yang telah
memberikan pengaruh yang begitu luas dan mendalam terhadap jiwa manusia.
Bagi kaum muslimin al-Quran adalah
wahyu dari Allah Swt.
Al-Quran merupakan dasar keyakinan
keagamaan, keibadatan, sumber dari segala sumber hukum dan pembimbing tingkah
laku bermasyarakat dan individu.
Imam al-Ghazaii menjelaskan bahwa
makna-makna al-Quran yang bertalian dengan ketuhanan itulah yang laksana mutiara
dan permata. Dan mutiara al-Qur'an yang paling tinggi kualitasnya ialah makna
tentang Dzat Rabb semesta alam, kemudian diikuti dengan makna tentang
sifat-sifat-Nya, dan tentang aneka perbuatan-Nya.
Menurut Imam al-Ghazali dalam kitab
Ihya ‘Ulumuddin mengatakan bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu
dan yang akan datang yang telah diketahui maupun yang belum, bersumber dari
al-Quran al-Karim.
Secara keseluruhan, isi al-Quran dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga pembahasan pokok, yaitu:
1. Pembahasan mengenai prinsip-prinsip
akidah (keimanan),
2. Pembahasan yang menyangkut
prinsip-prinsip ibadah, dan
3. Pembahasan yang berkenaan dengan
prinsip-prinsip syariat.
Pengertian Al-Qur'an
Sebagai Kalamullah
Kalam (perkataan) Allah Swt yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan
maknanya. Al-Qur'an sebagai kitab Allah Swt menempati posisi sebagai sumber
pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam dan berfungsi sebagai petunjuk atau
pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.
Al-Qur'an menurut bahasa berarti
“Bacaan”. Di dalam al-Qur'an sendiri ada pemakaian kata “quran” dalam arti
demikian sebagai tersebut dalam ayat 17-18 surat 75 Al-Qiyamah (ensiklopedi
Islam): Artinya: (17) “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya
(di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. (18)
Apabila kami Telah selesai
membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.”
Al-Qu'an memberikan petunjuk dalam
persoalan-persoalan aqidah, syari'ah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan
dasar-dasar prinsipil mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah Swt
menugaskan rasul Saw, untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai
dasar-dasar itu: Kami telah turunkan kepadamu al-Dzikr (al-Qur'an) untuk kamu
terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka
berfikir. (Q.S.16:44)
Al-Qur'an diturunkan untuk menjadi
pegangan bagi mereka, yang ingin mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Tidak
diturunkan hanya untuk suatu umat atau untuk suatu abad, tetapi untuk seluruh
umat manusia dan untuk sepanjang masa, karena itu luas ajaraan-ajarannya adalah
sama dengan luasnya umat manusia. Ajaran-ajaranya begitu luas serta ditujukan
kepada umat manusia dalam peri kehidupan yang bagaimanapun juga, kepada kaum
yang masih keadaan primitif maupun kepada kaum yang telah mencapai peradaban
dan kebudayaan yang tinggi, bagi seorang pertapa, orang yang tidak begitu
mengindahkan harta, maupun bagi seorang usahawan orang yang kaya maupum yang
miskin, yang pandai maupun yang bodoh, untuk seluruh golongan masyarakat
meliputi segala lapangan kegiatan manusia.
Pada periode pertama sejarah pembukuan
Al-Qur'an dapat dikatakan bahwa setiap ayat yang diturunkan kepada Rasulullah
Saw selain beliau hafal sendiri juga dihafal dan dicatat oleh para sahabat.
Dengan cara tersebut Al-Qur'an terpelihara di dalam dada dan ingatan Rasulullah
Saw beserta para sahabatnya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an surat
Al-Qiyamah 17 :
Artinya : Sesungguhnya atas tanggungan
Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai,) membacanya.
Ayat di atas memeberikan petunjuk
kepada kita bahwa al-qur'an itu dijamin kemurniannya dan terpelihara serta
terkumpul dengan baik sejak saat turunnya sampai sekarang ini. Pengumpulan ayat
Al-Qur'an ini dibantu oleh para sahabat, setiap ayat turun langsung dicatat
pada pelepah kurma, kulit binatang, bahkan pada tulang-belulang hewan.
Sahabat
Kelompok pencatat Al-Qur'an ini cukup
banyak, sebagaimana diriwayatkan sebuah hadis yang berbunyi :
Artinya :
Ambillah (pelajarilah) Al-Qur'an itu
dari tempat orang (sahabatku): Abdullah ibnu Mas'ud, Salim, Muadz ibnu Jabal
dan Ubay bin Kaab. (H.R Bukhari).
Tugas mencatat wahyu itu telah selesai
semuanya menjelang wafatnya Rasulullah Saw. Semua naskah yang berserakan itu
telah terkumpul dan terpelihara dengan baik, akan tetapi belum disusun dalam
satu mushaf.
Pada waktu Abu Bakar diangkat menjadi
khalifah beliau segera memerintahkan agar naskah yang tersimpan di rumah
Rasulullah Saw disalin dan disusun kembali. Pekerjaan ini dilakukan setelah
terjadi perang Yamamah yang mengakibatkan meninggalnya 70 orang penghafal
Al-Qur'an, dan setelah musailamah Al-Kazzab sebagai Nabi palsu dihancurkan.
Gagasan mengumpulkan Al-Qur'an pada
masa itu adalah dari sahabat Umar ibnu Khattab. Umar merasa khawatir akan
hilangnya sebagian Al-Qur'an dari penghafalnya yang telah gugur dalam
pertempuran.
Demikianlah khalifah Abu Bakar
memerintahkan Zaid bin Tsabit, penulis suhuf-suhuf di zaman Rasulullah Saw
untuk mengumpulkan suhuf-suhuf Al-Qur'an baik yang terdapat pada pelepah kurma,
tulang hewan maupun dari para penghafal Al-Qur'an yang masih hidup.
Dengan demikian kaum muslimin pada
saat itu sepakat meyakini, bahwa mushaf Abu Bakar adalah mushaf Al-Qur'an yang
sahih yang diakui oleh semua sahabat tanpa ada yang membantah.
Pada masa Umar bin Khattab tidak ada
lagi kegiatan dalam rangka mengumpulkan A1-Qur'an oleh karena itu pada masa ini
Khalifah Umar menitik beratkan kegiatannya pada penyiaran agama Islam.
Pada masa Khalifah Usman bin Affan
wilayah kekuasaan Islam sudah semakin luas, oleh sebab itu semakin beraneka
ragam pula bangsa-bangsa bukan Arab yang memeluk Agama Islam.
Maka timbul lagi persoalan yang
berhubungan dengan kitab suci Al-Qur'an Salah seorang sahabat yang bernama
Hudzaifah ibnu Yaman yang baru pulang dari pertempuran. melaporkan kepada
Khalifah Usman bahwa timbul perbedaan pendapat tentang qiraat (bacaan)
Al-Qur'an di kalangan kaum muslimin, bahwa setiap kabilah mengaku bacaannya
adalah Yang paling baik dibanding bacaan kabilah yang lain.
Hudzaifah mengusulkan kepada khalifah
agar segera diambil kebijaksanaan untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut,
sebelum terjadi pertengkaran tentang kitab suci Al Qur'an di antara mereka
seperti yang terjadi pada orang Yahudi dan Nasrani tentang Taurat dan Injil.
Usul itu segera diterima Khalifah
Usman segera mengirim utusan untuk meminta mushaf kepada Hafsah yang disimpan
di rumahnya untuk disalin (diperbanyak). Untuk memperbanyak mushaf ini kembli
khalifah Usman menunjuk Zaid sebagai ketuanya dengan anggota-anggotanya
Abdullah bin Zubair. Said ibnu Ash dan Abdurahman bin Harits.
Setelah selesai memperbanyak mushaf,
maka Usman menyerahkan kembali mushaf yang asli kepada Hafsah. Kemudian lima
mushaf lainnya dikirim kepada penguasa di Mekah, Kuffah, Basrah dan Suriah, dan
salah satunya dipegang oleh Khalifah Usman bin Affan sendiri.
Demikianlah sejak saat itu mushaf Al
Qur'an tersebut dinamai mushaf al Imam atau lebih dikenal dengan mushhaf
Utsmany, karena disalin pada masa khalifah Usman bin Affan. Dan mushaf Ustmany
inilah yang sampai di tangan kita pada hari ini.
Allah Swt berfirman :
Sesungguhnya Kami-lah yang
menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Al-Hijr : 9)
Sahabat yang semoga dicintai Allah Swt
Jika kita memperhatikan sejarah proses
penghafalan, pencatatan, pengumpulan serta pembukuan Al-Qur'an dari masa Nabi
shalallahu ‘alaihi wasalam sampai pada masa sahabat di atas dan dikorelasikan
dengan ayat Allah dalam surat Al-Hijr:9 tersebut di atas, menunjukkan bahwa
proses tersebut adalah manifestasi dari janji Allah Swt dalam memelihara
Al-Qur'an dan tentunya orang-orang yang terlibat dalam proses ini di awal-awal
Islam adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah Swt sebagai alat pemelihara
kitab yang diturunkan-Nya melalui Rasul-Nya yang kemudian tugas yang mereka
emban adalah menyampaikannya ke seluruh pelosok dunia dan generasi berikutnya.
Suatu hal yang teramat terang
benderang bahwa Allah Swt telah memberikan sifat keadilan kepada orang-orang
tersebut dalam menyampaikan/mentransfer Al-Qur'an ini ke generasi berikutnya.
Yang perlu digarisbawahi juga bahwa Allah Swt bukan hanya memelihara
lafaz-lafaz Al-Qur'an tetapi juga memelihara makna-makna yang terkandung di
dalamnya yang telah dijabarkan melalui lisan Rasul-Nya dan telah disampaikan
juga oleh para sahabat ke generasi berikutnya dengan adil.
Antithesis-nya adalah jika ada orang
yang pada hari ini masih meragukan keadilan generasi awal Islam dalam
menyampaikan risalah langit ini ke generasi berikutnya maka mereka telah
menentang fakta, akal sehat dan ayat-ayat yang terang benderang sehingga perlu
dipertanyakan keislaman mereka.
Jika ada orang yang pada hari ini
berkeyakinan bahwa sebagian mereka para sahabat adalah perampas hak
kekhalifahan karena menurut mereka kekhalilafahan adalah wasiat Allah Swt dan
Rasul-Nya hanya untuk Ali radhiyallahu ‘anhu semata sepeninggal Nabi shalallahu
‘alaihi wasalam maka berarti orang-orang ini telah menuduh mereka yang telah
dilibatkan Allah Swt dalam proses pengumpulan dan pengkodifikasian Al-Qur'an
(Abu Bakar, Umar dan Utsman radhiyallahu ‘anhum) sebagai orang-orang yang
fajir, tidak jujur, tidak adil dan berkhianat terhadap wasiat Allah Swt dan
Rasul-Nya karena mereka-lah yang menjabat kekhalifahan sepeninggal Nabi
shalallahu ‘alaihi wasalam.
Dari sini saja kita bisa menilai bahwa
tuduhan mereka ini adalah absurd, penuh kontradiksi dan bertentangan dengan
fakta yang ada.
Justru atas kehendak Allah Swt ketiga
sahabat tersebut sepeninggal Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam terpilih menjabat
sebagai khalifah yang mempunyai wewenang pengambilan keputusan dan salah satu
keputusan yang paling besar yang mereka telah ambil atas petunjuk Allah adalah
keputusan untuk mengumpulkan dan mengkofikasi Al-Qur'an dalam satu mushaf di
masa pemerintahan mereka sehingga Al-Qur'an pun terpelihara dan janji Allah Swt
pun terpenuhi.
Proses turunnya Al Qur'an
Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Saw
melalui beberapa cara, antara lain sebagai berikut:
1. Malaikat Jibril memasukkan wahyu
itu ke dalam hati Nabi Saw tanpa memperlihatkan wujudnya
2. Malaikat Jibril menampakkan dirinya
kepada Nabi Saw sebagai seorang laki-laki dan mengucapkan kata-kata di
hadapannya, sehingga Nabi cepat mengetahui dan menghafal ayat-ayat yang
disampaikannya.
3. Wahyu turun kepada Nabi Saw seperti
bunyi gemerincing lonceng. Menurut Nabi Saw suara inilah yang sangat berat
dirasakan sehingga Nabi Saw mencucurkan keringat, meskipun wahyu itu turun di
musim dingin
4. Malaikat Jibril turun membawa wahyu
dengan menampakkan wujudnya yang asli, seperti dinyatakan dalam surat an-Najm
ayat 13 dan 14.Dengan cara lain, dari segi turunnya, Al-Qur'an disampaikan
melalui Malaikat Jibril yang terpercaya (al-Ruh al-Amin).
Dengan demikian jika ada wahyu Allah
Swt yang langsung disampaikan kepada Nabi Muhammad Saw, tanpa perantaraan
Malaikat Jibril, seperti hadits Qudsi. (hadis yang lafalnya dari Rasulullah Saw
dan maknanya dari Allah Swt) tidaklah termasuk Al-Qur'an. Atau mungkin
wahyu-wahyu lainnya yang tidak tertulis yang disampaikan Tuhan kepada manusia.
Menurut Manna' al-Qattan dalam
kitabnya yang berjudul Mabahits Fi Ulum al-Quran, al-Quran sendiri diberi
berbagai nama oleh Allah Swt Sebagaaimana diabadikan dalam al-Qur'an.
(QS. Al-Isra :9)
Penjelasan yang Sempurna
Di dalam Alquran banyak sekali
ayat-ayat yang menjelaskan berbagai sisi dalam kehidupan kita. Mulai dari
tauhid, hukum, kisah, akhlak, ilmu pengetahuan, janji, dan lain-lain.
" Alif Lam Ra. (Inilah) Kitab
yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci,
(yang diturunkan) dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana, Mahateliti."
(Q. S. Hud:1)
" Alif Lam Ra. (Surah) ini adalah
(sebagian dari) ayat-ayat kitab (yang sempurna) yaitu (ayat-ayat) Al-Qur`an yang
memberi penjelasan."
(Q. S.Al-Hijr: 1)
Jauh sebelum dunia kedokteran modern
seperti sekarang ini, 14 abad yang lalu Allah telah dengan jelas memberikan
kita pengetahuan tentang penciptaan manusia di dalam surat Al-Hajj: 5.
Dari setetes mani, kemudian menjadi
segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging, lalu ditempatkan di rahim
hingga akhirnya dilahirkan. Allah Swt juga mengatur dengan adil hukum-hukum
harta warisan didalam surat An-Nisa. Ketika kita membuka surat
Ar-Rahman, kita akan mendapati penjelasan yang sempurna bahwasannya
sungguh benar Allah Swt Maha Pencipta dengan segala semua ciptaan-Nya ini. Maha
Besar dengan segala kekuasaan-Nya. Maha Penyayang dan Pemelihara. Senantiasa
menciptakan, menghidupkan, mematikan, memelihara, memberi rezeki. Tentunya
masih banyak lagi surat-surat di dalam Alquran yang memberikan penjelasan
yang bermanfaat bagi kita.
Pemberi Peringatan
Akan tiba masanya saat janji-janji
Allah Swt menjadi nyata. Sungguh benar, akan datang masa yang sekarang masih
gaib bagi kita menjadi sebuah kenyataan. Hal bahwa kenyataan yang jelas itu
pasti terjadi diyakini oleh orang-orang yang beriman kepada Allah, yaitu
hari ketika kita berada di alam barzah, hari ketika kita dibangkitkan berkumpul
di padang masyar, hari ketika mendapat balasan surga-Nya yang penuh kenikmatan,
atau bahkan neraka-Nya yang amat pedih.
" Segala puji bagi Allah yang
telah menurunkan Kitab (Alquran) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya
bengkok. Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang
sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang
mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapatkan balasan yang
baik. _Mereka akan kekal didalamnya untuk selama-lamanya".
(Q. S.Al-Kahf : 1-3)
Sungguh Maha Penyayang Allah Swt pada
setiap hamba-Nya. Jauh sebelum masa-masa ghaib itu menjadi nyata bagi kita,
dengan kitab suci Alqur'an ini kita diingatkan, dibimbing dan diarahkan untuk
melakukan kebaikan-kebaikan yang disukai Allah Swt.
Kebaikan yang berbuah pahala dan nanti
akan kembali bagi diri kita sendiri, insyaAllah surga-Nya yang penuh dengan
kenikmatan. Allah Swt pasti menepati segala janji-janji-Nya.
Mengetahui Allah Swt, Tuhan Yang Maha
Esa
Dengan Alqur'an ini Allah Swt
mengabarkan kepada kita bahwa Dialah Tuhan Yang Satu. Yang menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, kemudian bersemayam di `Arsy (singgasana) untuk
mengatur segala urusan. Yang Maha Pemberi Rezeki dan Maha Pemelihara. Ketika
umat nasrani menduakan Allah, menjadikan nabi Isa sebagai Tuhan mereka, dengan
tegas Allah Swt membantah dalam surat Al-Ikhlas. Tentunya bagi kita orang yang
beriman, tidak akan ada keraguan sedikit pun di hati tentang hal ini. Dialah
Tuhan yang satu, tempat kita bergantung dan meminta pertolongan.
" ..........., Cukuplah
Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan
Dia adalah Tuhan yang memiliki `Arsy (singgasana) yang agung ".
(Q. S. At-Taubah: 129)
" Dan katakanlah," Segala
puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu
dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan
agungkanlah Dia seagung-agungnya ".
(Q.S Al- Isra`: 111)
Pembelajaran Bagi Orang
Yang Berakal
" ...Dan orang-orang yang ilmunya
mendalam berkata, " Kami beriman kepadanya (Al-Qur`an), semuanya dari sisi
Tuhan kami". Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang
berakal".
(Q. S. Ali Imran: 7)
" Apakah tidak cukup bagi mereka
bahwa Kami telah menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur`an) yang dibacakan kepada
mereka? Sungguh, dalam (Al-Qur`an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran
bagi orang-orang yang beriman".
(QS. Al-Ankabut: 51)
Maha Adil Allah Swt dengan segala
Rahmat-Nya
Alqur'an ini diturunkan bagi
orang-orang yang berakal dan mau mengambil pelajaran dan kita semua manusia
adalah makhluk yang berakal. Tidak terbatas pada muda atau tua, kaya atau
miskin, lelaki atau perempuan. Alqur'an ini untuk semua hamba-Nya, maka
kita gunakan rahmat dari Allah Swt ini berupa akal untuk memikirkan dan
mengambil hikmah-hikmah yang terkandung didalamnya. Dengan demikian, Alqur'an akan
semakin mempertebal keimanan dan kecintaan kita kepada Allah Swt.
Semoga bisa menjadi bahan perenungan
bagi kita semua....
Wallahu a'lam bish showab
Dari berbagai sumber
==============
Tanya Jawab
T: Afwan bunda.. ijin bertanya. Di jaman
sekarang banyak bermunculan hafist2 kecil maupun dewasa.. dijaman saya kecil tahun
80an hampir tidak Ada berita tentang penghafal Al Quran.. Menurut bunda apakah
itu suatu kemajuan di bidang Islam atau hanya sebuah trend?
J: Alhamdulillah... Mudah-mudahan bukan hanya
trend tapi memang kesadaran dari para orangtua dan masyarakat akan pentingnya
dekat al qur an untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
T: Jika seusia saya yang jelita ini sudah
berusaha menghafal pun banyak gangguannya. Bagaimana jika saya berusaha tapi
tidak hafal-hafal kemudian maut menjemput? Afwan bunda atas pertanyaan saya yang
fakir ilmu ini
J: Tetaplah berusaha menghapal dan istiqomah
insyaAllah ada kemudahan untuk selalu membersamai al qur an.
T: Benarkah jika seseorang menghafal
Al-Qur'an, dengan niat memang menghafal, kemudian hafal, namun kemudian lupa
(hilang) lagi hafalannya, akan berdosa, dan peroleh hukuman untuk dosanya yang
lupa akan hafalannya?
J: Sayang ku...teruslah membersamai al qur’an
hingga engkau mampu mendakwahkannya menegakkannya selain membaca dan menghapal
juga mentadabburi dan memahaminya....menjaga hapalan dengan memurojaah dan
pahamilah urgensinya insyaAllah akan menjadi motivasi dalam mbersamai al qur
an. Wallahu alam
T: Saya
pernah datang di sebuah kajian, ustadzahnya menyebutkan bahwa Al-Qur'an
sebenarnya itu ada di langit bersama Allah. Yang di tangan kita ini hanyalah
sebuah tulisan. Hanya fisik yang tidak menimbulkan mudhorot apa apa. Ini hanya
catatan agar kita bisa membacanya. Jadi tidak masalah kita menaruh barang di
atas Al-Qur'an, membuangnya ketika sudah tidak terpakai. Intinya memperlakukan
Al-Qur'an seperti halnya kertas lain.
Mohon pencerahannya Ustadzah.
Terimakasih
J: Sayang ku, Al qur’an adalah kalamullah
perkataan Allah sebagai pedoman hidup kita...dalam berinteraksi dengannya ada
adab-adabnya untuk kita mengagungkan alqur an...wallahu alam.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
Assalamu'alaikum.. Jazaakumullah khair atas postingan2 yang sangat bermanfaat ini. Kalau boleh tahu, bisakah bergabung ke dalam grupnya? Terima kasih
ReplyDeleteWa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh...Alhamdulillah, boleh bila mau bergabung dalam kajianya bisa kirim pesan wa ke nomor 0813-8082-4665, dengan format Daftar-(Bunda/Nanda/Ikhwan)-no hp
ReplyDelete