Kajian WA Hamba الله SWT
Senin, 9 Februari 2015
Ustadz A.J.Toha (Ulumul Qur'an)
Editor : Wanda Vexia
Grup Ummi M5 (Bd. Heni)
Mengapa dalam al-Qur'an ayat-ayat yang mengandung lafadz-lafadz
doa tidak diawali oleh huruf "ya" yang berfungsi untuk memanggil
dalam ilmu bahasa Arab ?
Cobalah kita renungkan ayat-ayat berikut ini :
(ربِ أرني أنظر إليك)
"Tuhanku... Perlihatkanlah (wujud-Mu) kepada ku agar dapat melihatMu" (Musa)
(ربنا أفرغ علينا صبرا)
"Tuhan kami... Limpahkanlah kepada kami kesabaran"
(ربِ لا تذرني فردا)
"Tuhanku... Janganlah Engkau tinggalkan aku seorang diri" (Zakaria)
(ربِ إن ابني من أهلي)
"Tuhanku... Sesungguhnya puteraku adalah termasuk keluargaku" (Nuh)
( رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين )
"Tuhanku... Ampuni dan sayangilah aku.. Engkaulah sebaik-baik (Dzat) yang menyayangi"
( رب ابن لي عندك بيتا في الجنة )
"Tuhanku... Bangunkanlah bagiku di sisi-Mu rumah di Surga" (Asiah)
( ربنا لاتزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا )
"Tuhan kami... Janganlah Engkau goyahkan hati kami setelah Engkau berikan kami petunjuk"
( رب إني مسني الضر وأنت أرحم الراحمين )
"Tuhanku... Sesungguhnya aku ditimpa penyakit. Sedangkan Engkau adalah yang paling penyayang di antara orang-orang yang menyayangi" (Ayub).
Jadi doa-doa
yang termuat dalam al-Qur'an tidak satupun yang dimulai dengan huruf
"ya", sebagaimana ayat-ayat di atas. Rahasianya adalah karena huruf
"ya" dalam bahasa Arab digunakan untuk memanggil jarak jauh.
Sedangkan Allah sangat dekat kepada hamba-Nya dari urat lehernya.
Maka berdasarkan ilmu sastra Arab huruf tersebut ditiadakan. Allah
SWT berfirman
وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِ
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (QS: Qaaf Ayat: 16)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS: Al-Baqarah Ayat: 186)
Sekarang kita sudah mengetahui betapa dekatnya Dzat tempat kita meminta dan
berdoa. Allah berfirman "Bersujudlah dan mendekatlah". Kita tidak memerlukan
kendaraan untuk mendekat pada-Nya, tidak pula suara lantang. Namun cukuplah dengan
bersujud. Kala itulah jarak kita yang terdekat dengan- Nya. Dan pada saat itu pula
adalah moment yang tepat meminta kepada- Nya.
Rasulullah SAW bersabda:
"Jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah dalam sujudnya. Maka perbanyaklah doa kala itu, karena itulah saat-saat mustajab" (HR. Shahih).
Wallahu 'alam bish showab
TANYA JAWAB
1. Terkait dengan doa dan
takdir, saya pernah mendengar manusia tidak bisa mengubah takdir, namun boleh
memilih takdirnya. Karena takdir turun dari langit, doa naik ke langit. Mana
yang lebih kuat maka itu yang akan terjadi. Jadi doa bisa merubah takdir. Benarkah pernyataan di atas? Lalu tentang semua kejadian telah ditulis di
lauful mahfudz bagaimana? Brarti apa pun yang kita lakukan sejati nya semua telah
ditentukan? Mohon penjelasannya ustadz.. Jazakallah
Jawab: Dalam
menyikapi masalah takdir seorang mukmin hendaknya beriman kepada Allah dengan keimanan yang tanpa dicampuri keraguan sedikitpun di dalamnya. Dengan landasan
ini dia memiliki aqidah yang kokoh. Jika dihinggapi keraguan maka bersegeralah
mohon ampun kepada Allah dan berlindung dari syaitan. Kedua hendaknya dia merujuk kepada pendapat para ulama salaf serta menjauhi para pengusung ahli kalam dan bid'ah
dari kalangan qodariyah, jabariyah, muktazilah dan sebagainya. Karena kelompok-kelompok inilah yang meracuni dan menggoyahkan aqidah ummat di masa lalu dan sekarang.
Sesungguhnya Rasulullah SAW telah menjelaskan dalam haditsnya bahwa Allah SWT telah
menetapkan taqdir segala sesuatu lima puluh ribu tahun sebelum langit dan bumi
diciptakan. Ketika janin berusia 120 hari Allah mengutus malaikat untuk menuliskan
empat perkara yang ditaqdirkan bagi manusi sejak lahir hingga hari mahsyar.
Yaitu
tentang rezekinya, ajalnya bahagia atau sengsara. Ada takdir yang tidak mengalami
perubahan dan ada yang dapat dirubah. Dan semua yang terjadi juga sudah berada dalam taqdir
Allah SWT. Intinya segala peristiwa, keputusan manusia, perubahan nasib tidak lepas
dri taqdirNya. Wallahu alam.
Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Amiin....
Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
"Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum...
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment