KAJIAN
ONLINE HAMBA اللَّهِ SWT G-2
KAJIAN
RUTIN
Hari,
Tanggal: Selasa, 06 Agustus 2019
Pukul:
09.00 - 11.00 WIB
Tema:
Memaknai Pengorbanan Hajar
Narsum:
Ustadzah Riyanti
Notulen:
Sapta
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
Belajar Pengorbanan Dari Kisah Siti
Hajar
"Sesungguhnya Shafaa dan Marwa
adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke
Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara
keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan
hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha
Mengetahui." (Al
Baqarah : 158)
Menyoal
sa'i antara Shafaa dan Marwa, selain sebagai bentuk ibadah kepada sang pencipta
alam semesta, ini juga sebagai pengingat akan sosok wanita mulia bernama Siti
Hajar. Siti Hajar merupakan istri dari Nabi Ibrahim AS sekaligus ibunda dari
Nabi Ismail AS.
Siti
Hajar adalah wanita yang begitu mulia, cantik jelita lagi penuh kesabaran juga
ketegaran. Sebagai seorang istri, Siti Hajar begitu patuh pada suami. Ia juga
merupakan seorang wanita yang tawakal dan beriman dengan sungguh-sungguh hanya
kepada Allah semata. Wanita yang menjadi perantara munculnya mukjizat air
zam-zam ini bahkan dikenal sebagai sosok yang taat beribadah, tak pernah mengeluh
atau pun pantang menyerah dalam berbuat kebaikan.
Pernikahan Siti Hajar dan Nabi Ibrahim
AS
Siti
Hajar merupakan istri kedua dari Nabi Ibrahim AS. Melalui Siti Hajar juga, Nabi
Ibrahim AS memiliki buah hati dengan akhlak mulia yakni Nabi Ismail AS. Sebelum
menikah dengan Siti Hajar, Ibrahim telah menikah dengan Siti Sarah. Sayang,
pernikahannya dengan Siti Sarah tak kunjung memberikan buah hati di
keluarganya.
Siti
Sarah lantas meminta Ibrahim untuk menikah lagi. Awalnya, Ibrahim menolak
permintaan Siti Sarah karena baginya, Siti Sarah lah satu-satunya wanita yang
ada di hatinya. Namun Siti Sarah bersikeras meminta Ibrahim menikahi wanita
lain dan berharap dari pernikahan tersebut sang suami akan mendapatkan
keturunan.
Siti
Hajar dinikahi Nabi Ibrahim namun menyebabkan Siti Sarah sangat cemburu
Dengan
berat hati namun tetap menyerahkan segalanya kepada Allah SWT, Ibrahim memenuhi
permintaan Siti Sarah untuk menikah lagi. Ibrahim lalu mempersunting Siti
Hajar. Dari pernikahannya dengan Siti Hajar, rupanya Ibrahim dikaruniai buah
hati. Siti Hajar hamil dan melahirkan bayi laki-laki tampan yang diberi nama
Ismail.
Kehamilan
juga kelahiran Ibrahim ini rupanya membuat Siti Sarah merasa cemburu. Wanita
itu meminta sang suami untuk membawa Siti Hajar ke tempat yang jauh. Ke tempat
di mana Siti Sarah tak lagi bisa menemukan Siti Hajar dan buah hatinya.
Siti Hajar Dibuang ke Lembah Gersang
Atas
kecemburuan istri pertamanya yang begitu menggebu-gebu, Nabi Ibrahim AS
memutuskan untuk membawa Siti Hajar ke tempat yang jauh menuju Baitul Haram.
Siti Hajar bersama Ismail buah hatinya dibawa menuju ke suatu lembah yang tiada
rumput maupun tumbuhan sekali pun di sana. Tak ada juga air atau tanda-tanda
kehidupan di sana.
Setelah
berada di atas lembah, Nabi Ibrahim meninggalkan keduanya. Sebuah riwayat juga
menceritakan bahwa Ibrahim tak menoleh sekali pun kepada Siti Hajar meski
wanita tersebut menangis dan terus memanggil namanya.
Semakin
jauh Ibrahim meninggalkannya, Siti Hajar lalu mengejar suaminya dan mengatakan, "Apakah
Allah yang memerintahkan kepadamu untuk melakukan ini?."
"Benar" jawab Ibrahim. "Kalau Allah yang memerintahkan
demikian ini, niscaya Dia tidak akan menyia-nyiakan kami," ungkap Siti
Hajar.
Munculnya Air Zam-Zam
Saat
Ibrahim tak lagi kelihatan, Siti Hajar memandang semua wilayah di lembah,
kosong, gersang dan sangat panas. Wanita berhati mulia ini pun berlari dari
bukit Shafaa ke bukit Marwa sebanyak tujuh kali untuk mencari perbekalan dan
berharap bertemu sufi yang akan membantunya. Sayang, ia tidak menemukan apapun.
Di
tengah kebingungan juga kegelisahan yang menyelimuti hati juga pikirannya,
Allah memberikan mukjizatNya. Dari bawah kaki Ismail kecil yang sedang menangis
kehausan, muncul sumber mata air yang kini dikenal sebagai mata air Zam-Zam.
Air itulah yang membantunya bertahan. Tak hanya muncul air, beberapa waktu
kemudian juga lewat beberapa sufi yang akhirnya membantunya mengatasi segala
kesulitan di lembah gersang.
Siti
Hajar adalah sosok yang begitu tegar, tabah juga senantiasa bertawakal hanya
kepada Allah semata. Ia juga menjadi cerminan sebagai seorang istri yang kuat
dan tak mudah putus asa meski kesulitan bertubi-tubi menimpanya.
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
TANYA JAWAB
1.
Ustadzah
jika meneladani kisah Siti Hajar, ketika di uji dengan nabi Ibrahim
meninggalkannya dengan Ismail di padang pasir gersang, perasaan halus wanitanya
pasti keluar, sedih dan campur aduk yang lainnya, tapi ternyata dengan satu
pertanyaan saja, apakah ini perintah Allah, dan jawabannya iya, beliau
kendalikan semua rasa bergejolak dengan kesabaran yang luar biasa. Tapi
bagaimana dengan kehidupan istri, ketika diuji dengan sosok suami yg lalai
dalam agama dan lalai (misal sholat yang masih ada tinggalnya), cuek dengan
keluarga, nafkah memang masih tetap diberikan, tapi dari sisi perasaan si istri
sering si istri merasa tidak kuat lagi, ingin pisah saja, dan lain-lain. Ketika
kita dapat curhat seperti ini, apa saran terbaik untuk teman kita ini ustadzah?
Jawab:
Subhanallah.
Kalau kasusnya seperti ini perlu dilihat lagi tingkat masalahnya. Tingkat
levelnya. Misal kita ambil level tertinggi kasus serupa juga dialami Asiah
istri Firaun. Firaun sosok suami dan ayah terburuk sepanjang masa. Dan lihat
apa pilihan Asiah. Dalam konteks kekinian, si istri tersebut perlu ditanya. Apa
yg diharapkan dari pernikahan tersebut. Dulu itu karena dijodohin atau pilihan
sendiri. Kalau pilihan sendiri, untuk mengubah suami harus bertahap. Mulailah
dari yang kecil resikonya. Kalau ingin suami istiqomah sholat, libatkan anak
untuk mengajak ayahnya sholat. Bersekutulah dengan anak untuk menghadapi
ayahnya. Fokus untuk sholat dulu. Yang lain bertahap dalam ikhtiarnya. Masing-masing
kita punya batas kekuatan sabar. Maka mintalah kepada Allah agar kita punya
samudera kesabaran.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan membacakan
istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim.....
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus
Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On
line-Hamba Allah
FB : Kajian On
Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Tim Posting April 14, 2020 New Google SEO Bandung, Indonesia
Rekap Kajian Online HA
(Umum) G2, G5
Hari, Tgl: Selasa, 26
Februari, 06 Maret 2019
Nara Sumber: Ustadzah
Lien/Yeni
Notulen: Bunda Betty, Bunda
Saydah
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
CINTAILAH
KEKURANGAN PASANGANMU
Setiap kita fitrahnya
terlahir tak sempurna karena itu harus ada yang melengkapi kekurangan itu agar
limit mendekati sempurna.
Saya berbicara disini
bukan berarti lebih baik yaa... jadi kita saling berbgi... karena tiap rumah
tangga pasti ada masalah beda masalah beda solusinya
Malam ini tema kita
tentang kerumahtanggaan...
Bukan hanya untuk yang
sudah menikah ya, tapi bagi yang belum nikah ini menjadi ilmu bekal dalam
berumah tangga
Pada saat masalah
tidak terselesaikan, yang timbul akhirnya kekecewaan. Awalnya melihat melihat
istri begitu cantik, sekarang kok menjadi kelihatan tua. Awalnya melihat suami
tampan dan romantis, sekarang jadi begitu menyebalkan. Jadi seolah-olah
pasangan tidak sesuai keinginan. Padahal sejak awal itulah pilihannya. Ketika
mau menikah masing-masing bisa menerima kekurangan. Kenapa sudah menikah jadi
berat dan selalu ingin mengeluh? Mengapa ini bisa terjadi?
Dalam kehidupan rumah
tangga, seringkali harapan tidak sesuai kenyataan. Ketika awal menikah, cinta
begitu menggebu. Impian begitu ideal atau seringkali kekurangan tidak menjadi
pertimbangan. Namun setelah menikah, kita akan menemui persoalan-persoalan
dalam rumah tangga yang memerlukan solusi atau penyelesaian.
Persoalan ini sangat
beragam. Mulai dari persoalan ekonomi, keluarga besar, sampai anak-anak. Ketika
kehidupan menemui persoalannya, saat itulah pikiran mulai teralihkan. Dari rasa
cinta yang awalnya begitu bergairah akhirnya beralih menjadi memikirkan
masalah. Akhirnya perasaan ini pudar.
Ini bisa terjadi
ketika pernikahan hanya dilandasi rasa cinta karena naluri semata. Biasanya
begitu bergairah dan menggebu-gebu serta biasanya memang hanya distimulasi
dengan fakta-fakta indah saja. Begitu ketemu fakta yang tidak indah, langsung
cintanya memudar. Beda bila pernikahan itu dilandasi oleh komitmen pada suatu
nilai. Komitmen ini bisa komitmen moral seperti dalam rangka menghormati orang
tua ataupun komitmen pendidikan anak. Tetapi komitmen yang paling tinggi atau
yang terkuat adalah komitmen karena agama.
📖Suatu ketika Nabi Saw bercerita:
“Aku melihat
neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan
aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.
Para sahabat
bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya
Rasulullah?”
“Itu disebabkan
oleh kekufuran mereka,” jawab Nabi Saw.
“Apakah para wanita
itu kufur kepada Allah?” tanya sahabat.
“Tidak, melainkan mereka kufur kepada suami
dan mengingkari kebaikan suami. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah
seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu
ada sesuatu (yang tidak menyenangkan hatinya) niscaya ia akan berkata :
Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu” (HR. Bukhari dan
Muslim).
Anggaplah kekurangan
pasangan itu melahirkan persoalan, akan tetapi bukankah ia juga memiliki kebaikan-kebaikan?
Dan secara umum, kebaikannya lebih besar dan lebih banyak. Karena itu kita
jangan melulu memandang dengan mata marah dan kesal, karena lumrah dalam
kondisi marah dan kesal, yang terlihat di depan mata adalah keburukan.
Memang komitmen moral
bisa menjadi perekat, tetapi yang paling kuat adalah komitmen agama. Ali bin
Abi Thalib –radhiyallāhu ‘anhu– ketika menjawab orang yang meminta pertimbangan
kepadanya dengan nasihat, sebagaimana yang dituturkan oleh Hasan, “Nikahkanlah
ia dengan orang yang bertaqwa kepada Allah. Sebab jika lelaki itu mencintainya,
ia pasti memuliakannya. Dan jika ia tidak menyenanginya, ia tidak akan berbuat
zhalim kepadanya.”
“Kurang” itu Bawaan
Setiap Orang
Kurang artinya tidak
cukup. Namanya saja kurang, tak ada orang yang mau, karena ia tidak sesuai
dengan harapan yang biasanya melahirkan masalah. Namun, sesuatu yang kurang ini
justru ada pada setiap orang, termasuk pasangan kita, bahkan kita pun tak
terkecualikan darinya.
Al Qur’an mengajak
melihat dua sisi, kelebihan dan kekurangan secara berimbang, dalam konteks
perceraian yang biasanya terjadi dalam kondisi benci, ayat Al Qur’an
memerintahkan untuk tidak melupakan keutamaan di antara pasangan. Firman
Allah Jalla Jalaaluhu,
ٰ وَلَا تَنسَوُا الْفَضْلَ
بَيْنَكُمْ إِنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan.”
(al-Baqarah: 237)
Imam asy-Syafi’i
berkata: “Mata kerelaan itu buta terhadap segala aib sebagaimana mata kebencian
membuka keburukan.”
Seandainyapun kita
memahami suami tengah melaksanakan kewajibannya, ketahuilah bahwa itu adalah
bagian dari perbuatan baiknya. Hendaknya kita selalu mengingat semua perbuatan
baik yang dilakukan suami.
Hendaknya anda selalu
mengingat semua perbuatan baik yang dilakukan suami. Hendaknya selalu anda
pahat pada lempeng besi semua kebaikan pasangan, agar menjadi kenangan abadi
seumur hidup anda. Jangan mudah melupakan semua kelebihan dan hal-hal positif
yang ada pada suami anda, agar jiwa anda selalu merasa lapang berada di
sampingnya.
Jika sisi kebaikan dan
kelebihan yang selalu kita ingat, maka kita akan bisa mempertahankan,
memelihara dan menjaga rasa suka kepada suami. Dengan cara ini pula kita akan
mendapatkan kelapangan hati dan perasaan nyaman.
Dari Abu Hurairah,
Nabi Shallallaahu’alaihi wa Sallam bersabda:
لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ
مِنْهَا آخَرَ
“Hendaklah seorang mukmin tidak membenci seorang mukminah,
jika dia tidak menyukai perangainya niscaa dia menyukai yang lain.” (Riwayat
Muslim)
Wahai istri buka
matamu
Ada kebaikan
pasangan yang kita ketahui bentuk dan jenisnya, namun ada pula kebaikan yang
tidak kita ketahui wujudnya. Bahkan kadang kita terlalu pelit menilai perbuatan
baik pasangan, karena kita anggap ia tengah menunaikan kewajiban.
Seperti ketika seorang
isteri membuatkan minuman teh hangat kepada suami yang baru datang dari kerja,
suami menganggap itu sudah menjadi kewajiban isterinya, jadi bukan hal
istimewa. Atau ketika suami mengantarkan isteri belanja dan membayar semua
keperluan belanjanya, isteri menganggap itu sudah menjadi kewajiban sang suami,
jadi bukan hal luar biasa.
Maafkan Kekurangan
dan Kelemahan Suami
Kalau kita terus
mencoba untuk mengubah pasangan dan memaksakan kehendak kita pada pasangan agar
bisa menjadi seperti ekpektasi kita, itu bisa menyebabkan konflik dalam
hubungan kita dan bisa jadi malah menghancurkan hubungan kita. Dengan menemukan
kekurangan dan kesalahan pasangan, bukan berarti kita lebih baik darinya juga
kan?
Pasangan yang baik
adalah pasangan yang bisa saling melengkapi dan menerima kekuarang dan
kelebihan satu sama lain. Justru dengan kekurangan dan kelebihan itu, mereka
bisa saling bekerjasama untuk terus mengembangkan dan memperbaiki diri mereka
bersama.
Terima saja kekurangan
pasangan dengan tulus seperti pasangan juga bisa menerima kekuranganmu.
Pasangan kita bukanlah
manusia sempurna yang tidak punya kekurangan apalagi tidak pernah melakukan
kesalahan. Secinta-cintanya kita dengan pasangan, pasti ada saat dimana
pasangan membuat kita kesal, jengkel dan dongkol karena terus melakukan
kesalahan yang sama berulang-ulang. Atau bisa jadi pasti ada sifatnya yang
tidak kita suka.
Kalau hal itu terjadi
terus-menerus, pasangan terus meminta maaf dengan kesalahan yang sama, bukannya
memperbaiki diri dan sadar agar tidak melakukan kesalahan yang sama, hati-hati
dengan batas kesabaran kita justru bisa membuat hubungan kita diambang kehancuran.
Karena kita tidak bisa
mengubah pasangan kita, maka ubahlah diri kita sendiri terlebih dahulu. Bisa
jadi kekurangan pasangan itu terlihat karena kita yang terlalu berharap tinggi
pada pasangan kita sehingga kita kecewa saat harapan kita tidak sesuai dengan
kenyataan.
Closing Statement:
Salah satu karakter
istri salihah adalah mampu bersyukur atas kebaikan suami. Untuk itu, kita harus
fokus melihat sisi kebaikan suami, dan melupakan hal-hal yang menjadi kelemahan
serta kekurangannya.
#####################
TANYA JAWAB
TJ - G2
1. Jika kita bersabar dengan kesalahan dan
kekurangan pasangan kemudian kita memaafkan, berharap ridlo Allah, apakah Allah
akan ridlo juga terhadap pasangan kita? Atau kita harus jelaskan dulu bahwa
kita tidak suka bila dia a, b, c smp z, sampai dia faham dan tidak mengulangi
kesalahan yang sama? Jika kita bersabar dengan kesalahan dan kekurangan
pasangan kemudian kita memaafkan, berharap ridlo Allah, apakah Allah akan ridlo
juga thd pasangan kita?
Jawab: Bismillah,
iya Bunda, ketika ikhlas akan Allah bentangkan jalan keluar. Sampaikan itu
harus, komunikasikan, kalau tidak
pasangan kita tidak tahu dimana letak salahnya.
2. Jadi diupayakan
tetap komunikasi ya ustadzah, daripada diam-diam, menahan diri kemudian meledak
di kemudian hari?
Jawab: Iya
Bunda, diam lama-lama akan jadi bom waktu yang kapan saja bisa meledak dan bisa
melukai siapa saja. Inti harmonisnya rumah tangga salah satunya ada komunikasi
3. Tapi kebanyakan
wanita sungkan menegur suaminya bila salah, kemudian diam-diam saja sampai
menumpuk dan berujung perceraian. Adakah cara yang baik untuk menghilangkan
sungkan?
Jawab: Tidak
perlu sungkan, jika ingin pernikahan langgeng, komunikasi ini untuk masa depan
rumah tangga. Mau dibawa kemana. Visi misinya apa. Bagaimana pendidikan anak. Jika
semuanya istri yang mikir, suami hanya mencari nafkah, maka akan ada waktunya istri
lelah jenuh bisa meledak kapan saja. Jadi pikirkan baik-baik. Komunikasi itu
menyehatkan.
4. Bagaimana jika suami
punya hutang ke istri di awal pernikahan, masih perlukah ditagih? Hutang berupa
perhiasan dan uang, kadang menjadi pemicu pertengkaran?
Jawab: Kalau
saya boleh kasih saran, di ikhlaskan saja in syaa Allah, Allah yang akan ganti
dengan yang lebih baik. Afwan.
5. Ustadzah, bagaimana
bila kita tidak sanggup memaafkan perbuatan suami yang menyakiti kita bahkan
meski sudah bertahun-tahun yang lalu. Sampai sekarang tidak membahas lagi, tapi
seperti trauma jadi sering teringat lagi ketika ada suatu kejadian. Apakah itu
termasuk tidak bersyukur atas suami?
Jawab: Ini
pengalaman pribadi saya ya. Ketika saya tidak memaafkan suami saya, saya
gelisah, rumah tangga panas, anak-anak ikut tidak karuan karena ikut hawanya
saya, karena bawaan kesal. Ketika saya akhirnya sadar, memaafkan kesalahannya
alhamdulillah, banyak hal yang Allah kasih ke saya, terutama kemudaha, suami
juga banyak berubah, anak-anak lebih baik. Imbasnya luar biasa ma syaa Allah. Berawal
dari memaafkan. Memaafkan itu untuk kita, bukan orang lain tapi imbasnya
sekitar kita pun merasakan. Allah Maha Pemaaf, kenapa kita tidak memaafkan, akan
jadi ringan jika kita bersama Allah selalu. Jika suaminya bukan yang terbaik,
akan ada cara Allah pisahkan. Sepaham saya memaafkan itu membuka peluang jalan
keluar. Afwan
6. Bunda boleh
bertanya? Bagaimana caranya agar kit bisa menjaga hubungan agar selalu harmonis
dengan pasangan? Bila pasangan menanyakan masa lalu kita, apa yang kita lakukan
bun, jika masa lalu itu akan membuat pasangan kita kecewa terhadap kita, apakah
tetap harus diungkap?
Jawab: Masalalu
harusnya tidak perlu dibuka, yang akan dijalani kedepannya itu yang harus
direncanakan, masa lalu tidak bisa diulang, tapi yang kedepan yang dilalui
bersama bisa dibuat rencana (planing)nya sampaikan itu saja. Saran saya,
jadilah istri yang menyenangkan bagi suaminya kerena diluar sana banyak wanita
yang bisa menggoda. Jika di rumah kita tidak mampu maka jangan salahkan jika
akhirnya jajan diluar.
7. Tanya ustadzah, bagaimana
sikap kita bila suami suka membanding-bandingkan istri dengan orang lain,
terlebih suami suka dengr omongan orang lain ketimbang istrinya sendiri?
Jawab: Kita
introspeksi diri, tanyakan kepada suami apa yang diinginkan suami atas diri
kita.
8. Izin bertanya
ustadzah, bagaimana jika istri sudah memberitahukan kepada suami perihal
kebiasaan lalainya dalam melaksanakan ibadah serta dampak kedepan terutama
terhadap anak-anak dengan maksud agar suami mau memperbaiki diri, namun suami
terkesan tidak mau merubah kebiasaan tersebut, apa yang harus dilakukan istri ?
Jawab: Nasihat
itu tidak instan, dikasih tahu langsung
nurut, tidak dmikian. Apalagi suami, egonya gede tidak mau digurui, itu kita
kudu paham. Jadi saat kita nasihati libatkan Allah selalu karena hidayah itu
Allah yang punya, hati itu Allah yang membolak-balikan. Jangan pernah berhenti
nasihati, tapi tentunya dengan cara yang ahsan dan cari moment yang tepat.
•Contoh: Ada orang yang
telah 30 tahun menikah, baru si suami bisa berubah, semua tergantung kita istri
sejauh mana ikhlas dan kedekatan pada Allah. Ingat bahwa pasangan yang hadir dalam
hidup kita bisa jadi penebus dosa-dosa yang pernah dilakukan saat belum menikah,
jadi perlu ditaubatin dulu.
9. Ijin bertanya
Ustadzah, sejauh mana kita boleh mendengarkan curhatan dari suami adik, dengan
tujuan mencari solusi dalam rumah tangganya? Dan ahsannya bagaimana Ustadzah?
Jawab: Afwan,
sebaiknya jangan ya, karena akan mengundang fitnah. Afwan. Baiknya sampaikan ke
suami. Sampaikan juga kalau mau cerita mungkin lewat saudaranya yaitu suami
Bunda.
10. Assalamualaikum, tanya
ustadz, kalau suami berulangkali berkhianat, apa juga harus dimaafkan?
Bukankah katanya laki-laki
pengkhianat itu sebaiknya ditinggalkan? Apakah betul keterangan seperti itu?
Jawab: Kalau
Bunda masih punya kelapangan hati memaafkan ‘why not’. Jika sudah tidak tahan
ingin cerai itu tafadhol haknya istri. Cerai itu diperbolehkan tapi Allah tidak
suka. Kembali ke istrinya, mau menahan atau putuskan. Ingat, ketika memutuskan
apapun minta ke Allah jalan keluarnya. Banyak-banyak dekat ke Allah. Jika menurut
Allah baik istri cerai akan ada cara Allah memutuskan.
11. Bunda izin
bertanya?. Jika pasangan kita ingin menyelesaikan masalah tanpa adanya pihak
keluarga yang turut campur, namun disatu sisi kita butuh pihak yang netral untuk
menyelesaikan masalah, apa yang harus kita lakukan?
Jawab: Secara
umum memang lelaki demikian, tidak mau keluarga interfensi atau turut campur, karena
bisa jadi tambah runyam bukan menyelesaikan masalah. Justru akan lebih baik jika
kita bisa menyelesaikan dengan pasangan tanpa harus melibatkan orang lain terlebih
keluarga besar.
12. Ustadzah, mohon contoh menjadi Istri yang
menyenangkan secara syar'i.
Jawab: Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ
خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ
فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah ditanyakan
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling
baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya,
mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan
hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2:
251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
•Dosa istri kepada suami
1. Mengabaikan
kedudukan suami sebagai pemimpin rumah tangga
2. Menentang perintah
suami.
3. Menolak untuk
bergaul dengan suami (hubungan suami istri).
4. Memaksa dan
memberatkan beban suami dalam mencari nafkah.
5. Tidak mau (tidak
pernah) berdandan didepan suami.
6. Menjerumuskan suami
kedalam hal-hal dilarang Allah SWT.
7.Mengesampingkan
kepentingan suami karena kepentingan lain.
8. Keluar dari rumah
tanpa seizin (sepengetahuan) suami.
9. Lari dari rumah
suami tanpa suami tahu kemana
10. Menerima tamu
laki-laki yang dibenci oleh suami.
11. Menceritakan
tentang fisik wanita lain kepada suami.
13. Afwan ustadzah, kalau
kita sudah menjalankan tugas sebagaimana seorang istri, lalu sedikit saja tidak
terpenuhi dalam hal materi, dan mencari materi dari orang lain yang tidak
seberapa dan mengakibatkan sakit hati istrinya dengan perbuatan itu. Bahkan
sampai mengakui punya hubungan, tidak akan mengulangi lagi dan istri memaafkan,
tapi beberapa selang waktu pergi lagi dari rumah dengan alasan-alasan yang tidak
masuk akal. Bagaimana cara mengatasinya pada suami yang seperti itu? Afwan.
Jawab: Istri
fokus pada perbaikan dirinya juga anak-anaknya, interaksi ke Allah lebih sering
biar Allah yang putuskan. Jika suami sudah dinasihati dan masih berulang, maka
keputusan ada di istrinya. Mau terus ato putus. Afwan
14. Untuk poin 2, (
Dosa Istri Pada Semua ) apakah ini
termasuk semua perintah?
Jawab: Syaratnya
pada syariat Allah. Misal suami minta istri berhijab, si istri tidak mau, ini jelas
dosa.
15. Saya dan Suami
LDR, terkadang tak ada sinyal untuk berkomunikasi, apakah saya boleh keluar
rumah tanpa ijin terlebih dahulu?
Jawab: Dikomunikasikan
dari awal, kesepakatan.
16. Ustadzah mau tanya.
Setiap kali ada permasalahan atau hal-hal yang menyangkut urusan rumah tangga, saya
selalu diskusi dengan suami, tapi kadang-kadang pendapat kami berbeda. Mungkin
karena latar belakang yang berbeda, dan kalau saya pikir pendapat saya lebih
baik, saya terus pertahankan dengan mencoba menjelaskan dari sudut pandang yang
lain. Sampai kadagn akhirnya suami mengalah karena tidak mau berdebat. Apakah saya
durhaka terhada suami saya?
Jawab: Kata
istri memang merasa selalu benar, jadi harus hati-hati memang, jadi saat keputusan
diambil, tanyakan, ayah ridho kan? tidak apa-apa kan? Maaf ya kalau bunda
ada khilaf kata. Jangan sungkan duluan katakan maaf walaupun istri benar.
**********************
TJ – G5
1. Assalamualaikum, ijin
bertanya, bagaimana sikap kita jika yang kurang bisa menerima kekurangan
pasangan adalah orang tua kita, pasangan kita sudah berusaha untuk menuruti
permintaan orang tua, tapi terkadang hasilnya tidak sesuai keinginan orang tua (kondisi
tinggal 1 rumah dengan orangtua). Terimakasih.
Jawab: Bismillah.
Konsekuensi dari sebuah pernikahan salah satunya adalah penolakkan atau tidak
menerima pasangan kita apalagi ditambah dengan keadaan ekonomi dimana misal
pekerjaan suami biasa-biasa saja tidak lebih dibandingkan saudara-saudara kita
misal, atau ada yang menjadi pembanding dari keluarga si istri. Ditambah jika
itu kita masih serumah.
Jika memang keadaan belum
bisa untuk tinggal diluar dari rumah orangtua, maka sabar bagi pasangan
tersebut adalah kunci jawabannya, dengan terus buktikan walau pun menumpang dengan
orangtua pasangan kita bisa lebih jauh baiknya dibanding yang lain. Lebih sopan
lebih hormat suka menolong, dan lain-lain. Hal ini akan menimbulkan simpatik
keluarga. Jadi, sejauh mana peran istri dan suami di rumah tersebut, adakah sudah
memberikan kenyamanan dengan kehadiran kita? Jadi introspeksi pasangan tersebut.
2. Izin bertanya
bunda. Bila seorang istri selalu bersabar dan selalu memaafkan kesalahan yang
sering dibuat oleh seorang suami, dengan
berharap Ridho Allah, apakah suami akan diridhoi juga oleh Allah?
Jawab: Allah
ridho jika suami bunda melakukan hal-hal yang Allah ridho. Ketika bunda ridho
sabar dengan sikap suami maka itu pahala buat bunda dari Allah.
3. izin bertanya,
ustadzah. Ketika istri sudah memberikan kesempatan ke suami untuk tidak
melakukan kesalahan yang sama, misal jarang sholat dan berbicara ketus ke
istri, tapi kesempatan itu tidak digunakan dengan baik dan tetap melakukan
kesalahan itu, apa yg harus dilakukan istri? Apakah tetap memaafkan dan
memberikan kesempatan lagi atau bagaimana?
Jawab: Mengingatkan
itu pasti tentunya ahsan dan tidak menggurui. Bahwa perubahan itu proses, itu
pasti tidak ada yang instan. Bisa kita lihat mungkin beberapa tahun kedepan. Memaafkan
atau tidak itu pilihan hati, namun Allah dan rasulNya mengajarkan kita untuk
sabar dan memaafkan, akan kita tuai akhirnya nanti kesabaaran dan maaf yang
diberikan. Ajak ngobrol kira-kira RT akan dibawa kemana, mau ke syurga atau
kemana, dan tidak bisa sepihak, ada kerjasama. Lelah, capek, jengkel, itu hanya
rasa. Lihat kembali sisi baiknya.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita
tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim.....
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa
Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan
Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba
اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage
: Kajian On line-Hamba Allah
FB
: Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Tim Posting
December 11, 2019
New Google SEO
Bandung, Indonesia