Home » , , » CINTAILAH KEKURANGAN PASANGANMU

CINTAILAH KEKURANGAN PASANGANMU

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Wednesday, December 11, 2019


Hasil gambar untuk cintai kekurangan pasangan
Rekap Kajian Online HA (Umum) G2, G5
Hari, Tgl: Selasa, 26 Februari, 06 Maret 2019 
Nara Sumber: Ustadzah Lien/Yeni
Notulen: Bunda Betty, Bunda Saydah
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖









CINTAILAH KEKURANGAN PASANGANMU


Setiap kita fitrahnya terlahir tak sempurna karena itu harus ada yang melengkapi kekurangan itu agar limit mendekati sempurna.
Saya berbicara disini bukan berarti lebih baik yaa... jadi kita saling berbgi... karena tiap rumah tangga pasti ada masalah beda masalah beda solusinya
Malam ini tema kita tentang kerumahtanggaan...
Bukan hanya untuk yang sudah menikah ya, tapi bagi yang belum nikah ini menjadi ilmu bekal dalam berumah tangga

Pada saat masalah tidak terselesaikan, yang timbul akhirnya kekecewaan. Awalnya melihat melihat istri begitu cantik, sekarang kok menjadi kelihatan tua. Awalnya melihat suami tampan dan romantis, sekarang jadi begitu menyebalkan. Jadi seolah-olah pasangan tidak sesuai keinginan. Padahal sejak awal itulah pilihannya. Ketika mau menikah masing-masing bisa menerima kekurangan. Kenapa sudah menikah jadi berat dan selalu ingin mengeluh? Mengapa ini bisa terjadi?

Dalam kehidupan rumah tangga, seringkali harapan tidak sesuai kenyataan. Ketika awal menikah, cinta begitu menggebu. Impian begitu ideal atau seringkali kekurangan tidak menjadi pertimbangan. Namun setelah menikah, kita akan menemui persoalan-persoalan dalam rumah tangga yang memerlukan solusi atau penyelesaian.

Persoalan ini sangat beragam. Mulai dari persoalan ekonomi, keluarga besar, sampai anak-anak. Ketika kehidupan menemui persoalannya, saat itulah pikiran mulai teralihkan. Dari rasa cinta yang awalnya begitu bergairah akhirnya beralih menjadi memikirkan masalah. Akhirnya perasaan ini pudar.

Ini bisa terjadi ketika pernikahan hanya dilandasi rasa cinta karena naluri semata. Biasanya begitu bergairah dan menggebu-gebu serta biasanya memang hanya distimulasi dengan fakta-fakta indah saja. Begitu ketemu fakta yang tidak indah, langsung cintanya memudar. Beda bila pernikahan itu dilandasi oleh komitmen pada suatu nilai. Komitmen ini bisa komitmen moral seperti dalam rangka menghormati orang tua ataupun komitmen pendidikan anak. Tetapi komitmen yang paling tinggi atau yang terkuat adalah komitmen karena agama.

📖Suatu ketika Nabi Saw bercerita:
“Aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.
Para sahabat bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?”
“Itu disebabkan oleh kekufuran mereka,” jawab Nabi Saw.
“Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” tanya sahabat.
 “Tidak, melainkan mereka kufur kepada suami dan mengingkari kebaikan suami. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak menyenangkan  hatinya) niscaya ia akan berkata : Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu” (HR. Bukhari dan Muslim).

Anggaplah kekurangan pasangan itu melahirkan persoalan, akan tetapi bukankah ia juga memiliki kebaikan-kebaikan? Dan secara umum, kebaikannya lebih besar dan lebih banyak. Karena itu kita jangan melulu memandang dengan mata marah dan kesal, karena lumrah dalam kondisi marah dan kesal, yang terlihat di depan mata adalah keburukan.

Memang komitmen moral bisa menjadi perekat, tetapi yang paling kuat adalah komitmen agama. Ali bin Abi Thalib –radhiyallāhu ‘anhu– ketika menjawab orang yang meminta pertimbangan kepadanya dengan nasihat, sebagaimana yang dituturkan oleh Hasan, “Nikahkanlah ia dengan orang yang bertaqwa kepada Allah. Sebab jika lelaki itu mencintainya, ia pasti memuliakannya. Dan jika ia tidak menyenanginya, ia tidak akan berbuat zhalim kepadanya.”

“Kurang” itu Bawaan Setiap Orang

Kurang artinya tidak cukup. Namanya saja kurang, tak ada orang yang mau, karena ia tidak sesuai dengan harapan yang biasanya melahirkan masalah. Namun, sesuatu yang kurang ini justru ada pada setiap orang, termasuk pasangan kita, bahkan kita pun tak terkecualikan darinya.

Al Qur’an mengajak melihat dua sisi, kelebihan dan kekurangan secara berimbang, dalam konteks perceraian yang biasanya terjadi dalam kondisi benci, ayat Al Qur’an memerintahkan untuk tidak melupakan keutamaan di antara pasangan. Firman Allah Jalla Jalaaluhu,

ٰ وَلَا تَنسَوُا الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ إِنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan.” (al-Baqarah: 237)

Imam asy-Syafi’i berkata: “Mata kerelaan itu buta terhadap segala aib sebagaimana mata kebencian membuka keburukan.”

Seandainyapun kita memahami suami tengah melaksanakan kewajibannya, ketahuilah bahwa itu adalah bagian dari perbuatan baiknya. Hendaknya kita selalu mengingat semua perbuatan baik yang dilakukan suami. 
Hendaknya anda selalu mengingat semua perbuatan baik yang dilakukan suami. Hendaknya selalu anda pahat pada lempeng besi semua kebaikan pasangan, agar menjadi kenangan abadi seumur hidup anda. Jangan mudah melupakan semua kelebihan dan hal-hal positif yang ada pada suami anda, agar jiwa anda selalu merasa lapang berada di sampingnya.

Jika sisi kebaikan dan kelebihan yang selalu kita ingat, maka kita akan bisa mempertahankan, memelihara dan menjaga rasa suka kepada suami. Dengan cara ini pula kita akan mendapatkan kelapangan hati dan perasaan nyaman.

Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallaahu’alaihi wa Sallam bersabda:

لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

Hendaklah seorang mukmin tidak membenci seorang mukminah, jika dia tidak menyukai perangainya niscaa dia menyukai yang lain.” (Riwayat Muslim)

Wahai istri buka matamu

Ada kebaikan  pasangan yang kita ketahui bentuk dan jenisnya, namun ada pula kebaikan yang tidak kita ketahui wujudnya. Bahkan kadang kita terlalu pelit menilai perbuatan baik pasangan, karena kita anggap ia tengah menunaikan kewajiban. 

Seperti ketika seorang isteri membuatkan minuman teh hangat kepada suami yang baru datang dari kerja, suami menganggap itu sudah menjadi kewajiban isterinya, jadi bukan hal istimewa. Atau ketika suami mengantarkan isteri belanja dan membayar semua keperluan belanjanya, isteri menganggap itu sudah menjadi kewajiban sang suami, jadi bukan hal luar biasa.

Maafkan Kekurangan dan Kelemahan Suami

Kalau kita terus mencoba untuk mengubah pasangan dan memaksakan kehendak kita pada pasangan agar bisa menjadi seperti ekpektasi kita, itu bisa menyebabkan konflik dalam hubungan kita dan bisa jadi malah menghancurkan hubungan kita. Dengan menemukan kekurangan dan kesalahan pasangan, bukan berarti kita lebih baik darinya juga kan?

Pasangan yang baik adalah pasangan yang bisa saling melengkapi dan menerima kekuarang dan kelebihan satu sama lain. Justru dengan kekurangan dan kelebihan itu, mereka bisa saling bekerjasama untuk terus mengembangkan dan memperbaiki diri mereka bersama.

Terima saja kekurangan pasangan dengan tulus seperti pasangan juga bisa menerima kekuranganmu.

Pasangan kita bukanlah manusia sempurna yang tidak punya kekurangan apalagi tidak pernah melakukan kesalahan. Secinta-cintanya kita dengan pasangan, pasti ada saat dimana pasangan membuat kita kesal, jengkel dan dongkol karena terus melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang. Atau bisa jadi pasti ada sifatnya yang tidak kita suka.

Kalau hal itu terjadi terus-menerus, pasangan terus meminta maaf dengan kesalahan yang sama, bukannya memperbaiki diri dan sadar agar tidak melakukan kesalahan yang sama, hati-hati dengan batas kesabaran kita justru bisa membuat hubungan  kita diambang kehancuran.

Karena kita tidak bisa mengubah pasangan kita, maka ubahlah diri kita sendiri terlebih dahulu. Bisa jadi kekurangan pasangan itu terlihat karena kita yang terlalu berharap tinggi pada pasangan kita sehingga kita kecewa saat harapan kita tidak sesuai dengan kenyataan.

Closing Statement:
Salah satu karakter istri salihah adalah mampu bersyukur atas kebaikan suami. Untuk itu, kita harus fokus melihat sisi kebaikan suami, dan melupakan hal-hal yang menjadi kelemahan serta kekurangannya.


#####################
TANYA JAWAB


TJ  - G2

 1. Jika kita bersabar dengan kesalahan dan kekurangan pasangan kemudian kita memaafkan, berharap ridlo Allah, apakah Allah akan ridlo juga terhadap pasangan kita? Atau kita harus jelaskan dulu bahwa kita tidak suka bila dia a, b, c smp z, sampai dia faham dan tidak mengulangi kesalahan yang sama? Jika kita bersabar dengan kesalahan dan kekurangan pasangan kemudian kita memaafkan, berharap ridlo Allah, apakah Allah akan ridlo juga thd pasangan kita?
Jawab: Bismillah, iya Bunda, ketika ikhlas akan Allah bentangkan jalan keluar. Sampaikan itu harus, komunikasikan,  kalau tidak pasangan kita tidak tahu dimana letak salahnya.


2. Jadi diupayakan tetap komunikasi ya ustadzah, daripada diam-diam, menahan diri kemudian meledak di kemudian hari?
Jawab: Iya Bunda, diam lama-lama akan jadi bom waktu yang kapan saja bisa meledak dan bisa melukai siapa saja. Inti harmonisnya rumah tangga salah satunya ada komunikasi


3. Tapi kebanyakan wanita sungkan menegur suaminya bila salah, kemudian diam-diam saja sampai menumpuk dan berujung perceraian. Adakah cara yang baik untuk menghilangkan sungkan?
Jawab: Tidak perlu sungkan, jika ingin pernikahan langgeng, komunikasi ini untuk masa depan rumah tangga. Mau dibawa kemana. Visi misinya apa. Bagaimana pendidikan anak. Jika semuanya istri yang mikir, suami hanya mencari nafkah, maka akan ada waktunya istri lelah jenuh bisa meledak kapan saja. Jadi pikirkan baik-baik. Komunikasi itu menyehatkan.


4. Bagaimana jika suami punya hutang ke istri di awal pernikahan, masih perlukah ditagih? Hutang berupa perhiasan dan uang, kadang menjadi pemicu pertengkaran?
Jawab: Kalau saya boleh kasih saran, di ikhlaskan saja in syaa Allah, Allah yang akan ganti dengan yang lebih baik. Afwan.


5. Ustadzah, bagaimana bila kita tidak sanggup memaafkan perbuatan suami yang menyakiti kita bahkan meski sudah bertahun-tahun yang lalu. Sampai sekarang tidak membahas lagi, tapi seperti trauma jadi sering teringat lagi ketika ada suatu kejadian. Apakah itu termasuk tidak bersyukur atas suami?
Jawab: Ini pengalaman pribadi saya ya. Ketika saya tidak memaafkan suami saya, saya gelisah, rumah tangga panas, anak-anak ikut tidak karuan karena ikut hawanya saya, karena bawaan kesal. Ketika saya akhirnya sadar, memaafkan kesalahannya alhamdulillah, banyak hal yang Allah kasih ke saya, terutama kemudaha, suami juga banyak berubah, anak-anak lebih baik. Imbasnya luar biasa ma syaa Allah. Berawal dari memaafkan. Memaafkan itu untuk kita, bukan orang lain tapi imbasnya sekitar kita pun merasakan. Allah Maha Pemaaf, kenapa kita tidak memaafkan, akan jadi ringan jika kita bersama Allah selalu. Jika suaminya bukan yang terbaik, akan ada cara Allah pisahkan. Sepaham saya memaafkan itu membuka peluang jalan keluar. Afwan


6. Bunda boleh bertanya? Bagaimana caranya agar kit bisa menjaga hubungan agar selalu harmonis dengan pasangan? Bila pasangan menanyakan masa lalu kita, apa yang kita lakukan bun, jika masa lalu itu akan membuat pasangan kita kecewa terhadap kita, apakah tetap harus diungkap?
Jawab: Masalalu harusnya tidak perlu dibuka, yang akan dijalani kedepannya itu yang harus direncanakan, masa lalu tidak bisa diulang, tapi yang kedepan yang dilalui bersama bisa dibuat rencana (planing)nya sampaikan itu saja. Saran saya, jadilah istri yang menyenangkan bagi suaminya kerena diluar sana banyak wanita yang bisa menggoda. Jika di rumah kita tidak mampu maka jangan salahkan jika akhirnya jajan diluar.


7. Tanya ustadzah, bagaimana sikap kita bila suami suka membanding-bandingkan istri dengan orang lain, terlebih suami suka dengr omongan orang lain ketimbang istrinya sendiri?
Jawab: Kita introspeksi diri, tanyakan kepada suami apa yang diinginkan suami atas diri kita.


8. Izin bertanya ustadzah, bagaimana jika istri sudah memberitahukan kepada suami perihal kebiasaan lalainya dalam melaksanakan ibadah serta dampak kedepan terutama terhadap anak-anak dengan maksud agar suami mau memperbaiki diri, namun suami terkesan tidak mau merubah kebiasaan tersebut, apa yang harus dilakukan istri ?
Jawab: Nasihat itu tidak instan, dikasih  tahu langsung nurut, tidak dmikian. Apalagi suami, egonya gede tidak mau digurui, itu kita kudu paham. Jadi saat kita nasihati libatkan Allah selalu karena hidayah itu Allah yang punya, hati itu Allah yang membolak-balikan. Jangan pernah berhenti nasihati, tapi tentunya dengan cara yang ahsan dan cari moment yang tepat.
•Contoh: Ada orang yang telah 30 tahun menikah, baru si suami bisa berubah, semua tergantung kita istri sejauh mana ikhlas dan kedekatan pada Allah. Ingat bahwa pasangan yang hadir dalam hidup kita bisa jadi penebus dosa-dosa yang pernah dilakukan saat belum menikah, jadi perlu ditaubatin dulu.


9. Ijin bertanya Ustadzah, sejauh mana kita boleh mendengarkan curhatan dari suami adik, dengan tujuan mencari solusi dalam rumah tangganya? Dan ahsannya bagaimana Ustadzah?
Jawab: Afwan, sebaiknya jangan ya, karena akan mengundang fitnah. Afwan. Baiknya sampaikan ke suami. Sampaikan juga kalau mau cerita mungkin lewat saudaranya yaitu suami Bunda.


10. Assalamualaikum, tanya ustadz, kalau suami berulangkali berkhianat, apa juga harus dimaafkan?
Bukankah katanya laki-laki pengkhianat itu sebaiknya ditinggalkan? Apakah betul keterangan seperti itu?
Jawab: Kalau Bunda masih punya kelapangan hati memaafkan ‘why not’. Jika sudah tidak tahan ingin cerai itu tafadhol haknya istri. Cerai itu diperbolehkan tapi Allah tidak suka. Kembali ke istrinya, mau menahan atau putuskan. Ingat, ketika memutuskan apapun minta ke Allah jalan keluarnya. Banyak-banyak dekat ke Allah. Jika menurut Allah baik istri cerai akan ada cara Allah memutuskan.


11. Bunda izin bertanya?. Jika pasangan kita ingin menyelesaikan masalah tanpa adanya pihak keluarga yang turut campur, namun disatu sisi kita butuh pihak yang netral untuk menyelesaikan masalah, apa yang harus kita lakukan?
Jawab: Secara umum memang lelaki demikian, tidak mau keluarga interfensi atau turut campur, karena bisa jadi tambah runyam bukan menyelesaikan masalah. Justru akan lebih baik jika kita bisa menyelesaikan dengan pasangan tanpa harus melibatkan orang lain terlebih keluarga besar.


12.  Ustadzah, mohon contoh menjadi Istri yang menyenangkan secara syar'i.
Jawab: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Dosa istri kepada suami
1. Mengabaikan kedudukan suami sebagai pemimpin rumah tangga
2. Menentang perintah suami.
3. Menolak untuk bergaul dengan suami (hubungan suami istri).
4. Memaksa dan memberatkan beban suami dalam mencari nafkah.
5. Tidak mau (tidak pernah) berdandan didepan suami.
6. Menjerumuskan suami kedalam hal-hal dilarang Allah SWT.
7.Mengesampingkan kepentingan suami karena kepentingan lain.
8. Keluar dari rumah tanpa seizin (sepengetahuan) suami.
9. Lari dari rumah suami tanpa suami tahu kemana
10. Menerima tamu laki-laki yang dibenci oleh suami.
11. Menceritakan tentang fisik wanita lain kepada suami.


13. Afwan ustadzah, kalau kita sudah menjalankan tugas sebagaimana seorang istri, lalu sedikit saja tidak terpenuhi dalam hal materi, dan mencari materi dari orang lain yang tidak seberapa dan mengakibatkan sakit hati istrinya dengan perbuatan itu. Bahkan sampai mengakui punya hubungan, tidak akan mengulangi lagi dan istri memaafkan, tapi beberapa selang waktu pergi lagi dari rumah dengan alasan-alasan yang tidak masuk akal. Bagaimana cara mengatasinya pada suami yang seperti itu? Afwan.
Jawab: Istri fokus pada perbaikan dirinya juga anak-anaknya, interaksi ke Allah lebih sering biar Allah yang putuskan. Jika suami sudah dinasihati dan masih berulang, maka keputusan ada di istrinya. Mau terus ato putus. Afwan


14. Untuk poin 2, ( Dosa Istri Pada Semua ) apakah ini  termasuk semua perintah?
Jawab: Syaratnya pada syariat Allah. Misal suami minta istri berhijab, si istri tidak mau, ini jelas dosa.


15. Saya dan Suami LDR, terkadang tak ada sinyal untuk berkomunikasi, apakah saya boleh keluar rumah tanpa ijin terlebih dahulu?
Jawab: Dikomunikasikan dari awal, kesepakatan.


16. Ustadzah mau tanya. Setiap kali ada permasalahan atau hal-hal yang menyangkut urusan rumah tangga, saya selalu diskusi dengan suami, tapi kadang-kadang pendapat kami berbeda. Mungkin karena latar belakang yang berbeda, dan kalau saya pikir pendapat saya lebih baik, saya terus pertahankan dengan mencoba menjelaskan dari sudut pandang yang lain. Sampai kadagn akhirnya suami mengalah karena tidak mau berdebat. Apakah saya durhaka terhada suami saya?
Jawab: Kata istri memang merasa selalu benar, jadi harus hati-hati memang, jadi saat keputusan diambil, tanyakan, ayah ridho kan? tidak apa-apa kan? Maaf ya kalau bunda ada khilaf kata. Jangan sungkan duluan katakan maaf walaupun istri benar.



**********************
TJ – G5

1. Assalamualaikum, ijin bertanya, bagaimana sikap kita jika yang kurang bisa menerima kekurangan pasangan adalah orang tua kita, pasangan kita sudah berusaha untuk menuruti permintaan orang tua, tapi terkadang hasilnya tidak sesuai keinginan orang tua (kondisi tinggal 1 rumah dengan orangtua). Terimakasih.
Jawab: Bismillah. Konsekuensi dari sebuah pernikahan salah satunya adalah penolakkan atau tidak menerima pasangan kita apalagi ditambah dengan keadaan ekonomi dimana misal pekerjaan suami biasa-biasa saja tidak lebih dibandingkan saudara-saudara kita misal, atau ada yang menjadi pembanding dari keluarga si istri. Ditambah jika itu kita masih serumah.
Jika memang keadaan belum bisa untuk tinggal diluar dari rumah orangtua, maka sabar bagi pasangan tersebut adalah kunci jawabannya, dengan terus buktikan walau pun menumpang dengan orangtua pasangan kita bisa lebih jauh baiknya dibanding yang lain. Lebih sopan lebih hormat suka menolong, dan lain-lain. Hal ini akan menimbulkan simpatik keluarga. Jadi, sejauh mana peran istri dan suami di rumah tersebut, adakah sudah memberikan kenyamanan dengan kehadiran kita? Jadi introspeksi pasangan tersebut.


2. Izin bertanya bunda. Bila seorang istri selalu bersabar dan selalu memaafkan kesalahan yang sering  dibuat oleh seorang suami, dengan berharap Ridho Allah, apakah suami akan diridhoi juga oleh Allah?
Jawab: Allah ridho jika suami bunda melakukan hal-hal yang Allah ridho. Ketika bunda ridho sabar dengan sikap suami maka itu pahala buat bunda dari Allah.


3. izin bertanya, ustadzah. Ketika istri sudah memberikan kesempatan ke suami untuk tidak melakukan kesalahan yang sama, misal jarang sholat dan berbicara ketus ke istri, tapi kesempatan itu tidak digunakan dengan baik dan tetap melakukan kesalahan itu, apa yg harus dilakukan istri? Apakah tetap memaafkan dan memberikan kesempatan lagi atau bagaimana?
Jawab: Mengingatkan itu pasti tentunya ahsan dan tidak menggurui. Bahwa perubahan itu proses, itu pasti tidak ada yang instan. Bisa kita lihat mungkin beberapa tahun kedepan. Memaafkan atau tidak itu pilihan hati, namun Allah dan rasulNya mengajarkan kita untuk sabar dan memaafkan, akan kita tuai akhirnya nanti kesabaaran dan maaf yang diberikan. Ajak ngobrol kira-kira RT akan dibawa kemana, mau ke syurga atau kemana, dan tidak bisa sepihak, ada kerjasama. Lelah, capek, jengkel, itu hanya rasa. Lihat kembali sisi baiknya.



•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim..... Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!