Rekap
Kajian Online HA Ummi G-6
Hari/Tgl:
Selasa, 28 Agustus 2018
Materi:
Memaknai Musibah
Narasumber:
Ustadz Rully
Waktu
Kajian: 14.00 wib – Selesai
Editor:
Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Menyikapi
Musibah
Musibah
dalam bahasa Indonesia diartikan “bencana”, “kemalangan”, “cobaan”.
Dalam Al-Quran sendiri tercantum 10 kali kata musibah dan 67 kali kata yang
seakar dengan kata musibah. Musibah berarti “sesuatu yang menimpa atau
mengenai”. Sesuatu yang menimpa atau mengenai itu tidak selalu buruk.
Al-Quran mengisyaratkan bahwa seseorang tidak akan disentuh oleh musibah
kecuali karena ulahnya sendiri, dan bahwa musibah itu datang dari Allah SWT.
Tidak ada musibah yang terjadi kecuali atas izin Allah SWT.
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”
(QS. 30:41)
Musibah
juga bisa berarti menguji. Seseorang yang diuji suatu musibah akan menampakkan
kemampuan yang sebenarnya.Hidup ini ujian. Ujian dapat juga berwujud sesuatu
yang disenangi atau tidak disenangi. Siapa yang mengira bahwa kekayaan dan
kesehatan adalah tanda cinta Allah maka dia adalah keliru. Siapa yang menduga
bahwa suatu hal yang terasa negatif adalah tanda benci Allah, itupun dia
keliru. Disini Allah SWT menggunakan kata “bala” yang artinya menguji, karena
itu jangan cepat-cepat berkata bahwa bencana adalah murka Tuhan.
Musibah
adalah salah satu bentuk ujian yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada
manusia sebagai bagian dari ketetapan-NYA, sehingga meninggalkan duka pada kita
dan keluarga. Sering kali duka membuat kita tak berdaya, namun kita harus
menyikapi musibah dengan lapang dada, ridha, bersabar, bertawakal kepada-Nya
dan mengembalikan semuanya kepada Allah yang Mahakuasa. Dengan sikap itu,
musibah yang datang akan menjadi kebaikan, sebagaimana disabdakan oleh Rasul
SAW:
“Tidaklah
seorang mukmin tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali
dengannya Allah tinggikan dia satu derajat atau Allah hapuskan darinya satu
kesalahan.” (HR Muslim, at-Tirmidzi, Ahmad)”
Bencana
alam ada yang datang dengan tiba-tiba tapi ada juga bencana yang sifatnya rutin
setiap tahun, Bencana yang tiba-tiba datang, sering membuat kita terkejutdan
tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi untuk bencana yang sifatnya rutin seharusnya
kita lebih siap menghadapinya.
Berhadapan
dengan musibah seperti layaknya menyelesaikan ujian. Kita tahu persis, ketika
kita sekolah atau kuliah bagaimana menghadapi ujian agar dapat mencapai hasil
yang memuaskan. Hasil ujian yang lulus dengan memuaskan apabila kita dapat
menyelesaikannya dengan baik dengan persiapan yang matang. Ketika lulus ujian
kelas 1, maka kita kan naik tingkat ke kelas 2, diuji lagi dan lulus kemudian
naik ke kelas 3, dst. Sebagai contoh, dalam menghadapi bencana alam banjir yang
selalu datang setiap tahun, sepantasnya kita selalu belajar dari lesson
learned tahun-tahun sebelumnya dan selalu berusaha lebih baik untuk
mengantisipasinya.
Ada
10 cara dalam menghadapi musibah, yaitu:
1.
Ucapkanlah “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un …”
2.
Mengimani takdir ilahi
3.
Yakinlah ada himah di balik cobaan
4.
Introspeksi diri
5.
Ingatlah bahwa musibah yang kita hadapi belum seberapa
6.
Ketahuilah bahwa semakin kuat iman, memang akan semakin diuji
7.
Yakinlah, di balik kesulitan ada kemudahan
8.
Hadapilah cobaan dengan bersabar
9.
Bersabarlah di awal musibah
10.
Yakinlah bahwa pahala sabar begitu besar
Musibah
hanyalah salah satu dari 4 ketetapan (takdir) Allah yang PASTI mengenai diri
kita selama kita hidup. Dan Rasul mengajarkan respon apa yang harus kita
lakukan. Selain musibah, ada 3 ketetapan lainnya adalah mendapat NIKMAT,
melakukan SALAH, dan mendapat COBAAN.
Ada
3 hal yang dapat kita lakukan dalam menghadapi musibah, ujian dan cobaan yaitu SHOLAT
(DOA), SYUKUR dan SABAR (3S). Seseorang takkan lepas dari salah satu
dari tiga keadaan ini.
Dampak
SHOLAT, menjadikan diri kita menjadi orang yang bertakwa, menjadi orang yang
menyerahkan diri. Berserah diri kepada ALLAH SWT yang telah mengatur alam raya
dengan cara yang benar. Semua kejadian berasal dari ALLAH SWT dan kepada ALLAH
SWT juga semua urusan akan kembali, termasuk bencana itu. Maka kita kembalikan
lagi bencana kepada ALLAH, agar kita bisa memulihkan semua kerusakan ini untuk
kembali normal.
Ber-SYUKUR
sering kita artikan bersikap berterimakasih kepada ALLAH SWT, tapi makna yang
lebih dalam lagi dari ber-SYUKUR adalah kita melakukan sesuatu yang
(ALLAH) memang menghendaki-NYA, itulah bersyukur. Misalnya mensyukuri
tentang ILMU. Seorang DOKTER mengobati pasiennya, adalah tindakan bersyukur
kepada ALLAH SWT karena dengan ilmu yang didapatnya ia pergunakan dengan
semestinya, itulah bersyukur.
Dengan
bersyukur kepada ALLAH SWT, kita melakukan sesuatu yang ALLAH SWT kehendaki,
kita bekerja keras sesuai dengan ilmu dan kemampuan yang kita miliki. Dengan
Ber-syukur, kita punya harapan agar kita dijauhkan dari segala bencana yang
menimpa kita.
Namun
apabila bencana itu memang datang kepada kita, dan pasti kita tidak akan bisa
menolak, maka kita terima dengan SABAR. Ber-sabar itu menerima bencana dengan
tanpa keluh kesah. Menerima kejadian bencana, tanpa mematikan semangat.
Semangat tetap berkobar. Semangat menjadi pendorong untuk berupaya untuk
memperbaiki-nya itulah ber-SABAR. Sabar menerima musibah membuat tubuh kita
menjadi ringan dari penderitaan bahkan mampu menghapus dosa-dosa kita. Setiap
musibah, ujian dan cobaan yang datang akan disesuaikan dengan kadar kemampuan
dalam menerimanya karena Allah sangatlah memahami seberapa kekuatan kita dalam
menerimanya sehingga Allah tidak akan memberikan musibah, ujian dan cobaan
diluar kesanggupan umatnya. Maka janganlah bersedih, sebab dibalik musibah
pasti ada hikmahnya.
Wa
allahu'alam.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA
- JAWAB
T: Assalamualaikum ustadz. Saya ingin menanyakan.
Kenapa ya kondisi ekonomi yang sudah mapan dan kehidupan yang lebih baik dari beberapa
tahun kemarin hanya bertahan sebentar? Padahal susahnya kehidupan yang kita
jalani lebih lama daripada saat mapan. Mohon pencerahannya ustadz.
J:
Kehidupan
Kita bagaikan Roda. Kadang di atas kadang di tengah kadang malah di bawah. Hidup
adalah sebuah perjalanan. Ia tak pernah lepas dari 2 kondisi, apakah angin
sedang berpihak kepada kita atau angin sedang berpihak kepada orang lain. Roda
nasib selalu berputar, tidak ada yang selalu diatas dan tiada pula yang selalu
dibawah.
إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ
مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُ وَتِلْكَ الأيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ
وَلِيَعْلَمَ اللّهُ الَّذِينَ آمَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَاء وَاللّهُ لاَ
يُحِبُّ الظَّالِمِينَ -١٤٠-
“Jika
kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badr)
mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami
Pergilirkan di antara manusia.” (QS.Ali Imran: 140)
Hidup
tak pernah lepas dari tawa dan tangis, sedih dan bahagia. Imam Ali bin Abi
tholib pernah berpesan, Masa ini terbagi menjadi 2 hari. Hari keberuntungan
dan hari naas bagimu. Disaat hari sedang berpihak kepadamu maka bersyukurlah. Dan
disaat hari sedang tidak berpihak padamu maka bersabarlah.
Karena
itu bekal terpenting dalam menjalani hidup adalah banyak bersyukur dan banyak
bersabar. Tidak cukup hanya sesekali bersyukur dan bersabar. Dalam Al-Qur’an
Allah menggandengan sifat sabar dan syukur sebanyak 4 kali, itupun
dengan Sighoh Mubalaghoh yang bermakna sangat bersabar dan sangat
bersyukur.
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ
لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ -٥-
“Sungguh,
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang
penyabar dan banyak bersyukur.” (QS.Ibrahim: 5 – Luqman:
31 – Saba’: 19 – As-Syura: 33)
Pengulangan
ayat yang menggandengkan sabar dan syukur ini ingin menjelaskan bahwa inilah
hakikat dunia ditengah roda nasib yang selalu berputar. Dan kuncinya adalah,
-
Jangan bersedih
ketika mendapat musibah karena banyak orang yang musibahnya lebih berat
-
Jangan bersedih
jika ada orang lain yang sukses, kita pun juga bisa meraihnya
-
Dan jangan lupa
untuk bersyukur atas nikmat Allah yang tak terhitung lagi jumlahnya
Karena
roda atasmu akan segera datang pada waktunya. Walllahu'alam.
T:
Afwan ustadz ijin bertanya. Apakah ujian yang bertubi-tubi dialami sebuah
keluarga itu karena dosa-dosa masa lalu? Ujian berupa kurangnya ekonomi,
berpalingnya suami dari keluarga ke someone, anak yang sulit dididik seakan-akan
tidak berhenti. Afwan saya yang fakir ilmu ini ustadz.
J:
Kembalikan
semuanya pada Allah. Dan Kita akan dapatkan Ketenangan Dan Keberkahan Serta
rezeki yg Tak terduga. Yakinlah.
T:
Assalamualaikum ustadz, mohon izin bertanya. Jika suatu daerah yang kita tahu
banyak terjadi penyimpangan moral terjadi disana, kemaksiatan banyak terjadi
lalu misal nya kena bencana alam. Apakah itu bisa dikatakan azab atau musibah?
Padahal di daerah itu masih banyak pula orang-orang yang bertakwa pada Allah dan
mereka kena dampak bencana itu. Mohon penjelasannnya ustadz.
J:
Inilah
yang terjadi di Lombok. Ada beberapa daerah yang terkenal sebagai pantai
eksotik dan hanya kalangan the have (kaya-kaum Nudis), struktur pemerintah
yang bisa akses kesana. Melihat kondisi in apakah ulama dan orang beriman
lainnya tahu? Mereka semua tahu dan mendiamkan. Sudah Layak sekali Allah
mengambil tindakan..!!
“Katakanlah:
“Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara
tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang
yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah
menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.”
Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa
putera Maryam. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui
batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka
perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.”
(QS. Al-Maidah: 77-79)
Maksud
ayat di atas adalah menceritakan tentang sikap ahli kitab yang berlebihan,
beralih dari kebenaran kepada kebatilan. Mereka berlebihan dalam perkataan
mereka tentang Al-Masih Isa bin Maryam. Mereka juga berlebihan dengan mengikuti
orang sebelumnya yang sudah sesat. Sifat ahli kitab lagi adalah mendiamkan
kemungkaran padahal mampu untuk memperingatkannya.
Ada
lima hal yang disebutkan Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As
Sa’di rahimahullah mengenai dampak buruk mendiamkan kemungkaran
padahal mampu mengingatkannya:
1.
Mendiamkan kemungkaran akan dinilai sama seperti orang yang melakukan maksiat
walau tidak melakukannya secara langsung karena sebagaimana wajib menjauhi
maksiat, maka wajib juga mengingkari orang yang melakukan maksiat.
2.
Mendiamkan kemungkaran menunjukkan menganggap remeh kemungkaran dan menganggap
remeh perintah Allah.
3.
Kalau maksiat didiamkan, maka perbuatan tersebut akan semakin merebak.
4.
Jika orang berilmu dan paham agama mendiamkan maksiat, perbuatan maksiat akan
dianggap bukan maksiat, bahkan nantinya bisa dianggap sebagai perbuatan baik.
5.
Mendiamkan kemungkaran akan mengakibatkan kejelekan akan terus diikuti oleh
yang lainnya dan akan terus seperti itu.
Semoga
kita diberi taufik untuk terus berada di atas kebenaran, terus diberi kemudahan
mendalami ilmu diin, juga dimudahkan untuk saling menasihati dalam kebaikan
dan tidak mendiamkan kemungkaran. Apakah orang sholeh kena imbasnya? Mereka
semua kena imbasnya dan hancur bersama orang yang munkar tadi. Na'udzubillahi
min dzalik.
T: Assalaamu'alaikuum
ustadz, ijin bertanya. Bagi kami yang awam dan fakir ilmu, sesuatu yang
kehilangan akan disebut ujian/musibah, tapi saat sesuatu yang didapatkan itu
bersyukur. Sebaiknya untuk mengajarkan kepada anak, tentang nikmat, salah,
cobaan, juga syukur bagaimana ustadz?
J:
Ajarkan
pada anak Kita dengan: Terima Kasih = Di Terima Dan Di Kasihkan kembalikan. Maka
pengajaran di usia awal itu sangat penting sekali. Agar anak bisa paham tentang
segala Hal. Siap Menang, Siap Kalah
Siap
Di Tolak, Siap Kecewa, Ini merupakan Hal yang prinsip.
T:
Assalamu'alaikum. Ustadz ijin bertanya. Kalau dirasa hidup ini berat. Kadang saya
malu untuk bercerita dengan Allah saat sholat. Tapi kalau diluar sholat
seketika bisa cerita. Banyak. Berdoa. Dzikir. Apakah adab saya salah dalam
mendekat kepada Allah? Apakah karena itu pula ada beberapa "musibah"
yang datang agar saya bisa bercerita lewat sholat? Mohon perncerahannya,
ustadz.
J:
Allah
sangat cemburu bila seorang hamba melupakan Nya. Maka Allah datangkan ujian Dan
musibah agar bisa ingat Dan bertaubat kepada NYA. Dari Abu Hamzah Anas bin Malik
Al Anshori, pembatu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
berkata bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ
عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِى أَرْضِ فَلاَةٍ
“Sesungguhnya
Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan
seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di
suatu tanah yang luas.” (HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no.
2747).
Dalam
riwayat Muslim disebutkan,
لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ
عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ
فَلاَةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا
فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِى ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا
هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ
مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِى وَأَنَا رَبُّكَ.أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ
الْفَرَحِ
“Sesungguhnya
Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat pada-Nya
melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di atas
kendaraannya dan berada di suatu tanah yang luas (padang pasir), kemudian hewan
yang ditungganginya lari meninggalkannya. Padahal di hewan tunggangannya itu
ada perbekalan makan dan minumnya. Sehingga ia pun menjadi putus asa. Kemudian
ia mendatangi sebuah pohon dan tidur berbaring di bawah naungannya dalam
keadaan hati yang telah berputus asa. Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan seperti
itu, kendaraannya tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena
sangat gembiranya, maka ia berkata, ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku
adalah Rabb-Mu.’ Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya.”
(HR. Muslim no. 2747).
T:
Nanya ustadz, setiap manusia tentunya akan di beri ujian oleh Allah, baik itu
dalam bentuk musibah atau dengan kesenangan. Bagaimana sikap kita agar selalu
dapat bersyukur dalam setiap hal yang Allah beri dalam kehidupan ini, yang
terkadang suka lupa jika diberi kenikmatan duniawi, hingga lupa kalau
sebenarnya itu adalah ujian juga, baru sedih ingat kalau ingat itu ujian hanya
saat di timpa musibah.
J:
Karakter
dasar manusia pada dasarnya Suka Berkeluh Kesah.
“Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia
berkeluh kesah dan apabila mendapat kebaikan dia menjadi kikir.”
(QS.Al-ma’arij:19-21)
Manusia
diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sebaik–baik bentuk yang memiliki
fisik sempurna, akal yang mampu berfikir sehingga mampu membedakan baik dan
buruk, gharizah atau naluri dan diberi petunjuk hidup yakni Al-qur’an dan
hadits. Manusia juga memiliki sifat mengeluh. Mengeluh dengan banyaknya masalah
kehidupan, pendapatan kurang, sikap suami atau isteri, tingkah laku anak, sikap
tetangga, sikap keluarga dan sebagainya. Sikap mengeluh sebenarnya menunjukan
kekerdilan jiwa seseorang dan berupaya untuk mencari pembenaran diri
sendiri.
Seseorang
yang mudah mengeluh senantiasa mencari penyebab masalah dari luar dirinya tanpa
mau introspeksi terhadap diri sendiri. Pada hal seringkali masalah terjadi yang
menjadi pokok masalah adalah dirinya sendiri dan bukan orang lain. Sikap mudah
mengeluh juga refleksi dari ketidak ridhoan atas ketentuan taqdir dari Allah
SWT.
Mari
kita belajar menyikapi setiap masalah dengan introspeksi diri tanpa harus
langsung menyalahkan orang lain. Jauhilah sikap mengeluh karena mengeluh itu
sebuah penentangan, sikap penolakan dan menghindari realitas kehidupan. Berusaha
mengatasi masalah tanpa harus membuat masalah yang baru. Kembalikan semua
masalah hidup hanya kepada Allah SWT sang pemilik kehidupan, cukup hanya
kpada-Nya kita mengadu, berharap dan meminta pertolongan.
Wallahu
a’lam
T:
Assalamu’alaikum Ustadz, suami saya wafat 3 bulan yang lalu, sepertinya sampai
sekarang saya tak mampu beliau tidak ada lagi bersama saya dan anak-anak. Pertanyaan,
apakah yang harus saya lakukan biar saya kembali semangat menjalani hidup ini
bersama anak-anak?
J:
Semangat
hidup itu sangatlah penting dalam sebuah kehidupan. Tanpa adanya semangat hidup
tidak menjadi berwarna, karna semangat mampu menggugah hidup kita menjadi lebih
baik dari yang sekarang, alangkah malangnya bila semangat sudah tak lagi
hinggap pada diri Anda, berjalan saja males apa lagi kerja. Semangat itu
bagaikan mesin yang ada dalam tubuh kita.
Tips
Mengembalikan Semangat Pada Diri Kita
1.
Yakin Pada Diri Kita {OPTIMIS}
Yakin
kalau kita bisa itu adalah senjata paling ampuh dari yang lain, karena
keyakinan hati mampu menghilangkan penderitaan yang ada pada diri kita.
2.
Berfikir Positif
Ya
berikir positif cukup mampu membangkitkan semangat kita lagi, karena dengan
berfikir positif segalanya sudah di atur Allah dan kita hanya cukup menjalani
berusaha dan berdo'a.
3.
Membaca Kata Kata Motivasi
Kata
kata motivasi saat ini sangat banyak di cari di internet, bila kita membaca
kata motivasi tentu akan merubah pola kita berfikir untuk menjadi terdepan. Dengan
pola fikir yang maju semangat akan kembali tumbuh.
4.
Berseah diri pada Allah
Kehidupan
semua sudah di atur sebagaimana mestinya, mengapa kita putus asa toh hidup itu
untuk di jalani bukan untuk malas malasin, maksudnya dengan berserah diri
lepaskan apa yang sudah menjadi kehendaka Allah, dengan begitu kita akan rileks
dalam menjalani sesuatu yang kita kerjakan.
Apapun
alasanya atau apapun masalahnya jangan sampai kita patah semanga, karna itu
akan merugikan kita sendiri. Tetaplah berpegang teguh pada keyakinan diri kita
bisa, dan selalu katakan “Saya Bisa!!!”
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment