Rekap
Kajian Online HA Ummi G1
Hari/Tgl:
Rabu, 29 Agustus 2018
Materi:
Tabayyun: Mengurai Benang Kusut Komunikasi
Nara
Sumber: Ustadzah Riyanti
Waktu
Kajian: 09.00 - 14.38
Editor:
Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
بِسْـــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْــــــمِ ..
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاته..
Sahabat
Fillah apa kabar hari ini?
Semoga
kita semua selalu dlm limpahan Rahmat serta Ridho Alloh Subhanahu wata'ala
Dan
semoga kajian hari ini berjalan lancar
Semoga
ada yang menyimak... Kol pagi ini.. Minimal saya sudah menunaikan kewajiban
saya selaku muslim ke saudara muslim yang lain untuk saling nasihat
menasihati..
Sebelum
kol Kita awali..
Majelis
ilmu ini kita buka dg bacaan basmallah bersama..
Bismillahirrohmanirrohim
Semoga
Allah hadirkan kebarokahan untuk forum ini.. Aamiin
Udah
siap untuk belajar bareng?
Yuk
kita diskusikan bareng tema berikut...
Tabayyun
: Mengurai Benang Kusut Komunikasi
“Mbak
tau nggak, Ukhti Na itu gimana sih, pake niqob kok masih suka selfie? Terus
kemarin Ara juga bilang lihat Na lagi jalan berdua sama cowo. Padahal
keliatannya muslimah banget gitu ya. Ndak nyangka.”
“Emang
kamu tau kabar itu darimana?”
“Dari
temen aku sih, tapi kan …. ”
“Harusnya
tabayyun dulu dong dek. Bahaya kalau nanti jadi fitnah, lebih kejam dari
pembunuhan loh.”
*
(Apa
ITU TABAYUN)?
Pengertian
tabayyun dibedakan menjadi dua, yaitu pengertian secara bahasa dan istilah.
Secara
bahasa tabayyun adalah mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas dan benar
keadaan sesungguhnya.
Sementara
secara istilah tabayyun adalah meneliti dan menyeleksi suatu berita, tidak
secara tergesa-gesa dalam memutuskan suatu permasalahan baik dalam perkara
hukum, kebijakan dan sebaginya hingga sampai jelas benar permasalahnnya,
sehingga tidak ada pihak yang merasa terdzolimi atau tersakit.
(Apakah
seorang muslim harus bertabayyun?)
Ya,
setiap muslim wajib melaksanakan tabayyun tanpa terkecuali, terutama di zaman
yang penuh dengan fitnah seperti sekarang.
Tabayyun
merupakan salah satu akhlak mulia dan salah satu prinsip penting dalam menjaga
kemurnian agama Islam dan keharmonisan dalam pergaulan sosial.
Seperti
firman Allah swt sebagai berikut:
Wahai
orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan
membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan
sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan,
kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.[al-Hujurât/49:6].
Asbabun
Nuzul dari ayat di atas sendiri adalah ketika Rasulullah saw mengajak seseorang
yang bernama Al Harits untuk masuk Islam. Setelah di ajak oleh Baginda Rasul ia
pun menyatakan diri masuk Islam dan pulang kepada kaumnya untuk mengajak masuk
agama Islam. Pada saat itu juga Rasulullah saw mengajak untuk menunaikan zakat
yang disepakati oleh Al Harits.
Ketika
waktu telah tiba, Rasulullah saw mengutus seseorang bernama Al Walid bin Uqbah
untuk mengambil zakat yang telah di janjikan. Namun di dalam perjalanan hati Al
Walid bin Uqban menjadi gentar dan kembali ke Rasulullah saw tanpa datang ke
tempat yang seharusnya dituju yaitu Al Harits. Ketika kembali ia kemudian
mengarang cerita bahwa Al Harits tidak mau menyerahkan zakat dan mengancam
membunuhnya.
Mendengar
cerita tersebut Rasulullah saw mengutus utusannya untuk datang kepada Al
Harits. Namun ternyata utusan itu bertemu Al Harits ditengah-tengah perjalanan
yang sedang menuju ke tempat Rasul dengan membawa zakat yang telah di janjikan.
Setelah
bertemu Rasulullah Al Harits menceritakan yang sebenarnya. Dan Kemudian
turunlah QS Al Hujurat ayat 6, dimana sebagai sebuah peringatan bagi umat
muslim agar selalu bertabayyun dalam menghadapi informasi yang terdengar oleh
telinga kita. Dan tentunya meminta penjelasan dari kedua belah pihak. Sangat
berbahaya jika tidak bertabayyun, karena bisa menimbulkan perpecahan sampai
pertumpahan darah.
Bahaya
Meninggalkan Tabayun
Ada
3 poin mendasar tentang bahaya meninggalkan tabayyun.
Yang
pertama, tanpa bertabayyun orang akan menuduh orang baik
dengan dusta yang begitu kejam. Kita dulu pasti pernah mendengar tentang kisah
istri Rasulullah saw yang bernama Aisyah ra. Aisyah ra, di fitnah dengan begitu
kejam dan memalukannya orang yang melakukan hal tersebut. Dimana di dalam
fitnah tersebut istri rasulullah di fitnah berzina dengan seorang lelaki yang
bernama Shofwan bin Muathal. Orang yang dengan tega menfitnah Aisyah ra adalah
Abdullah bin Ubai bin Salal. Dengan cerita tersebut beberapa orang di madinah
yang tidak bertabayun kepada istri Rasulullah menelan mentah-mentah cerita
tersebut.
Dengan
fitnah yang begitu kejam kepada istri Rasulullah, Aisyah ra mengalami
kegoncangan jiwa yang begitu luar biasa sehingga Rasulullah dan mertuanya pun
merasakan apa yang dirasakan oleh aisyah ra. Bayangkan saja, sesuatu yang tidak
pernah dilakukan terus kita difitnah telah melakukannya. Pasti di dalam hati
istri Rasulullah saw terpendam rasa sakit yang begitu dalam. Sehingga turunlah
suatu surat yaitu surat Annur 11-12, dimana surat tersebut menjelaskan
sebenarnya apa yang telah terjadi. Sehingga kita sebagai seorang muslim harus
bisa mengamalkan apa itu tabayyun.
Kedua,
munculnya kecemasan dan penyesalan dalam diri kita. Setelah firman allah saw
turun dan menjelaskan duduk perkara yang terjadi. Banyak diantara sahabat
Rasulullah yang termakan oleh berita bohong tersebut menyadari akan
kesalahannya dan yang timbul adalah penyesalan yang terjadi.
Ketiga.
Muncul kesalah pahaman yang berakibat sampai kematian. Dengan muncul fitnah yang
begitu keji sehingga bisa mengakibatkan rasa sakit yang begitu mendalam sampai
menjalar kepada dendam itu sangatlah berbahaya. Karena bagaimana pun lidah yang
tidak memiliki struktur tulang belakang jika sudah berucap sangatlah berbahaya,
apalagi sampai menyakiti hati seseorang yang menimbulkan dendam.
Sikap
tabayyun sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi untuk dikerjakan. Karena zaman
yang telah berubah dimana fitnah menjadi sebuah komoditas yang menggiurkan dan
memberikan masseffect yang begitu besar. Sehingga dapat membuat
perubahan di dalam masyarakat. Apalagi yang sudah barangkali kita ketahui,
bergunjing merupakan sesuatu yang nikmat untuk dilaksanakan.
Jika
dilihat berdasarkan hukumnya, mengklasifikasikan sumber (media) berita menjadi
3 jenis. Pertama, berita dari seorang yang jujur yang secara hukum harus
diterima. Kedua, berita dari seorang pendusta yang harus ditolak. Ketiga,
berita dari seorang yang fasik yang membutuhkan klarifikasi, cek dan ricek akan
kebenarannya.
Ketiga
jenis sumber tersebut, masing-masing tentu memiliki tingkat kepercayaan
tersendiri bergantung pada orang yang menerimanya. Namun yang mesti kita
lakukan, sebaiknya bersikap tabayyunlah dalam setiap situasi. Apalagi jika kita
tak mengerti benar berita apa yang disampaikan oleh si empunya lidah. Jangan
hanya mengiyakan atau malah membantu mengompori sesuatu yang bahkan kita pun
tidak mengerti benar duduk perkaranya. Bisa jadi apa yang kita teruskan tadi
malah akan menambah masalah di kemudian hari.
Secara
luas, sikap tabayyun ini mirip dengan berbaik sangka atau husnuzhan, meskipun
ada konteks yang berbeda di masing-masing. Keduanya menghindarkan kita dari
sifat berprasangka buruk atau suudzan di awal
Bagaimana
memeriksa suatu informasi dengan teliti?
Informasi
dalam bentuk teks (kata, frasa, kalimat) diteliti dengan cara menandai dan
membedakan jenis kata berikut: kata kerja, kata benda, dan kata sifat.
Kata
kerja dan kata benda (termasuk angka) menggambarkan fakta. Kata sifat
menggambarkan opini atau pendapat. Yang ingin kita peroleh dari suatu informasi
adalah fakta; yang ingin kita hindari dari suatu informasi
adalah fiksi. Fakta dekat dengan kebenaran karena yang ia sajikan adalah
sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi sementara opini dekat dengan
kekeliruan atau kesalahan karena yang ia sajikan belum tentu ada atau terjadi.
Setelah
menemukan dan menandai mana kata kerja dan kata benda serta mana kata sifat,
langkah selanjutnya adalah memeriksa kata kerja dan kata benda yang termuat
dalam informasi tersebut atau dalam ungkapan lain, periksalah fakta/data yang
ada.
Cara
melakukan pemeriksaan fakta/data adalah mengajukan serangkaian pertanyaan
berikut:
Apa?
Siapa?
Kapan?
Di
mana?
Kenapa/mengapa?
Bagaimana?
Berapa?
Dari
tujuh daftar kata tanya di atas, empat kata tanya teratas merupakan hal pokok
untuk diajukan untuk menguji suatu fakta/data.
Inilah
tabayyun.
Semoga
kita bisa menjadi seorang muslim yang terhindar dari fitnah sesama Muslim.
************
TANYA
JAWAB
T:
afwan bunda izin bertanya, bagaimana ya bunda caranya biar kita selalu bisa
husnudzon sama orang yang berkali-kali tidak bisa dipercaya (selalu mengulang
kesalahannya) dan bagaimana sikap kita kalau misalkan klarifikasi berita ke orang
yang bersangkutan tapi orang tersebut tidak mau mengakui dan memberi
penjelasan?
J:
Selalu
lapangkan hati kita. Perbanyak istighfar jika ada lintasan dzon dihati dan
pikiran. Hati kita di tangan Allah. Dia yang kuasa membolak balikan hati. Tugas
kita hanya ikhtiar. Hidayah milik Allah
T:
Meneruskan pertanyaan bunda ayu, Ustadzah. Apakah boleh Kita sementara waktu
tidak berhubung dengan beliaunya daripada akan timbul huudzon Kita? Padahal kan
Kita tidak boleh mendiamkan saudaranya lebih dari 3 hari?
J:
Boleh
bunda. Jangan diniatkan untuk mendiamkan dia. Tapi niatkan untuk mempersiapkan
hati kita agar lebih lapang. Kuat. Dan sabar. Hati yang lapang akan membantu
kita bisa berpikir jernih.
T: Tanya
ya ustadzah. Bagaimana ya cara mengatasi orang yang suka berprasangka buruk kepada
kita. Kita sudah berusaha menyapa dan senyum kepada orang tersebut. Tapi kadang-kadang
beliau cuek ke kita. Pernah teman saya izin tidak masuk kerja karena alasan
syar'i tapi beliau berkata memang kurang lama liburnya? Sambil baca WA (chat) teman
saya sambil senyum sinis. Syukron atas jawabannya.
J:
Perempuan
itu memang makhluk sensitif dan perasa ya. Jangan masukkan hati terlalu dalam
sikap orang lain terhadap kita. Selama kita jujur dan tidak bohong. Jangan mau
sikap perasaan kita dikendalikan orang lain yang sikapnya tidak respek ke kita.
Di
coba ya bunda. Kuncinya, jangan serahkan pikiran dan hati karena sikap orang
lain yang negative.
T:
Betul,
baperan. Manusiawi Bunda. Apalagi perempuan?!
J:
Iya,
tapi jangan sampai bikin perasaan dan pikiran kita tersandera terlalu lama. Gangguan
pikiran ntar larinya ke fisik. Sakit.
T:
Assalamualaikum ustadzah, Bagaimana sikap kita ketika kita mengetahui misal apa
yg dikatakan si A ternyata hanya
kesimpulan dia semata bukan hasil tabayun, dan ini sering sekali. Apakah
kita menegurnya atau tidak mempercayainya? Bolehkan kita tidak mempercayainya?
J:
Cara
terbaik untuk menyelesaikan masalah adalah mempertemukan semua pihak yang
bermasalah untuk duduk satu forum. Crosscheck disitu semuanya. Dengarkan mereka
bicara. Beri kesempatan yang sama. Untuk bicara.
T:
Iya
bunda, yang tidak mau ditemukan berarti ada apa ya, kan kita sudah berusaha
menjelaskan dan dengan berbesar hati dan lapang dada?!
J:
Nah
betul. Kalau memang berniat baik. Tentu siap duduk bareng dan sejajar
T:
Bagaimana ya bunda cara menghilangkan kecurigaan pada suami, karena trauma
pernah di bohongi?!
J:
Pondasi
pernikahan yang utama itu saling percaya. Cobalah mbak Hanny di posisi suami.
Kira-kira enak tidak dicurigain mulu. Lelaki senang diberi kebebasan.
Dipercaya. Didukung. Kita juga kan. Bila ada trauma, ceritakanlah trauma itu. Semoga
dengan begitu suami bisa faham kenapa istri kadang reaktif. Dan perbanyak doa
untuk suami dan anak kita sendiri. Agar bisa jadi keluarga yang kuat.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment