Rekap
Kajian Online Hamba اللَّهِ Ummi G6
Hari,
Tgl: Rabu, 28 Agustus 2019
Materi:
Konsep Diri Muslimah
Narasumber:
Ustadzah Lillah
Waktu
Kajian: 19.33-21.04 WIB
Notulen:
Bunda Sasi
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
بسم
الله الرحمن الرحيم
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلْحَمْدُ
ِللهِ الْمَلِكِ الْحَقِّ الْمُبِيْنِ، الَّذِي حَبَانَا بِالْإِيْمَانِ واليقينِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد،ٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِين،
وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيِن، وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ أَجْمَعِين، وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ
Segala
puji bagi Allah, Al-Malik Al-Haqq, Al-Mubin, yang memberikan kita iman dan
keyakinan. Ya Allah, limpahkan shalawat pada pemimpin kami Muhammad, penutup
para nabi dan rasul, dan begitu pula pada keluarganya yang baik, kepada para
sahabat pilihan, dan yang mengikuti mereka dengan penuh ihsan hingga hari
kiamat.
Apa
kabar semua?
Mudah-mudahan
selalu sehat wal afiat dan berkelimpahan nikmat dari Allah SWT.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
KONSEP DIRI MUSLIMAH
Dalam
teori psikologi Barat, kita mengenal adanya konsep diri. Menurut Rogers (Feist
& Feist, 2011:9), manusia mulai mengembangkan konsep diri yang samar saat
sebagian pengalaman mereka telah dipersonalisasikan dan dibedakan dalam
kesadaran pengalaman sebagai “aku” (I) atau “diriku” (me). Kemudian mereka
secara bertahap menjadi sadar akan identitas mereka sesungguhnya. Mereka
melakukan aktivitas yang menurutnya baik, buruk, menyenangkan, tidak
menyenangkan, dan melakukan evaluasi atasnya. Pada fase telah menemukan
struktur diri yang mendasar, lantas mereka memiliki kecenderungan untuk mulai
mengaktulisasikan diri.
Ya,
secara sederhana konsep diri adalah cara bagaimana kita mengenali potensi yang
ada dalam diri kita untuk ditransformasi menjadi potensial dalam mencapai
cita-cita. Di kalangan para sufi, “Siapa yang mengetahui dirinya sendiri, pasti
akan mengenal Tuhan-Nya”. Automatically, mengenal diri sendiri merupakan jalan
strategis untuk mengenal Allah SWT. Sebutan muslim bagi umat Islam telah Allah
sebutkan jauh-jauh sebelumnya, karenanya dalam proses pembentukan konsep diri
seorang muslim perlu kita kaji ulang.
Ada
beberapa hal yang perlu dirumuskan dalam konsep diri, yaitu “Apa tujuan hidup?”
Dalam helicopter view teori psikologi, biasanya mereka menanamkan konsep diri
dimulai dari pernyataan “Kita Ingin Menjadi Apa?”. Tapi coba tengok sejenak
tujuan hidup dalam tubuh Islam. Ada pertanyaan mendasar yang perlu dilakukan
kontemplasi cukup panjang menanggapi hal ini, “Siapa sebenarnya yang berhak
menentukan tujuan hidup kita? Kita? Atau?” Jawabannya adalah semenjak kita
memilih jadi Muslim, sebenarnya sejak saat itu pula kita sudah kehilangan
pilihan-pilihan lain karena konsekuensi dari Muslim adalah kita menyerahkan segala
sesuatu untuk diatur sesuai kehendak Allah.
Namun,
dalam menafsirkan peta pemikiran di atas, perlu hati-hati. Bukanlah golongan
Qodariyah yang sejatinya segala sesuatu bermuara pada Allah, dan manusia tidak
memiliki andil dalam proses menjalani kehidupan. Tidak. Manusia tetap berperan
penting. Manusia-lah yang kemudian akan “menikahkan” takdir Allah dengan
ikhtiar dan doa yang mereka lakukan untuk mewujudkan kehendaknya. Proses
semacam itulah yang kemudian disebut pengembangan potensi diri.
Kembali
lagi, secara sederhana ada tiga keyword dalam pembahasan ini, yaitu cita-cita
(tujuan hidup), pengembangan diri, dan konsep diri.
Secara
struktural bisa kita berikan level dari atas ke bawah. Di mana goal merupakan
tingkatan tertinggi dalam hidup manusia, Akhirat. Mereka; muslim yang menyadari
akan eksistensi kehidupan setelah kehidupan pasti berorientasi penuh ke sana,
atau setidaknya aktivitas selama di dunia dilakukan semata-mata mencari nilai
akhirat. Adapun pengembangan diri adalah fase transisi, proses transformasi
dari kesadaran konsep diri untuk kemudian dilakukan perbaikan dan perbaikan
dalam mewujudkan goal. Konsep diri? Kembali ke atas. Hehe.
Muslimah 3 Dimensi
Dimensi
pertama
Sholihat
pribadi. Artinya, seorang muslimah harus berusaha menjadikan dirinya memiliki
nilai atas dirinya sendiri. Sholihat pribadi ini berkorelasi positif dengan
hubungannya secara vertikal. Bentuk pengejawantahannya adalah dengan aksi-aksi
perbaikan berupa amal sholih yang mampu dia lakukan, seperti shalat malam,
shalat dhuha, shaum sunnah, tilawah, dan aktivitas lainnya.
Dimensi
kedua
Sholihat
keluarga. Dalam hal ini, muslimah tidak lagi mengembangkan diri atas dirinya,
melainkan memasuki lingkup yang lebih luas. Keluarga di dalamnya bisa ayah dan
ibu, maupun suami dan anak, atau bahkan sesuatu yang lebih kompleks. Pada level
ini, dia harus menyadari akan diri sebagai sesorang individu yang menjadi
bagian tertentu dalam sebuah unit kecil dalam lapisan masyarakat. Keluarga
menjadi tempatnya untuk berekspresi menebarkan benih-benih kebaikan yang
menyegarkan anggota keluarganya. Bentuk ekspresi tersebut bisa dengan rajin
membersihkan rumah, rajin memasak bagi anggota keluarga, mencuci pakaian,
maupun aksi kebaikan lainnya yang bisa diterapkan dalam memenuhi kebutuhan
keluarga dan interaksi dengan mereka.
Dimensi
ketiga
Sholihat
sosial. Pada fase inilah kemudian seorang muslimah dituntut untuk tidak hanya
diam di rumah membenahi diri dan keluarga. Melainkan, mereka harus mampu
mengembangkan dan mengoptimalisasi diri di kancah yang lebih luas. Mereka
bersinggungan langsung dengan masyarakat. Membangun basis dan mengedarkan
wacana di tengah masyarakat, menerjemahkan permasalahan yang terjadi di
dalamnya, dan ambil bagian secara konkret dalam merumuskan solusinya.
Dalam
konsep diri semacam inilah, kemudian muslimah harus mampu mentransformasi diri
dengan kemampuan yang dimiliki untuk dikembangkan dengan asas integritas dan
perbaikan.
Jika
merujuk lagi dalam teori Rogers, aktivitas nyata lapisan tiga dimensi inilah
yang kemudian seyogyanya menjadi perangkat aktualisasi diri muslimah.
Proses-proses pengembangan diri ini diinternalisasi dan diejawantahkan dalam
bentuk aksi.
•┈┈•┈•⊰✿ ✿⊱•┈•┈┈•
TANYA JAWAB
1.
Bismillah.
Ijin bertanya, Dzah. Sebenarnya goal terbaik untuk kita sebagai seorang
muslimah itu apa ya?
Jawab:
Cita-cita
tertinggi seorang muslimah tentu mati di jalan Allah dan masuk surga. Tapi
untuk mencapai cita-cita tertinggi tersebut, ada tujuan-tujuan jangka pendek
yang perlu kita upayakan. Nah yang jangka pendek ini akan kembali sesuai dengan
seberapa mengenal kita akan diri kita.
2.
Lalu
untuk yang jangka pendek itu seperti apa, Dzah?
Jawab:
Itu
kembali kondisi masing-masing, sesuai dengan capaian yang dimau. Setiap orang
akan berbeda-beda. Yang jelas, upayakan memenuhi 3 dimensi tadi
3.
Ijin
tanya lagi, Dzah. Apakah menjadi bagian kecil dari komunitas dakwah (admin
kajian) itu termasuk pengejawantahan diri kita dalam dimensi yang ketiga itu
ya, Dzah?
Jawab:
Ya
4.
Izin
bertanya ustadzah, jika kita tidak dapat atau tidak berani memgembangkan potensi diri dalam lingkungan sekitar, apa yang harusnya kita
lakukan?
Jawab:
Agak
susah ya. Karena mengembangkan diri berarti kita harus keluar dari zona nyaman.
Mengembangkan diri berarti ada pengorbanan.
5.
Ijin
bertanya Ustadzah. Langkah awal yang seperti apa yang memudahkan kita untuk
keluar dari zona nyaman?
Jawab:
Keluar
dari zona nyaman tidak ada yang mudah, harus sungguh-sungguh mau belajar banyak
dari orang lain. Luruskan niat dan perbanyak doa.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan membacakan
istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim.....
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah,
dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus
Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On
line-Hamba Allah
FB : Kajian On
Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment