Kajian Online HA G-5 Ummahat
Hari/tgl: Senin, 16 April 2018
Materi: Menjaga Kewarasan Suami
Asatidz: Ustadzah Lulu Maslucha
Admin: Saydah, Nining
Editor: Sapta
=========================
# Tips Keluarga
Berita miris lagi. Seorang suami di Bogor, menyiram
bensin ke mantan istri hingga tubuhnya terbakar 60 persen. Cemburu. Gak rela
dengan perceraiannya. Astaghfirullah. Suami gelap mata. Dan yang seperti ini
banyak. Jangan sampai melanda keluarga-keluarga ideologis.
Ah, para suami ternyata bisa stres juga? Tentu saja.
Banyaknya kasus suami membunuh istri, melakukan kekerasan dalam rumah tangga,
menyakiti anak-anaknya adalah di antara sekian banyak tanda-tanda depresi yang
dialami para suami.
Pasalnya, menjadi suami zaman now sungguh tidak mudah.
Beban kerja kian berat, problem di rumah juga tak mampat. Kerja banting tulang
penghasilan pas-pasan. Pulang ke rumah capek, masih dapat omelan.
Banyak tuntutan pula dari istri tersayang. Apalagi
jika istri tergoda gaya hidup mewah.
Jika penghasilan kurang, nafkah batin pun dikurang. Bahkan jika tak beruntung,
istri masa kini pun begitu berani melayangkan gugatan.
Duh, bagaimana cara menjaga para suami agar tetap
“waras”? Berikut di antaranya:
1. Beri Motivasi
Banyak suami yang saat ini merasa rendah diri di
hadapan istri. Entah karena jobless, atau bekerja tapi penghasilan rendah. Bawa
pulang uang ke rumah, selalu tak cukup untuk menutup kebutuhan rumah tangga.
Para istri pun kerap kurang sabar menghadapi kenyataan, betapa bingungnya
mengatur uang yang minim di tangan.
Dibela-belain menurunkan standar hidup pun, masih saja
kurang. Maka, terkadang muncul celaan pada suami karena dipandang tak becus
mencari nafkah. Tentu ini menambah stres suami. Alangkah lebih bijaknya jika
mencari jalan keluar bersama. Memotivasi suami agar lebih kreatif membuka akses
mendapatkan rezeki.
2. Bijak Kelola Harta
Masalah ekonomi adalah problem klasik paling dominan
dalam rumah tangga. Kebutuhan hidup yang kian meningkat, dibarengi menggilanya
harga-harga kebutuhan pokok, menjadi beban berat keluarga. Harta berapapun
terasa kurang.
Nah, para istri harus bijak membelanjakan harta dari
suami. Terbuka memerinci, agar tidak misskomunikasi. Jangan boros gara-gara
membeli barang yang kurang dibutuhkan. Jangan memaksakan diri pula belanja yang
tidak sesuai kemampuan keuangan. Ingat, godaan terbesar istri untuk meninggalkan
suami adalah jika suami miskin harta.
Sebaliknya, para suami juga harus tahu diri. Lebih
smart lagi dalam membuka jalan rezeki. Gigih, kerja keras dan tak berhenti
belajar agar ikhtiar terbuka lebar. Jika kemudian harta bertambah, jangan
gegabah. Jangan lupakan istri yang pernah diajak susah. Pasalnya, godaan
terbesar bagi lelaki untuk meninggalkan kesetiaan adalah ketika harta melimpah
dalam genggaman.
3. Penuhi Ghorizahnya
Ada yang bilang, kebutuhan suami hanya tiga, yaitu
pandangan yang menyenangkan, perut kenyang dan gharizah nau-nya. Artinya, suami
sudah cukup senang jika datang ke rumah mendapati anggota keluarga menyambut
dengan wajah sumringah. Juga, kondiri rumah yang cukup tertata.
Suami juga tenang jika perut dikenyangkan dengan
makanan yang ia suka. Demikian pula nafkah batinnya, kalau lancar, niscaya
kegalauan melayang. Suami bisa lebih konsentrasi melakukan berbagai amal
kebajikan. Maka, jika ketiga hal ini dipenuhi, insya Allah tidak akan ada suami
yang depresi.
4. Junjung Harga Dirinya
Suami mana yang tak suka dihargai, dihormati dan
dijaga harga dirinya? Para suami butuh ditaati, karena gharizah baqo' para
suami adalah sebagai pemimpin. Serendah apapun posisinya di mata istri,
tetaplah dia ingin dihormati. Dijaga aibnya. Dijaga martabatnya. Juga, jaga
emosinya. Laki-laki itu kalau sudah disulut amarahnya, bisa meledak dan berbuat
nekat.
5. Ajak Bicara
Secerewet-cerewetnya lelaki, jarang yang tipenya
banyak bicara pada istri. Ada masalah di kantor, dipendam. Ada ketidaksukaan
terhadap istri, kondisi rumah dan anak-anak, kadang juga tidak terbuka
menyampaikan. Maka istri harus peka. Sensitif melihat perubahan sikap suami.
Ajak bicara. Barangkali ada unek-uneknya yang tak tersampaikan. Tak hanya
istri, kadang suami juga perlu didengar.
Wallahu a'lam bish shawab
=======================
TANYA JAWAB
Tanya: Untuk poin no. 5 Ustadzah, bagaimana cara mengajak bicara seorang suami
yang tipenya "dirumah, dialah bosnya, tidak mau mendengar cerita istri
"?
Jawab: Seharusnya untuk mencari solusi ada 2 pihak yang siap bicara namun juga
sekaligus siap mendengar. Jadi bunda koreksi dulu, sudahkah bunda mencoba
memahami sebelum berbicara kepada suami bagaimana karakternya? Sudahkah bunda
belajar tentang karakter manusia, yang jika karakter a, maka cara bicara b.
Karakter b maka cara bicara d, misalnya? Karena seseorang itu bersikap apa
dewasanya bergantung pada pola asuh orangtuanya di masa lalu.
Pernahkah bunda pake strategi lain? Dengan note
misalkan? Lewat secangkir teh hangat yang disuguhkan secara spesial misalkan?
Hati-hati, jangan-jangan sikap kita yang justru membuat
pasangan bersikap tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Jika mau orang lain
berubah, bercerminlah, apakah diri sudah berubah lebih baik?
Tanya: Ustadzah, kalau ada suami yang malas-malasan kerja bagaimana?
Jawab: Bunda, apa benar suami malas? Jangan-jangan dia juga bingung mau kerja apa.
Jangan-jangan dia hanya butuh didengarkan? Coba digali lebih dalam. Saya tidak
berani menyimpulkan karena pertanyaannya pendek sekali.
Tanya: Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh ustadzah. Ustadzah,
berhubungan dengan point yg ke 5 "Ajak bicara". Kalau pas ada
masalah suami senangnya dipendam, kadang kalau saya tanya jawabnya hanya senyum
dan menggerak-gerakan wajahnya sampai saya pun ketawa dan tidak jadi tanya lebih
lanjut. Itu sering terjadi ustadzah. Bagaimana ya caranya agar suami mau
terbuka kalau ada masalah. Padahal kalau pas tidak ada masalah apapun beliau
ceritakan.
Jawab: Bunda, laki-laki itu punya stok kata-kata hanya 15 ribu per hari.
Sementara perempuan minimal punya 40 ribu kata per hari. Jadi, mungkin kata-katanya
sudah habis di tempat kerja. Sehingga pulang kerja tinggal capek saja. Tak elok
tampaknya bila sesampai rumah pulang kerja langsung mendapat rentetan
pertanyaan. Kalau suami tidak mau share, maka bisa jadi raport (keakraban)
bunda dengan suami kurang pada saat itu. Sehingga suami enggan untuk sharing. Bolehlah
dipijit dulu, disediakan air hangat untuk mandi dulu, bermanja-manja dulu,
tanpa melihat seberapa lama bunda membangun pernikahan.
Wallahu a'lam bish shawab
Tanya: afwan ustadzah ijin bertanya, bila sudah dipenuhi ghorizahnya; kita
membantu nafkah juga tetapi pandangan belio selalu ke lain hati, apakah itu
fitrahnya?
Jawab: Subhanallah, masih berpaling ke lain hati? Coba ajak bicara dari hati ke
hati. Ini butuh kejernihan pikiran, hati dan kekuatan iman ya, tanyakan dengan
baik-baik tanpa emosi kenapa masih berbuat demikian. Sembari mengevaluasi diri
apa yang kurang dari diri. Bunda, hati itu milik Allah swt. Maka mintalah kepada
Allah untuk menjaga hati suami dari hal-hal yang tidak diridloiNya, wallahi
a'lam bish shawab.
Tanya: Pertanyaan titipan teman boleh ya? Awal tahun 2018 ini suami nya suka
bergaul dengan kelompok Maaf"jama** tab***gh". Perilakunya sudah
lebih baik, tapi dibalik itu rupanya ada maksud lain, dia minta sama istrinya
untuk ta'addud. Tidak tahu apakah itu pengaruh teman-teman dijamaah barunya yang
ustadz-ustadznya rata-rata beristri lebih dari 1. Masalahnya di istrinya juga,
belum mampu hatinya untuk dimadu dan kondisi finansial yang pas-pasan, bahkan
kekurangan. Suaminya ngotot untuk poligami. Bagaimana cara menghadapi suami
yang tipenya seperti ini?
Jawab: Bunda, biar tetap tenang, pahami dulu dengan bijak. Bahwa suami sedang
semangat-semangatnya berislam. Sehingga kita bisa paham keinginannya yang
menggebu-gebu untuk berperilaku islami termasuk berpoligami. Coba bunda lihat
di hadits arba'in nawawiyah, hadits 1 tentang niat. Bahwa barangsiapa
berhijarah karena Allah dan rasulNya, maka ia akan dapat Allah dan rasulNya. Tapi
bila dia berhijrah karena harta atau wanita yang ingin dia nikahi, maka dia
akan dapatkan juga (tapi bisa jadi tidak dapat Allah dan rasulNya). Hadits ini
turun karena ada seorang yang ingin masuk islam karena ingin menikahi ummu
sulaim. Tidak salah, tapi apa ga lebih baik dapat Allah dan rasulNya. Bolehlah
berpoligami. Tapi apa memang benar sudah siap? Bukan hanya nafsu? Shalat sudah
benar belum? Puasa? Menafkahi istri lahir batin? Dan lain-lain.
Coba sampaikan hal ini dengan cara bijak dan lembut kepada
suami tanpa mengingkari syariat poligami itu sendiri.
Tanya: Assalamualaikum. Mau bertanya tentang pengelolaan harta suami. Misal
untuk membantu perekonomian keluarga sang isteri ikut mencari nafkah, misal
jualan online dan sebagainya yang tidak meninggalkan anak atau keluar rumah.
Nah dari hasil usahanya ini sang isteri kan punya uang sendiri. Tetapi ketika
si isteri ingin membeli sesuatu yang dibutuhkannya dan selalu izin kepada suami
(walopun uangnya sendiri) tetapi si suami malah sering marah tidak mengizinkan.
Akibatnya terjadi cekcok. Dan si isteri memilih mengurungkan niatnya tuk
membeli barang yg ia butuhkan karena demi menghindari konflik. Akan tetapi
lama-kelamaan sedih dan kesel juga. Giliran suami mau sesuatu hari itu juga
harus beli dan harus ada terserah uangnya darimana. Disitu kadang si istri ini
merasa sedih dan kesal. Bagaimana sikap yang baik sebagai isteri menghadapi
suami seperti itu? Terima kasih
Jawab: Hasil kerja istri mutlak 100% hak istri ya bunda, meskipun sudah
berpenghasilan ya suami tetap wajib nafkahi istrinya. Seharusnya suami tidak
marah karena yang dipakai untuk beli barang-barang itu harta istri. Kecuali
dibelanjakn untuk hal-hal yang tidak halal atau tidak baik. Bila suami dapat
uang dari hasil istri itu shadaqah istri terhadap suami. Wallahu a'lam bish shawab.
Tanya: Bekerja pernah ustadzah, saya tanya mengapa, beliau bilang karena saya tidak
mau bekerja; padahal menurut saya istri bekerja hanya untuk membantu
perekonomian bukan kewajiban, seperti hal-hal perbedaan prinsip ustadzah, sehingga
kesalahan saya dibuat alasan, apakah saya salah ustadzah?
Jawab: Bunda benar. Dalam hal tidak ada keterdesakan bunda wajib bekerja. Sabar
bunda, titipkan hatinya kepada Sang Pemilik hati. Jika bunda terdzolimi, maka
doa bunda maqbul. Doakan yang baik-baik. Tidak ada hijab antara bunda dan Allah
swt sepanjang bunda tidak bermaksiat kepada Allah SWT.
=================
Kita
tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa
Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب
إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Rekap Kajian Online HA Ummi
Hari, Tanggal: Jum'at, 06 April 2018
Materi: Sakinah Bersamamu Dunya Wal Akhiroh
NaraSumber: Ustadzah Maulida
Waktu kajian: Ba'da Ashar-selesai
Editor: Sapta
ฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯ
Sakinah Bersamamu Dunya Wal Akhiroh
Setiap keluarga dalam berumah tangga mendambakan
keluarga yang bahagia. Bagi Umat Muslim, sudah memiliki pedoman Al Quran
sebagai Sumber ilmu dalam berumah tangga. Sebagaimana dalam QS. Al Baqarah ayat
230. Maka wajib bagi setiap keluarga Muslim untuk mengkaji ilmu syar'i yang
selalu di-recharge. Sebab rumah tangga yang cinta ilmulah rumah tangga yang
dikehendaki kebaikan oleh Allah.
Janji Allah kepada yang memuliakan Al Quran akan
beruntung dan bahagia dunia akhirat. Oleh sebab keutamaan ini, maka perlu bagi
kita mengusahakan untuk selalu dekat dengan Al Quran.
Intensif dengan Al Quran untuk keluarga dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
Tilawah, yang berfungsi membangun keimanan kepada Allah dan spritual yang
tinggi dalam keluarga.
Tafahhum, berfungsi menggali ilmu sebanyak mungkin agar menjadi pedoman
menjalankan rumah tangga.
Tadabbur, berfungsi menjadi sumber tausiyah, motivasi, pengingat bahkan proses
dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
Langkah-langkah tersebut diiringi dengan menghadirkan
ruh Al Quran, seperti; interaksi intensif bersama Al Quran.
Dalam QS. Faathir ayat 32, disebutkan bahwa ada 3
tingkatan orang kesiapannya dalam menerapkan ayat-ayat Al Quran dalam rumah
tangga. Yaitu yang belum siap, yang baru siap dan yang sudah siap.
Contoh rumah tangga, yang berkualitas
sebagaimana contoh Rasulullah:
1. Sibuk dalam ketaatan pada Allah, maka hal ini akan
mengundang solusi dari Allah atas segala permasalahan yang menimpa.
2. Memperhatikan ilmu baik untuk diri dan seluruh
keluarga.
3. Berakhlakul karimah dengan semua keluarga.
4. Rumah tangga yang berkualitas selalu mengagendakan
pelayanan terhadap agama Allah dan ummat.
5. Tidak melupakan hal-hal humanis seperti santai,
bercanda dll.
6. Melaksanakan syariat Allah.
7. Menjalankan rumah tangga sebagai amanah Dari Allah.
8. Saling kerja sama dan melengkapi.
9. Rumah tangga merupakan madrasah untuk generasi
berikutnya.
Dalam ajaran Islam terlihat kelas bagaimana Islam
memuliakan wanita baik saat rumah tangga bermasalah (misal adanya talak, khulu,
masa iddah) maupun yang harmonis. Sebagaimana dalam qs. Al Baqarah ayat 231-233.
Laki-laki (suami) qowwam dalam rumah tangga. Ia
memimpin untuk menyayangi dan mengayomi serta sabar.
Belajar tauladan keluarga Dari Nabi Ibrahim a.s.
Keluarga penuh ketaatan pada Allah, rumah tangga yang
didasari fii sabilillah.
Perbedaan karakter antara suami dan istri dalam sebuah
rumah tangga merupakan Rahmat. Agar saling melengkapi dan amal sholih. Juga
dapat meneladani Rasulullah.
Penting juga menyeleksi perolehan harta kita untuk
keluarga. Harus yang halal dan thayyib agar berkah dan selalu bersyukur.
Berusaha mencintai pasangan karena Allah sepanjang
hidup. Surah Maryam ayat 96.
Waspada dengan kejenuhan dalam rumah tangga. Berusaha
untuk antisipasi. Ketika menghadapi konflik dalam rumah tangga, tidak boleh
berlarut. Lekas ishlah.
Bagi keluarga yabg belum dititipkan buah hati, rumah
tangga harus tetap bahagia dan utuh. Perkuat ketaatan kepada Allah.
Mendawamkan dzikir dan doa bagi keluarga merupakan
cara untuk keluar dari kemelut rumah tangga dan agar menjaga tetap harmonis.
Sebab rumah tangga membutuhkan qalbun salim.
Sebab rumah tangga adalah amanah Allah, Ridho dengan
pasangan yang Allah takdirkan.
Demikian.....
#Jum'atMubarok
#Allahumma baariklanaa fi rajaba Wa sya'ban wa
balighna fi ramadhan.
#Allahumma shoyyiban naafi'an.
#Allahumma sholli ala Muhammad wa ala alihi Wa
shohbihi wa sallam.
#Allahummarhamnaa bil Qur'an
#Untuk kedua orang tua ana, mohon Doa, semoga senantiasa
Allah jadikan keluarga sakinah mawaddah warahmah dunia wal akhiroh. Bersama
sama menuju jannahNya.
Aamiin....
ฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯฯ
TANYA JAWAB
Tanya: Mau nanya ustadzah:
A. Jika ada seorang wanita yang memilih tidak ingin
menikah, hingga akhir hidupnya, apakah orang tuanya bertanggung jawab atas
pilihan tersebut? Jika pun menikah hanya untuk sebuah status saja, apakah itu
berdosa? Syukron ustadzah.
B. Pilihan untuk tidak menikah karena merasa semua
laki-laki yang datang tidaklah cocok untuk jadi pasangannya, selalu ada yang
kurang jika dijodohkan, karena prinsip orang tuanya juga yang selalu menuntut
banyak hal dari seorang pria yang datang untuk melamar anaknya.
Jawab:
A. Sebetulnya perlu di cross cek, mengapa, dan hal ini
menjadi tanggung jawab wali juga. Mungkin belum ada usaha dari sang wali (orang
tua, kakak laki, paman dll) untuk menjodohkan. Peran wali untuk mendorong dan
menyadarkan keutamaan menikah. Jadi jikalau nanti menikah bukan hanya status.
B. Menjadi PR keluarga besar, saudara dan orang
dekatnya. Perlu dicarikan yang sekufu dan diberi pemahaman tentang konsep
berkeluarga dalam islam.
Tanya: Assalamu'alaykum ustadzah. Mau nanya. Apa berdosa anak yang ingin
berhenti bekerja (anak perempuan) setelah menikah tetapi ayahnya tidak setuju.
Sedangkan setelah menikah sianak tanggungjawabnya ada pada suaminya yang
membolehkan istri tidak bekerja ustadzah?
Jawab: Anak wanita setelah menikah menjadi tanggung jawab suaminya. Sebab sudah
ijab qabul antara ayah dan suaminya. Tugas suami dan Istri komunikasi kan
dengan baik kepada ayahnya istri tersebut.
Tanya: Assalamualaikum. Ijin bertanya ustadzah. Ada titipan pertanyaan. Jika
sebuah perkawinan dibangun dengan kebohongan tapi istri selalu berusaha
mentoleransi, akankah sakinah bisa dicapai? Apa yang sebaiknya harus dilakukan
ya, ustadzah? Syukron jawabannya.
Jawab: Segalanya bisa diperbaiki. Ishlah, sebab tidak ada rumah tangga yang
adem ayem untuk mencapai sakinah tanpa adanya ujian. Jadikan hal tersebut jadi
ladang dakwah dan amal sholih.
Tanya: Tanya ya ustadzah. Bila dalam kehidupan berumah tangga seorang istri lebih
banyak mengatur dalam segala hal..suami terkesan menurut saja semua perkataan
istrinya. Apakah hal demikian menunjukan bahwa suami tidak dapat menjadi
pemimpin dalam rumah tangga?
Jawab: Sebetulnya yang lebih tahu adalah rumah tangga masing-masing, orang Lain
enggak boleh tahu. Tidak boleh cerita-cerita, karena kalau cerita-cerita ada
indikasi, salah satu pihak tertekan. Perlu lebih komunikatif dan jaga perasaan
masing-masing. Tetapi selama enjoy dan bukan hal prinsipil sebetulnya tak apa.
Tanya: Ijin tanya ustadzah. Bagaimana cara mendamaikan hati untuk memaafkan
kesalahan suami dan berusaha melupakan kekecewaan di hati?
Jawab: Yakin bahwa Allah tidak akan memberikan sesuatu yang diluar kemampuan
hambaNya. Setiap permasalahan akan ada solusi. Wajib bagi kita mengambil banyak
ibroh di alquran. Misal banyak kisah para tauladan Muslimah, Shahabiyyah dalam
berumah tangga. Tentu proses kita dalam memperbaiki diri akan mendapat ganjaran
di sisi Allah dan merupakan amal shalih.
Tanya: Assalammu'alaykum ustàdzah mau nanya nih, apakah berdosa apabila waktu
subuh kita tidak membangunkan suami untuk sholat Subuh, sebab kalau kita
bangunkan dia marah.
Jawab: Bangunkan bunda, tidak apa-apa kita diomelin daripada ia tidak sholat.
Dosa bersama. Sambil kita doa terus ke Allah agar jadikan suami yang shalih.
Imam untuk keluarga dunia akhirat. Sebab hanya Allah yang hadirkan hidayah.
=================
Kita
tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa
Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب
إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
