Rekap Kajian Online Hamba اللَّهِ SWT Akhwat & G6
Hari, Tgl: Rabu, 23 Januari & 20 Maret 2019
Materi: SHOLAT KHUSYU’
Nara Sumber: Ustadzah Maryam Malik
Notulen: Restu, Bunda Sasi
**************************************
KAJIAN RUTIN HAMBA اللَّهِ SWT ONLINE
Cara Menghadirkan Kekhusyukan Dalam Shalat
Cara Menghadirkan Kekhusyukan Dalam Shalat
Assalamu'alaikum Wr Wb.
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Puji serta syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmatnya kepada kita. Shalawat dan
salam tak lupa kita haturkan kepada suri tauladan kita Rasulullah SAW beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya yg istiqomah hingga akhir.
Semoga kita termasuk di dalamnya...Aamiin
Sholat
khusyu'
Secara bahasa khusyu’ berarti as-sukuun
(diam/tenang) dan at-tadzallul (merendahkan diri). Sifat mulia ini bersumber
dari dalam hati yang kemudian pengaruhnya terpancar pada anggota badan manusia.
Khusyu’ dalam ibadah kedudukannya seperti ruh/jiwa dalam tubuh manusia,
sehingga ibadah yang dilakukan tanpa khusyu’ adalah ibarat tubuh tanpa jasad
alias mati.
Allah Ta’ala memuji para Nabi dan
Rasul-Nya dengan sifat mulia ini. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) :
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka (selalu)
berdoa kepada Kami dengan berharap dan takut. Dan mereka adalah orang-orang
yang khusyu’ (dalam beribadah)” (QS. al-Anbiyaa’: 90).
Allah Ta’ala menjadikan sifat agung ini
termasuk ciri utama orang-orang yang sempurna imannya dan sebab keberuntungan
mereka, dalam firman-Nya:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya” (QS
al-Mu’minuun: 1-2)”.
Kiat-Kiat
Meraih Shalat Khusyu’ Menurut Tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dalam meraih shalat khusyu’ Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan kiat-kiat yang jelas, bahkan
para ulama telah membuat bab-bab dalam kitab-kitab mereka, seperti Imam Ibnu
Hajar al-Asqalani rahimahullah membuat Bab Anjuran Khusyu’ dalam Shalat.
Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Munajjid
rahimahullah dalam kitab beliau “33 Kiat Mencapai Khusyu’ dalam Shalat”
menjelaskan; bahwa untuk mencapai khusyu’ dalam shalat ada dua hal pokok yang
perlu diperhatikan:
1) Memperhatikan hal-hal yang
mendatangkan kekhusyukan dalam shalat.
2) Menolak hal-hal yang menghilangkan
kekhusyukan dan melemahkannya.
Untuk kesempatan ini kita hanya akan
mengangkat point pertama yakni, memperhatikan hal-hal yang mendatangkan
kekhusyuan dalam shalat. Hal yang harus diperhatikan tersebut diantaranya:
a.
Mempersiapkan diri sepenuhnya untuk shalat
Adapun bentuk-bentuk persiapannya yaitu:
ikut menjawab azan yang dikumandangkan oleh muazin, kemudian diikuti dengan
membaca do’a yang disyariatkan, bersiwak karena hal ini akan membersihkan mulut
dan menyegarkannya, kemudian memakai pakaian yang baik dan bersih.
Diantara bentuk persiapan lain adalah
berjalan ke masjid dengan penuh ketenangan dan tidak tergesa-gesa, lalu setelah
sampai di depan masjid, maka masuk dengan membaca do’a dan keluar darinya juga
membaca do’a, melaksanakan shalat sunnat Tahiyyatul masjid ketika telah berada
di dalam masjid, merapatkan dan meluruskan shaf, karena syetan berupaya untuk
mencari celah untuk ditempatinya dalam barisan shaf shalat.
b.
Tuma’ninah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
selalu tuma’ninah dalam shalatnya, sehingga seluruh anggota badannya menempati
posisi semula, bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan
orang yang buruk shalatnya supaya melakukan tuma’ninah sebagaimana sabda beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam:“Tidak sempurna shalat salah seorang diantara
kalian, kecuali dengannya (tuma’ninah).”
c.
Mengingat mati ketika shalat
Hal ini berdasarkan wasiat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Apabila engkau shalat maka shalatlah seperti
orang yang hendak berpisah (mati)”. (HR. Ahmad V/412, Shahihul Jami’, no. 742)
d.
Menghayati makna bacaan shalat
Al-Qurân diturunkan agar direnungkan dan
dihayati maknanya, sebagaimana firman-Nya ‘Azza wa Jalla: “Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh berkah,
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran”. (QS. Shaad: 29)
Sikap penghayatan tidak akan terwujud
kecuali dengan memahami makna setiap yang kita baca. Dengan memahami maknanya,
maka seseorang akan dapat menghayati dan berfikir tentangnya, sehingga
mengucurlah air matanya, karena pengaruh makna yang mendalam sampai ke lubuk
hatinya.
Dalam hal ini Allah Subhânahu wa Ta’âla
berfirman: “Dan orang-orang yang apabila
diberi peringatan dengan ayat-ayat Robb mereka, mereka tidaklah menghadapinya
sebagai orang yang tuli dan buta”. (QS. al-Furqan: 73)
Di dalam ayat yang mulia ini Allah
Subhânahu wa Ta’âla menjelaskan betapa pentingnya memperhatikan makna dari ayat
yang dibaca.
e.
Membaca al-Qurân dengan tartil
Hal ini berdasarkan firman Allah
Subhânahu wa Ta’âla: “Dan bacalah
al-Qurân dengan perlahan-lahan”. (QS. al-Muzammil: 4)
f.
Meyakini bahwa Allah Subhânahu wa Ta’âla akan mengabulkan permintaannya ketika
seorang hamba sedang melaksanakan shalat
Dalam hal ini Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits Qudsi: “Allah Subhânahu wa Ta’âla
berfirman: ‘Aku membagi Shalatku dengan hamba-Ku-menjadi dua bagian, dan bagi
hambaku setiap apa yang dia minta. Jika hamba-Ku mengucapkan Alhamdu lillahi
Robbil’âlamin, Allah Subhânahu wa Ta’âla berfirman: ‘hamba-Ku telah
menyanjung-Ku. Jika ia mengucapkan Mâ likiyaumiddin, Allah Subhânahu wa Ta’âla
berfirman: ‘Hamba-Ku telah memuliakan dan mengagungkan-Ku”. (Shahih Muslim,
Kitabus Shalat, Bab Wajibnya Membaca al-Fatihah dalam Setiap Rakaat)
Hadits yang mulia ini menjelaskan kepada
kita bahwa seseorang yang sedang melaksanakan shalat, yaitu ketika ia membaca
al-Fatihah maka bacaan tersebut mendapat balasan langsung dari Allah ‘Azza wa
Jalla, maka ini akan menjadi pendorong kita dalam mencapai kekhusyukan.
g.
Meletakkan sutrah.(tabir pembatas) dan mendekatkan diri kepadanya
Hal ini lebih bertujuan untuk
memperpendek dan menjaga penglihatan orang yang sedang melaksankan Shalat,
sekaligus menjaga dirinya dari setan. Disamping itu juga dapat menjauhkan diri
dari lalu lalangnya orang yang lewat di sekitar kita, karena lewatnya orang
lain secara hilir mudik dapat mengganggu kekhusyukan shalat.
Dalam hal ini Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian melaksanakan
Shalat dengan menggunakan tabir, maka hendaklah ia mendekat padanya, sehingga
syetan tidak akan memotong Shalatnya”.(HR. Abu Daud, no. 446/1695)
h.
Melihat kearah tempat sujud
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
jika sedang shalat, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menundukkan kepala
serta mengarahkan pandangannya ke tanah (tempat sujud)”. (HR. al-Hakim 1/479,
dinilai shahih oleh al-Albani)
i.
Memohon perlindungan kepada Allah Subhânahu wa Ta’âla dari godaan syetan
Godaan syetan akan selalu datang kepada
siapa saja yang akan menghadap Allah Subhânahu wa Ta’âla, oleh karena itu
seorang hamba hendaknya tegar dalam beribadah kepada Allah Ta’âla, seraya tetap
melakukan amalan-amalan zikir ataupun shalat,dan jangan sampai goyah, sebab
dengan selalu menekuni hal-hal tersebut,godaan dan tipu daya syetan akan hilang
dengan sendirinya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Sesungguhnya tipu daya
syetan itu adalah lemah.(QS. an-Nisa’: 76)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Jika seorang diantara kalian berdiri shalat, maka datanglah syetan,
kemudian ia mengacaukannya (mengacaukan shalatnya dan memasukkan padanya
keraguan) sehingga tidak mengetahui berapa rakaat ia shalat. Jika salah seorang
diantara kalian mendapati hal demikian, maka hendaklah ia bersujud dua kali
ketika dia sedang duduk”. (HR. Bukhari)
Demikianlah beberapa kiat-kiat dalam
meraih shalat khusyu’, semoga dengan mengetahuinya akan mengantarkan kita
menuju kenikmatan ibadah shalat dengan khusyu’. Amiin. Wallahu a’lam.[]
*************
TANYA
JAWAB
AKHWAT (23 Januari 2019)
1. Ijin bertanya bunda, jika dalam sholat
lupa / ragu-ragu, misal apakah tadi sudah tahiyat awal apa belum, atau rakaat
ke berapa ini, apakah sholatnya harus di ulang?
Jawab:
Selesaikan sholatnya hingga salam.
#####
UMMI G6 (20 Maret 2019)
1. Assalamualaykum. Mau nanya kalau sholat,
dari awal sampai akhir sholat, kita
menangis dan memejamkan mata karena dihayati, itu sholatnya khusyu atau
tidak, bu Ustadzah? Makasih sebelumnya.
Jawab:
Bada salam, Ciri khusyu salah
satunya kehadiran hati jadi kalau dengan menangis tidak menganggu hati/pikiran
kemana-mana, semoga "aman", menangis adalah ekspresi. Pejamkan mata
saat shalat makruh jadi tetap harus terbuka.
2. Bismillaah. Ustadzah, ketika
sholat cara untuk menghadirkan kekhusyuan diri dan hati bolehkah sambil berujar
terus menerus dalam hati doa-doa kita kepada Allah? Syukron.
Jawab:
Sebenarnya materinya berat
juga nih, saya juga sedang proses belajar. Intinya ketika sholat,
usahakan kita tahu apa yang kita baca dari surah-surah sampai bacaan sholat
bukan dengan tambahan do'a-do'a lain, patut mencontoh do'a-do'a sholat dari
Rasulullah SAW.
3. Afwan, bagaimana jika doa-doa itu dalam bahasa Indonesia ketika shalat
tapi hanya dalam hati, Ustadzah?
Jawab:
Saya pernah baca hadist
yang isinya "sedekat-dekatnya
seorang hamba ke- Khaliqnya adalah ketika sujud maka perbanyaklah do'a ketika
sujud terakhir." Jadi bukan di setiap gerakan saat sholat tapi pas di sujud akhir. Saya
pernah tanya juga ke ustadz, katanya boleh dengan bahasa Indonesia tapi tidak
diucapkan "hanya dalam hati atas apa-apa yang ingin kita minta ke Allah.
Wallahu 'alam.
4. Izin bertanya ustadzah, jika sudah berusaha untuk khusyuk tapi kadang
selalu gagal, misalnya dengan menguap saat baru akan memulai. Bagaimana
memulainya ustadzah, agar terhindar dari rasa ngantuk dan mata yang berat?
Jawab:
Nah itulah godaan setan
yang memang ada khusus jin yang menggoda orang sholat. Awal sebelum takbir
usahakan baca "audzu billah
himinasyaitoonirrojiim". Hindari sholat di akhir apalagi pas isya karena
bisa jadi karena badan lelah jadi efeknya malah menguap terus.
5. Assalamualaikum ustadzah. Ijin bertanya, setiap sholat dhuhur, saya
di rumah berdua dengan anak saya umur 1,5 tahun dan sedang aktif-aktifnya. Itu
membuat saya sholatnya menjadi tidak khusyu karena kadang anak saya suka
mengganggu. Bagaimana cara mengatasinya yah?? Dan adakah doa-doa agar tetap
kita bisa khusyu sholat dan doa ketenangan hati?
Jawab:
Bada Salam. Kalau kita
belum siap dengan sikon anak yang malah membuat tidak nyaman apalagi khusyu,
baiknya diajak sholat pas sunnah saja karena niatnya bagaimana sedini mungkin
biasa melakukan sholat kan, tidak
apa-apa ikut yang sunnah dulu, hanya 2 rakaat. Do'anya sesudah
sholat, dengan bahasa Indonesia tidak apa-apa Bunda.
5. Assalamu'alaikum. Ijin bertanya. Saya sudah coba sholat
pelan ataupun cepat, Ustadzah tapi masih belum menemukan yang sangat khusyu. Apanya yang salah
ya?
Jawab:
Bada salam. Sepertinya kita
mengalami kendala dalam sholat yang blm khusyu, hal ini memang perlu dilatih
minimal saat membaca alfatihah, kita tahu artinya dan sesudahnya baca surah
bisa lancar walaupun arti belum sempurna. Seterusnya dilatih terus walaupun
secara batin mungkin prosesnya perlu dijalani. Semoga dari sikap dzahirnya ada
tanda-tandanya (baca kembali ada e sampai f).
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita
tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa
Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan
Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba
اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage
: Kajian On line-Hamba Allah
FB
: Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment