Kajian Online Hamba الله SWT
Selasa, 3 februari 2015
Narasumber: Ustadz Doli
Tema: Mengenal Al-Qur’an
Editor: Wanda Vexia
Nanda M112 (Wiwin & Indah)
Assalamu'alaikum
Waorhmatullahi Wabarakatuh... Alhamdulillah...
MENGENAL AL QURAN
Secara Etimologi
Ditinjau dari segi
kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang".
Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang
artinya membaca.
Konsep pemakaian kata ini
dapat juga di jumpai pada salah satu Surah Al-Qur'an sendiri yakni:
"Sesungguhnya mengumpulkan
Al-Qur'an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu
adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah
kamu ikuti (amalkan) bacaannya" (QS. Al-Qiyamah:18)
Secara Terminologis
Firman Allah yang
mengandung mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul terakhir, dengan perantara Malaikat Jibril, yang tertulis dalam
mushhaf, yang disampaikan kepada kita secara mutawatir, yang membacanya
dianggap sebagai ibadah, yang dimulai dari Surah Al-Fatihah dan ditutup dengan
Surah An-Naas.
NAMA-NAMA LAIN AL-QUR'AN
- Al-Kitab, QS (22:2) dan QS (44:2)
- Al Furwan (pembeda benar salah) QS (25:1)
- Adz-Dzikr (pemberi peringatan) QS (15:9)
- Al-Mau'idhah (pelajaran/nasehat) QS (10:57)
- Al-Hukm (peraturan/hukum) QS (13:37)
- Al-Hikmah (kebijaksanaan) QS (17:39)
- Asy-Syifa' (obat/penyembuh) QS (10:57) dan QS (17:28)
- Al-Huda (petunjuk) QS (72:13) dan QS (9:33)
- At-Tanzil (yang diturunkan) QS(26:192)
- Ar-Rahmat (karunia) QS (27:77)
- Ar-Ruh (ruh) QS (42:52)
- Al-Bayan (penerang) QS (3:138)
- Al-Kalam (ucapan/firman) QS (9:6)
- Al-Busyra (kabar gembira) QS (16:102)
- An-Nur (cahaya) QS (4:174)
- Al-Basha'ir (pedoman) QS (45:20)
- Al-Balagh (penyampaian/kabar) QS (14:52)
- Al-Qaul (perkataan/ucapan) QS (28:51)
FUNGSI AL QUR'AN
Kitab Berita dan Kabar
- Kitab
Hukum dan Perundang-undangan (QS. 5:49-50)
- Kitab
Jihad
- Kitab
Tarbiyah
-
Pedoman Hidup
- Kitab
Ilmu Pengetahuan (QS. 96:1-5)
ULUMUL QUR'AN
Seluruh pembahasan yang
berhubungan dengan al-Qur’an, baik dari segi penyusunannya, pengumpulannya, sistematikanya, perbedaan antara surat Makiyah dan
Madaniyah, pengetahuan tentang nasikh dan mansukh, pembahasan tentang ayat-ayat yang muhkamat dan
mutasyabihat, serta pembahasan-pembahasan lain yang berhubungan dan yang ada sangkut-pautnya dengan
al-Qur’an.
HUKUM MEMPELAJARI ILMU TAJWID
Hukum mempelajari Ilmu
Tajwid secara teori adalah fardhu kifayah, sedangkan hukum membaca
Alquran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardhu 'ain. Jadi, mungkin
saja terjadi seorang Qori' bacaannya bagus dan benar, namun sama sekali ia
tidak mengetahui istilah-istilah ilmu Tajwid semisal izh-har, mad dan lain
sebagainya.
Baginya hal itu sudah
cukup bila kaum muslimin yang lain telah banyak yang mempelajari teori ilmu
Tajwid, karena -sekali lagi- mempelajari teorinya hanya fardhu kifayah.
Akan lain halnya dengan orang yang tidak
mampu membaca Alquran sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu Tajwid. Menjadi wajib
baginya untuk berusaha membaguskan bacaannya sehingga mencapai standar yang
telah ditetapkan oleh Rasulullah Sholallohu'alaihi wasallam.
Dalil kewajiban membaca Al-Qur'an dengan
tajwid adalah sebagai berikut:
1. Dalil-dalil dari Al_Qur'an
Firman Allah 'azza wajalla
"Dan bacalah Alquran dengan tartil”
(QS. Al-Muzammil:4)
Ini adalah sifat Kalamullah, maka wajib
bagi kita untuk membacanya dengan apa yang diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla.
Firman Allah Azza wa Jalla:
“Orang-orang yang telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Baqarah: 121)
Dan mereka tidak akan membaca dengan
sebenarnya kecuali harus dengan tajwid, kalau meninggalkan tajwid tersebut maka
bacaan itu menjadi bacaan yang sangat jelek bahkan kadang-kadang bisa berubah
arti. Ayat ini menunjukkan sanjungan Allah Azza wa Jalla bagi siapa yang
membaca Al Qur’an dengan bacaan sebenarnya.
2. Dalil-dalil dari As Sunnah
a) Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam:
“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya bagaimana bacaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau menjawab bahwa bacaan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam itu dengan panjang-panjang kemudian dia membaca “Bismillahirrahman arrahiim” memanjangkan (bismillah) serta memanjangkan (ar rahmaan) dan memanjangkan ar rahiim.” (HR. Bukhari)
b) Perintah Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam kepada sahabat agar mengambil bacaan dari sahabat yang mampu dalam
bidang ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dari
Abdullah bin Amr bin Ash berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam:
“Mintalah kalian bacaan Al Qur’an dari Abdullah bin Mas’ud, Salim Maula Abi Hudzaifah, Ubay bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini adalah para sahabat yang mulia,
padahal mereka itu orang-orang yang paling fasih dalam pengucapan Al Qur’an
masih disuruh belajar, lalu bagaimana dengan kita orang asing yang lisan kita
jauh dari lisan Al Qur’an?
c) Dan dalil yang paling kuat sebagaimana
apa yang diriwayatkan oleh Sa’id bin Mansur ketika Ibnu Mas’ud menuntun
seseorang membaca Al Qur’an. Maka orang itu mengucapkan:
“Innamash shadaqatu lil fuqara-i wal masakin.”
Dengan meninggalkan bacaan panjangnya, maka Ibnu
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu katakan,
“Bukan begini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membacakan ayat ini kepadaku.” Maka orang itu jawab, “Lalu bagaimana Rasulullah membacakan ayat ini kepadamu wahai Abu Abdirrahman?” Maka beliau ucapkan:“Innamash shadaqaatu lil fuqaraa-i wal masaakiin.” Dengan memanjangkannya. (HR. Sa’id bin Mansur)
Ibnu Mas’ud langsung menegur orang ini
padahal ini tidak merubah arti, akan tetapi bacaan Al Qur’an itu adalah suatu
hal yang harus diambil sesuai dengan apa yang Rasulullah ucapkan. Wallahualam
bish showab
TANYA JAWAB
1. Ustadz, jadi hukum belajar ilmu tajwid
bagi yang bacaannya belum tartil jadi wajib ya? Berarti kita mempunyai
kewajiban mengingatkan teman-teman atau orang tua yang masih belum tartil
bacaannya agar sama-sama belajar?
Jawab: Ya, memang kemampuan membaca Al-Qur'an sesuai tajwid adalah fardhu ain, makanya saya harapkan kita semua mau ikut program tahsinul quran, ikutlah ke lembaga yang bagus, bersertifikat dan memiliki sanad sampai Nabi SAW. Jangan malu, lakukan saja, insya Allah dalam 3 bulan sudah akan nampak hasilnya.
2. Ustadz, bisakah membaca Al Qur'an
dengan menggunakan huruf latin? Karena dia belum bisa baca huruf arab, tapi
ingin sekali membaca Al Quran. Syukron ustadz
Jawab: Wajib baginya ikut program
belajar baca quran, setelah selesai, lanjut ke tahsinul quran. Sementara
belum bisa sama sekali ya boleh boleh saja, sambil baca artinya. Namun buat
saya sih bagusnya terbata bata, sehuruf sehuruf jauh lebih baik, pahalanya
jelas, dalam hadits dijelaskan bahwa yang bacaannya bagus bersama malaikat,
yang terbata bata mendapat dua pahala. Pahala baca Quran dan pahala karena
sulitnya
3. Assalamualaykum ustadz, kan dalam
shalat kita membaca ayat-ayat Al-Quran. Kebanyakan dari kita mungkin
masih banyak yang bacaannya tergesa-gesa. Apakah shalatnya sah?
Jawab: Walaikumsalam warohmatullahi
wabarakatuh, shalatnya sih sah, namun perintah membaca Quran itukan tartil,
jadi sebaiknya kita semua berusaha dulu menyempurnakan bacaan Quran, ikut program
tahsin, jangan ditunda.
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Amiin....
Baiklah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum...
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment