Rekap
Kajian Link Online HA Ummi G3 & G6
Hari,
Tgl: Rabu, 29 Agustus 2018
Materi:
Power Of Dzikir
Nara
Sumber: Ustadz Trisatya Hadi
Waktu
Kajian: 16.30 - 19.00 WIB
Editor:
Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
“Ketahuilah
hanya dengan mengingat Allah (dzikirullah) hati menjadi tenang”.
(Ar Rad: 28)
Siapa
yang tidak menginginkan sebuah ketenangan? Ketenangan jiwa dan raga dalam
menjalani aktivitas sehari-hari. Semua manusia mengharapkan ketenangan. Tapi,
terkadang segelintir orang menggunakan cara yang salah dalam mencari
ketenangan.
Segelintir
orang tersebut ada yang lebih memilih berfoya-foya dan bersenang-senang dalam
mencari ketenangan diri. Dia lupa bahkan tidak tahu bahwa cara itu hanya akan
membuat dia tenang sesaat sebab itu adalah cara dunia. Dunia tak akan pernah
berakhir jika dihadapi dengan dunia. Hadapilah dunia dengan akhirat agar urusan
dunia bisa terpecahkan.
Salah
satu cara dalam mencari ketenangan yang diajarkan langsung oleh tokoh teladan
umat sepanjang masa dan Dia sendiri yang memerintahkan di dalam Al-Quran bahwa
hanya dengan mengingat Allah, hati ini akan menjadi tenang.
Mengapa
kita harus mencari cara yang lain? Jika ayat tersebut menegaskan bahwa hanya
dengan mengingat Allah. Adakah cara yang lain jika mampu menandinginya?
Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan kata hanya sama artinya dengan
cuma yang maknanya tidak ada yang lain. Cara itulah -dzikirullah- yang mampu
membuat setiap manusia menjadi tenang.
Banyak
cara bagi umat Muslim untuk melakukan dzikirullah tidak hanya sebatas berdzikir
saja tetapi dengan beribadah shalat, membayar zakat, berpuasa, naik haji,
membaca Quran dan segala amal kebaikan lainnya dalam rangka menuju
keridhaan-Nya adalah cara-cara kita untuk selalu mengingat-Nya.
Lewat
setiap bacaan shalat kita berdzikir, berkomunikasi langsung kepada Allah.
Selesai shalat pun kita tetap berdzikir dan berdoa dalam rangka menghamba
kepada-Nya.
Jika
kita tak mampu meluangkan waktu untuk berdzikir dengan membaca tahmid, tahlil,
takbir dan bacaan lainnya. Semoga dengan shalat dan membaca Quran merupakan
salah satu cara untuk tetap mengingat-Nya.
Alangkah
lebih bagus lagi jika kita meluangkan waktu tersendiri untuk berdzikir misalnya
tiap-tiap usai shalat fadhu. Beberapa menit diluangkan untuk berdzikir
kepada-Nya tidaklah membuat kita kehilangan berjam-jam waktu yang dimiliki.
Dzikir
itulah yang membuat manusia bisa tenang menjalani dan menghadapi berbagai macam
problematika kehidupan sehari-hari. Lewat dzikir pula dia mengobati hatinya
dari berbagai penyakit hati yang sering menyerang umat Muslim.
Masih
ingatkan kita dengan sebuah lagu yang dilantunkan oleh Opick seorang penyanyi
religius yang dimiliki oleh umat Islam?
Obat
hati… ada lima perkaranya
Yang
pertama
baca
Quran dan maknanya
Yang
kedua
shalat
malam dirikanlah
Yang
ketiga berkumpulah dengan orang shalih
Yang
keempat perbanyaklah berpuasa
Yang
kelima dzikir malam perpanjanglah
(Obat
Hati, Opick)
Coba
kita garis bawahi lima obat hati tersebut antara lain: membaca Quran dan
maknanya, mendirikan shalat yakni shalat malam, berkumpul dengan orang shalih
dan memperpanjang dzikir malam. Bukankah itu semua adalah bentuk dzikrullah
untuk membuat hati menjadi tenang?
Semua
makhluk yang diciptakan di bumi ini senantiasa berdzikir dengan caranya
masing-masing. Coba kita lihat dengan seksama pepohonan melambaikan
daun-daunnya dibantu oleh sang angin adalah bentuk dzikir kepada Sang Pencipta.
Matahari memancarkan cahayanya ke seluruh penjuru adalah bentuk dzikir kepada
Allah. Ayam berkokok, burung terbang kesana-kemari, ikan berenang lewati
liku-liku air di lautan adalah bentuk dzikir kepada-Nya dan semua makhluk
lainnya memiliki cara masing-masing dalam berdzikir. Apakah manusia tak malu
melihat semua ini?
Masihkah
diri ini tak mau berdzikir kepada-Nya? Padahal, dengan berdzikir ketenangan
hati sendiri yang akan diperoleh bukan orang lain yang akan merasakan
ketenangan dari dzikir yang diucapkan oleh seseorang. Ketika dia berdzikir dia
sendirilah yang akan merasakan nikmatnya ketenangan itu.
Mari
luangkan waktu beberapa menit atau jam untuk menenangkan hati sekaligus
beribadah kepada-Nya. Kita semua diberikan waktu dua puluh empat jam sama untuk
setiap manusia. Tetapi, hanya sedikit manusia yang memberikan alokasi waktunya
lebih banyak untuk mengingat-Nya dalam setiap gerak-gerik.
Ketenangan
di dunia dan ketenangan di akhiratlah yang kita tuju selama ini. Siapkan dari
sekarang diri ini agar selalu mengingat-Nya dalam setiap dzikir yang
terucapkan. Baik ketika beribadah ataupun ketika beraktivitas sehari-hari.
Berdzikirlah,
karena dengan dzikir itu yang akan menuntun kita menuju sebuah jalan yang
terang-benerang serta tak ada rintangan yang menghadang. Jalan yang akan
mengantarkan manusia menuju sebuah kebahagiaan yang hakiki dan kekal kelak di
akhirat yakni jalan ke surga-Nya.
Berdzikirlah,
saat mulut dan hati ini masih mampu untuk berdzikir. Jika mereka tak mampu lagi
untuk berdzikir, apalah artinya semua ini tak ada bekal yang akan dibawa untuk
kehidupan di masa akan datang. Tak ada jalan yang akan memberikan petunjuk
menuju sebuah tempat yang diliputi rasa bahagia tak terhingga.
“Jika
hambaKu mengingati–Ku dalam dirinya, Aku pasti mengingatinya dalam diri–Ku.
Jika dia menyebut nama–Ku di hadapan khalayak ramai, Aku akan menyebut namanya
di hadapan khalayak yang lebih mulia daripada khalayaknya. Jika dia
menghampiri–Ku sejengkal, Aku akan menghampirinya sehasta, jika dia
mendekati–Ku sehasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Jika dia datang berjalan
kepada–Ku, Aku akan berlari kepada–Nya. Yakni segera menyahut segala
permintaannya” (Hadits Qudsi)
Wallau
a'lam
Judul
asli: Berdzikirlah
-
www.dakwatuna.com –
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA
JAWAB
T:
Assalamu'alaykum ustadz izin bertanya. Bagaimana jika mulut kita berdzikir, tapi
terkadang tidak dengan hati kita. Bagaimana cara menghadirkan hati saat kita
dzikir ini ustadz? Yang jika tidak dengan menghadirkan hati, Allah pun tidak
akan mendengar kita ustadz? Afwan saya yang fakir ilmu ini.
J:
Hati
yang tidak tenang bisa karena hati kita "sedikit berdebu bahkan
kotor". Ruang hati ibarat teko, jika tekonya bersih, maka ketika diisi
susu yang keluar susu, begitu sebaliknya jika tekonya kotor maka hasilnya susu
akan kotor, jadikan hati itu bersih dengan perbanyak istighfar dan sholat
malam, tilawah, dan mengingat kematian.
Rasulullah
SAW bersabda:
إن هذه القلوب تصدأ كما يصدأ
الحديد إذا أصابه الماء . قيل : يا رسول الله وما جلاؤها ؟ قال : كثرة ذكر الموت وتلاوة القرآن
“Sesungguhnya
hati ini berkarat seperti besi berkarat bila kena air”. Shahabat bertanya: “Ya
Rasulullah, apa yang bisa membersihkannya kembali?” Beliau menjawab:
“Banyak-banyak mengingat kematian dan tilawah al Qur’an”.
(HR. Baihaqi)
T:
Assalamu'alaikum. Izin bertanya. Banyak buku tentang dzikir yang kalau mau
berhajat bisa dzikir 50x ada yang sampai 1000x apakah itu benar?
J:
Jumlah dzikir tidak ada batasan sepanjang ditujukan kepada Allah swt. Bahkan
untuk wasilah amal atas suatu hajat dengan syarat tidak melanggar syariat.
Tentunya bacaan dzikir harus sesuai yang dicontohkan rasulullah (ma'tsur).
Dari
Sa`ad ibnu Abu Waqqash ra yang menceritakan:
“Ketika
kami berada dihadapan Rasulullah SAW, beliau bersabda:” Apakah seorang diantara
kalian tidak mampu menghasilkan 1000 (seribu) kebaikan setiap harinya? Maka ada
seorang dari kalangan orang-orang yang duduk bersamanya bertanya:” Bagaimana
caranya untuk menghasilkan 1000 (seribu) kebaikan? Nabi SAW bersabda:”
Hendaknya ia membaca 1000 (seribu) kali tasbih maka dicatatkan baginya 1000
(seribu) kebaikan atau dihapus dari 1000 (seribu) kesalahan (dosa)”
(HR.Muslim)
Namun
tentunya amalan konsisten dan kontinyu lebih disukai Allah yang dapat
mendatangkan rahmat Allah. Wallahu a'lam
T:
Sebenarnya dzikir yang baik itu yang mana ya? Karena kadang kalau lihat
postingan ig. Dzikir ini disukai Allah. Dzikir ini meringankan dosa. Banyak
lagi. Mohon pencerahannya ustadz.
J:
Silahkan sepanjang ada dalilnya yang shohih/ ma'tsur. Sedangkan untuk faedah
ini itu, hanyalah hasil sepanjang masih dalam koridor syar'i.
T:
Assalamualaikum ustadz ingin bertanya. Mana yang lebih afdol zikir dalam hati
saja atau lisan atau lisan & hati?
J: Hati
boleh, dengan lisan boleh, dengan hati dan dikuatkan dengan lisan boleh.
Allah
ta’ala berfirman, ”Aku adalah sebagaimana praduga/prasangka hamba-Ku
kepada-Ku, Aku senantiasa menyertainya selama dia mengingat-Ku, maka apabila
dia mengingat aku dalam hatinya, Akupun mengingatnya dalam hati, dan bila dia
mengingat-Ku dalam keadaan ramai, Akupun mengingatnya dalam keadaan ramai,
bahkan lebih baik dari pada pengingatannya. (HR. Bukhori dan Muslim)
T:
Saya
menemukan hadis yang bunyinya kurang lebih: Jangan engkau berkata doa
..."ya Allah jika Engkau berkenan maka berilah hamba ....
Pertanyaannya:
Apakah hadist di atas berlaku juga dalam niat kita mengaji:
Niatnya:
Ya Allah aku mengaji karena Engkau jika Engkau beri pahala maka hamba ikhlaskan
untuk kedua orangtua. Sekian dan terimakasih.
J:
Langsung
saja minta bunda jangan ragu, "maka berikan pahala mereka atas wasilah
amal tilawah quran ini ya rabb."
Kalimat
jika engkau berkenan seolah meragukan Allah, padahal Allah itu sangat dekat. Syaikh
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin memberikan keterangan sebab larangan ini, Dengan
lafadz ini seakan-akan orang yang berdoa dapat memaksa Allah Ta’ala,
seakan-akan ia berkata, “ Ya Allah aku tidak memaksaMU, jika berkehendak ampuni
aku, jika tidak, tidak usah.”
Lafadz
ini seakan-seakan menerangkan bahwa permintaan hamba sangat besar dan sulit,
dan meragukan keagungan dan qudrah Allah. (maka dalam kitab tauhid, hadits
tersebut dimasukkan dalam satu pembahasannya oleh Syaikh Muhammad bi Abdul
Wahhab, untuk menerangkan keagungan Allah dan kesempurnaan kekuasaannya). Orang
yang berdoa dengan lafadz tersebut, seakan-akan tidak butuh Allah, maka dalam
lanjutan hadits dikatakan, “tetapi hendaklah ia berkeinginan kuat dalam
permohonan itu”. (Al-Qaul Mufid 2/331)
Wallahu
a'lam
T:
Asalammu'alaykum ustadz. Afwan di luar tema. Apakah boleh kita membaca ayat
seribu dinar setiap lepas sholat fardhu, dan dijadikan amalan kita. Mohon
penjelasannya. Afwan ana yang fakir ilmu.
J:
Jangan
lakukan karena:
1-
Menamakan ayat tanpa petunjuk.
2-
Menetapkan waktu pembacaan yang tidak berdalil.
Kalau
mau kaya, takwa, ikhtiar, tawakkal.
T:
Ustadz mohon izin bertanya, ada dzikir pagi dan sore di sebuah buku, ada al matsurat
juga di buku yang lain, yang isinya agak berbeda. Jadi sebaiknya kita lebih
pilih yang mana ustadz?
J:
Terserah
yang penting dzikirnya ada dalilnya, dan dzikir ma'tsurat ya isinya dari
hadits-hadist yang ma'tsur. Itu hanya untuk mempermudah dalam mengurutkan. Kalau
mau pakai buku lain, silahkan.
T:
Menyambung pertanyaan. Kalau dzikirny agar hajatnya terkabul apakah dzikirnya
masih termasuk lillahi ta'ala ustad?
J:
Hajat,
keinginan, cita-cita, boleh-boleh saja sepanjang tidak dalam kemaksiatan kepada
Allah.
“Ya
Allah berikan kemampuan dalam menjawab soal ujian agar anakku lulus, jadi
dokter, atau berikan kemudahan dan kelancaran prosesi pernikahan anak
kami"
Boleh
bunda.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official