Rekap
Kajian Online HA Ummi G3
Hari/Tgl:
Kamis, 30 Agustus 2018
Materi: Penghapus amal shalih
Narasumber: Ustadz Farid Nu'man
Waktu
Kajian : ba'da isya smp selesai
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Penghapus-Penghapus Amal Shalih
Biasanya
kita begitu perhatian dengan membangun amal Shalih, tapi kita lupa dengan
bagaimana merawatnya. Merawat agar anak itu tetap ada dan abadi. Di antaranya
adalah dengan cara menjauhi hal-hal yang merusaknya dan menghapuskannya.
Berikut
ini hal-hal yang dapat menghapuskan amal Shalih manusia.
1⃣ Murtad
Terhapusnya
amal Shalih karena murtad, tertera dalam ayat berikut:
وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ
حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ
ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Barangsiapa
murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka
itu terhapus amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya.”
(QS.
Al-Baqarah, Ayat 217)
Maka,
shalat, puasa, zakat, haji, dan amal Shalih lainnya yang pernah dilakukan oleh
orang yang murtad terhapus baik di dunia dan akhirat. Jika dia mati dalam keadaan itu, belum
bertobat, maka dia akan menjadi penduduk neraka dan abadi. Hal ini dikarenakan
murtad adalah terlepasnya seseorang dari ikatan asasinya terhadap Islam.
Imam
Ibnu Jarir Ath Thabariy Rahimahullah menjelaskan:
وَقَوْلِهِ: {فَيَمُتْ وَهُوَ
كَافِرٌ} [البقرة: ٢١٧] يَقُولُ:مِنْ يَرْجِعْ عَنْ دِينِهِ دَيْنِ
الْإِسْلَامِ، فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ، فَيَمُتْ قَبْلَ أَنْ يَتُوبَ مِنْ كُفْرِهِ،
فَهُمُ الَّذِينَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ يَعْنِي بِقَوْلِهِ: {حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ}
[البقرة: ٢١٧] بَطَلَتْ وَذَهَبَتْ، وَبِطُولِهَا: ذَهَابُ ثَوَابِهَا، وَبِطُولِ الْأَجْرِ
عَلَيْهَا وَالْجَزَاءُ فِي دَارِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَقَوْلُهُ: {وَأُولَئِكَ
أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ} [البقرة: ٢١٧] يَعْنِي الَّذِينَ ارْتَدُّوا
عَنْ دِينَهُمْ فَمَاتُوا عَلَى كُفْرِهِمْ، هُمْ أَهْلُ النَّارِ الْمُخَلَّدُونَ
فِيهَا.
FirmanNya:
"lalu dia mati dalam kekafiran", yaitu dia keluar dari agamanya
yaitu agama Islam, lalu dia mati dalam keadaan kafir, dan dia belum bertobat
dari kekafirannya, maka mereka inilah orang-orang yang terhapus amal-amalnya,
yaitu sebagaimana firmanNya: "maka mereka itu terhapus amalnya",
yaitu sia-sia dan lenyap, yaitu sia-sia pahalanya, lenyap ganjarannya, dan
balasannya di dunia dan akhirat.
FirmanNya:
"dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya,"
yaitu orang-orang yang murtad dari agamanya, dan mereka mati dalam keadaan
kekafiran, maka mereka menjadi penduduk neraka dan kekal abadi.
(Tafsir
Ath Thabariy, 2/1154)
Uraian
ini sekaligus mengoreksi kalangan liberal dan yang semisalnya, bahwa semua
agama sama baik dan benarnya. Sama-sama
menuju surga tapi berbeda jalan. Ini adalah kebohongan mereka dalam
memanipulasi hakikat agama yang diridhai Allah, yaitu Islam, dan menyamakannya
dengan agama lain.
2⃣ Syirik
Syirik
adalah dosa terbesar di antara dosa-dosa besar, yaitu menyekutukan Allah Ta'ala
dalam peribadatan, keyakinan, dan
penyembahan.
Maksud
"menyekutukan" yaitu seorang yang menyembah, mengabdi, beribadah
kepada Allah Ta'ala, namun dia menyembah, mengabdi, beribadah kepada yang lain
juga. Maka, apa jadinya bagi orang yang
sama sekali tidak menyembah Allah Ta'ala dan hanya menyembah yang lainnya saja,
sebagaimana yang dilakukan sebagian manusia?
Dari
sekian banyak bahaya kesyirikan, di antaranya adalah terhapusnya amal Shalih.
Allah
ﷻ berfirman:
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ
وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِينَ
Telah
diwahyukan kepadamu dan orang-orang sebelum kamu, jika kamu melakukan
kesyirikan niscaya benar-benar terhapus amalmu dan kamu benar-benar termasuk
orang-orang yang merugi. (QS. Az Zumar: 65)
Duh,
sayang 'kan sudah beramal tapi tidak ada hasilnya.
Syaikh
Abdurrahman bin Nashir As Sa’di Rahimahullah mengatakan:
يعم كل عمل، ففي نبوة جميع الأنبياء، أن الشرك محبط لجميع الأعمال، كما قال
تعالى في سورة الأنعام - لما عدد كثيرا من أنبيائه ورسله قال عنهم: {ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ
يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا
كَانُوا يَعْمَلُونَ}
“Ini
berlaku bagi semua amal, maka terdapat pada nubuwwah seluruh nabi bahwa syirik menghapuskan
seluruh amal, sebagaimana firman Allah ﷻ
dalam surat Al An’am –yang membicarakan banyak para Nabi dan Rasul: “Itulah
petunjuk dari Allah, Dialah yang memberikan petunjuk bagi yang Dia kehendaki,
dan barang siapa di antara mereka menyekutukan Allah maka terhapus amal-amal
yang telah mereka lakukan.”
(
Taysir Al Karim Ar Rahman fi Tafsir Al Kalam Al Manan, Hal. 729. Cet. 1,
1420H-2000M. Muasasah Ar Risalah)
Tentang
"Macam-macam syirik dan
bahayanya", sudah pernah dibahas di channel ini. Silahkan
di-search.
3⃣ Riya'
Yaitu
beramal dengan tujuan dilihat orang lain, yang dengan itu dia mendapat pujian
baik langsung atau tidak langsung.
Riya'
termasuk syirik (kecil), ditegaskan dalam ayat berikut:
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ
رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya." (QS. Al Kahfi: 110)
Para
ulama mengatakan tentang makna ayat ini: لا يرائي –
janganlah menjadi orang yang riya. (Sunan At Tirmidzi No. 1535)
Dari
Mu’adz bin Jabal Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ يَسِيرَ الرِّيَاءِ
شِرْكٌ
Sesungguhnya
riya tersembunyi itu syirik. (HR. Ibnu Majah No. 3989,
Al Qudha’i No. 1298, Al Baihaqi dalam Al Kubra No. 6393, dll. Didhaifkan oleh
Syaikh Al Albani. Dhaiful Jami’ No. 2029)
Syaikh
Wahbah Az Zuhaili Rahimahullah berkata:
الإشراك في العبادة وهو الرياء:
وهو أن يفعل العبد شيئا من العبادات التي أمر اللّه بفعلها له لغيره
Syirik
dalam ibadah adalah riya’, yaitu seorang hamba yang melaksanakan peribadatan
yang Allah ﷻ perintahkan kepadanya tapi dia
tujukan untuk selainNya. (At Tafsir Al Munir, 5/72)
Maka,
masuknya riya' dalam lingkup syirik,
membuat amal yang didalamnya ada unsur riya' akan terhapus. Bahkan, menjadi
SYIRIK AKBAR jika memang sama sekali tidak ada lagi tujuan akhirat, semuanya
adalah murni ingin dilihat, didengar (sum'ah), dan dipuji manusia, alias caper
(cari perhatian).
Nabi
ﷺ bersabda:
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِيَ بِهِ
السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ
"Barangsiapa
menuntut ilmu untuk mendebat para ulama, atau untuk mendebat orang bodoh atau untuk MENGALIHKAN PERHATIAN
MANUSIA kepadanya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka". (HR. At Tirmidzi no. 2654, Hasan)
4⃣ Melakukan Amal akhirat Tapi Dengan Niat Duniawi
Ini
lebih umum dari riya', kalau riya' hanya karena ingin dilihat orang, tapi ini
keinginan dunia lainnya, seperti kedudukan, kekayaan, dan lainnya.
Seperti
menghadiri majelis ilmu hanya untuk modal debat di medsos, atau supaya dianggap
faqih (paham) agama.
Dari
Ibnu Umar Radhiallahu 'Anhuma, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُمَارِيَ
بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ لِيُبَاهِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيَصْرِفَ وُجُوهَ النَّاسِ
إِلَيْهِ فَهُوَ فِي النَّارِ
Barangsiapa
yang menuntut ilmu untuk mendebat orang bodoh, atau berbangga di depan ulama,
atau mencari perhatian manusia kepadanya, maka dia di neraka.
(HR.
Ibnu Majah No. 253. At Tirmidzi No. 2654. Hasan)
Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu 'Anhu,
bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ
لِتُبَاهُوا بِهِ الْعُلَمَاءَ وَلَا لِتُمَارُوا بِهِ السُّفَهَاءَ وَلَا تَخَيَّرُوا
بِهِ الْمَجَالِسَ فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَالنَّارُ النَّارُ
Janganlah
kalian menuntut ilmu dengan maksud berbangga di depan ulama, mendebat orang
bodoh, dan memilih-milih majelis. Barangsiapa yang melakukan itu maka dia di
neraka, di neraka.
(HR.
Ibnu Majah No. 254, Al Baihaqi, Syu'abul Iman, No. 1725, Ibnu Hibban No. 77, Al
Hakim, Al Mustadrak 'alash Shahihain, No. 290. Shahih)
Dari
Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا
يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ
عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي
رِيحَهَا
Barangsiapa
yang menuntut ilmu yang dengannya dia menginginkan wajah Allah, (tetapi) dia
tidak mempelajarinya melainkan karena kekayaan dunia, maka dia tidak akan mendapatkan
harumnya surga pada hari kiamat.
(HR.
Abu Daud No. 3664, Ibnu Majah No. 252, Ibnu Hibban No. 78, Al Hakim, Al
Mustadrak 'Alash Shahihain, No. 288, katanya: SHAHIH sesuai syarat
Bukhari-Muslim)
Dari
Ubai bin Ka'ab Radhiallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam:
Barangsiapa
diantara mereka beramal amalan akhirat dengan tujuan dunia, maka dia tidak
mendapatkan bagian apa-apa di akhirat.
(HR.
Ahmad No. 20275. Ibnu Hibban No. 405, Al Hakim, Al Mustadrak 'Alash Shahihain
No. 7862, katanya: sanadnya SHAHIH. Imam Al Haitsami mengatakan: diriwayatkan
oleh Ahmad dan anaknya dari berbagai jalur dan perawi dari Ahmad adalah shahih,
Majma' Az Zawaid 10/220. Darul Kutub Al Ilmiyah)
Dari
Ibnu Umar Radhiallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا لِغَيْرِ
اللَّهِ أَوْ أَرَادَ بِهِ غَيْرَ اللَّهِ فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
Barangsiapa
yang menuntut ilmu untuk selain Allah atau dia maksudkan dengannya selain
Allah, maka disediakan baginya kursi di neraka.
(HR.
At Tirmidzi No. 2655, katanya: hasan)
5⃣ Mengungkit Sedekah dan Menyakiti Penerimanya
Mengungkit
Sedekah kepada seseorang atau lembaga, masjid, yayasan, untuk menunjukkan jasa
kepada penerimanya, ada salah satu penghapus amal Shalih. Apalagi, jika
dilakukan sambil menyakiti penerimanya; baik dengan menghina, memposisikan
ketinggian diri dan kerendahan mereka, maka ini lebih buruk lagi.
Allah
Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ
Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima).
(QS.
Al-Baqarah: 264)
Imam
Abul Faraj bin Al Jauzi Rahimahullah berkata:
قوله تعالى: لا تُبْطِلُوا
صَدَقاتِكُمْ، أي: لا تبطلوا ثوابها، كما تبطل ثواب صدقة المرائي
Firman
Allah Ta'ala (Janganlah kamu merusak sedekahmu) yaitu jangan batalkan
pahalanya, seperti batalnya pahala
orang-orang yang riya'.
(Zaadul
Masiir, 1/239)
Ada
pun yang dimaksud "dengan menyebut-nyebut/ mengungkit" adalah:
أراد بالمن الإنعام.
وأما الوجه المذموم، فهو أن يقال: منّ فلان على فلان، إذا استعظم ما أعطاه، وافتخر
بذلك
Maksud
"dengan menyebut-nyebut" yaitu
mengungkit pemberian. Ada pun dgn cara yang buruk, yaitu dikatakan: Si Fulan telah memberikan kepada si Fulan,
jika dibesar-besarkan dan membanggakan pemberian itu.
(Ibid,
1/239)
Ada
pun makna "menyakiti" :
وفي الأذى قولان: أحدهما:
أنه مواجهة الفقير بما يؤذيه، مثل أن يقول له: أنت أبداً فقير، وقد بليت بك، وأراحني
الله منك. والثاني: أنه يخبر بإحسانه إلى الفقير، من يكره الفقير إطلاعه على ذلك، وكلا
القولين يؤذي الفقير وليس من صفة المخلصين في الصدقة
Ada
dua makna:
1.
Menatap si fakir dengan cara yang
menyakitinya, semisal perkataan: "Ente fakir terus-terusan! Ente telah
dikasih bencana, ane Allah lapangkan melalui ente!"
2.
Dia menceritakan kebaikannya kepada orang fakir itu, di mana orang fakir itu
tidak suka mendengarnya.
Kedua
perkataan ini menyakiti orang fakir dan bukan sifat orang yang Mukhlis dalam
sedekah. (Ibid)
Ada
pun menceritakan amal Shalih, termasuk sedekah, jika diperlukan untuk
menceritakan, tanpa maksud berbangga tanpae menyakiti penerimanya tidaklah
termasuk pembahasan ini.
Seperti
karyawan yang melaporkan pekerjannya kepada atasannya, seorang siswa melaporkan
PRnya kepada guru, pelamar kerja menulis CV tentang apa yang pernah dia
lakukan, .. semua ini tuntutan profesionalitas, tidak masalah.
6⃣ Menyakiti Manusia Dengan Lisan, Tangan, dan
Memakan Harta Saudaranya Tanpa Hak
Yaitu
lisan yang menuduh saudaranya tanpa bukti, memaki dan mencela, menyakiti fisiknya
tanpa hak, dan memakan harta yang bukan haknya.
Nabi
ﷺ menyebut orang seperti ini muflis (bangkrut), karena shalat,
puasa, dan zakatnya terhapus dan pindah kepada yang menjadi korbannya.
Nabi
ﷺ bertanya:
أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ
قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ
مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي
قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ
هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ
حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ
عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
“Apakah
kalian tahu siapa muflis (orang yang bangkrut) itu?” Para sahabat menjawab, "Muflis itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun
harta benda.” Tetapi Nabi ﷺ
berkata : “Muflis dari umatku ialah,
orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat,
namun (ketika di dunia) dia telah mencaci ini,
menuduh orang lain (tanpa hak), makan harta si anu, menumpahkan darah
dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang yang menjadi korbannya akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya.
Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka (korban) akan
ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka”
(HR.
Muslim No. 2581)
Imam
Al Maziriy Rahimahullah berkata:
وَزَعَمَ بَعْضُ الْمُبْتَدِعَةِ
أَنَّ هَذَا الْحَدِيثَ مُعَارِضٌ لِقَوْلِهِ تعالى ولا تزر وازرة وزر أخرى وَهَذَا
الِاعْتِرَاضُ غَلَطٌ مِنْهُ وَجَهَالَةٌ بَيِّنَةٌ لِأَنَّهُ إِنَّمَا عُوقِبَ بِفِعْلِهِ
وَوِزْرِهِ وَظُلْمِهِ فَتَوَجَّهَتْ عَلَيْهِ حُقُوقٌ لِغُرَمَائِهِ فَدُفِعَتْ
إِلَيْهِمْ مِنْ حَسَنَاتِهِ فَلَمَّا فَرَغَتْ وَبَقِيَتْ بَقِيَّةٌ قُوبِلَتْ عَلَى
حَسَبِ مَا اقْتَضَتْهُ حِكْمَةُ اللَّهِ تَعَالَى فِي خَلْقِهِ وَعَدْلِهِ فِي عِبَادِهِ
فَأُخِذَ قَدْرُهَا مِنْ سَيِّئَاتِ خُصُومِهِ فَوُضِعَ عَلَيْهِ فَعُوقِبَ بِهِ فِي
النَّارِ
Sebagian
pelaku bid'ah menyangka bahwa hadits ini bertentangan dengan ayat:
"Seorang yang berdosa tidak menanggung dosa orang lain", ini
merupakan persangkaan yang keliru dan kebodohan yang begitu jelas. Sesungguhnya
dia dihukum karena perbuatan, dosanya, dan kezalimannya sendiri, maka dia
mempertanggungjawabkannya atas orang yang pernah menjadi korban kejahatannya
dengan mengembalikan haknya, maka kebaikan-kebaikan dirinya diperuntukan untuk
mereka, jika sudah habis maka keburukan mereka yg akan dipindahkan kepada dia
sesuai kadarnya, lalu dia dimasukan ke dalam neraka. Ini merupakan
kebijaksanaan Allah atas makhlukNya dan
keadilanNya pada hambaNya.
(Syarh
Shahih Muslim, 6/103)
Demikian.
Wallahu a'lam
*******
✍ Farid Nu'man Hasan
🔈 Join Channel:
bit.ly/1Tu7OaC
🅿Fanpage:https://facebook.com/ustadzfaridnuman
🌐 Kunjungi website
resmi: alfahmu.id
==========
TANYA
JAWAB
T:
Ijin
bertanya ustadz. Kalau seseorang menjadi murtad berkali-kali, bagaimana hukumnya,
apakah Allah akan tetap menerima taubatnya? Mohon penjelasannya.
J:
Bismillahirrahmanirrahim.
Jika di tobat yang akhirnya dia serius, nasuha, maka Allah Ta'ala tetap akan
mengampuninya:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ
أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah,
“Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri!
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
(QS.
Az-Zumar, Ayat 53)
Dalam
hadits:
إِنَّ اللَّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ
Sesungguhnya
Allah menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai
dikerongkongan. (HR. At Tirmidzi no. 3537, hasan)
Demikian.
Wallahu A'lam
T:
Jadi
yang diliat Allah pada akhir perjalanannya ya ustadz?
J:
Betul
..
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Siapa
yang akhir perkataannya adalah laa ilaha illalah maka dia masuk surga. (HR.
Abu Daud no. 3116, shahih)
Wallahu
A'lam
T:
Ustadz,
kalau ada seseorang masuk islam karena mau menikah dengan muslimah. Dan tidak
mau dan pernah belajar dan menjalankan ibadah islam. Bagaimana dengan
keislamannya ustadz? Apakah batal? Dan bagaimana dengan pernikahan mereka?
J:
Kaidahnya
"nahkum bizhawaahir" - kita menilai secara zahirnya. Hatinya,
motivasinya, kita serahkan kepada Allah .. sesuai hadits: wa hisaabuhum
'alallah - perhitungan atas niat mereka adalah wewenang Allah-
Jadi,
tetap ajak terus dia belajar Islam, jangan bosan.
Wallahu
A'lam
Sedikit
cerita, ada temen ayah yang naksir murid ngaji ayah. Akhirnya dia belajar
Islam, setelah terlihat shalih, ngaji lancar, akhirnya diterima saya si akhwat,
pas udah punya anak tiga, mukena sama qur'an disingkirkan, istri dan anak
diajak ke tempat ibadah dia. Murtad semua.
T:
Afwan
ustadz. Ijin bertanya ustadz, apakah ujub dan munafik juga salah satu penghapus
Amal kebaikan?
J:Untuk
'Ujub, ya ada dalam hadits:
Dari
Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ شُحٌّ
مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
Ada
tiga hal yang membinasakan manusia: “Sifat kikir yang dituruti, hawa nafsu yang
ditaati, dan 'ujub (kagum) seseorang terhadap dirinya sendiri.
(HR.
Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman No. 731,
Al Qudha’i dalam Musnad Asy Syihab No. 325. Syaikh Al Albani mengatakan: hasan.
Lihat Shahihul Jami’ No. 3039)
Munafiq
yaitu munafiq yang tulen, yg memendam kebencian kepada Islam walau menampakkan
keislaman, jelas mereka terhapus amalnya dan neraka tempatnya.
Dalil-Dalil
Kekafiran Kaum Munafiqun
Allah
Ta'ala berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ
وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا
Allah
telah menyediakan bagi kaum munafiq laki-laki dan perempuan, dan orang-orang
kafir, yaitu neraka jahanam, mereka kekal abadi di dalamnya.
(QS. At Taubah: 68)
Ayat
lainnya:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي
الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Sesungguhnya
orang-orang munafiq berada di neraka yang paling bawah, dan mereka sama sekali
tidak memiliki penolong.
(QS. An Nisa: 145)
Para
ulama memasukan An Nifaaq sebagai salah satu bentuk kekafiran secara bathin.
وقيل : الكُفْر على أرْبَعَة
أنْحاء : كُفْر إنْكار بالاّ يَعْرِف اللّه أصْلاً ولا يَعْتَرِف به
وكُفْر جُحود ككُفْر إبليس يَعْرِف اللّه بقَلْبه ولا يُقِرّ بِلسانه
وكُفْر عِناَد وهو أنْ يَعْتَرف بقَلْبه ويَعْتَرف بِلِسانه ولا يَدِين به حَسَداً
وبَغْياً ككُفْر أبي جَهْل وأضْرَابه وكُفْر
نِفَاق وهو أن يُقِرَّ بِلِساَنه ولا يَعْتَقد بقَلْبه
Dikatakan
bahwa kekafiran itu ada empat sisi:
1⃣ Kafir karena inkar, yaitu tidak mengenal Allah
dan tidak mengakuiNya.
2⃣ Kafir karena Juhud (menolak), yaitu seperti
kekafiran Iblis. Mengimani Allah dihatinya tapi tidak
mengikrarkan di lisannya.
3⃣ Kafir karena 'inad (membangkang), yaitu
pengakuan di hati dan di lisan namun tidak beragama dengannya, karena dengki
dan melawan, seperti Abu Jahal dan semisalnya.
4⃣ Kekafiran karena Nifaaq,
yaitu mengikrarkan di lisannya namun tidak meyakini di hatinya.
(An
Nihaayah, 4/340, Taajul ‘Aruus, 14/51, Tahdzibul Lughah, 3/363, Kitaabul
Kulliyaat, Hal. 1221, Lisanul ‘Arab, 5/144)
Demikian.
Wallahu A'lam
T:
Afwan
ustadz, kalau kita tetiba tidak suka melihat seseorang, tapi tidak diucapkan, hanya
didalam hati saja, apakah bisa ditulis sebagai dosa?
J:
Jika
ketidaksukaan itu benar sebabnya, benar alasannya, tentu tidak berdosa. Jika
ketidaksukaan itu tidak beralasan, tidak layak untuk tidak disukai, maka itu
berdosa sebab bisa masuk su'uzhan dan ini zhan yang diharamkan. Jika sampai
terucap maka itu lebih berat lagi.
Wallahu
A'lam
T:
Ustad apakah orang yang tidak shalat bisa dikatakan sudah keluar dari agama
islam?
J:
Masalah
hukum meninggalkan shalat wajib, pernah saya buat tulisannya cukup panjang.
Baik ancaman xalam Al Qur'an, As Sunnah, dan ucapan para salaf.
Saya
ringkas saja, orang tidak shalat itu ada TIGA SEBAB:
1. KARENA MENGINGKARI KEWAJIBANNYA
Yaitu
menurut orang itu shalat itu bukan Kewajiban. Maka, ini kafir alias murtad
menurut semua madzhab. Sebab dia mengingkari salah satu rukun Islam yg
Kewajibannya telah aksiomatik dalam Islam.
2.
KARENA MALAS, tapi masih mengakui shalat itu wajib
Maka
mayoritas ahli fiqih baik Hanafiyah, Malikiyah, dan Syafi'iyah mengatakan orang
tersebut masih muslim, tapi dia fasiq, dosa besar.
Bagi
Malikiyah dan Syafi'iyyah, orang tersebut mesti dimintai tobat selama 3 hari,
jika 3 hari belum tobat juga maka dihukum mati. Sedangkan bagi Hanafiyah, bukan
dihukum mati tapi dikucilkan sampai dia tobat.
Ada
pun bagi Hambaliyah, org tersebut sudah kafir dan murtad. Ini juga pendapat
para ahli hadits, sebagiab sahabat dan tabi'in, dan lainnya. Hukumannya adalah
hukuman mati jika blm bertobat sampai 3 hr.
3.
KARENA LUPA, TIDUR, LALAI
Maka,
dia wajib shalat saat mengingat shalat yg dia tinggalkan itu. Dia tidak
berdosa. Sebab ini pernah dialami oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam
dan para sahabatnya.
Wallahu
A'lam
T:
Ijin
bertanya ustadz. Bagaimana mohon jelaskan memakan harta saudaranya tanpa hak?
Contoh seperti apa? Apa korupsi juga termasuk?
J:
Yaitu
memakan harta manusia dengan cara yang salah atau curang, baik mencuri, merampas,
merampok, korupsi, menipu.
Wallahu
A'lam
T:
Izin bertanya ustadz. Yang menyebabkan seseorang itu murtad karena lemahnya
iman dalam dirinya ya ustadz? Apakah bisa juga pengaruh lingkungan? Misal
sekolah di sekolah non muslim. Trus berapa bulan yang lalu ramai seseorang yang
dulunya ustadz, murtad dan jadi pendeta. Bagaimana itu ustadz? Dari segi ilmu
agama, harusnya ilmunya lebih dalam dan memahami isi al quran. Afwan ustadz
atas penjelasannya.
J:
Banyak
faktor orang jadi murtad, mulai dari lingkungan, ekonomi, atau juga kebodohan
orang itu. Ulama atau ustadz yang benar tidak akan murtad, saya tidak pernah meyakini adanya murtadin
berasal dari ustadz yang benar-benar. Biasanya dia banyak yang tidak paham atau
salah paham terhadap Islam, jadilah dia seperti itu. Lalu gembor gembor
"mantan ustadz" padahal bukan.
Wallahu
A'lam
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment