Kajian Online Hamba الله SWT
Jum’at, 2 Januari 2015
Narasumber : Ustadzah
Pristisia
Rekapan Grup Nanda M110 (Shofie)
Tema : Kajian Islam
Editor
: Rini Ismayanti
ADAB
BERTEMAN YANG BAIK MENURUT AJARAN ISLAM
Bismillaahir Rohmaanir
Rohiim
Terkadang kita salah
kaprah dalam bergaul dengan teman.kita terperangkap dalam pergaulan bebas yang
jauh dari ajaran agama Islam. Di sinilah letak bahayanya kalau kita tidak
mengikuti cara berteman yang baik menurut ajaran agama Islam. Pesan di bawah
ini mungkin bisa membantu kita semua dalam berteman yang baik agar kita tidak
terperangkap dalam pergaulan bebas.
Sayaaikh Abdurrahman
as-Silmy dalam bukunya Adâb ash-Shuhbah (etika dalam berteman) menuturkan,
bahwa dalam berteman, anggota tubuhpun, baik yang lahir maupun yang bathin, mempunyai
adab, etika, sopan santun yang harus diperhatikan. Apabila adab tersebut dijaga
dan dilaksanakan, niscaya ia akan bahagia di dunia dan akhirat.
Adab anggota tubuh
dimaksud adalah
1. Adab kedua mata
Hendaklah kedua mata menatap teman-teman kita dengan tatapan penuh kasih sayang dan kecintaan tulus, dan saudara serta orang-orang yang hadir mengetahui tatapan kita yang penuh kasih sayang itu. Hendaklah menatap teman kita pada bagian yang paling bagus dari dirinya. Janganlah anda memalingkan penglihatan, mana kala ia sedang berhadapan atau berbicara
dengan anda.
2. Adab pendengaran
Dengarlah pembicaraannya dengan penuh perhatian dan ketika kamu sedang berbicara dengannya, janganlah kamu palingkan pandangamu dari dirinya. Jangan kamu potong pembicaraannya, dengan sebab apapun. Apabila anda terpaksa karena masalah wakitau atau sesuatu yang sangat penting, maka mintalah izin sebelum memotong pembicaraannya serta sampaikan sebab atau alasan memotong pembicaraannya itu dengan baik.
3. Adab mulut / lidah:
Berbicaralah dengan teman-teman anda sesuatu yang mereka sukai. Ketika anda dimintai pendapat atau nasihat atas pendapat dan nasihat dengan sebaik mungkin. Jangan teruskan pembicaraan anda, manakala anda mengetahui bahwa teman anda tidak menyukai pembicaraan tersebut, kata-kata yang digunakan atau lainnya. Jangan kamu tinggikan suara kamu ketika
berbicara dengan temanmu. Jangan mengajak berbicara tentang sesuatu yang tidak dipahaminya, dan berbicaralah berdasarkan pemahaman dan pengetahuannya.
4. Adab kedua tangan
Kedua tangan hendakanya senantiasa terbuka lebar untuk teman-teman dengan kebaikan-kebaikan dan pertolongan-pertolongan. Janganlah kedua tangan anda ditutup, tidak membantu dan tidak menolong mereka manakala mereka memohon bantuan dan pertolongan.
5. Adab kedua kaki
Hendakanya ia berjalan senantiasa mengikuti langkah temannya, dan jangan mendahuluinya. Ketika teman itu mendekat kepada anda karena hendak memohon pertolongan anda atau karena memerlukan anda, maka segeralah mendekat kepadanya. Setelah itu, kembalilah ke tempat semula. Janganlah mengambil hak-hak mereka, karena hal itu akan mengurangi kepercayaan mereka kepadamu, Berdirilah segera manakala teman-teman anda melihat dan menghampiri anda. Janganlah duduk terlebih dahulu, sebelum mereka duduk lebih awal. Duduklah di tempat yang sama dengan tempat duduk mereka.
1. Adab kedua mata
Hendaklah kedua mata menatap teman-teman kita dengan tatapan penuh kasih sayang dan kecintaan tulus, dan saudara serta orang-orang yang hadir mengetahui tatapan kita yang penuh kasih sayang itu. Hendaklah menatap teman kita pada bagian yang paling bagus dari dirinya. Janganlah anda memalingkan penglihatan, mana kala ia sedang berhadapan atau berbicara
dengan anda.
2. Adab pendengaran
Dengarlah pembicaraannya dengan penuh perhatian dan ketika kamu sedang berbicara dengannya, janganlah kamu palingkan pandangamu dari dirinya. Jangan kamu potong pembicaraannya, dengan sebab apapun. Apabila anda terpaksa karena masalah wakitau atau sesuatu yang sangat penting, maka mintalah izin sebelum memotong pembicaraannya serta sampaikan sebab atau alasan memotong pembicaraannya itu dengan baik.
3. Adab mulut / lidah:
Berbicaralah dengan teman-teman anda sesuatu yang mereka sukai. Ketika anda dimintai pendapat atau nasihat atas pendapat dan nasihat dengan sebaik mungkin. Jangan teruskan pembicaraan anda, manakala anda mengetahui bahwa teman anda tidak menyukai pembicaraan tersebut, kata-kata yang digunakan atau lainnya. Jangan kamu tinggikan suara kamu ketika
berbicara dengan temanmu. Jangan mengajak berbicara tentang sesuatu yang tidak dipahaminya, dan berbicaralah berdasarkan pemahaman dan pengetahuannya.
4. Adab kedua tangan
Kedua tangan hendakanya senantiasa terbuka lebar untuk teman-teman dengan kebaikan-kebaikan dan pertolongan-pertolongan. Janganlah kedua tangan anda ditutup, tidak membantu dan tidak menolong mereka manakala mereka memohon bantuan dan pertolongan.
5. Adab kedua kaki
Hendakanya ia berjalan senantiasa mengikuti langkah temannya, dan jangan mendahuluinya. Ketika teman itu mendekat kepada anda karena hendak memohon pertolongan anda atau karena memerlukan anda, maka segeralah mendekat kepadanya. Setelah itu, kembalilah ke tempat semula. Janganlah mengambil hak-hak mereka, karena hal itu akan mengurangi kepercayaan mereka kepadamu, Berdirilah segera manakala teman-teman anda melihat dan menghampiri anda. Janganlah duduk terlebih dahulu, sebelum mereka duduk lebih awal. Duduklah di tempat yang sama dengan tempat duduk mereka.
6. Adab yang berkaitan
dengan bathin(hati)
-Hendaklah ikhlas dalam semua hal Apa yang dilakukan semata-mata karena mengharap redha Allah
-Bersabarlah selalu
-Senantiasa melapangkan dada
-Senantiasa berbaik sangka kepada teman-teman
-Melakukan segala sesuatu penuh keredhaan.
-Senantiasa peduli dengan urusan-urusan mereka, karena Rasulullah pernah bersabda: “Siapa yang tidak peduli dengan persoalan muslim, maka bukan termasuk golonganku”. Wallahu a’lam bis shawab.
-Hendaklah ikhlas dalam semua hal Apa yang dilakukan semata-mata karena mengharap redha Allah
-Bersabarlah selalu
-Senantiasa melapangkan dada
-Senantiasa berbaik sangka kepada teman-teman
-Melakukan segala sesuatu penuh keredhaan.
-Senantiasa peduli dengan urusan-urusan mereka, karena Rasulullah pernah bersabda: “Siapa yang tidak peduli dengan persoalan muslim, maka bukan termasuk golonganku”. Wallahu a’lam bis shawab.
Dari pesan di atas
kita dapat mengambil hikmahnya bahwa bertemanlah secara baik-baik jangan
terpengaruh oleh kenikmatan dunia yang sesaat karena itu semua dapat membawa
kita kejurang kenistaan dan kehinaan yang semakin dalam.
Mungkinkah kita hidup untuk selamanya?
Mungkinkah kita mati membawa harta?
Mungkinkah kita kan jadi penghuni surga?
Ataukah kita kekal di dalam neraka....naudzubillah.
Jangan sampai kenikmatan dunia yang sesaat akan membawa kita kepada kehancuran dunia dan akhirat Dan jangan sampai kita jadi orang-orang
yang merugi di akhirat kelak.
Semoga pesan di atas dapat membawa manfaat bagi kita semua.aamiin...
Mungkinkah kita hidup untuk selamanya?
Mungkinkah kita mati membawa harta?
Mungkinkah kita kan jadi penghuni surga?
Ataukah kita kekal di dalam neraka....naudzubillah.
Jangan sampai kenikmatan dunia yang sesaat akan membawa kita kepada kehancuran dunia dan akhirat Dan jangan sampai kita jadi orang-orang
yang merugi di akhirat kelak.
Semoga pesan di atas dapat membawa manfaat bagi kita semua.aamiin...
TANYA JAWAB
Q : Ustadsayah
tanya... bagaimana jika teman kita yang berbuat tidak sesuai dengan adab
trsebut, misal, saat kita bicara, teman kita tidak mempedulikan, saat kita
minta pertolongan, tidak mau menolong, dan teman tersebut lebih memprioritaskan
kesenangan dunia, lalu apakah perlu kita menjauhinya?
A : Sepertinya bukan
menjauhi, tepatnya jaga jarak dan tidak terlalu dekat ya nanda
Q : Ustadsayah nanya..
Kita kan bergaulnya campuran ya ust dengan laki-laki dan perempuan.. Masalah
adab kedua mata itu gmn y ust klo kita lg berbicara dengan laki-laki? Kan dalam
Islam kita harus mnjg pandangan dari laki-laki?
A : Menatap mata
hanya satu kali dan selanjutnya sambil menunduk tapi tidak menunduk yang
terlalu. Biasa saja
Q : Bunda. Saat kita
dimintai nasihat trus teman yang meminta nasihat merasa kita tidak membelanya, yang
ujungnya malah dia menyalahkan kita juga. bgaimana kita menyikapinya ya Bun?
A : Diperjelas ya
nanda. Yang bijak kata-katanya agar tidak salah paham. Contoh :
Jika nanda tidak
setuju dengan pendapat teman. Maka ucapkan kata "pendapat kami bagus
banget , namun akan lebih baik seperti ini...."
Jadi jangan ucapkan
ketidak kesukaannya dahulu ataupun malah membentakanya.
Q : Ntar kan dah
keliatan tu dia ga suka, jadi ga diterus in lagi ceritanya. Nah kalo dia dapat
masalah lagi ntar dia bilang 'kok ga bilang dari kmaren2 aku kan ga tau' Kita
jg deh yang salah #Jadi curcol Bun
A : Begitulah
'tantangan untuk berdakwah. Tetap semangat jalani denga ikhlas dan sabar. Serta
tetap dalam koridor islam.
Q : Ustdz... saya
biasanya klo udh berteman itu sampai kekeluarganya kenal deket.. udh berasa
seperti anak juga sama orng tua nya.. pernah punya temen yang bermasalah dengann
orng tuanya.. si temen pengen pergi ke sebuah pulau terpencil untuk mengajar
disana.. dia pengen menjauh dari keramaian karena baru putus dengann calon nya.
Sementara orng tua nya tidak megijinkan sitemen pergi. Lalu orng tua nya datang
ke rumah minta menasehati anak nya.. smntr yang temen jg datang kerumah
curhat ttg orng tuanya yang tidak mengerti perasaan anakanya. Sampai akhirnya
tu temen keluar dari rmh selama sebulan.. untuk biaya nya selama kabur saya yang
menyediakan sementara waktu (dia datang ke tempat kerja minjem setelah bbrp
hari kabur). Walopun awalnya ga tau klo dia mau kabur dari rmh. Mamanya datang
kerumah cerita klo sitemen mingat dari rmh.. trus bilang.. saya ga usah lah
berteman lagi sama anakanya.. durhaka.. ga mau nurut sama orng tua.. biar
ajalah anak nya mau jadi apa.. saya iya-in aja .. setelah itu temen datang ke
tempat kerja saya.. curhat jg klo dia kabur dari rmh.. orng tua nya terlalu
bla..bla.... waktu itu bingung mau berpihak kemana.. mencoba mendamaikan ibu
dan anakanya..saling memberitahu ke masing-masing apa mau kedua belah pihak..
dan sampai akhirnya orng tua nya membolehkan anakanya untuk pergi. Tapi
tidak memberikan uang sepersen pun. Dan saya juga yang bantu dia untuk bbrp bln
disana. Sementara itu komunikasi si ibu dan anak selama bbrp bulan melalui
prantara saya.. Tapi Sekarang.. setelah berjauhan sepertinya mereka malah
lebih saling mencintai antara ibu dan anak. Pertanyaan nya Apa waktu itu
saya ikut berdosa ga ya karena ikut andil membela temen saya dan memfasilitasi
nya? Karena saya merasa mengerti apa mau nya dia.. daripada orng tuanya.
A : Sepertinya bukan
dosa. Namun, nanda sedikit keliru mencintai sampai membela. Maka dari itu yang
saya bilang hub pertemanan tidak boleh terlalu dekat , karena yang
dikhawatirkan kesalahpahaman seperti itu. Yang boleh terlalu dekat adalah
antara manusia dan Allah
Q : Bun...gmn cara
menasehati teman yang dekat dengan Ikhwan dalam kata pacaranlah, temen saya itu
baik bun orgnya sopan cuma yah itu kekurangannya, gampangan sm cowok...nah saya
ngga' tau gmn nasehatinnya....ngga' tau gmn cara biar dia mengerti....soalnya
klo d nasehatin bilangnya iyah...tpi tetep aja d ulangin...
A : Bilang saja
pacaran itu tidak ada dlam al quran dan dalam kamus bahasa indonesia saja tidak
ada. Dan tetap hukumnya berdosa karena bukan mahram saling berhubungan
Q : Assalamulaikum
ustadz, saya mw nanya,,,, akitafits sehari-hari atau pekerjaan saya kan
berhbngan dengan masyarakat,saya tenaga kesehatan, sudah tentu tiap hri selalu
bersentuhan langsung sm pasien, laki-laki maupun permpuan,,,,bagaimana hukum ustdz????
A : Pada hukum dasarnya,
sentuhan kulit secara langsung antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram
atau bukan suaminya sendiri, hukumnya haram.
Baik sentuhan itu diiringi dengan nafsu atau pun tidak dengan nafsu. Sebab yang menjadi ukuran bukan adanya nafsu atau tidak, melainkan sentuhannya itu sendiri. Ada banyak dalil didalam sabda Rasulullah SAW tentang haramnya
sentuhan ini, antara lain:
Dari Ma`qil bin Yasar dari Nabi saw., beliau bersabda, Sesungguhnya ditusukanya kepala salah seorang di antara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.
Hal ini dikuatkan lagi dari tindakan Rasulullah SAW yang tidak menjabat tangan perempuan ketika melakukan bai`at dengan para wanita. Padahal biasanya bai’at itu ditandai dengan jawab tangan.
Dari asaya-Sayaa`bi bahwa Nabi saw. Ketika membai`at kaum wanita beliau membawa kain selimut bergaris dari Qatar lalu beliau meletakkannya di atas tangan beliau, seraya berkata, Aku tidak berjabat dengan wanita. Aisyah berkata: Maka barangsiapa di antara wanita-wanita beriman itu yang menerima syarat tersebut, Rasulullah saw. berkata kepadanya, Aku telah membai`atmu - dengan perkataan saja -dan demi Allah tangan beliau sama sekali tidak menyentuh tangan wanita dalam bai`at itu; beliau tidak membai`at mereka melainkan dengan mengucapkan, Aku telah membai`atmu tentang
hal itu.
Sedangkan dalil yang terkuat dalam pengharaman sentuhan kulit antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram adalah menutup pintu fitnah . Dan alasan ini dapat diterima tanpa ragu-ragu lagi ketika sayahwt (**) tergerak, atau karena takut fitnah bila telah tampak tanda-tandanya.
Pengecualian
Namun bila ada hal-hal mendesak yang tidak mungkin dihindari serta tidak ditemukanya alternatif lain, untuk sementara hal-hal yang hukumnya haram bisa berubah sesaat. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqhiyah, Adh-Dharuratul
Tubihul Malhdzurat. Sesuatu yang darurat itu bisa membolehkan larangan.
Namun sifatnya lokal, sementara, parsial dan seperlunya saja. Begitu kadar kedaruratannya hilang, maka hukum keharamannya kembali lagi.
Sesuai dengan kaidah: Adh-dharuratu Tuqaddar bi Qadariiha, Sesuatu yang darurat itu harus diukur sesuai kadarnya. Sesuai dengan kaidah-kaidah ini, kita pun bisa menyaksikan prakitaekanya di masa lalu. Di masa Rasulullah SAW, para wanita diperlukan peran sertanya di dalam peperangan. Karena peperangan memang sesuatu yang masuk dalam kategori darurat. Para wanita ditempatkan di bagian logistik dan juga perawatan korban perang. Para wanita shahabiyah berjibaku dengan para laki-laki dalam perang, terutama untuk mengobati orang-orang yang luka. Mereka merawat, mengobati serta menyembuhkan korban perang. Dalam upaya mereka, pastilah terjadi sentuhan kulit, namun hal ini menjadi boleh untuk sementara waktu, karena sifatnya yang darurat. Bahkan diriwayatkan bahwa karena alasan darurat, Rasulullah SAW mengizinkan seorang laki-laki untuk melakukan hijamah atas seorang pasien wanita.
Di dalam kitab Fathul Qadir jilid 8 halaman 98 disebutkan seorang shahabat Nabi, Abdullah ibnu Az-Zubair telah menyewa seorang wanita tua
untuk merawat dirinya.
Ibnu Muflih dalam kitabnya Al-Adab Asy-Syar’iyah menyebutkan bahwa bila ada seorang wanita sakit, namun tidak ada yang bisa mengobatinya kecuali laki-laki, maka dibolehkan khusus buat laki-laki itu saja untuk melihat sebagian
auratnya. Yaitu yang terkait denan penyakitnya itu saja. Dan demikian pula berlaku sebalikanya.
Baik sentuhan itu diiringi dengan nafsu atau pun tidak dengan nafsu. Sebab yang menjadi ukuran bukan adanya nafsu atau tidak, melainkan sentuhannya itu sendiri. Ada banyak dalil didalam sabda Rasulullah SAW tentang haramnya
sentuhan ini, antara lain:
Dari Ma`qil bin Yasar dari Nabi saw., beliau bersabda, Sesungguhnya ditusukanya kepala salah seorang di antara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.
Hal ini dikuatkan lagi dari tindakan Rasulullah SAW yang tidak menjabat tangan perempuan ketika melakukan bai`at dengan para wanita. Padahal biasanya bai’at itu ditandai dengan jawab tangan.
Dari asaya-Sayaa`bi bahwa Nabi saw. Ketika membai`at kaum wanita beliau membawa kain selimut bergaris dari Qatar lalu beliau meletakkannya di atas tangan beliau, seraya berkata, Aku tidak berjabat dengan wanita. Aisyah berkata: Maka barangsiapa di antara wanita-wanita beriman itu yang menerima syarat tersebut, Rasulullah saw. berkata kepadanya, Aku telah membai`atmu - dengan perkataan saja -dan demi Allah tangan beliau sama sekali tidak menyentuh tangan wanita dalam bai`at itu; beliau tidak membai`at mereka melainkan dengan mengucapkan, Aku telah membai`atmu tentang
hal itu.
Sedangkan dalil yang terkuat dalam pengharaman sentuhan kulit antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram adalah menutup pintu fitnah . Dan alasan ini dapat diterima tanpa ragu-ragu lagi ketika sayahwt (**) tergerak, atau karena takut fitnah bila telah tampak tanda-tandanya.
Pengecualian
Namun bila ada hal-hal mendesak yang tidak mungkin dihindari serta tidak ditemukanya alternatif lain, untuk sementara hal-hal yang hukumnya haram bisa berubah sesaat. Hal ini sesuai dengan kaidah fiqhiyah, Adh-Dharuratul
Tubihul Malhdzurat. Sesuatu yang darurat itu bisa membolehkan larangan.
Namun sifatnya lokal, sementara, parsial dan seperlunya saja. Begitu kadar kedaruratannya hilang, maka hukum keharamannya kembali lagi.
Sesuai dengan kaidah: Adh-dharuratu Tuqaddar bi Qadariiha, Sesuatu yang darurat itu harus diukur sesuai kadarnya. Sesuai dengan kaidah-kaidah ini, kita pun bisa menyaksikan prakitaekanya di masa lalu. Di masa Rasulullah SAW, para wanita diperlukan peran sertanya di dalam peperangan. Karena peperangan memang sesuatu yang masuk dalam kategori darurat. Para wanita ditempatkan di bagian logistik dan juga perawatan korban perang. Para wanita shahabiyah berjibaku dengan para laki-laki dalam perang, terutama untuk mengobati orang-orang yang luka. Mereka merawat, mengobati serta menyembuhkan korban perang. Dalam upaya mereka, pastilah terjadi sentuhan kulit, namun hal ini menjadi boleh untuk sementara waktu, karena sifatnya yang darurat. Bahkan diriwayatkan bahwa karena alasan darurat, Rasulullah SAW mengizinkan seorang laki-laki untuk melakukan hijamah atas seorang pasien wanita.
Di dalam kitab Fathul Qadir jilid 8 halaman 98 disebutkan seorang shahabat Nabi, Abdullah ibnu Az-Zubair telah menyewa seorang wanita tua
untuk merawat dirinya.
Ibnu Muflih dalam kitabnya Al-Adab Asy-Syar’iyah menyebutkan bahwa bila ada seorang wanita sakit, namun tidak ada yang bisa mengobatinya kecuali laki-laki, maka dibolehkan khusus buat laki-laki itu saja untuk melihat sebagian
auratnya. Yaitu yang terkait denan penyakitnya itu saja. Dan demikian pula berlaku sebalikanya.
Q : Masalahnya bun di
hafidsayah...dia tahu ttg itu...ini yang membuat saya bingung...afwan bun...
A : Hafidsayah tidak
bisa jadi patokan. Malahan bila hafidsayah ia harus menjaga hafalannya, bila
tidak bisa menahan nafsunya malahan jagalah beliau bisa saja tidak aman. Setan
akan selalu mengganggu umat Allah.
Q
: Bunda ana mau nanya berhak tidak kita menasehati teman yang tidak berhijab
yang salah langkah yang tidak sesuai aturan agama? Kalau sudah dinasehti tetapi
masih saja tidak berubah bagaimana sikap kita bun apa kita boleh menjauhinya
karena sudah melenceng jauh dari agama?
A
: Dalam hal ini harus sebagai teladan yang baik buat teman nanda ya. Karena
jika kita berdakwah tentunya kita harus mencontohkan pribadi seseorang yang
berhiaskan. Dengan begitu pelan-pelan bisa teratasi. Untuk proses berhijab
membutuhkan waktu yang lama apa lagi seseorang tersebut Belum mendapat hidayah
dari NYA
Q
: Bunda mau tanya,,, bagaimana jika teman kita yang berjilbab tapi ketika mau
keluar rumah saja ataw ke mana dua tidak memakai jilbabnya ummi,,,?
kalaw diingetin slalu bilang cuma deket doank qo,,, Bagaimana kah sikap yang harus kita ambil ummi,,,? Syukron ummi,,,
kalaw diingetin slalu bilang cuma deket doank qo,,, Bagaimana kah sikap yang harus kita ambil ummi,,,? Syukron ummi,,,
A
: Deket atau tidak yang jelas sudah keluar rumah dan ada banyak pasang mata
yang melihat kita terutama yang bukan mahramnya. Ingat kan saja untuk memakai
hijab setiap ada laki-laki yang bukan mahram. Supaya kita dapat mempertanggung
jawabkan pada Allah nanti di akhirat kelak. Bila mengingatkan atau menegur
teman hendaknya tidak di depan orang banyak. Alias hanya berdua saja ya nanda
dan gunakan bahasa yang santun dan tidak menyinggung
Q
: Bunnn, gimana cara menghadapi orang ngeyelll???
A
: Rasulullah tidak menyukai sikap tersebut jadi sikap nanda kepada teman nanda
biarkan saja. Dan menjauh darinya agar kita tidak ikut masuk dalam lingkungan
tersebut. Harus sabar juga.
Q
: Ummi kita harus memilih teman tapi kita tetep bole berteman dengan yang agak
nakal ga umm ? Dengan tujuan mau mengajak yang baik dan tidak terkesan pilih*
teman .
A
: Boleh berteman dengan siapa saja. Asalkan iman kita kuat. Bila iman kita
tidak kuat maka.kita bisa saja.masuk kedalam kehidupan nya. Ingat, bila kita
berteman dengan teman shalih maka kita akan shalih. Dan bila kita berteman
dengan rem yang kurang shalih maka kita akan ikut juga. Afwan
Q
: Nanya lagi bunda.. Bagaimana ucapan yang baik untuk kedua orngtua untuk
membimbng kejalan yang benar karena kan biasanya kita yang dibimbing..
A
: Untuk membimbing orang tua butuh waktu sayang. Karena orang tua cenderung
egois jika diberikan informasi dari anandanya. Jadi tetaplah menjadi pribadi
yang shalihah dan buktikan bahwa kita bisa melaksanakan sesuai hadist dan
quran. Bisa ada sedikit perbedaan pendapat, jangan sekali2-seklai menolak
secara kasar ya. Atau lebih baik kita memilih diam dan bersabar.
Q
: Asslmkum Umi..mohon informasi..apakah salah kitaa jika memutuskan
silahturahmi dengan mantan-mantan pacar ? karena saya ingin bertaubat tidak
ingin pacaran lagi,n menjaga agar tidak menjadi prasangka atau melukai perasaan
pasangan sah masing-masing kelak..
A
: Tidak salah nanda. Namun caranya harus pelan-pelan ya. Informasikan bahkan
dalam.islam tidak ada kata pacaran. Malah dalam kamus bahasa indonesia tidak
ada juga
Q:
Ummi mau nanya bagaimana kita menghadapi teman yang keras kepala dan maunya
menang sendiri
A
: Mengalah untuk menang lebih tepatnya. Dan berikan bukti konkrit bahwa
pendapat nanda beralasan. Jika dia tidak terima biarkan saja. Yang penting
nanda sudah menjelaskan.
Q
: Lanjut ke pertanyaan tadi yaa umm, jadi kita ga usah berteman bahkan lebih
baik menghindari yaa umm ?
A : Jika berteman nantinya berujung tidak baik lebih baik biasa saja. Dan umat islam tidak diperbolehkan mempunyai sifat ragu-ragu.
A : Jika berteman nantinya berujung tidak baik lebih baik biasa saja. Dan umat islam tidak diperbolehkan mempunyai sifat ragu-ragu.
Q
: Afwan Umi,maksud saya..apakah salah memutuskan tali silahturahmi pertememan
kepada mantan-mantan pacar ? karena khawatir akan melukai pasangan sah kitaa
nantinya..jadi maksud Pipit,tidak mau berteman lagi dengan mantan-mantan
pacar,walaupun mereka adalah orang yang baik
A : Tidak boleh memutuskan
yakni silahturahmi ya. Nanda pasti
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan
kita tutup kajiannya ya..
kita tutup kajiannya ya..
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment