Rekap Kajian Online HA Ummi G-1
Hari/Tgl: Selasa 10 Juli 2018
Materi: Rahasia Optimisme
NaraSumber: Ustadz Syahrowi
Waktu Kajian: 14.30- 17.28
Editor: Sapta
■□■□■□■□■□■□■□
Assalamu'alaykum wr wb
Segala puji bagi Allah atas segala
karuniaNya. Sholawat serta salam, semoga tercurah atas junjungan alam, Muhammad
Saw
InsyaAllah materi kita sore ini terkait
dengan " Rahasia Optimisme"
Di salah satu sabdanya, dari riwayat
shahih Rasulullah berdoa kepada Allah:
اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِما أَعْطَيْت، وَلَا معطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا
يَنْفَعُ ذَا الجَدّ مِنْكَ الجَدّ"
Ya Allah, tidak ada yang
dapat mencegah apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberikan apa
yang engkau cegah, dan tiadalah memberikan manfaat terhadap Engkau kedudukan
orang yang mempunyai kedudukan.
(HSR. Bukhari)
Hadist ini memuat makna yg sangat
dalam tentang rahasia optimisme. Ada 3 (tiga) hal pesan yg disampaikan
Rasulullah dalam hadist ini. Pertama, jika Allah memberi karunia kepada
hambaNya maka tak ada seorangpun yang bisa menahannya. Rezeki seseorang tak
akan bisa di tunda oleh orang lain, juga tak akan berpindah kepada siapapun.
Jika Allah menakdirkan sesuatu untuk hambaNya, maka sesuatu itu pasti terjadi.
Itulah mengapa seorang mukmin harus optimis atas usaha yang ia lakukan. Allah
tak akan menyia-nyiakan setiap ikhtiar hambaNya.
Firman Allah Ta'ala :
أُولَٰئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا ۚ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
"Mereka itulah
orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah
sangat cepat perhitungan-Nya."
(QS. 2 : 202)
Kedua, tiada ada yang kuasa memberikan
apa yang Allah cegah. Allah Maha Tahu yang terbaik bagi hambaNya. Ada kalanya sesuatu yg terlihat baik dan
indah, yang hampir sampai kepada seseorang, tapi Allah tahan. Allah mencegah
dengan ilmuNya bahwa sesuatu itu tidak ditakdirkan bagi orang tsb.
...وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا
شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ
ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"....Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui."
(QS. 2 : 216)
Optimisme lahir dari ayat ini, karena
seorang mukmin yakin bahwa ukuran rasa (suka) dalam kehidupannya karena Allah. Jika Allah
menakdirkan bukan miliknya, walaupun ia suka, tapi bisa jadi tidak baik
baginya, sebaliknya apapun yang Allah
takdirkan baginya sekalipun ia benci, boleh jadi sangat berguna baginya sebagai
ladang amal. Yang demikian ini sangat banyak dalam realita kehidupan. Begitulah
cara Allah mengajari hambaNya agar ia bersyukur, bersabar dan memahami tentang
rahasia takdir.
Dan terakhir, tentang kedudukan atau
jabatan. Sebab ia amanah, ladang amal yang harus dijaga. Kedudukan seseorang
karena jabatannya, tidak lah sama demgan kedudukan seseorang karena taqwanya.
Kedudukan seseorang karena jabatannya tampak secara kasat mata, orang lain tunduk
untuknya, (tampak) hebat di mata manusia karena ia punya kuasa, dan siapa yang
tak sejalan dengannya biasanya akan tersingkir.
Sedang kedudukan seseorang karena
taqwanya, kadang nampak biasa saja. Mungkin tampak hina dihadapan manusia, tapi
ia mulia dihadapan Allah. Bahkan malaikat juga akan cemburu padanya. Namun,
yang terbaik adalah seseorang yang punya kedudukan dihadapan manusia, ia jaga
amanah itu dengan baik, sekaligus ia mulia dihadapan Allah karena taqwanya.
...إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"..Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. 49 : 13)
Seorang mukmin optimis karena
ini. Karena ia hidup semata-mata ingin
mulia dihadapan Allah apapun kondisinya. Allah tak pernah menilai hambanya dari
materi, kaya atau miskin, rupawan atau tidak, dan sebagainya, tapi yang paling taqwa padaNya.
Semoga Allah menjaga dan membimbing
kita semua agar memperoleh yang terbaik dalam hidup ini. Aamiin
==========
Tanya Jawab
T: Ustadz, bagaimana cara meyakini sesuatu
yang terjadi pada kita adalah yang terbaik bagi kita? Meskipun dalam hati
merasa tidak suka/tidak nyaman dengan keadaan tersebut?
J: Cara meyakininya adalah saat melakukannya
tidak ada keraguan sekalipun tau bahwa hal itu tidak mengenakkan tapi ia siap
dengan kondisinya. Allah akan menguatkannya dalam menghadapi semua masalah yg
timbul darinya, krn ia lakukan krn Allah. Sebaiknya kalau ia lakukan dengan
ragu dan cemas, apalagi was was, bisa
jadi itu perbuatan dosa, maka tinggalkan saja. wallahu'alam
T: Jazakallah Ustadz. berarti harus benar-benar
berpikiran positif atas kehendak Allah?
J: iya bunda
T: Afwan ustadz. Jika Allah tidak menutupi aib
Kita pasti semua orang mengetahui dan menjatuhkan kita. Namun ustadz terkadang
saat futur dan ingat dosa, orang ngeliat Kita Aja kayak merasa mereka tau dosa
dan aib kita. Bagaimana kita bisa menjaga perasaan supaya tidak takut sendiri,
salah tingkah dan berburuk sangka hati ini padahal orang lain tidak mengetahui
aib Kita?
J: kebaikan akan menghapus keburukan. Lakukan
saja dengan istiqomah kebaikan-kebaikan dan amal shalih. Hal itu akan
menguatkan jiwa agar tidak cemas dengan
aib-aib yang Allah sembunyikan.
T: Hijrah pun tentu masih tetap diganggu
syaitan ya ustadz, dengan trik Dan langkah berbeda?
J: justru itu, setan kan abadi dan selamanya
membisikkan kejahatan pada manusia.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment