Kajian Online Hamba الله SWT
Jumat,24 Oktober 2014
Nara sumber: Ustadz Ahmad
Dimyati
Rekapan grup 301 (Sugeng)
Tema : Hijrah
Bismillahirrahmanirrahim...Alhamdulillahi
rabbil alamin...washshalatu wassalamu ala rosulihil amin...muhammad. Waala
alihi washahbihi ajmain...amma ba'du...
Sebelum dilanjutkan, saya
akan perkenalkan dulu...nama Ahmad Dimyati. Asal Pamekasan, sudah menikah, 2
anak, sekarang sedang studi di Turki...S3.
Materi kita kali ini saya
akan menyinggung tentang Hijrah. sebab kita sudah masuk tahun baru hijriyah...
Hijrah secara bahasa
maknanya pindah.
Dalam sejarah İslam ada
beberapa kali hijrah yang paling pertama adalah hijrahnya para sahabat nabi
disaat diintimidasi orang kafir Makkah ke negara Etiopia.
Nama negara itu dulunya
dikenal dengan Habasyah, .negara luas, tidak sesempit sekaran, dan dipimpin
oleh orang Kristen tapi Adil.
Kata Rasul, alaikum
bilhabasah...kalian segera hijrah ke habasyah.
Fainna fiha malikan la yuzlam fihi ahad...di
sana ada raja yang tak seorangpun yg tidak diperlakukan adil olehnya...
Fainnaha ardhun sidqiyyin...tanah
habasyah dipenuhi kejujuran...orang- orangnya jujur.
Dari peristiwa ini, dari
sabda nabi ini...ada dua poin penting :
1. Habasah dipilih untuk
tempat hijrah...karena ada pemimpn adil...ada kepeminpinan berkarakter.
Kita kutip saja pendapat
Syekh ibn Taymiya misalnya...tentang peminpin adil...
Katanya, la yuqimu addaulah almuslimah walau
kanat almuslimah...Allah tidak akan memdirikan negeri yang adil walaupun negeri
itu muslim...namun Allah bisa saja mendirkan suatu negeri yang ada keadilan
walaupun peminpinnya kafir...contohnya Raja Habasah...
İni narasi keadilan
terkait dengan good government...pemimpin yang adil itu yang memberi solusi
atas permasalahn - permasalahan
ummatnya...baik skala lokal maupun internasional...
Keadilan pemimpin itu bukan sekedar dia ada di
pucuk pinpinan...tapi kita mampu memenej dengan baik...potensi-potensi ummatnya terbaca dan tersalurkan dengan
baik...maka pemimpin yang demikian itu antara dia dengan Allah hubungannya
dekat...
Pemimpin itu cerminan
dari masyarakatnya...siapa yang meminpin dialah cermin masyarakatnya...
2. kata Rasul di atas, di Habasyah itu
masyarakatnya jujur...
Kejujuran itu mahal
harganya...namun jika itu menjadi watak masyarakat, maka pemimpinnya juga akan
jujur...
Poin kedua ini juga
hilang dari negara kita...kebohongan menjadi budaya bangsa...pelik...tapi itu
yang terjadi...kebohongan menyeliputi semua perilaku masyarakat kita...dari
skala yang paling kecil hingga yang skala besar...dari skala kampung hingga
skala negara...
Ash-shidqu
hilang...al-kizbu mentradisi...
Kita coba baca lagi hadis Arabain nabwiyah
hadia kedua...ketika itu nabi ditanya oleh malaikat jibril...mal islam...islam
itu apa? Nabi menjawab..islam itu, syahadat
shalat...zakat..puasa dan haji...ketika ditanya mana yang paling afdhol...yang
afdhol adalah keimanan...lalu keimanan mana yang paling afdhol?
Dijawab...hijrah...
Nah konsekwensi keimanan
adalah hijrah...
Lalu hijrah itu apa wahai
Rasul? Dijawab, yaitu hijrah dari keburukan...
kita ingin pemimpin yang
Adil...maka segera berhijrah dari keburukan..Sekarang bagaimana kita berhijrah
yang baik?
Lagi- lagi
di hadis arbain yang pertama tentang hadis niat...
Amal itu bergantung
kepada niat.
Niat itu tempatnya di
hati...sama dengan tempatnya iman...
Bicara niat, ulama
membaginya menjadi empat macam....
1. Niat itu Determinasi...yaitu keinginan
kuat...
Kita masih ingat muslim
di Gaza...yg dengan segala keterbatasannya, musuh dengan kecanggihannya, bisa
mengalahkan dan mempermalukan israel...itu karena daya azimah...keinginan yang
kuat...
Org yang niatnya kuat
akan mempunyai empat kompetensi...yaitu, dia punya kemampuan mengubah
masyarakatnya...mengajak masyarakat yang bobrok menjadi tidak bobrok...
Dia juga mengerti hukum
perubahan...bagaimana seharuanya langkah-langkah merubah masyarakatnya ke arah
lebih baik...
Dia juga punya
referensi...rujukan kokoh bagaimana melakukan peribahan...referensinya itu
adalah wahyu...al-Quran dan Hadis
Dia juga tahu petunjuk
arah angin kemana menuju...perubahan itu akan dibawa kemana...
Makanya dia juga punya
peta perubahan...sebaiknya masyarakat agar berlaku adil dan jujur bagaimana
caranya...itu memerlukan peta...
2. Niat itu
perjuangan....
Suatu idealisme yang
harus dipegang...suatu visi yang kuat...
Siapa yang tak punya
nilai-nilai perjuangam dalam hidupnya maka seperti tak ada gairah dalam
hidup...dia hanya hidup biasa saja...sedangkan yang punya niat, berarti dia
punya visi hidup yang tangguh...punya pandngan hidp yang kokoh...pandngan hidp
yang mana? Yang mana lagi bukan İslam...
3. Niat itu
aksentuasi...keikhlasan...dalam melaksanakan ibadah kita harus İkhlas...itu
murni kita lakukan utk Allah...jika berjihad membela Allah...seluruh bidang
kehidupan kita akan bernilai ibadah kalau kita niatkan...kita niatkan jihad...agar
pahalanya berlipat- lipat.
4. Niat itu adalah natasi
semangat tinggi...
Saya sedikit menyinggung
Turki di sini...
Sang penakluk
Konstamtinopel itu memang sudah sejak kecil dibangun narasinya bahwa ia akan
menaklukkan kerjaan Romawi Timur itu...
Usia sebelas tahun sudah dimagangkan sebagai
wali kota...oleh ayahnya...sultan murat İİ...usia 14 thn sudah dikasih
kesempatan menjadi sultan...usia 19 tahun sudah menjadi khalifah...usia 22.
Sudah mampu menaklukkan konstantinopel...
Nah, yang ingin saya
tekankan...bahwa kita harus mulai dari diri kita sendiri menjadi yang terbaik...hijrah
segera dari keburukan menuju perbaikan masa depan ummat..
Moment bulan hijriyah itu
ya situ...kita harus lebih baik dari sebelumnya...perbaiki niat kita..kita
sambut masa depan lebih gemilang. İnsyaallah... Sebagaimana Al-fatih selalu
melakukan perbaikan di setiap masanya...
Tapi jangan lupa, siapa
yang berjasa besar dibalik al-Fatih, adalah mentornya...gurunya...oleh karena
itu...selalu belajar dari seorang guru...belajar İslam dari para
asatiz...jangan berhenti belajar...
Selamat Tahun Baru Hijriyah...semoga
tahun hadapan lebih baik...amiin...
İhdinashshirotol
mustaqim...wassalamualaikum wr. wb...
Tanya jawab :
1) Bagaimana pendapat ustadz mengenai erdogan,
pemimpin adalah cerminan dari rakyatnya, menurut ustadz bagaimana dengan
Indonesia.? Apakah orang seperti alfatih atau erdogan bisa memimpin Indonesia,
kalau kita melihat kondisi bangsa kita saat ini, sepertinya belum karena kita
harus bercermin pada diri kita bangsa kita.
Jawab:
Belum tentu...karena
kondisi dan lingkungan ikut mencetak pemimpin menurut situasi dan kondisinya...
Tanya:
1)Kalau kondisi di turki, mesir dan indonesia
bagaimana ustadz
2) Di mesir presiden
mursi yang shalih di kudeta oleh militer dan kaum liberal Di turki presiden
erdogan yang shalih alhamdulillah bisa mengubah turki yang sebelumnya liberal
Di indonesia partai2 yang berbasis islam
mengusung presiden tetapi 'kalah' oleh capres yang diusung partai nasionalis.
jawab:
Ya...mesir penuh dengan
konspirasi dan tergolong agak terburu2 dengan penerapan syariat İslam...turki
tidak seperti..dia lebih mengedepankan jargon- jargon umum menghindari
kudeta...
Namun arahnya kepada
islamisasi walau namanya tak tampak islamisasi...
İndonesia masih cukup jauh kelasnya melihat
dari kondisi rakyatnya...kalau kita kerja keras, insyaallah sampai juga kepada
pemimpin yang adil...semoga....
Bersabar...seraya jangan
berhenti berdakwah...
Doa Kafaratul Majelis
سبحانك
اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT