Home » , » ETOS KERJA MUSLIM DALAM ISLAM

ETOS KERJA MUSLIM DALAM ISLAM

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Friday, October 25, 2019


Hasil gambar untuk etos kerja


Rekap Kajian Online  Hamba اللَّهِ SWT Ummi G1-G6
Hari, Tgl: Selasa, 22 Januari 2019 
Nara Sumber: Ustadzah Pristia, Ustadzah Rini, Ustadzah Tribuwhana, Ustadzah Enung, Ustadzah Fina, Ustadzah Riyanti, Ustadzah Maryam
Notulen: Bunda Sasi, Bunda Saydah, Bunda Meita, Bunda Tati, Restu
*****************************************



KAJIAN RUTIN HAMBA اللَّهِ SWT ONLINE
EDISI KE 10


ETOS KERJA MUSLIM DALAM ISLAM
=========================

Sahabat Yang Dimuliakan Allah,
                                  
Sebagai agama yang bertujuan mengantarkan hidup manusia kepada kesejahteraan dunia dan akhirat, lahir dan bathin, Islam telah membentangkan dan merentangkan pola hidup yang ideal dan praktis. Pola hidup Islami tersebut dengan jelas dalam Alqur’an dan terurai dengan sempurna dalam sunnah Rasulullah Shalallahu wa'alaihi wassalam. Islam membuka pintu kerja setiap muslim agar ia dapat memilih amal yang sesuai dengan kemampuannya, pengalaman, dan pilihannya. Islam tidak membatasi suatu pekerjaan secara khusus kepada seseorang, kecuali demi pertimbangan kemaslahatan masyarakat.

Islam tidak akan menutup peluang kerja bagi seseorang, kecuali bila pekerjaan itu akan merusak dirinya atau masyarakat secara fisik atau pun mental. Setiap pekerjaan yang merusak diharamkan oleh Allah Swt.

Setiap Muslim harus meyakini bahwa iman akan terasa kenikmatanyya apabila secara aktual dimanifestasikan dalam bentuk amal shalih yaitu suatu bukti wujud aktivitas kerja kreatif yang ditempa oleh semangat dan motivasi tauhid untuk mewujudkan identitas dan cita-cita nya yang luhur sebagai umat yang terbaik. Kita sadar bahwa Islam bukanlah hanya sekedar seperangkat konsep yang ideal tetapi juga suatu amal praktikal yang akan tetap aktual. Islam bukan agama langit tetapi sekaligus adalah agama yang dapat membumi. Itulah sebabnya penghargaan Islam terhadap budaya kerja bukan hanya sekedar pajangan atau penghias retorika, pemanis pidato, tetapi merupakan manifestasi kekuatan iman.

Firman Allah Swt dalam surah al-Zumar ayat 39:
Katakanlah: “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui hasilnya.” (QS al-Zumar : 39)
                                 
Etos Kerja Muslim didefenisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh. Sehingga bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah Swt yang didera kerinduan untuk menjadikan dirinya sebagai sosok yang dapat dipercaya, menampilkan dirinya sebagai manusia yang amanah, menunjukkan sikap pengabdian sebagaimana firman Allah Swt, 

Dan tidak Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS. adz-Dzaariyat : 56)
                                
Beberapa Prinsip Etos Kerja dalam Islam

1) Kerja, Aktivitas, dan Amal dalam islam adalah perwujudan rasa syukur kita kepada nikmat Allah Subhana wata'ala.

Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih” (QS. Saba’ : 13)

2) Berorientasi

Pada Pencapaian seorang Muslim hendaknya berorientasi pada pencapaian hasil: hasanah fi ad-dunyaa dan hasanah fi al-Akhirah
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa;"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Al-Baqarah : 201)

3) Berkarakter al-Qawiyy dan al-Amiin

Dua karakter utama yang hendaknya kita miliki, yaitu: al-Qawiyy dan al-Amiin.
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (QS. Al-Qashash: 26).

Al-Qawiyy merujuk kepada: reliability, dapat diandalkan. Juga berarti, memiliki kekuatan fisik dan mental (emosional, intelektual, spiritual). Sementara al-Amiin, merujuk kepada integrity, satunya kata dengan perbuatan alias jujur, dapat memegang amanah.

4) Kerja Keras

Ciri pekerja keras adalah sikap pantang menyerah; terus mencoba hingga berhasil. Kita dapat meneladani ibunda Ismail AS Sehingga seorang pekerja keras tidak mengenal kata gagal (atau memandang kegagalan sebagai sebuah kesuksesan yang tertunda).

5) Kerja Cerdas

Cirinya memiliki pengetahuan dan keterampilan; terencana; memanfaatkan segenap sumberdaya yang ada. Seperti yang tergambar dalam kisah Nabi Sulaeman AS (Alaihi Salam) jika etos kerja dimaknai dengan semangat kerja, maka etos kerja seorang Muslim bersumber dari visinya: meraih hasanah fiddunya dan hasanah fi al-Akhirah. Jika etos kerja difahami sebagai etika kerja; sekumpulan karakter, sikap, mentalitas kerja, maka dalam bekerja, seorang Muslim senantiasa menunjukkan kesungguhan.
                                                     
Dalam Islam bekerja merupakan sarana untuk beribadah dan bekerja dengan sungguh-sungguh bernilai ibadah di sisi Allah Subhana wata'ala. Bekerja dalam Islam bukan hanya sebatas menjalankan pekerjaan dan memperbolehkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan, namun juga menghindari kerusakan (fasad).

Bekerja dalam Islam juga menerapkan konsep ihsan, dan itqan (bersungguh-sungguh, akurat, dan sempurna), untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap individu muslim dalam pekerjaannya unsur-unsur utama penerapan nilai Islam dalam pekerjaan yaitu niat ikhlas karena Allah Swt semata, kerja keras (al jiddu fi al ‘amal),dan memiliki cita-cita yang tinggi (al himmah al ‘aliyah).

Ketiga unsur ini tidak lain ditujukan untuk menciptakan pribadi muslim yang lebih berkualitas, memiliki kompetensi, sehingga dapat mendorong produktivitasnya dalam bekerja.

Etos kerja dalam islam ini mengajarkan bahwa bekerjalah sesuai dengan apa yang dikerjakan dengan tetap mengingat nama Allah Subhana wata'ala dan tetap berada di jalannya Aamiiin.

=========================

TANYA JAWAB


G1 (Ustadzah Tribuwhana)

1.  Ustadzah afwan bertanya, apakah kita sebagai ibu rumah tangga bisa menerapkan etos kerja seperti materi di atas?
Jawab :
Bisa sekali bunda, justru ibu rumah tangga yang harusnya menerapkan etos kerja seperti di atas.

2. Afwan ustadzah bertanya lagi, mana yang lebih baik, bekerja dengan pemimpin muslim akhlaknya tidak baik atau pemimpin non muslim yang perhatian, baik hati sama karyawan?
Jawab :
Dengan pemimpin muslim yang akhlaknya baik, jika terpaksa tidak apa-apa bekerja dengan kedua kriteria di atas, asal jangan mengikut karakter mereka, tetap profesional.

***************
G2 (Ustadzah Fina)

Tidak ada kajian

**************
G3 (Ustadzah Enung)

1.Izin bertanya ustadzah. Jadi pada prinsipnya seorang wanita boleh bekerja ya ustadzah? Karena akhir-akhir ini banyak juga wanita yang memutuskan resign karena ingin fokus dengan anak-anak dan keluarganya. Kadang dilema juga, antara anak dan eksistensi diri. Kita yang sudah bersekolah dan punya ijazah tapi tidak menggunakannya. Mohon pencerahannya ustadzah .
Jawab:
Selama pekerjaan itu aman dan nyaman buat perempuan, silahkan. Pastikan anak dan suami tidak terlantar, dan tak ada hak keluarga yang diabaikan.

2.Izin bertanya Bunda. Menyambung pertanyaan bunda rina, dulu dilema itu terjadi sama saya dimana anak tidak ada pengasuh. Tapi seiring berjalannya waktu semua bisa ke handle dan suami pun tidak mempermasalahkan mau kerja atau tidak katanya. Nah sekarang anaknya bisa dibilang protes katanya ibu tidak usah kerja tapi dirumah saja, saat ada omongan itu hati rasanya sedih, baiknya saya harus bagaimana Bunda?
Jawab:
Pelan-pelan, sedikit demi sedikit, anak bisa mulai dikasih pengertian, kenapa ibu bekerja, dan lain-lain. Sampaikan dengan bahasa sederhana. Insya Allah anak juga tahu.

3. Ustadzah, saya kadang sedih dan dilema, saya harus profesional dan disiplin dalam bekerja, tapi kadang ada hari anakku yang umur 2,5 tidak mau bangun-bangun dan ingin di gendong, ini membuat saya terlambat ke sekolah. Anakku sudah sekolah di play group satu yayasan dengan tempat saya kerja. Kadang terpikir apa saya ini ibu yang dzolim tidak bisa memberikan hak anak sepenuhnya?
Jawab:
Betul, kadang ada saatnya anak minta diperhatikan/dimanja. Kalau saya boleh saran, sebaiknya bila masih punya balita, ibu tidak bekerja di luar rumah. Tapi bila kondisinya tak memungkinkan, cari pekerjaan yang lebih 'ramah' misal boleh bawa anak, atau disediakan jasa home care di tempat  bekerja, atau bila itu juga tidak mungkin, saran saya bila anak benar-benar sedang minta dimanja dan tak bisa dibujuk, mungkin kita yang mengalah, izin dulu dari pekerjaan.

***************
G4 (Ustadzah Riyanti)

Tidak ada pertanyaan


**************
G5 (Ustadzah Rini)

1. Begini ustadzah, Kita selaku istri, harus bagaimana menanggapi ipar-ipar kita (kakak dan adik suami ) yang selalu mengulik rumah tangga kami. Mengeluh-ngeluh susah, minta ini itu, yang padahal kami pun masih mulai berdiri dari kesusahan rumah tangga kami. Kakak ipar minta motor n-max baru dan hp baru, si adeknya minta motor Rx king, belum lagi permintaan yang kecil-kecil lainnya. Yang sementara motor kami aja, motor smash murah-murahan yang suka mogok lagi. Bagaimana seharusnya saya sebagai istri ustadzah ? Mohon pencerahannya.
Jawab:
Komunikasi yang baik dan lancar merupakan salah satu kunci suksesnya sebuah rumah tangga. Coba dibuka diskusi dengan suami dan hadirlah menjadi problem solver dalam setiap masalah. Mungkin bisa dengan menginformasikan lowongan pekerjaan atau memberikan modal usaha (jika ada). In syaa Allah dengan demikian akan lebih berdaya guna.
Islam mengajarkan kita bahwa tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah, jangan sampai kita membiasakan anggota keluarga kita untuk meminta minta dan melestarikan budaya tersebut. Jika bisa,kita berikan nasehat kepada mereka, jika belum bisa, komunikasikan dengan suami dan mencari solusi terbaik bersama. Tentunya dengan tidak menuruti setiap keinginan mereka. Allahua'lam.

2. Izin bertanya ustadzah. Bekerja dan berusaha dengan cara-cara yang khalal dan dengan penuh berkah adalah perintah Allah. Terkadang kita sudah bekerja dengan sekuat tenaga dan hasil yang kita dapat agak mengecewakan. Apa yang perlu dirubah pada diri kita dalam menghadapi nasib atau takdir yang Allah telah tetapkan untuk kita? dengan istilah kerja ga kerja yah Rezeki kita sama aja.
Jawab:
Rizki, hidup, mati dan jodoh adalah ketetapan Allah yang pasti pada setiap hamba-Nya. Akan tetapi untuk menjalani takdir tersebut kita perlu ikhtiar terbaik. Setelah ikhtiar terbaik, yang Allah inginkan dari hamba-Nya adalah tawakal, mengembalikan urusan kita kepada Allah. Banyak sedikit itu relatif, sedikit apabila dijalani dengan syukur akan menjadi berkah. Maka kewajiban hamba selanjutnya adalah senantiasa mensyukuri nikmat,agar ditambah Rizki dan dibukakan dari pintu yang tidak kita sangka. Terkadang kita lalai dalam hal ini, sehingga banyak sekali sebenarnya nikmat yang kita dapat tetapi tidak tampak karena nikmat tersebut Allah rupakan dalam bentuk yang tidak sesuai bayangan kita.
Sebagaimana firmanNya :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

3. Assalammualaikum WarahmatuAllahi wabarakatuh, izin bertanya ustadzah. 
Yang pertama:
Saya pernah mendengar seseorang berkata "Seorang istri tidak diwajibkan bekerja, dan semisalkan bekerja niatnya pun bukan untuk mencari nafkah". Lalu ada kisah dimana suami istri sama-sama belum bekerja. Si istri merasa sang suami kurang begitu berusaha/tidak bersungguh-sungguh dalam berusaha, sementara si istri pada akhirnya merasa bahwa dia lebih mampu dan dapat diandalkan. Bagaimana menurut ustadzah?

Yang kedua:
Teman saya bercerita bahwa suatu ketika dia mengikuti sebuah kajian, dan itu membahas tentang "nafkah" yang diberikan oleh suami. Sang pemateri menyampaikan bahwa pengertian "nafkah" yang diberikan suami kepada istri itu sebenarnya bukan "nafkah" seperti untuk kebutuhan/keperluan sehari-hari, melainkan "nafkah" yang diberikan kepada istri dan menjadi hak istri sepenuhnya untuk dibelanjakan sesuai keinginan istri. Sementara untuk keperluan/kebutuhan sehari-hari, itu merupakan tanggung jawab, kewajiban, tugas suami. Mohon penjelasannya ustadzah.
Jawab:
Wa'alaikumussalam. Hati hati dengan penyakit hati (riya', ujub, sombong, takabur dll) yang menghinggapi diri. Ini adalah langkah utama sebelum menjalani step selanjutnya, langkah akan menjadi ringan dengan adanya niatan yang lurus. Jika suami memberikan ijinnya untuk kita bekerja dan kita mampu, boleh dilakukan. Hasil kerja yang diberikan kepada keluarga akan menjadi sedekah bagi kita, tidak bisa menggantikan nafkah. Karena kewajiban mencari nafkah dalam Islam bukan menjadi tanggung jawab istri.

Kedua:
Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda: “Dan mereka (para istri) mempunyai hak diberi rezeki dan pakaian (nafkah) yang diwajibkan atas kamu sekalian (wahai para suami),” (HR. Muslim: 2137).

Dalam hadits ini disebutkan dua nafkah yang wajib diberikan seorang suami kepada istrinya, yaitu rezeki (uang belanja) dan pakaian (nafkah istri). Namun, Islam juga tidak memberatkan kepada para lelaki untuk memberikan nafkah kepada istrinya. Para suami memang wajib memberikan nafkah pada istrinya, namun tetap sesuai dengan kemampuannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya,”
(QS. Al-Baqarah: 233).

Para istri juga harus memiliki sifat qana’ah dengan cara bersyukur untuk setiap rezeki yang diberikan suaminya dan mengaturnya sebaik mungkin. Allahua'lam.

4. Ijin bertanya,
1. Bagaimana sikap kita apabila ada teman sekantor yang tidak akur? Malah kadang jadi seperti ada genk kecil-kecilan kayak anak SMA?
2. Menghadapi teman yang suka curang dan memanfaatkan data orang lain buat dijadikan KTI, dengan berbagai modus (nyuruh teknisi pinjam laporan, tapi tahu-tahu datanya diambil dan si penanggungjawab kegiatan namanya tidak dimasukan sebagai penulis) sudah dinasehati tapi masih saja berulang.
3. Dapatkah dibenarkan karena alasan hamil tua jadi "ogah2an" dalam bekerja? Rasanya udah malas mikir.
Jawab:
Inti pertanyaannya hampir sama. Kewajiban sesama muslim adalah tawa soubil Haq tawa soubish sobr (Al asr ayat 3). Jika langkah pertama yaitu menasihati sudah dijalankan dan tidak berubah, maka langkah kedua dalam menjalankan ayat diatas dapat dilakukan yaitu dengan memberikan teladan yang baik terkait hubungan sosial yang kita jalankan dilingkungan kantor. Pun jika ini belum bisa menjadikan lingkungan berubah,maka langkah terakhir yang dapat kita tempuh adalah sering mendoakan mereka. Masalahnya, sering kita mengeluhkan kondisi disekitar kita tanpa menyertakan doa kebaikan yang dapat mengubah kondisi yang ada. Ini yang menjadi PR kita bersama.
Allahua'lam.


***************
G6 (Ustadzah Pristia)

1. Assalamualaikum ustadzah. Bekerja merupakan sarana dalam beribadah, bagaimana jika seorang istri yang akhirnya menjadi tulang punggung keluarga karena suami kecewa dengan sikap istri yang memaksa untuk bekerja, sedangkan saat suami kerja, penghasilan lebih dari cukup untuk kehidupan rumah tangga mereka. Apakah suami berdosa?
Jawab:
Wa'alaikumsalam. Jika seorang istri menjadi tulang punggung keluarga tetaplah ia harus menghormati suami agar harga diri suami tidak jatuh. Terkadang para suami mewujudkan emosinya dengan marah-marah jika harga dirinya merasa terinjak. Tentang dosa hanyalah Allah yang menentukan, yang jelas istri harus menghormati suami dan tidak merendahkannya.

2. Assalamu'alaikum ustadzah. Izin bertanya. Apakah di dalam Islam ada larangan atau tidak adanya larangan bekerja dengan pemiliknya non muslim? Tapi walau non muslim bukan bekerja yang berhubungan dengan agamanya. Terima kasih.
Jawab:
Tidak ada larangan dalam islam. Asalkan non muslim menghormati kita dan waktu ibadah kita.

3. Assalamualaikum ustadzah. Pekerjaan yang dapat merusak fisik dilarang oleh Allah. Bagaimana dengan orang yang berprofesi sebagai atlit tinju, atau petarung MMA misalnya?
Jawab:
Wa'alaikumsalam. Jika semua diniatkan karena olah raga tak ada masalah. Jika diniatkan untuk berjudi itu yang tidak boleh.

4. Izin bertanya. Bismillah. Bagaimana sikap kita sebagai istri kepada suami pindah kerja di tempat yang baru, dari segi materi lebih dari cukup, tapi dari segi ibadah berubah jadi makin lalai, karena mempunyai atasan non muslim dan kadang kalau diingatkan oleh istri untuk ibadah, beliau tidak suka, jadi sedih hati ini, sehingga terkadang hati istri tidak ridho beliau kerja di tempat yang baru. Bagaimana kita menyingkapinya, Ustadzah?
Jawab:
Ini problematika yang sangat rumit. Jika kita ingatkan tak bisa. Maka doakan dia di sepertiga malam memohon pada Allah SWT.


*******************
Akhwat (Ustadzah Maryam)


1.  Maksud berorientasi pada hasil bagaimana ya Bunda, belum paham!?
Jawab:
Bismillah. Kalau orientasi pada hasil dan kita faham itu bahwa dengan bekerja karna Lillah, semoga akan mendapatkan banyak kebaikkan baik di dunia maupun di akhirat InsyaAllah. Beda orientasi muslim dan kafir sangat jauh berbeda, nah dengan kita tahu orientasi kita yang benar, semoga menjadi pemacu untuk semangat dalam bekerja dengan rangka kebaikkan.

2 Assalamualaikum Ustadzah Maryam. Saya izin mau bertanya. Saya seorang guru TK sekaligus mahasiswi.  Jika saya merasa gaji saya kurang untuk mencukupi keperluan sehari hari apa itu termasuk kurang mensyukuri rezeki saya saat ini ustadzah? Mohon bimbingannya
Jawab:
Bada salam, kurang bersyukur tandanya tidak menerima apa yg Allah berikan dan merasa kurang. Sepertinya kasusnya beda, kalau ini kebutuhan lebih besar dari pemasukkan, jadi harus dengan ilmu ekonomi perlunya evaluasi.

3 Saya mau bertanya, apa hukumnya jika kita membantu menjual makanan dari babi atau anjing karna teman non muslim meminta tolong? Saya kuliah di Jayapura dan kebanyakan non muslim. Kami akan mengadakan bazar dan bazarnya yaitu makanan yg terbuat dari anjing. Dan teman saya memintanya agar kami yg muslim membantu menjual atau menawarkan makanannya. Terima kasih
Jawab:
Yang pernah saya baca, yang haram apapun bisa menjadi haram bila kita ikut menjual dan sebagainya. Sebagai muslim kita harus punya sikap untuk itu buat kesepakatan dengan teman-teman yang muslim untuk menjual barang yang bisa kita buat atau barang saja yg jelas halalnya. *saya pernah.

4 Assalamualaikum ustadzah, bagaimana agar tetap istiqomah menstabilkan etos kerja?
Jawab:
Bada salam. Seperti amal ibadah lainnya agar bisa istiqomah kita perlu konsistent menerapkan rambu-rambunya dan perlu punya teman/ komunitas orang-orang shalih untuk mengingatkan.
*rambu-rambunya ada 5 point ya mbak, silakan di baca ulang.

5 Assalamualaikum ustadzah. Saya ida mau bertanya, bagaimana caranya agar kita tidak mudah menyerah dalam mencari pekerjaan?
Jawab:
Bada salam.
* Mupuk rasa optimis
* Yaqin dibalik kesulitan, InsyaAllah ada kemudahan dari ALLAH
* Kenali diri bahwa "saya pasti bisa"
Untuk itu perlu meng-upgrade diri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan / seminar dan membaca-baca buku motivasi. Ingat lagu" jangan menyerah"
Berkaitan dengan mcari pekerjaan, kalau sudah jodoh / rizqinya pasti akan datang. Ikuti prosedurnya, usaha dan do'a, InsyaAllah semua sudah ada yang mengatur, jadi bersabar dengan terus mendekatkan diri kepada ALLAH yg Maha Kuasa. Wallahu'alam bishowab.





•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!